Anda di halaman 1dari 4

NAMA : Mery Christie

NPM : 2319201361

KELAS : AHLI JENJANG SARJANA F

DOSEN : Febriana Sari, SST, M.Keb

Kasus : Bendungan Asi Pada Ibu Nifas

KRONOLOGI KASUS :

Pasien beserta suami datang ke klinik pada hari Senin, 10 Oktober 2023 ibu menyatakan nifas
hari ke 3 dengan keluhan kedua payudara bengkak, keras, terasa nyeri dan hangat bila disentuh. Ibu
juga mengatakan belum mau menyusui bayinya karena ibu takut kalau putingnya lecet dan ibu
mengatakan merasakan ketidaknyamanan ini sudah 1 hari yang lalu.

Pengkajian Data Subjektif :

Nama Pasien : Ny. K

Umur : 29 Tahun

Pendidikan : Diploma III

Agama : Katholik

Alamat : Desa Lepung Pantak Kec. Ketunggau Hilir Kab. Sintang

Hasil Pemeriksaan

BB/TB : 65kg/163cm

TD : 110/80 mmHg

HR : 82x/m

RR : 24x/m

T : 37,8®C

Pemeriksaan Fisik : Pemeriksaan pada payudara tampak simetris, payudara tampak membesar,
kedua payudara tampak membengkak keras dan aerola hitam melebar, puting susu mendatar, terdapat
nyeri tekan pada kedua payudara dan hangat saat disentuh pada kedua payudaranya. ASI sudah keluar
pada saat di pencet jenisnya adalah colostrum.
Riwayat Kehamilan : Ibu mengatakan hamil pertama dan kurang pengetahuan tentang ASI dan
menyusui serta pada saat hamil ibu jarang melakukan perawatan payudara.

Riwayat Nifas : Ibu mengatakan post partum hari ke-3, payudaranya bengkak dan nyeri saat
disentuh sejak hari 1 yang lalu dan ibu mengatakan belum mengetahui cara menyusui yang benar.

Riwayat Laktasi : Ibu mengatakan setelah melahirkan setelah dilakukan inisiasi menyusui dini
tetapi dalam waktu 1 jam bayi belum mau mengenyut puting susu ibu.

Diagnosa Masalah : Bendungan Asi pada ibu nifas

Penatalaksanaan

a. Menginformasikan kepada pasien dan suami hasil pemeriksaan


b. Mengedukasi kepada ibu untuk tetap menyusui bayi sesering mungkin atau setiap bayi
menginginkan
c. Menganjurkan ibu agar tetap meneruskan dan melakukan perawatan payudara setiap selesai
mandi, tetapi tidak boleh menyabuni puting susu karena dapat menyebabkan puting susu lecet
d. Menganjurkan kepada ibu untuk beristirahat yang cukup minimal 2-8 jam dan tidur pada
waktu bayi tidur, serta menganjurkan ibu untuk istirahat yang cukup untuk mencegah
kelelahan yang berlebihan dapat menyebabkan produksi air susu ibu berkurang
e. Menganjurkan klien untuk memberi ASI eksklusif yaitu ASI yang hanya diberikan pada bayi
tanpa tambahan cairan lainnya
f. Menjelaskan kepada ibu cara memperbanyak produksi ASI yaitu makan makanan yang
bergizi , ketenangan jiwa dan fikiran (psikologis ibu) harus baik
g. Mengingatkan ibu untuk meminum obat yang telah di berikan untuk mengurangi
ketidaknyaman pada ibu (Paracetamol 500mg 3x1 hari, Amoxcilin 500mg 3x1 dan Etabion
1x1 hari)

Evaluasi

a. Ibu akan tetap menyusui bayinya 2-3 jam sekali dan lebih sering pada kedua payudaranya
setiap bayi menginginkan
b. Ibu masih ingat cara menyusui bayinya dengan di tandai ibu dapat menyusui bayinya dengan
posisi yang baik
c. Ibu bersedia melakukan perawatan payudara guna mengurangi nyeri
d. Ibu mengerti penjelasan yang telah diberikan oleh bidan dapat ditandai ibu dapat
mempraktekannya dengan benar
e. Ibu paham penjelasan dari bidan dengan dapat menjawab pertanyaan dari bidan
h. Ibu bersedia meminum obat yaitu (Paracetamol 500mg 3x1 hari, Amoxcilin 500mg 3x1 dan
Etabion 1x1 hari)

Konsep Bendungan ASI

1. Pengertian
Bendungan ASI (Engorgement) adalah penyempitan pada duktus laktiferus, sehingga
sisa ASI terkumpul pada system duktus yang mengakibatkan terkjadinya pembengkakan
(Sarwono, 2008). Bendungan ASI adalah pembendungan ASI karena penyempitan duktus
laktiferus atau oleh kelenjar-kelenjar yang tidak di kosongkan dengan sempurna atau oleh
karena kelainan pada puting susu, payudara yang bengkak ini sering terjadi pada hari ketiga
atau keempat (Bahiyatun, 2008)

2. Tanda dan Gejala


Perlu dibedakan antara payudara bengkak dan payudara penuh/bendungan ASI.
Payudara bengkak adalah payudara oedema, sakit, puting susu kencang, kulit mengkilap
walaupun tidak merah dan ASI tidak keluarkemudian badan menjadi demam setelah 24 jam.
Sementara pada payudara penuh/bendungan ASI adalah payudara terasa berat, keras, dan
panas. Bila ASI dikeluarkan tidak terjadi demam (Dewi Sumarsih, 2011). Tanda dan gejala
yang selalu ada adalah payudara nyeri dan bengkak pada hari ke 3-5 postpartum, sedangkan
tanda dan gejala yang terkadang ada adalah kedua payudara bengkak (Walyani Purwoastuti,
2015).

3. Penyebab
1) Posisi mulut bayi dan puting susu ibu salah saat menyusui
2) Produksi ASI berlebihan
3) Terlambat menyusui
4) Pengeluaran ASI yang jarang

4. Faktor-faktor yang mempengaruhi bendungan ASI


Beberapa faktor yang mempengaruhi bendungan ASI menurut (Prawirohardjo, 2012)
antara lain :
1) Frekuensi Menyusui
Rentang yang optimal frekuensi menyusui adalah antara 8-12 kali setiapa hari. Bayi
akan berhenti menyusui bila bayi tampak kenyang dengan isyarat kenyang meliputi
relaksasi seluruh tubuh, tidur saat menyusui dan melepaskan puting (Nina, 2014)
2) Kondisi Puting
Menurut Farrer (2011) kesulitan yang timbul selama proses laktasi yaitu puting susu
yang retak-retak, puting yang masuk kedalam, mastitis infektif dan laktasi yang tidak
memadahi oleh karena banyak sekali masalah yang timbul saat proses menyusui, maka
perlu dilakukan perawatan antenatal yang baik karena ASI berperan penting untuk
membuat bayi sehat dan kuat.
3) Posisi Menyusui
Menurut Sulistyawati (2014) bila diposisikan dengan benar jaringan puting susu,
payudara serta sinus laktiferous akan berada dalam rongga mulut bayi. Puting susu akan
masuk sampai sejauh langit-langit lunak (velum platinum) dan bersentuh dan bersentuh
dengan langit-langit tersebut.
4) Perawatan Payudara
Kejadian bendungan ASI disebabkan karena ibu mempunyai pengetahuan kurang
tentang perawatan payudara sehingga ibu tidak benar dalam melakukan perawatan
payudara dan waktu yang digunakan dalam melakukan perawatan payudara yang salah
sehingga menyebabkan ibu mengalami puting susu tenggelam, bayi susah menyusu dan
ASI tidak keluar, yang terakhir pada terjadinya bendungan ASI (Yuliana, 2012).

5. Pencegahan dan Penanganan Bendungan ASI


a. Cara Pencegahan
1) Kompres untuk mengurangi rasa sakit
2) Ibu harus rileks
3) Pijat dan punggung belakang (sejajar daerah payudara)
4) Pijat ringan pada payudara yang bengkak (pijat pelan-pelan kearah tengah)
5) Stimulasi payudara dan puting
6) Kompres dingin pasca menyusui, untuk mengurangi oedema
7) Pakailah BH yang sesuai
8) Bila terlalu sakit dapat diberikan obat analgetik (Dwi Sunar, 2005)
b. Cara Penanganan
1) Susui bayi semau dia sesering mungkin tanpa jadwal dan tanpa batas waktu
2) Bila bayi sukar menghisap, keluarkan ASI dengan bantuan tangan atau pompa ASI
yang efektif
3) Sebelum menyusui untuk merangsang reflek oksitosin dapat dilakukan kompres
hangat untuk mengurangi rasa sakit, masase oayudaea, masase leher dan punggung.
4) Setelah menyusui, kompres air dingin untuk mengurangi oedema (Dwi Sunar, 2005)

Anda mungkin juga menyukai