Anda di halaman 1dari 20

ASKEP BENDUNGAN ASI

BENDUNGAN ASI
 
 
A.    Pengertian Pembendungan ASI
Pembendungan ASI menurut Pritchar (1999) adalah pembendungan air susu karena
penyempitan duktus lakteferi atau oleh kelenjar-kelenjar tidak dikosongkan dengan sempurna
atau karena kelainan pada puting susu (Buku Obstetri Williams)
Keluhan ibu menurut Prawirohardjo, (2005) adalah payudara bengkak, keras, panas dan
nyeri. Penanganan sebaiknya dimulai selama hamil dengan perawatan payudara untuk mencegah
terjadinya kelainan. Bila terjadi juga, maka berikan terapi simptomatis untuk sakitnya
(analgetika), kosongkan payudara, sebelum menyusui pengurutan dulu atau dipompa, sehingga
sumbatan hilang. Kalau perlu berikan stilbestrol atau lynoral tablet 3 kali sehari selama 2-3 hari
untuk membendung sementara produksi ASI.
Kepenuhan fisiologis menurut Rustam (1998) adalah sejak hari ketiga sampai hari keenam
setelah persalinan, ketika ASI secara normal dihasilkan, payudara menjadi sangat penuh. Hal ini
bersifat fisiologis dan dengan penghisapan yang efektif dan pengeluaran ASI oleh bayi, rasa
penuh tersebut pulih dengan cepat. Namun dapat berkembang menjadi bendungan. Pada
bendungan, payudara terisi sangat penuh dengan ASI dan cairan jaringan. Aliran vena limpatik
tersumbat, aliran susu menjadi terhambat dan tekanan pada saluran ASI dengan alveoli meingkat.
Payudara menjadi bengkak, merah dan mengkilap.
Jadi dapat diambil kesimpulan perbedaan kepenuhan fisiologis maupun bendungan ASI
pada payudara adalah :
a.       Payudara yang penuh terasa panas, berat dan keras. Tidak terlihat mengkilap. ASI biasanya
mengalir dengan lancar dengan kadang-kadang menetes keluar secara spontan.
b.      Payudara yang terbendung membesar, membengkak dan sangat nyeri. Payudara yang terbendung
membesar, membengkak dan sangat nyeri. Payudara terlihat mengkilap dan puting susu teregang
menjadi rata. ASI tidak mengalir dengan mudah dan bayi sulit menghisap ASI sampai bengkak
berkurang.
B.     Perawatan Payudara pada Masa Nifas Menurut Depkes, RI (1993) adalah
Perawatan payudara setelah melahirkan bertujuan agar senantiasa bersih dan mudah diisap oleh
bayi. Perawatan payudara juga dapat membantu memperlancar pengeluaran ASI dilakukan sedini
mungkin setelah melahirkan 1-2  hari.
Siapkan alat dan bahan sebagai berikut :
1.      Minyak kelapa bersih atau baby oil
2.      Gelas
3.      Air hangat dan dingin dalam baskom kecil
4.      Handuk mandi bersih 2 buah
5.      Kapas
6.      Washlap/handuk kecil untuk kompres

C.    Pengurutan
Cara kerja : Basahi puting susu dengan minyak kelapa atau baby oil
Pengurutan pertama :
1.      Licinkan kedua tangan dengan minyak
2.      Tempatkan kedua tangan diantara payudara
3.      Pengurutan dilakukan dimulai kearah atas, lalu telapak tangan kiri kearah sisi kiri dan kanan
searah sisi  kanan.
4.      Lakukan terus pengurutan kebawah dan kesamping
5.      Ulangi masing-masing 20-30 kali selama 5 menit untuk tiap-tiap payudara
Pengurutan kedua :
1.      Sokong payudara kiri dengan satu tangan kiri, sedangkan tangan kanan mengepal dan mengurut
dengan buku-buku jari pangkal kearah puting susu.
2.      Lakukan juga untuk payudara sebelah kanan
3.      Ulangi masing-masing 20-30 gerakan untuk tiap payudara lakukan selama 5 menit
Pengurutan ketiga :
1.      Pegang pangkal payudara dengan kedua tangan lalu urut dari pangkal payudara kearah puting
susu sebanyak 1 kali
Pengurutan keempat :
1.      Pijat puting susu hingga cairan ASI  keluar dan tampung dengan tempat yang bersih

D.    Pengompresan
Kompres kedua payudara dengan handuk kecil hangat selama 2 menit, lalu ganti dengan
kompres air dingin 2 menit dan yang terakhir kompres  lagi dengan air hangat selama 2 menit,
kemudian keringkan dengan handuk bersih.   

E.     Terapi dan Pengobatan Menurut Prawirohardjo (2005) adalah


a.       Anjurkan ibu untuk tetap menyusui bayi nya
b.      Anjurkan ibu untuk melakukan post natal breast care
c.       Lakukan pengompresan dengan air hangat sebelum menyusui dan kompres dingin sesudah
menyusui untuk mengurangi rasa nyeri
d.      Gunakan BH yang menopang
e.       Berikan parasetamol 500 mg untuk mengurangi rasa nyeri dan menurunkan panas.
ASUHAN KEPERAWATAN IBU NIFAS PADA Ny. M
DENGAN BENDUNGAN ASI

Ny. M (21 tahun) dirawat dibangsal kemuning, post partum 3 hari. Pasien mengeluh payudara
nyeri, bengkak, dan memerah. Keluhan penyerta pasien mersa demam dan pada saat menyusui
ASI keluar sedikit-sedikit. Pada pemeriksaan fisik ditemukan payudara membengkak, pada saat
dipalpasi payudara terasa kencang, terdapat kemerahan. Suhu 39 0 C, N 100 x/menit, TD 120/80
Mmhg, RR 20 x/menit. Pasien mengatakan belum tau bagaimana merawat payudara. Terapi
dokter parasetamol 500 mg  3x1.

A.            Pengumpulan Data Dasar (Tanggal 29 Mei 2010)


1.      Anamnesa
a.       Biodata
Nama               : Ny. Mince                Nama Suami         : Tn. David  
Umur               : 21 tahun                     Umur                  : 25 tahun
Agama             : Kristen                                    Agama               : Kristen
Pendidikan      : SMA                        Pendidikan       : S-1
Suku                : Sumba                      Suku               : Sumba
Pekerjaan         : IRT                               Pekerjaan        : Pegawai
Alamat                        : Km - 4                          Alamat            : Km - 4 
b.      Keluhan Utama
Ibu post partum 3 hari, partus tanggal 29 Mei 2010 mengeluh payudara panas, bengkak, terasa
nyeri dan pengeluaran ASI hanya sedikit.
c.       Riwayat Persalinan
1.      Kala I
Lamanya 7 jam berlangsung normal, pengeluaran bload slym
2.      Kala II
Lamanya 30 menit, persalinan spontan perdarahan 100 cc. Kelamin : perempuan, berat badan :
2800 gr, panjang badan : 49 cm, apgar score 8/9 hidup.
3.      Kala III
Lamanya 8 menit plasenta lahir lengkap, berat plasenta 500 gr, panjang tali pusat 15 cm dan
perdarahan 100 cc.

4.      Kala IV
Berlangsung normal, kontraksi uterus baik perdarahan 100 cc keadaan umum baik.
d.      Pola Istirahat dan Nutrisi
1.      Sebelum melahirkan : ibu makan 3x sehari dengan porsi sedang dengan nasi, lauk, sayur dan
minum 8-10 gelas / hari
2.      Sesudah melahirkan ibu makan 4x sehari dengan porsi banyak dan minum 10-12 x gelas / hari
e.       Pola Eliminasi dan Hiegine
1.      Sebelum melahirkan
a.       Ibu mandi 2x sehari pagi dan sore
b.      Ibu BAB 2x sehari BAK 6-8 x/hari
2.      Sesudah melahirkan
a.       Ibu mandi 2x sehari pagi dan sore
b.      Ibu BAB 2x sehari dan BAK 8-10x sehari
f.       Data Psikologi
1.      Ibu merasa cemas dengan keadaannya saat ini
2.      Ibu merasa takut kebutuhan ASI untuk bayinya tidak mencukupi
g.      Pemeriksaan
1.      Pemeriksaan
a.       Keadaan umum              : Baik
b.      Tekanan darah                : 120/80 mmHg
c.       Nadi                               : 100 x/mnt
d.      RR                                  : 20 x/mnt
e.       Suhu                               : 39 0C
f.       Berat Badan                   : 53 kg
2.      Pemeriksaan Fisik
1.     Kepala : Rambut hitam, bersih, sedikit rontok dan tidak     berketombe
2.     Muka   : Tidak ada oedem    
3.     Mata    : Conjungtiva merah muda, sklera anikterik
4.     Hidung            : Bersih, tidak ada polip
5.     Mulut dan gigi : Mulut dan lidah bersih tidak ada scorbut, gigi bersih   tidak ada caries            
6.     Telinga : Simetris, bersih
7.     Leher   : Tidak ada pembesaran vena jugularis dan tidak ada pembesaran kelenjar tiroid
8.     Dada    : pada simetris kanan kiri, payudara membesar, bengkak dan merah mengkilap. Tidak
terdengar bunyi ronchi atau whezing, juga tidak terdengar mur-mur.
9.     Abdomen : tidak ada bekas operasi, konsistensi keras, tinggi fundus uteri 3 jari bawah pusat
10.  Ano Genetalia    : tidak ada oedem dan varises, tidak ada hemoroid simetris
11.  Estremitas          :
a.       Ekstremitas atas : pergerakan baik, jari-jari, lengkap tidak ada   cacat
b.      Ekstremitas bawah : simetris, tidak ada oedem, pergerakan baik

B.       Interprestasi Data Dasar


1.      Diagnosa
Ibu post partum hari ke-3 dengan bendungan ASI
Dasar :

1. Payudara membengkak, nyeri, dan merah mengkilap


2. Suhu tubuh 390C
3. ASI keluar sedikit-sedikit

2.      Masalah
Bendungan ASI
Dasar :
1.      Payudara membengkak, nyeri, dan merah mengkilap
2.      ASI keluar sedikit-sedikit
3.      Kebutuhan
Penyuluhan tentang post natal breast care
Dasar :
1.      ASI hanya keluar sedikit-sedikit
2.      Payudara ibu membengkak, nyeri dan merah mengkilap
3.      Ibu post partum hari ke-3
4.      Ibu kurang mengerti perawatan payudara pada post partum

C.       Identifikasi Diagnosa dan Masalah Potensial


Potensial terjadi mastitis
Dasar : payudara ibu membengkak, nyeri dan merah mengkilap

D.       Kebutuhan Terhadap Tindakan Segera dan Kolaborasi


Kolaborasi dengan dokter bila terjadi mastitis yang berlanjut

E.       Managemen
1.      Jelaskan pada ibu kondisinya saat ini
2.      Observasi pengeluaran lokhea ibu
3.      Penyuluhan perawatan payudara post partum
a.       Jelaskan manfaat perawatan payudara post partum pada ibu
b.      Ajarkan perawatan payudara post partum pada ibu
c.       Observasi cara ibu melakukan perawatan payudara
4.      Penyuluhan cara menyusui yang baik dan benar
a.       Jelaskan pada ibu manfaat menyusui yang baik dan benar
b.      Ajarkan ibu menyusui dan posisi menyusui yang biak dan benar
c.       Observasi cara ibu menyusui dan posisi menyusui
5.      Penyuluhan cara mengatasi rasa nyeri
a.       Jelaskan pada ibu penyebab rasa nyeri
b.      Ajarkan ibu cara mengatasi nyeri
c.       Anjurkan ibu mengatasi rasa nyeri
d.      Observasi cara ibu mengatasi rasa nyeri
e.       Libatkan keluarga dalam mendukung ibu mengatasi rasa nyeri
6.      Beri terapi obat untuk menghilangkan rasa nyeri bila ibu mengalami nyeri hebat

F.        Implementasi Langsung


1.      Memberikan penjelasan pada ibu dan keluarga, saat ini ibu mengalami pembendungan ASI yang
menyebabkan payudara ibu membengkak, nyeri dan suhu tubuh ibu meningkat.
2.      Mengobservasi pengeluaran lokhea ibu, jumlah, warna dan bau
3.      Memberikan penjelasan pada ibu tentang perawatan payudara serta menafaatnya dapat
memperlancar proses menyusui
4.      Mengajarkan pada ibu perawatan payudara pada ibu dengan melakukan pengurutan payudara
dengan mengganak baby oil atau minyak
5.      Mengobservasi cara ibu melakukan perawtan payudara
6.      Menjelaskan pada ibu manfaat menyusui dapat memperlancar produksi ASI, mendekatkan
hubungan batin ibu dan bayi serta mengurangi resiko kanker payudara
7.      Mengajarkan ibu posisi menyusui yang benar yaitu dengan memasukkan semua areola mamae
kedalam mulut bayi serta menyusui bayinya sesering mungkin sesuai keinginan bayi
8.      Mengobervasi posisi ibu menyusui bayinya
9.      Menjelaskan pada ibu bahwa rasa nyerinya itu dari bendungan ASI pada payudara.
10.  Mengajarkan pada ibu mengurangi rasa nyeri sebelum menyusui dengan mengkompres
payudaranya dengan air hangat, lakukan pengurutan, peras ASI secara manual sebelum
menyusui dan membasahi puting susunya sebelum menyusui agar bayi mudah menghisap. Untuk
mengurangi rasa nyeri setelah menyusui lakukan pengompresan payudara dengan air dingin dan
pakai BH yang menyagnga payudara. Serta anjurkan ibu tetap menyusui banyinya.
11.  Menganjurkan ibu mengurangi rasa nyeri dengan teknik yang sudah diajarkan
12.  Mengobservasi cara ibu mengurangi rasa nyeri
13.  Libatkan keluarga dalam masa nifas ibu
14.  Memberikan paracetamol 500 mg untuk mengurangi nyeri dan menurunkan suhu tubuh ibu, bila
ibu sudah tidak bisa menahan rasa nyeri
G.      Evaluasi 
1.      Ibu mengatakan mengerti keadaannya saat ini
2.      Ibu mengeri penjelasan yang sudah diberikan
3.      Ibu berjanji akan melaksanakan anjuran yang diberikan
4.      Ibu mengatakan tidak cemas dengan kondisinya

a.       Hasil diskusi :


1.      Apakah saat bayi menyusui tidak ada pengaruhnyapada bayi ?
Jawaban : Tidak ada pengaruh pada bayi,justru dengan terus menyusui akan membantu
penyembuhan pada payudara ibu yang mengalami bandungan ASI.
2.      Rasional kompres hangat dan dingin pada payudara ibu?
Jawaban :
  Pemberian kompres hangat sebelum menyusui dengan tujuan agar mempermudah bayi mengisap
puting susu dan aliran asi menjadi lancar karena terjadi di latasi pembuluh darah.
  Pemberian kompres dingin sesudah menyusui ertujuan untuk mengurangi rasa sakit / bangkak
karena terjadi vasokontraksipembuluh darah.
3.      Fungsi penggunaan BH yang menopang?
Jawaban : berfungsi untuk membantu menjaga agar payudara agar kembali kebentuk semula
seperti sebelum melahirkan
4.      Jelaskan diagnosa dan data fokus
Jawaban :
1.      Gangguan rasa nyaman B/d nyeri
2.      Ketidak efektifan B/d proses laksasi
b.      Data Dasar :
  Payudara bentuk,nyeri mengkilap
  Hipertermi
  Asi keluar sedikit- sedikit

DAFTAR PUSTAKA

Pritchard : Maedonal; Bant, 1999, Obstetri Williams, Surabaya : Airlangga University

Prawirohardjo, Sarwono, 2005, Ilmu Kebidanan, Jakarta : Yayasan Bina Pustaka

Prawirohardjo, Sarwono, 2005, Acuan Nasional Pelayanan Maternal dan Neonatal, Jakarta yayasan
Bina Pustaka
  
http://www.duniabidan.0fees.net/index.php/kuliah-bidan/35-askeb-nifas/52-bendungan-asi

BAB II
TINJAUAN  TEORI

A. Pengertian

Bendungan ASI adalah pembendungan air susu karena penyempitan duktus laktiferi atau
oleh kelenjar-kelenjar tidak dikosongkan dengan sempurna atau karena kelainan pada putting
susu. Bendungan air susu adalah terjadinya pembengkakan pada payudara karena peningkatan
aliran vena dan limfe sehingga menyebabkan bendungan ASI dan rasa nyeri disertai kenaikan
suhu badan. (Sarwono, 2005).
Pembendungan ASI menurut Pritchar (1999) adalah pembendungan air susu karena
penyempitan duktus lakteferi atau oleh kelenjar-kelenjar tidak dikosongkan dengan sempurna
atau karena kelainan pada puting susu (Buku Obstetri Williams)
Bendungan ASI adalah pembendungan air susu karena penyempitan duktus laktiferi atau
oleh kelenjar-kelenjar tidak dikosongkan dengan sempurna atau kelainan pada putting susu
(Mochtar, 1998).
Pembendungan ASI menurut Pritchar (1999) adalah pembendungan air susu karena
penyempitan duktus lakteferi atau oleh kelenjar-kelenjar tidak dikosongkan dengan sempurna
atau karena kelainan pada puting susu (Buku Obstetri Williams)
Keluhan ibu menurut Prawirohardjo, (2005) adalah payudara bengkak, keras, panas dan
nyeri. Penanganan sebaiknya dimulai selama hamil dengan perawatan payudara untuk mencegah
terjadinya kelainan.
Bila terjadi juga, maka berikan terapi simptomatis untuk sakitnya (analgetika), kosongkan
payudara, sebelum menyusui pengurutan dulu atau dipompa, sehingga sumbatan hilang. Kalau
perlu berikan stilbestrol atau lynoral tablet 3 kali sehari selama 2-3 hari untuk membendung
sementara produksi ASI.
Kepenuhan fisiologis menurut Rustam (1998) adalah sejak hari ketiga sampai hari
keenam setelah persalinan, ketika ASI secara normal dihasilkan, payudara menjadi sangat penuh.
Hal ini bersifat fisiologis dan dengan penghisapan yang efektif dan pengeluaran ASI oleh bayi,
rasa penuh tersebut pulih dengan cepat. Namun dapat berkembang menjadi bendungan.
Pada bendungan, payudara terisi sangat penuh dengan ASI dan cairan jaringan. Aliran
vena limpatik tersumbat, aliran susu menjadi terhambat dan tekanan pada saluran ASI dengan
alveoli meingkat. Payudara menjadi bengkak, merah dan mengkilap.
Jadi dapat diambil kesimpulan perbedaan kepenuhan fisiologis maupun bendungan ASI
pada payudara adalah :

a. Payudara yang penuh terasa panas, berat dan keras. Tidak terlihat mengkilap. ASI
biasanya mengalir dengan lancar dengan kadang-kadang menetes keluar secara spontan. 
b.  Payudara yang terbendung membesar, membengkak dan sangat nyeri. Payudara yang
terbendung membesar, membengkak dan sangat nyeri. Payudara terlihat mengkilap dan
puting susu teregang menjadi rata. ASI tidak mengalir dengan mudah dan bayi sulit
menghisap ASI sampai bengkak berkurang.

B. Etiologi
Bendungan air susu dapat terjadi pada hari ke dua atau ke tiga ketika payudara telah
memproduksi air susu. Bendungan disebabkan oleh pengeluaran air susu yang tidak lancar,
karena bayi tidak cukup sering menyusu, produksi meningkat, terlambat menyusukan, hubungan
dengan bayi (bonding) kurang baik dan dapat pula karena adanya pembatasan waktu menyusui.
(Sarwono, 2009)
Pada bendungan ASI payudara yang terbendung membesar, membengkak dan sangat
nyeri. Payudara terlihat mengkilap dan puting susu teregang menjadi rata. ASI tidak mengalir
dengan mudah dan bayi sulit menghisap ASI sampai bengkak berkurang.

Beberapa faktor yang dapat menyebabkan bendungan ASI, yaitu:


1)      Pengosongan mamae yang tidak sempurna (Dalam masa laktasi, terjadi peningkatan produksi
ASI pada Ibu yang produksi ASI-nya berlebihan. apabila bayi sudah kenyang dan selesai
menyusu, & payudara tidak dikosongkan, maka masih terdapat sisa ASI di dalam payudara. Sisa
ASI tersebut jika tidak dikeluarkan dapat menimbulkan bendungan ASI).
2)      Faktor hisapan bayi yang tidak aktif (Pada masa laktasi, bila Ibu tidak menyusukan bayinya
sesering mungkin atau jika bayi tidak aktif mengisap, maka akan menimbulkan bendungan ASI).
3)      Faktor posisi menyusui bayi yang tidak benar (Teknik yang salah dalam menyusui dapat
mengakibatkan puting susu menjadi lecet dan menimbulkan rasa nyeri pada saat bayi menyusu.
Akibatnya Ibu tidak mau menyusui bayinya dan terjadi bendungan ASI).
4)      Puting susu terbenam (Puting susu yang terbenam akan menyulitkan bayi dalam menyusu.
Karena bayi tidak dapat menghisap puting dan areola, bayi tidak mau menyusu dan akibatnya
terjadi bendungan ASI).
5)      Puting susu terlalu panjang (Puting susu yang panjang menimbulkan kesulitan pada saat bayi
menyusu karena bayi tidak dapat menghisap areola dan merangsang sinus laktiferus untuk
mengeluarkan ASI. Akibatnya ASI tertahan dan menimbulkan bendungan ASI).

C. Tanda dan gejala bendungan ASI


1)      Mamae panas serta keras pada saat perabaan dan nyeri.
2)      Puting susu bisa mendatar sehingga bayi sulit menyusu.
3)      Pengeluaran air susu kadang terhalang oleh duktus laktifer menyempit.
4)      Payudara bengkak,keras,panas.
5)        Nyeri bila ditekan.
6)      Warnanya kemerahan.
7)      Suhu tubuh sampai 38oc

D. Patofisiologi
Sesudah bayi lahir dan plasenta keluar, kadar estrogen dan progesteron turun dalam 2-3
hari. Dengan ini faktor dari hipotalamus yang menghalangi prolaktin waktu hamil, dan sangat di
pengaruhi oleh estrogen tidak dikeluarkan lagi, dan terjadi sekresi prolaktin oleh hipofisis.
Hormon ini menyebabkan alveolus-alveolus kelenjar mammae terisi dengan air susu,
tetapi untuk mengeluarkan dibutuhkan refleks yang menyebabkan kontraksi sel-sel mioepitel
yang mengelilingi alveolus dan duktus kecil kelenjar-kelenjar tersebut.
Refleks ini timbul bila bayi menyusui. Apabila bayi tidak menyusu dengan baik, atau jika
tidak dikosongkan dengan sempurna, maka terjadi bendungan air susu.
Gejala yang biasa terjadi pada bendungan ASI antara lain payudara penuh terasa panas,
berat dan keras, terlihat mengkilat meski tidak kemerahan. ASI biasanya mengalir tidak lancar,
namun ada pula payudara yang terbendung membesar, membengkak dan sangat nyeri, puting
susu teregang menjadi rata.
ASI tidak mengalir dengan mudah dan bayi sulit mengenyut untuk menghisap ASI. Ibu
kadang-kadang menjadi demam, tapi biasanya akan hilang dalam 24 jam (wiknjosastro,2005)

E. Diagnosis

1)      Cara inspeksi.


Hal ini harus dilakukan pertama dengan tangan di samping dan sesudah itu dengan tangan
keatas,selagi pasien duduk kita akan melihat dilatasi pembuluh-pembuluh balik di bawah kulit
akibat pembesaran tumor jinak atau ganas di bawah kulit.perlu diperhatikan apakah kulit pada
suatu tempat menjadi merah.
2)      Cara palpasi.
Ibu harus tidur dan diperiksa secara sistematis bagian medial lebih dahulu dengan jari-jari yang
harus kebagian lateral.palpasi ini harus meliputi seluruh payudara,dari parasternal kearah garis
aksila belakang,dan dari subklavikular kearah paling distal.untuk pemeriksaan orang sakit harus
duduk.tangan aksila yang akan diperiksa dipegang oleh pemeriksa dan dokter pemeriksa
mengadakan palpasi aksila dengan tangan yang kontralateral dari tangan si penderita.misalnya
kalau aksila kiri orang sakit yang akan diperiksa,tangan kiri dokter mengadakan
palpasi(prawirohardjo,2005)

F. Pencegahan terjadinya bendungan ASI


1)      Gunakan teknik menyusui yang benar
2)      Puting susu dan areola mamae harus selalu kering setelah selesai menyusui
3)      Jangan pakai Bra yang tidak dapat menyerap keringat
4)      Menyusui dini, susui bayi sesegera mungkin (setelah 30 menit) setelah dilahirkan
5)      Susui bayi tanpa jadwal atau ( on demand)
6)      Keluarkan ASI dengan tangan atau pompa, bila produksi melebihi kebutuhan bayi
7)      Perawatan payudara pasca (obserti patologi 169)
8)      Menyusui yang sering
9)      Hindari tekanan local pada payudara

G. Penatalaksanaan
A. Penatalaksanaa untuk bendungan ASI secara umum yaitu:
1)      Kompres hangat payudara agar menjadi lebih lembek
2)      Keluarkan sedikit ASI sehingga puting lebih mudah ditangkap dan dihisap oleh bayi.
3)       Sesudah bayi kenyang keluarkan sisa ASI
4)      Untuk mengurangi rasa sakit pada payudara, berikan kompres dingin
5)      Untuk mengurangi statis di vena dan pembuluh getah bening lakukan pengurutan (masase)
payudara yang dimulai dari putin kearah korpus. (Sastrawinata, 2004)
Sebaiknya selama hamil atau dua bulan terakhir dilakukan masase atau perawatan puting susu
dan areola mamae untuk mencegah terjadinya puting susu kering dan mudah mencegah
terjadinya payudara bengkak.

B. Penatalaksanaan untuk ibu yang menyusui:


1)      Sebelum menyusui, pijat payudara dengan lembut, mulailah dari luar kemudian perlahan-lahan
bergerak ke arah puting susu dan lebih berhati-hati pada area yang mengeras
2)      Menyusui sesering mungkin dengan jangka waktu selama mungkin, susui bayi dengan payudara
yang sakit jika ibu kuat menahannya, karena bayi akan menyusui dengan penuh semangat pada
awal sesi menyususi, sehingga bisa mengeringkannya dengan efektif
3)      Lanjutkan dengan mengeluarkan ASI dari payudara itu setiap kali selesai menyusui jika bayi
belum benar-benar menghabiskan isi payudara yang sakit tersebut
4)      Tempelkan handuk halus yang sudah dibasahi dengan air hangat pada payudara yang sakit
beberapa kali dalam sehari (atau mandi dengan air hangat beberapa kali), lakukan pemijatan
dengan lembut di sekitar area yang mengalami penyumbatan kelenjar susu
5)      Dansecara perlahan-lahan turun kearah putting susu
6)      Kompres dingin pada payudara di antara waktu menyusui.
7)      Bila diperlukan berikan parasetamol 500 mg per oral setiap 4 jam.
8)      Lakukan evaluasi setelah 3 hari untuk mengevaluasi hasilnya.

C. Penataksanaan bagi ibu  yang tidak menyusui :


1)      Sangga payudara
2)      Kompres dingin payudara untuk mengurangi pembengkakan dan rasa sakit
3)      Bila di perlukan berikan PCT 500 mg per Oral setiap 4 jam
4)      Jangan di pijat atau memakai kompres hangat payudara
5)      Pompa dan kosongkan payudara
       
D. Terapi dan pengobatan menurut prawirohardjo (2005) adalah:
1)      Anjurkan ibu untuk tetap menyusui bayinya
2)      Anjurkan ibu untuk melakukan post natal breast care
3)      Lakukan pengompresan dengan air hangat sebelum menyusui dan kompres dingin sesudah
menyusui untuk mengurangi rasa nyeri
4)      Gunakan BH yang menopang
5)      Berikan parasetamol 500 mg untuk mengurangi rasa nyeri dan menurunkan panas.
Penanganan sebaiknya dimulai selama hamil dengan perawatan payudara untuk
mencegah terjadinya kelainan. Bila terjadi juga, maka berikan terapi simptomatis untuk sakitnya
(analgetika), kosongkan payudara, sebelum menyusui pengurutan dulu atau dipompa, sehingga
sumbatan hilang. Kalau perlu berikan stilbestrol 1 mg atau lynoral tablet 3 kali sehari selama 2-3
hari untuk sementara waktu mengurangi pembendungan dan memungkinkan air susu dikeluarkan
dengan pijatan.

BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Ibu yang sedang Dalam masa nifas dapat mengalami beberapa masalah yang biasanya
terjadi seperti pembendunga air susu ibu, ini dapat terjadi pada hari ke dua atau ke tiga ketika
payudara telah memproduksi air susu. hal ini disebabkan karena kadar estrogen dan progesteron
turun dalam 2-3 hari sesudah melahirkan.Dengan ini faktor dari hipotalamus yang menghalangi
prolaktin waktu hamil, dan sangat di pengaruhi oleh estrogen tidak dikeluarkan lagi, dan terjadi
sekresi prolaktin oleh hipofisis. Hormon ini menyebabkan alveolus-alveolus kelenjar mammae
terisi dengan air susu, tetapi untuk mengeluarkan dibutuhkan reflek, yang bisa timbul dari
hisapan bayi, apabila bayi tidak menyusu dengan baik, atau jika tidak dikosongkan dengan
sempurna, maka terjadi bendungan air susu.
Tanda dan gejala pembendungan ASI yang biasanya dirasakan oleh ibu yaitu Mamae
panas serta keras pada saat perabaan dan nyeri Warnanya kemerahan.Suhu tubuh sampai 38oc.
Penatalaksanaanya bisa dengan dikompres ataupun dengan pemberian obat paracetamol
jika ibunya mengalami deman.

B. SARAN
Bagi Tenaga Kesehatan:
        Diharapkan petugas kesehatan lebih meningkatkan konseling tentang menyusui secara eksklusif.
        Diharapkan petugas kesehatan bisa mempertahankan pelayanan kebidanan yang sudah
memenuhi standart.
 Bagi Pasien
        Diharapkan pasien aktif bertanya kepada petugas meskipun belum ada keluhan, dan melakukan
kunjungan ulang sesuai dengan jadwalnya.
DAFTAR PUSTAKA

Prawirohardjo, Sarwono, 2005. Ilmu Kebidanan, Jakarta: Yayasan Bina Pustaka

Mochtar, Rustam. 1998. Sinopsis Obstetri. Jakarta: EGC

Prawirohardjo, Sarwono. 2006. Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan


Maternal dan Neonatal. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka.
Internet:
http://www.ilmukesehatan.com/artikel/contoh-makalah-bendungan-asi.html
diunduh pada hari Selasa, 4 April 2013 Pkl: 14.30 WIB

http://satubidan.com/makalah-pembengkakan-payudara/diunduh pada hari Rabu, 3 April 2013,


Asuhan keperawatan nifas dengan bendungan ASI

Bendungan ASI
Definisi
Bendungan air susu karena penyempitan duktuli laktiferi atau oleh kelenjar-kelenjar tidak dikosongkan
dengan sempurna atau karena kelainan pada puting susu, keluhan ibu adalah payudara bengkak, keras,
panas, nyeri.

Penanganannya
Sebaiknya selama hamil atau dua bulan terakhir dilakukan masase atau perawatan puting susu dan
areola mamae untuk mencegah terjadinya puting susu kering dan mudah mencegah terjadinya payudara
bengkak.

Penatalaksanaan
• Mencegah terjadinya payudara bengkak
• Susukan bayi segera setelah lahir
• Susukan bayi tanpa dijadwal
• Keluarkan sedikit ASI sebelum menyusui agar payudara lebih lembek
• Keluarkan ASI dengan tangan atau pompa bila produksi melebihi kebutuhan Asi
• Laksanakan perawatan payudara setelah melahirkan
• Untuk mengurangi rasa sakit pada payudara berikan kompres dingin
• Untuk memudahkan bayi menghisap atau menangkap puting susu berikan kompres sebelum menyusui

• Untuk mengurangi bendungan di vena dan pembuluh getah bening dalam payudara lakukan
pengurutan yang dimulai dari puting ke arah korpus mamae
• Ibu harus rileks
• Pijat leher dan punggung belakang

Perawatan payudara
Payudara merupakan sumber yang akan menjadi makanan utama bagi anak. Karena itu jauh sebelumnya
harus sesuai dengan pembesaran payudara yang sifatnya menyokong payudara dari bawah suspension
bukan menekan dari depan

Kelainan puting susu


• Puting susu bundar dan menonjol
• Puting susu terbenam dan cekung dapat menyulitkan bayi menyusu, hal ini diperbaiki dengan jalan
menarik-narik ke luar
• Puting lecet dapat disebabkan teknik menyusui yang salah atau perawatan yang tidak betul pada
payudara

Penanganan
• Teknik menyusui yang benar
• Puting harus kering
• Pemberian lanunen dan vitamin E
• Menyusui pada payudara yang tidak lecet, bila lecet hebat maka menyusui dapat ditunda 24-48 jam,
ASI dikeluarkan dengan ekspresi dengan tangan atau dipompa

Pencegahan
• Jangan membersihkan puting susu dengan sabun dan zat pembersih lain, hanya dengan air
• Teknik menyusu harus benar
• Puting susu dan areola harus kering setelah menyusui
• Jangan memakai lapisan plastik pada payudara

Diagnosa keperawatan

1. Gangguan rasa nyaman : nyeri berhubungan dengan bendungan ASI

Tujuan :
1. Nyeri berkurang/hilang
2. Ibu dapat menyusui bayinya dengan nyaman
3. Bendungan ASI dapat berkurang/hilang

Intervensi :
1. Ajarkan teknik relasksasi
2. Kompres pada area nyeri
3. Kolaborasi pemberian obat analgetik
4. Lakukan pengurutan yang dimulai dari puting ke arah korpus mamae untuk mengurangi bendungan di
vena dan pembuluh getah bening dalam payudara

Rasional :
1. Teknik relaksasi akan sangat membantu mengurangi rasa nyeri
2. Kompres hangat akan membantu melancarkan peredaran darah pada area nyeri
3. Pemberian obat analgetik bekerja mengurangi rasa nyeri
4. Proses pengurutan akan membantu melancarkan peredaran darah pada area nyeri
2. Gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi kurang dari kebutuhan

Tujuan :
1. Intake nutrisi adekuat
2. Tidak terjadi penurunan berat badan khususnya selama masa menyusui

Intervensi :
1. Anjurkan pemberian makanan/nutrisi dengan porsi kecil tapi sering
2. Jelaskan pentingnya nutrisi khususnya pada masa menyusui
3. Jika perlu berikan tambahan multi vitamin

Rasional :
1. Porsi kecil tapi sering akan lebih memberikan banyak kesempatan bagi pasien untuk memenuhi
kebutuhan nutrisinya
2. Pendidikan kesehatan/penkes mengenai nutrisi akan mendorong pasien untuk lebih memperhatikan
pemenuhan kebutuhan nutrisinya
3. Multi vitamin dapat meningkatkan nafsu makan

Anda mungkin juga menyukai