Anda di halaman 1dari 36

LAPORAN PENDAHULUAN DAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA

NY. R DENGAN POST PARTUM SC DENGAN MASALAH


KEPERAWATAN UTAMA NYERI AKUT DI RUANG
RAHMAH RS PKU MUHAMMADIYAH
GOMBONG

Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Ners

Disusun Oleh:
SITI NUR FAIKOH, S.Kep

A32020101

PROGRAM STUDI NERS KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
MUHAMMADIYAHGOMBONG
2020/2021
HALAMAN PENGESAHAN

LAPORAN PENDAHULUAN DAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA


NY. R DENGAN POST PARTUM SC DENGAN MASALAH
KEPERAWATAN UTAMA NYERI AKUT DI RUANG
RAHMAH RS PKU MUHAMMADIYAH
GOMBONG

Yang dipersiapkan dan disusun oleh :


Siti Nur Faikoh, S. Kep
A32020101

Mengetahui,
Fasilitator

(Eka Riyanti, S.Kep,Ns. M.Kep)


DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL.................................................................................... i
HALAMAN PENGESAHAN..................................................................... ii
DAFTAR ISI................................................................................................ iii
BAB I PENDAHULUAN............................................................................ 1
A. Definisi.............................................................................................. 1
B. Etiologi.............................................................................................. 2
C. Batasan karakteristik......................................................................... 2
D. Fokus pengkajian.............................................................................. 3
E. Patofisiologi dan pathway keperawatan............................................ 8
F. Masalah keperawatan yang muncul................................................... 10
G. Intervensi keperawatan...................................................................... 10
BAB II TINJAUAN KASUS....................................................................... 12
BAB III PEMBAHASAN............................................................................ 29
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................32
BAB I
PENDAHULUAN
LAPORAN PENDAHULUAN
A. DEFINISI
Nyeri akut yaitu nyeri yang diakibatkan oleh suatu penyakit, radang atau
injuri. Nyeri jenis ini biasanya bersifat tiba-tiba. Nyeri akut mengidentifikasi
bahwa kerusakan atau cedera sudah terjadi, sehingga nyeri akut berkurang
sejalan dengan terjadinya penyembuhan (Lyndha Juall, 2012).
Nyeri akut merupakan pengalaman sensorik atau emosional yang berkaitan
dengan kerusakan jaringan aktual atau fungsional , dengan onset mendadak
atau lambat dan berintensitas ringan hingga berat yang berlangsung kurang
dari 3 bulan (SDKI, 2016).
Nyeri Akut merupakan nyeri yang terjadi dalam waktu atau durasi 1 detik
sampai dengan kurang dari 6 bulan. Nyeri akut dapat menghilang dengan
sendirinya dengan atau tanpa tindakan setelah kerusakan jaringan
menyembuh (Tamsuri, 2012).
Berdasarkan uraian diatas bahwa Nyeri akut merupakan sensasi yang
rumit, unik, universal, dan bersifat individual dengan serangan tiba-tiba atau
lambat dari intensitas ringan sampai berat karena respon individu terhadap
sensasi nyeri beragam dan tidak bisa disamakan satu sama lain
B. ETIOLOGI
Menurut Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia, 2017, etiologi atau
penyebab dari ansietas, yaitu :
a. Agen pencedera fisiologis (mis, inflamasi, iskemia, neoplasma)
b. Agen pencedera kimiawi (mis, terbakar, bahan kimia iritan)
c. Agen pencedera fisik (mis, abses, amputasi, terbakar, terpotong,
mengangkat berat, prosedur operasi, trauma, latihan fisik berlebihan)
C. BATASAN KARAKTERISTIK
Menurut Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia, 2017, batasan
karakteristik atau tanda gejala dari ansietas dibagi menjadi 2, yaitu :
a. Gejala dan Tanda Mayor :
a) Subjektif :
1. Mengeluh nyeri
b) Objektif :
1. Tampak meringis
2. Bersikap protektif (mis, waspada, posisi menghindari nyeri)
3. Frekuensi nadi meningkat
4. Sulit tidur
b. Gejala dan Tanda Minor :
a) Subjektif :
(tidak tersedia)
b) Objektif :
1. Tekanan darah meningkat
2. Pola nafas berubah
3. Nafsu makan berubah
4. Proses berpikir terganggu
5. Menarik diri
6. Berfokus pada diri sendiri
7. Diaforesis
D. FOKUS PENGKAJIAN
a. Pengkajian
Pengkajian adalah tahap awal dari proses keperawatan dan merupakan
suatu proses pengumpulan data yang sistematis dari berbagai sumber
untuk mengevaluasi dan mengidentifikasi status kesehatan pasien
(Nursalam, 2011), Pengkajian merupakan tahap paling menentukan bagi
tahap berikutnya.
a) Identitas pasien dan identitas penanggung jawab
Identitas pasien dan identitas penanggungjawab meliputi:
1. Nama Pasien atau Suami
Mengetahui nama klien dan suami berguna untuk memperlancar
komunikasi dalam asuhan sehingga tidak terlihat kaku dan akrab.
2. Umur
Umur perlu diketahui guna mengetahui apakah klien dalam
kehamilan yang beresiko atau tidak.
b. Keluhan Utama
Keluhan utama ditanyakan untuk mengetahui pada ibu dengan
kasus post SC keluhan utama yang timbul yaitu nyeri pada luka operasi.
c. Riwayat persalinan sekarang
Pada pasien post SC kaji riwayat persalinan yang dialami sekarang
d. Riwayat Menstruasi
a) Menarche
Menarche adalah usia pertama kali mengalami menstruasi. Wanita
Indonesia umumnya mengalami menarche sekitar umur 12 sampai 16
tahun (Sulistyawati, 2012).

b) Siklus
Siklus menstruasi adalah jarak antara menstruasi yang di alami
dengan menstruasi berikutnya, dalam hitungan hari.Biasanya 23 - 32
hari (Sulistyawati, 2012).
c) Lamanya
Lamanya haid yang normal adalah kurang lebih 7 hari.
Apabila sudah mencapai 15 hari berarti sudah abnormal dan
kemungkinan adanya gangguan ataupun penyakit yang
mempengaruhinya (Astuti, 2015).
e. Riwayat Kehamilan, Persalinan dan Nifas yang Lalu
Untuk mendapatkan data kehamilan, persalinan dan nifas perlu
diketahui HPHT untuk menentukan tafsiran partus (TP), berapa kali
periksaan saat hamil, apakah sudah imunisasi TT, umur kehamilan saat
persalinan, berat badan anak saat lahir, jenis kelamin anak, keadaan anak
saat lahir.
f. Riwayat penggunaan alat kontrasepsi
Tanyakan apakah ibu pernah menggunakan alat kontrasepsi, alat
kontrasepsi yang pernah digunakan, adakah keluhan saat menggunakan
alat kontrasepsi, pengetahuan tentang alat kontrasepsi
g. Pola kebutuhan sehari-hari
1) Bernafas, pada pasien dengan post SC tidak terjadi kesulitan dalam
menarik nafas maupun saat menghembuskan nafas.
2) Makan dan minum, pada pasien post SC tanyakan berapa kali makan
sehari dan berapa banyak minum dalam satu hari.
3) Eliminasi, pada psien post SC pasien belum melakukan BAB,
sedangkan BAK menggunakan dower kateter yang tertampung di
urine bag.
4) Istirahat dan tidur, pada pasien post SC terjadi gangguan pada pola
istirahat tidur dikarenakan adanya nyeri pasca pembedahan.
5) Gerak dan aktifitas, pada pasien post SC terjadi gangguan gerak dan
aktifitas oleh karena pengaruh anastesi pasca pembedahan.
6) Kebersihan diri, pada pasien post SC kebersihan diri dibantu oleh
perawat dikarenakan pasien belum bisa melakukannya secara mandiri.
7) Berpakaian, pada pasien post SC biasanya mengganti pakaian dibantu
oleh perawat.
8) Rasa nyaman, pada pasien post SC akan mengalami ketidaknyamanan
yang dirasakan pasca melahirkan.
9) Konsep diri, pada pasien post SC seorang ibu, merasa senang atau
minder dengan kehadiran anaknya, ibu akan berusaha untuk merawat
anaknya.
10) Sosial, pada SC lebih banyak berinteraksi dengan perawat dan tingkat
ketergantungan ibu terhadap orang lain akan meningkat. Belajar, kaji
tingkat pengetahuan ibu tentang perawatan post partum terutama
untuk ibu dengan SC meliputi perawatan luka, perawatan payudara,
kebersihan vulva atau cara cebok yang benar, nutrisi, KB, seksual
serta hal-hal yang perlu diperhatikan pasca pembedahan. Disamping
itu perlu ditanyakan tentang perawatan bayi diantaranya,
memandikan bayi, merawat tali pusat dan cara meneteki yang benar
E. PATOFISIOLOGI DAN PATHWAY
F. MASALAH KEPERAWATAN LAIN YANG MUNCUL
a. Nyeri akut
b. Risiko infeksi
c. Hambatan mobilitas fisik
G. INTERVENSI KEPERAWATAN
Berikut ini adalah intervensi yang dirumuskan untuk mengatasi masalah
keperawatan pada klien dengan asma bronkial dengan masalah keperawatan
utama ansietas menurut (PPNI, 2017), sebagai berikut :
a. Intervensi Keperawatan Pada Masalah Keperawatan Ansietas
Diagnosa Keperawatan : Ansietas
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama x 24 jam, diharapkan
masalah ansietas pada pasien menurun sesuai dengan kriteria hasil sebagai
berikut :
Tingkat Ansietas (L. 09093) :
a) Verbalisasi khawatir akibat kondisi yang dihadapi menurun
b) Perilaku gelisah menurun
c) Perilaku tegang menurun
d) Pola tidur membaik
Intervensi Keperawatan :

a) Reduksi Ansietas (I. 09314) :


1. Identifikasi saat tingkat ansietas berubah (mis. kondisi, waktu,
stressor)
2. Identifikasi kemampuan mengambil keputusan
3. Monitor tanda – tanda ansietas
4. Ciptakan suasana terapeutik untuk menumbuhkan kepercayaan
5. Temani pasien untuk mengurangi kecemasan
6. Motivasi mengidentifikasi situasi yang memicu kecemasan
7. Informasikan secara faktual mengenai diagnosis, pengobatan, dan
prognosis
8. Anjurkan keluarga untuk tetap bersama pasien
9. Latih teknik relaksasi (nafas dalam)
b) Dukungan Keyakinan (I. 09259) :
1. Identifikasi keyakinan, masalah, dan tujuan perawatan
2. Identifikasi kesembuhan jangka panjang sesuai dengan kondisi
pasien
3. Monitor kesehatan fisik dan mental pasien
4. Berikan harapan yang realistis sesuai prognosis
5. Jelaskan bahaya atau rsiko yang terjadi akibat keyakinan negatif
6. Berikan penjelasan yang relevan dan mudah dipahami
BAB II
TINJAUAN KASUS
ASUHAN KEPERAWATAN PADA NY. R DENGAN POST PARTUM
SC DENGAN MASALAH KEPERAWATAN UTAMA
NYERI AKUT DI RUANGRAHMAH
RS PKU MUHAMMADIYAH
GOMBONG

Tanggal Pengkajian : Kamis, 22 Oktober 2020


Nama Pengkaji : Siti Nur Faikoh, S. Kep
Ruang : Ruang Rahma
Waktu Pengkajian : 13.00 WIB

A. IDENTITAS KLIEN
Nama : Ny. R
Umur : 28 tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Alamat : Karanganyar
Status : Menikah
Agama : Islam
Suku : Jawa
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : IRT
Tanggal MRS : 22 Oktober 2020 jam 09.15 WIB
No. RM : 312xxx
Diagnosa Medik : Post Partum SC
B. IDENTITAS PENANGGUNG JAWAB
Nama : Tn. B
Umur : 34 tahun
Jenis Kelamin : Laki - Laki
Alamat : Karanganyar
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Buruh
Hubungan dengan pasien : Suami
C. KELUHAN UTAMA
Klien mengatakan nyeri pada bagian abdomen
D. RIWAYAT KESEHATAN SEKARANG
Klien mengatakan nyeri bekas operasi dibagian abdomen
E. RIWAYAT KESEHATAN DAHULU
Pasien mengatakan sebelumnya Klien mengatakan sudah pernah di rawat di
RS sebelumya
F. RIWAYAT KESEHATAN KELUARGA
Pasien mengatakan dalam keluarga tidak ada yang mengalami kondisi atau
penyakit seperti penyakit jantung, hipertensi, asma, TBC, DM, hepatisis dan
masalah lainnya.
G. GENOGRAM

Keterangan :

: Laki-laki

: Perempuan

: pasien

H. RIWAYAT GINEKOLOGI
Pasien mengatakan mengalami menarche ketika umur 12 tahun dengan lama
menstruasi kurang lebih 7 hari dan teratur dengan siklus 28 hari. Darah yang
keluar biasanya banyak dari hari pertama sampai hari keempat, berwarna
merah dan encer dan berbau amis. Pasien juga mengatakan mengalami
keputihan pada saat menjelang menstruasi dan mengalami dismenore setiap
hari pertama menstruasi.
I. RIWAYAT KEHAMILAN DAN PERSALINAN YANG LALU
Keadaan
Tahu Jenis Bayi Masalah
No Penolong JK
n Persalinan Waktu Kehamilan
Lahir
1 2017 Spontan Bidan Laki - Laki Sehat Tidak ada

Pengalaman Menyusui : YA Berapa Lama : ± 1 tahun

J. RIWAYAT KB
Pasien mengatakan menggunakan KB suntik 3 bulan
K. RIWAYAT KEHAMILAN SAAT INI
HPHT : 15 Januari 2020
Taksiran Partus : 22 Oktober 2020
1. Berapa kali periksa saat hamil : Saat trimester 1 setiap bulan
Saat trimester 2 setiap bulan
Saat trimester 3 setiap bulan
2. Masalah kehamilan : Tidak ada
L. RIWAYAT PERSALINAN
1. Jenis persalinan : SC
2. Jenis kelamin bayi : Laki Laki , BB/PB : 3100 gram/ 48 cm,
3. Perdarahan : 400 cc
4. Masalah dalam persalinan :-
M. POLA FUNGSIONAL MENURUT GORDON
a. Pola Persepsi-Managemen Kesehatan
Sebelum di RS : Ny. R mengatakan bahwa kesehatan itu penting,
dan apabila ada keluarganya yang sakit selalu memeriksakan diri ke
layanan kesehatan terdekat
Saat dikaji : Ny. R mengatakan selalu berusaha menjaga
kesehatan dirinya serta bayinya.
b. Pola Nutrisi-Metabolik
Sebelum di RS : Ny.R mengatakan makan sehari 3x tidak
mengalami penurunan nafsu makan. Klien mengatakan minum susu
waktu hamil. Dan saat kehamilan trimester 1 mengalami mual dipagi hari
Saat dikaji : Ny.R mengatakan makan 3x sehari dengan nasi
lauk sayur.
c. Pola Eliminasi
Sebelum di RS : Ny.R mengatakan BAK 5-6 x sehari dengan
konsistensi warna kuning jernih dan Kebiasaan BAB 1x sehari,konsistensi
semi lembek
Saat Dikaji : Ny.R mengatakan sering BAK 5-6 x sehari dengan
konsistensi warna kuning jernih dan belum BAB. Klien mengatakan takut
untuk BAB karena ada luka episiotomi
d. Pola Latihan-Aktivitas
Sebelum di RS : Ny.R mengatakan dapat menjalankan aktivitasnya
tanpa ada hambatan
Saat dikaji : Ny.R mengatakan aktivitas terbatas karena terasa
nyeri pada jahitan abdomen.
Pengkajian Nyeri
P : Nyeri bertambah saat aktivitas.
Q : Seperti ditusuk-tusuk.
R : Perineum
S:6
T : Hilang timbul
e. Pola Kognitif Perseptual
Sebelum di RS : Ny.R mengatakan sudah mengerti bagaimana yang
seharusnya ibu lakukan baik dari makanan yang dianjurkan/yang tidak
dianjurkan
Saat dikaji : Ny.R mengatakan sudah mengetahui tentang
bagaiman menjaga kesehatan dirinya dan bayinya
f. Pola Istirahat-Tidur
Sebelum di RS : Ny. R mengatakan biasa tidur malam pada pukul
09.00 WIB dan bangun pada pukul 05.00 WIB
Saat dikaji : Ny. R mengatakan semalam tidak dapat tidur
karena proses persalinan SC, baru setelah bayi lahir dan ibu dimandikan
dapat tidur sebentar
g. Pola Konsep Diri-Persepsi Diri
Sebelum di RS : Ny. R mengatakan sangat menghargai akan
kehamilan anak keduanya.
Saat dikaji : Ny. R mengatakan senang atas kelahiran anak
keduanya
h. Pola Peran dan Hubungan
Sebelum di RS : Ny. R mengatakan mempunyai hubungan baik
dengan keluarganya maupun tetangganya.
Saat dikaji : Ny. R mengatakan mempunyai hubungan baik
dengan keluarganya.
i. Pola Reprduksi/Seksual
Sebelum di RS : Ny. R mengatakan melakukan hubungan intim
dengan suaminya.
Saat di kaji : Ny. R mengatakan setelah kelahiran bayinya tidak
melakukan hubungan intim dengan suaminya.
j. Pola Pertahanan Diri (Coping-Toleransi Stres)
Sebelum di RS : Ny. R mengatakan selalu ditemani suaminya dan
keluarga ketika berpergian
Saat di kaji : Ny. R mengatakan selalu meminta bantuan kepada
suami dan keluarganya.
k. Pola Keyakinan Dan Nilai
Sebelum di RS : Ny. R mengatakan selalu solat berjamaah dengan
suami dan keluarganya.
Saat di kaji : Ny. R mengatakan sedang dalam masa nifas
sehingga tidak melaksanakan solat berjamaah.
l. PEMERIKSAAN FISIK
Status obstetrik : G2 P2 A0, usia kehamilan : 38 minggu
Keadaan umum : baik
Kesadaran : composmetis
BB / TB : 75 kg /155 cm
Tanda vital :
TD : 115/70 mmHg Suhu : 36ºC
Nadi : 88 x/menit RR : 22 x/menit
a. Kepala leher
a) Kepala : rambut bersih dan lebat, tidak ada benjolan, tidak nyeri
tekan, kulit kepala bersih
b) Mata : kedua mata simetris, konjungtiva anemis (-), sclera ikterik
(-), kedua pupil isokor
c) Hidung : hidung bersih dan tidak ada sekret
d) Mulut : bibir kering (-), pucat (+), stomatitis (-) , gigi kekuningan,
karies gigi (-)
e) Telinga : simetris,tidak terdapat serumen
f) Leher : pembesaran kelenjar tiroid (-), nyeri tekan (-),
pembengkakan parotis (-)
g) Masalah khusus : tidak ada
b. Dada :
a) Jantung :
I : ictus cordis (-)
Pa : ictus cordis tidak teraba
Pe : cardiomegali (-)
A : SI/SII reguler
b) Paru :
I : bentuk dada simetris kanan kiri
Pa : pergerakan dada simetris, focal femius normal
Pe : sonor dikedua lapang paru
A : tidak ada bunyi nafas tambahan
c) Payudara : tidak ada benjolan
d) Puting susu : aerola berwarna coklat tua, menonjol
e) Pengeluaran ASI : ASI Lancar
f) Masalah khusus : -
c. Abdomen
Terdapat luka operasi di perut pasien
Involusi uterus : Membesar
Fundus uterus: kontraksi, posisi 2 jari dibawah pusat.
Kandung kemih : Keras
Diastatis rektus abdominus 3cm
Fungsi pencernaan : Normal
Masalah Khusus : Tidak ada masalah
d. Perineum dan Genital
Vagina : Terpasang DC
Perineum : Utuh
Tanda REEDA
a. R : Kemerahan ya/tidak
b. E : Bengkak ya/tidak
c. E : echimosis ya/tidak
d. D : discharge ya/tidak
e. A : aproximate baik/tidak
Kebersihan : Bersih
9Lokhea : Rubra
a. Jenis / warna : merah segar
b. Konsistensi : Cair
c. Bau : Khas
Hemoroid :-
MasalahKhusus :-
e. Ekstremitas
a) Ekstremitas atas : Edema : tidak
b) Ekstremias bawah :
Edema : tidak, lokasi –
Varises : tidak, lokasi –
Reflek patela : +/ -
Masalah khusus : tidak ada
m. PEMERIKSAAN PENUNJANG
a. Hematologi (darah rutin) :
b. HbsAg : negatif
c. Rapid Test : non reaktif
d. HIV : negatif
e. Golongan darah :O
n. PROGRAM TERAPI
Pemberian infus RL 500 cc 20 tpm
Cefadroxil 2x1
Asam mefenamat 3x1
Sucralat 2x1
Methyilergometrin 3x1
Tramadol
o. HASIL PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pemeriksaan laboratorium
Pemeriksaan Hasil Satu9an Nilai Normal
Darah lengkap otomatis
Hemoglobin 10.0 /dl 11.7-15.5
Hemotakrit 32.8 % 35-47
Eritrosit 39.0 10^6/uL 3.8-5.2
Leukosit 12.38 10^3/uL 3.6-11
Trombosit 3.25 10^3/uL 150-440
MCV 84.1 fL 80-100
MCH 25.5 Pg 26-34
HITUNG JENIS
Neutrofil 82.6 % 50.00-70.0
Limfosit 12.1 % 25.0-40.0
Monosit 3.0 % 2.0-8.0
Eosinofil 2.0 % 2.0-4.0
Basofil 0.3 % 0.0-1.0
Golongan Darah ABO O
ANALISA DATA
Tanggal / jam : Kamis, 22 Oktober 2020 Jam : 14.00 WIB
NO DATA FOKUS PROBLEM ETIOLOGI
1 DS :Klien mengatakan masih Nyeri Akut Agen cidera fisik
mengeluh nyeri pada daerah (Prosedur operasi)
abdomen terutama saat melakukan
aktivitas.
Pengkajian Nyeri
P : Nyeri bertambah saat
aktivitas.dan berkurang jika di
istirahatkan
Q : Seperti ditusuk-tusuk.
R : Abdomen
S:6
T : Hilang timbul
DO:
- Klien tampak menahan
sakit
- Klien tampak berhati hati
saat akan menggerakan
anggota tubuhnya
- TD : 115/70 mmHg, S : 36,
C, Nadi 88 x/menit, RR :
22x/menit

2 DS : Gangguan mobilitas Nyeri


Klien mengatakan jika beraktivitas fisik
perutnya akan terasa sakit.
DO :
- Klien tampak menahan
sakit saat bergerak
- Klien tampak cemas
3 DS : Risiko Infeksi Efek prosedur
- Klien mengatakan masih invasif
merasa nyeri pada luka
bekas jahitan.
- P : Nyeri bertambah saat
aktivitas.
- Q : Seperti ditusuk-tusuk.
- R : Abdomen
- S:6
- T : Hilang timbul
DO :
- Terdapat luka jahitan.
- Luka tampak sedikit basah
PRIORITAS DIAGNOSA KEPERAWATAN :
1. Nyeri Akut b.d Agen cidera fisik d.d Kondisi Pembedahan
2. Ganggu9an mobilitas fisik b.d Nyeri d.d merasa cemas saat bergerak
3. Risiko Infeksi b.d Efek prosedur invasif d.d tindakan invasif
INTERVENSI KEPERAWATAN
Nama Pasien : Ny. R
Ruang : Ruang Rahmah
Tanggal / jam : Kamis, 22 Oktober 2020 Jam : 14.00 WIB
NO
KRITERIA HASIL INTERVENSI TTD & NAMA
DX
1 Setelah dilakukan tindakan 2x24 jam diharapkan masalah Manajemen nyeri (08238)
nyeri akut dapat teratasi dengan indikator Observasi
Kriteria hasil: kontrol nyeri (L08063) - Identifikasi lokasi, karakteristik, durasi,
- Kemampuan mengenali penyebab nyeri frekuensi, kualitas, intensitas nyeri.
- Kemampuan menggunakan teknik non farmakologis - Identifikasi skala nyeri
- Penggunaan analgesik - Identifikasi respon nyeri non forbal
- Identifikasi faktor yang memperberat dan
memperingan nyeri
- Monitor efek samping penggunaan analgesic
- Monitor ttv
Terapeutik
- Berikan teknik non farmakologis untuk
mengurangi rasa nyeri, misal hinosis, terapi
musik, dan aroma terapi
- Fasilitasi istirahat dan tidur
- Kontrol lingkungan yang memperberat rasa
nyeri
Edukasi
- Jelaskan strategi meredakan nyeri
- Anjurkan memonitor nyeri secara mandiri
- Anjurkan teknik non farmakologisuntuk
mengurangi rasa nyeri
Kolaborasi
- Kolaborasi pemberian analgetik, jika perlu
2 Setelah dilakukan tindakan 2x24 jam diharapkan masalah Dukungan mobilisasi (I.05137)
nyeri akut dapat teratasi dengan indikator Observasi
Kriteria hasil: Mobilitas Fisik (L.05042) - Identifikasi adanya nyeri atau keluhan fisik
- Nyeri lainnya
- Kecemasan - Identifikasi toleransi fisik melakukan
- Gerakan terbatas pergerakan
- Monitor tekanan darah sebelum memulai
mobilisasi
- Monitor kondisi umum selama melakukan
mobilisasi
Terapeutik
- Fasilitasi aktivitas mobilisasi dengan alat bantu
(mis. Pager tempat tidur)
- Fasilitasi melakukan pergerakan jika
diperlukan
- Libatkan keluarga untuk membantu pasien
dalam meningkatkan pergerakan
Edukasi
- Jelaskan tujuan dan prosedur mobilisasi
- Anjurkan mobilisasi dini
- Ajarkan mobilisasi sederhana yang harus
dilakukan (mis. Duduk di tempat tidur, duduk
disisi tempat tidur, pindah dari tempat tidur ke
kursi
3 Setelah dilakukan tindakan 2x24 jam diharapkan masalah - Monitor tanda dan gejala infeksi lokal dan
Resiko infeksi dapat tertasi dengan indikator sistemik
Kriteria Hasil : kontrol resiko (L14128) - Monitor ttv
- Kemampuan menghindari resiko infeksi - Cuci tangan sebelum dan sesudah kontak
- Kemampuan mengenali perubahan status kesehatan dengan pasien dan lingkungan pasien
- Perhatikan teknik aseptik pada pasien beresiko
- Pemantauan perubahan status kesehatan
tinggi
- Jelaskan tanda dan gejala infeksi
- Ajarkan cara mencuci tangan dengan benar
- Ajarkan cara memeriksa kondisi luka atau luka
oprasi
- Ajurkan meningkatkan asupan nutrisi
- Kolaborasi pemberian imunisasi jika perlu

IMPLEMENTASI KEPERAWATAN
Nama Pasien : Ny. R
Ruang : Ruang Rahmah
TGL / JAM NO DX IMPLEMENTASI RESPON TTD & NAMA
22 Oktober 2020 1,2,3 - Melakukan tindakan ttv - RS : pasien mengatakan bersedia
15.00 WIB RO : Td = 115/70 mmHg
S = 36,C
N = 88 x/mnt
9RR = 22 x/mnt
15.40 WIB 1 - Melakukan distraksi relaksasi - RS : pasien mengatakan nyeri pada
kolaborasi farmakologi pemberian bagian abdomen
Obat P= Nyeri bertambah saat aktivitas.dan
berkurang jika di istirahatkan
Q= pasien mengatakan nyeri seperti di
tusuk-tusuk
R= bagian abdomen
S= 6
T= hilang timbul
- RO : pasien tampak kooperatif
- Tramadol 100mg
2 - RS : pasien mengatakan tidak ada
- Mengidentifikasi adanya nyeri atau keluhan lainnya
keluhan fisik lainny RO : -
15.48 WIB 2 - RS : pasien mengatakan sudah
- Menganjurkan mobilisasi dini (mis. meklakukannya sejak awal setelah
Miring kanan dan miring kiri) operasi
RO : tampak menahan nyeri

15.54 WIB 3 - RS : pasien belum memahami


- Mengajarkan cuci tangan dengan benar
RO : pasien terlihat memahami mencuci
tangan dengan benar

- RS : pasien mengatakan sudah


- Menjelaskan tanda dan gejala infeksi
mengetahui tanda dan gejala infeksi.
RO = terlihat sudah memahami teori
yang sudah diberikan.

23 Oktober 2020 1.3 - RS : pasien bersedia


- Melakukan medikasi
15.00 WIB RO : Luka bekas operasi tampak sedikit
basah

15.30WIB 1.23 - RS : pasien bersedia


- Melakukan TTV
RO : Td = 120/70 mmHg
S = 36,5 0C
N = 82 x/mnt
RR = 22 x/mnt
- RS : -
- Memberian terapi Obat RO : Tramadol 100mg
16.30WIB 2 - RS : pasien mengatakan keluarganya
- Libatkan keluarga untuk membantu selalu membantu ketika beraktivitas
pasien dalam meningkatkan - RO –
pergerakan
16.37WIB 3 - RS : -
- Mengingatkan untuk cuci tangan
- RO –
sebelum dan sesudah
EVALUASI KEPER9AWATAN
Nama Pasien : Ny. R
Ruang : Ruang Rahmah
NO TTD &
TGL/JAM EVALUASI
DX NAMA
22 Oktober 1 S: klien mengatakan kadang terasa nyeri
2020 pada abdomen. Klien mengatakan jika nyeri
16.00 WIB datang klien Tarik nafas dalam
- P :Nyeri bertambah saat aktivitas
dan berkurang jika di istirahatkan
- Q :Seperti ditusuk-tusuk.
- 9R :Abdomen
- S:4
- T :Hilang timbul
O: Klien tampak menahan nyeri ,
- TTV TD : 115/70 mmHg, Nadi :
85x/menit, RR :20x/menit, Suhu :36,0C
A: Masalah Nyeri akut belum teratasi
P: Lanjutkan intervensi
1. Lakukan monitoring TTV
2. Identifikasi lokasi, karakteristik,
durasi, frekuensi, kualitas,
intensitas nyeri.
3. Identifikasi skala nyeri
4. Identifikasi respon nyeri non ferbal
22 Oktober 2 S : Klien mengatakan masih terasa sakit
2020 perutnya saat beraktivitas dan masih
16.00 WIB terbatas
O : Klien tampak menahan sakit saat
aktivitas
A : Masalah gangguan mobilitas fisik
belum teratasi
P : Lanjutkan Intervensi
1. Memonitor tekanan darah sebelum
memulai mobilisasi
2. Memonitor kondisi umum selama
melakukan mobilisasi
3. Libatkan keluarga untuk membantu
pasien dalam meningkatkan
pergerakan
22 Oktober 3 S: Klien mengatakan masih merasa nyeri
2020 pada luka bekas jahitan.
16.00 WIB P : Nyeri b9ertambah saat aktivitas.
Q : Seperti ditusuk-tusuk.
R : Abdomen
S:4
T : Hilang timbul
O: Luka jaitan masih sedikit basah
A: Masalah resiko infeksi belum teratasi
P: Lanjutkan in9tervensi
1. Jelask9an tanda dan gejala infeksi
2. Ajarkan cara mencuci tangan
dengan benar
3. Ajarkan cara memeriksa kondisi
luka atau luka oprasi
4. Ajurkan meningkatkan asupan
nutrisi
23 Oktober 1 S: klien mengatakan kadang terasa nyeri
2020 pada abdomen. Klien mengatakan jika
16.00 WIB nyeri datang klien Tarik nafas dalam
dan nyeri sudah berkurang
P :Nyeri bertambah saat aktivitas dan
berkurang jika di istirahatkan
Q :Seperti ditusuk-tusuk.
R :Abdomen
S:2
T :Hilang timbul
O: Klien tampak menahan nyeri , TTV
TD : 120/80 mmHg, Nadi : 83/menit,
RR :22x/m9enit, Suhu :36,50C
A: Masalah Nyeri akut belum teratasi
P: Lanjutkan intervensi
1. Lakukan monitoring TTV
2. Identifikasi lokasi, karakteristik,
durasi, frekuensi, kualitas,
intensitas nyeri.
3. Identifikasi respon nyeri non ferbal
4. 9Ajarkan teknik non farmakologis
(distraksi relaksasi)

2 S : Klien mengatakan masih terasa sakit


perutnya saat beraktivitas dan masih
terbatas
O : Klien tampak menahan sakit saat
aktivitas
A : Masalah gangguan mobilitas fisik
belum teratasi
P : Lanjutkan Intervensi
- Memonitor tekanan darah
sebelum memulai mobilisasi
- Memonitor kondisi umum selama
melakukan mobilisasi
- Libatkan keluarga untuk
membantu pasien dalam
meningkatkan pergerakan
3 S: Klien mengatakan masih merasa nyeri
pada luka bekas jahitan.
P : Nyeri bertambah saat aktivitas.
Q : Seperti ditusuk-tusuk.
R : Abdomen
S:2
T : Hilang timbul
O: Luka jaitan sudah membaik
A: Masalah resiko infeksi belum teratasi
P: Lanjutka9n intervensi
- Ajarkan car9a mencuci tangan
dengan benar
- Ajarkan cara memeriksa kondisi
luka atau luka oprasi
- Ajurkan meningkatkan asupan
nutrisi
BAB III
PEMBAHASAN

Pada bab ini penulis akan menjelaskan terkait asuhan keperawatan yang
telah dilakukan pada pasien Ny. R dengan masalah keperawatan utama Nyeri
akut di ruang Rahma RS PKU Muhammadiyah Gombong

1. Pengkajian
Metode pengkajian yang dilakukan pada pasien untuk
mendapatkan informasi kesehatan pasien saat ini, yaitu dengan metode
wawancara yang dilakukan pada keluarga pasien, observasi, dan catatan
pada rekam medis. Pada hasil pengkajian pasien didapatkan bahwa
keadaan pasien tampak nyeri dibagian abdomen pasca post SC.. Pada saat
pemeriksaan fisik didapatkan hasil dengan Pengkajian Nyeri P : Nyeri
bertambah saat aktivitas.dan berkurang jika di istirahatkan Q : Seperti
ditusuk-tusuk R : Abdomen S : 6 T : Hilang timbul. Didapatkan hasil TTV
sebagai berikut tekanan darah : 115/70 mmHg, nadi : 88 x/menit, RR : 22
x/menit, suhu : 36°C..
2. Analisis Diagnosa Keperawatan
Pada kasus kelolaan penulis mengambil diagnosa keperawatan
utama Nyeri akut . Penulis membahas masalah keperawatan ini
berdasarkan pada jurnal dan buku yang mendukung. Diagnosa utama
adalah Nyeri Akut b.d Agen cidera fisik d.d Kondisi Pembedahan dipilih
sebagai prioritas pertama karena dapat mengancam nyawa. M9aka goal
dari diagnosa ini yaitu setelah dilakukan tindakan keperawatan, 9klien
mampu mengurangi Nyeri akut dan objektifnya dalam jangka waktu 2x24
jam klien menga.takan Nyeri akut berkurang klien tampak rileks .
Diagnosa Nyeri akut diambil karena pasien mengatakan Nyeri disekitar
abdomen.
3. Tindakan Keperawatan
Tindakan keperawatan yang dilakukan pada pasien Ny. R yaitu
dengan melakukan distraksi relaksasi serta kolaborasi pemberian obat
analgetik untuk mengurangi nyeri. Setiap pembedahan dapat menyebabkan
ketidaknyamanan dan trauma bagi pasien. Salah satu yang sering
dikeluhkan klien adalah nyeri. Nyeri yang ditimbulkan oleh operasi
biasanya membuat pasien merasa sangat kesakitan (Perry & Potter 2010).
Nyeri merupakan masalah utama dalam perawatan paska operasi dimana
nyeri merupakan suatu mekanisme pertahanan tubuh yang timbul bila ada
kerusakan jaringan dan menyebabkan individu bereaksi dengan cara
memindahkan stimulus nyeri. Manajemen nyeri merupakan salah satu cara
yang digunakan dibidang kesehatan untuk mengatasi nyeri yangdialami
pasien. Manajemen nyeri yang tepat haruslah mencakup penanganan
secara keseluruhan, tidak hanya terbatas pada pendekatan farmakologi
saja, karena nyeri juga dipengaruhi oleh emosi dan tanggapan individu
terhadap dirinya. Secara garis besar ada dua manajemen untuk mengatasi
nyeri yaitu manajemen farmakologi dan non farmakologi (Smeltzer &
Bare, 2010).
Teknik relaksasi bertujuan untuk memberikan rasa nyaman dan
rileks pada pasien, dapat mengurangi intensitas nyeri, serta dapat
meningkatkan ventilasi paru danmeningkatkan oksigen darah . Sedangkan
distraksi merupakan teknik memfokuskan perhatian pasien pada sesuatu
selain pada nyeri dan merupakan mekanisme yang bertanggung jawab
terhadap teknik kognitif efektif lainnya.Hal ini sesuai dengan penelitian
yang dilakukan oleh Sri tami (2014) pemberian distraksi relaksasi pada ibu
post sc dapat mengurangi rasa nyeri. Oleh karena itu, memberikan terapi
distraksi relaksasi efektif terhadap pengurangan nyeri .
DAFTAR PUSTAKA

Anik Maryunani. 2013. Asuhan Kegawatdaruratan Maternal & Neonatal.


Jakarta :Trans Info Medika.

Asrinah, dkk. 2010. Asuhan Kebidanan Masa Kehamilan. Yogyakarta: Graha


Ilmu

Astuti, P, H,. 2012. Buku Ajar Asuhan Kebidanan Ibu I (Kehamilan). Yogyakarta:
Rohima Press.

Elvi, dkk. 2014. Efektifitas Pendidikan Kesehatan Tentang Kehamilan Resiko


Tinggi Terhadap Pengetahuan Ibu Hamil. JOM PSIK Vol. 1 No. 2.
Diakses pada tanggal 23 Oktober 2020 jam 13.00 WIB.

Heryani, R,. 2011. Buku Ajar Konsep Kebidanan. Jakarta: Trans Info Media

Manuaba,I.B.G.,2010. Gawat Darurat Obstetri Ginekologi dan Obstretri


Ginekologi Sosial untuk Profesi Bidan. Jakarta: EGC

Mochtar, Rustam. 2011. Sinopsis Obstetri. Jakarta: EGC


Prawirohardjo, Sarwono. 2010. Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan
Maternal dan Neonatal. Jakarta : PT Bina Pustaka Sarwono
Prawirohardjo.

Sulistyawati. 2012. Asuhan Kebidanan pada Masa Kehamilan. Jakarta: Salemba


Medika.

Tim Pokja SDKI DPP PPNI. (2016). Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia
Definisidan Indikator Diagnostik. Jakarta : Dewan Pengurus PPNI.

Tim Pokja SIKI DPP PPNI. (2018). Standar Intervensi Keperawatan Indonesia
Definisidan Indikator Diagnostik. Jakarta : Dewan Pengurus PPNI.

Tim Pokja SLKI DPP PPNI. (2019). Standar Luaran Keperawatan Indonesia
Definisidan Indikator Diagnostik. Jakarta : Dewan Pengurus PPNI.

Videbeck, S. L. 2011. Buku Ajar Keperawatan Jiwa (Psychiatric Mental Health


Nursing). Jakarta: ECG.

Anda mungkin juga menyukai