Anda di halaman 1dari 11

LAPORAN PENDAHULUAN

Bendungan ASI

1. Pengertian Bendungan ASI


Pembendungan ASI menurut Pritchar (1999) adalah pembendungan air susu
karena penyempitan duktus lakteferi atau oleh kelenjar-kelenjar tidak dikosongkan
dengan sempurna atau karena kelainan pada puting susu (Buku Obstetri Williams).
Bendungan air susu adalah terjadinya pembengkakan pada payudara karena
peningkatan aliran vena dan limfe sehingga menyebabkan bendungan ASI dan rasa nyeri
disertai kenaikan suhu badan. (Sarwono, 2007:700).

2. Faktor- factor penyebab bendungan ASI


Beberapa faktor yang dapat menyebabkan bendungan ASI, yaitu:
a) Pengosongan mamae yang tidak sempurna
Dalam masa laktasi, terjadi peningkatan produksi ASI pada Ibu yang produksi ASI-
nya berlebihan. apabila bayi sudah kenyang dan selesai menyusu, & payudara tidak
dikosongkan, maka masih terdapat sisa ASI di dalam payudara. Sisa ASI tersebut
jika tidak dikeluarkan dapat menimbulkan bendungan ASI).
b) Faktor hisapan bayi yang tidak aktif
Pada masa laktasi, bila Ibu tidak menyusukan bayinya sesering mungkin atau jika
bayi tidak aktif mengisap, maka akan menimbulkan bendungan ASI).
c) Faktor posisi menyusui bayi yang tidak benar
Teknik yang salah dalam menyusui dapat mengakibatkan puting susu menjadi lecet
dan menimbulkan rasa nyeri pada saat bayi menyusu. Akibatnya Ibu tidak mau
menyusui bayinya dan terjadi bendungan ASI).
d) Puting susu terbenam
Puting susu yang terbenam akan menyulitkan bayi dalam menyusu. Karena bayi
tidak dapat menghisap puting dan areola, bayi tidak mau menyusu dan akibatnya
terjadi bendungan ASI).(Manuaba: 317)

1
e) Puting susu terlalu panjang
Puting susu yang panjang menimbulkan kesulitan pada saat bayi menyusu karena
bayi tidak dapat menghisap areola dan merangsang sinus laktiferus untuk
mengeluarkan ASI. Akibatnya ASI tertahan dan menimbulkan bendungan ASI).
(Manuaba:317)
f) Pengeluaran ASI
Bendungan juga dapat terjadi pada ibu yang ASI nya tidak keluar sama sekali
(agalaksia), ASI sedikit (oligolaksia) dan ASI terlalu banyak (poligalaksia) tapi
tidak dikeluarkan/ disusukan. (Manuaba:317)

3. Tanda dan Gejala Bendungan ASI menurut Prawirohardjo, (2007: 700)


Keluhan ibu adalah payudara yang terbendung, bengkak, keras, panas dan nyeri,
terlihat mengkilap dan puting susu teregang menjadi rata. ASI tidak mengalir dengan
mudah dan bayi sulit menghisap ASI sampai bengkak berkurang

4. Pencegahan
Adapun beberapa hal yang dapat dilakukan untuk mencegah terjadinya bendungan ASI
adalah:
A. Perawatan Payudara pada Masa Nifas Menurut Depkes, RI (1993) adalah
Dengan tangan yang sudah dilicinkan dengan minyak lakukan pengurutan 3
macam cara :
a.       Tempatkan kedua telapak tangan diantara ke 2 payudara kemudian urut
keatas, terus kesamping, kebawah dan melintang hingga tangan menyangga
payudara, kemudian lepaskan tangan dari payudara.
b.      Telapak tangan kiri menopang payudara kiri dan jari-jari tangan saling
dirapatkan, kemudian sisi kelingking tangan kanan mengurut payudara dari
pangkal ke arah puting, demikian pula payudara kanan.
c.       Telapak tangan menopang payudara pada cara ke – 2 kemudian jari
tangan kanan dikepalkan kemudian buku-buku jari tangan kanan mengurut
dari pangkal ke arah puting.

2
B. Menyusui bayi segera setelah lahir, bila memungkinkan tanpa dijadwal (on-
demand)(Kapita Selekta Kedokteran 1:323)

C Keluarkan ASI dengan pompa /tangan bila produksi ASI terlalu berlebihan bagi
kebutuhan bayi (ASI dapat disimpan di Kulkas). (Kapita Selekta Kedokteran
1:323)

D Pada payudara yang putting susunya terbenam/datar, dapat dilakukan diperbaiki


dengan melakukan gerakat Hoffman, yaitu dengan meletakkan kedua jari
telunjuk/ ibu jari di areola mammae kemudian di masase ke arah berlawanan
saat kehamilan 7 bulan dan dilakukan 2 kali sehari sebanyak masing-masing 30
kali ,dan dapat dengan menggunakan bantuan pompa putting pada minggu
terakhir kehamilan . (Kapita Selekta Kedokteran 1 :324)

E. Pada payudara denga putting susu lecet dapat dilakukan hal berikut untuk
mencegah bendungan ASI (Kapita Selekta Kedokteran 1 : 324)
a. jangan membersihkan putting payudara dengan sabun, lotion, salep
dan obat-obat iritan lainnya.
b. Tetap menyusui dimulai dari putting yang tidak sakit
c. Kurangi frekuensi dan menyusui pada putting yang sakit
d. Bila ibu tidak bias menyusui karena puttingnya sangat nyeri saat
menyusui, istirahat menyusui selama 1-2 hari, putting dapat di olesi
dengan ASI

F. Menyusui dengan tehknik yang baik dan benar (Kapita Selekta Kedokteran 1:
322)
a. Pastikan posisi ibu nyaman dapam posisi duduk maupun tidur
b. Keluarkan sedikit ASI dan oleskan pada putting, sebaiknya saat
menyusui BH dilepaskan
c. Pastikan putting dan areola masuk semua ke dalam mulut bayi agar
putting tidak lecet dan bayi dapat menyusu optimal

3
d. Saat menyusui, lakukan pada kedua payudara secara bergantian,
dimulai daroi payudara yang terakhir disusui sebelumnya
e. Setelah menyusui oleskan ASI seperti sebelum menyusui dan
biarkan kering (untuk mencegah putting susu lecet), hal ini dapat
dilakukan sambil menyendawakan bayi.

5. Penatalaksanaan
A. Terapi dan Pengobatan pada bendungan ASI Menurut Prawirohardjo (2007:700)
adalah
a.   Anjurkan ibu untuk tetap menyusui bayinya, dapat dilakukan pemijatan ringan
sebelum menyusui
b.   Anjurkan ibu untuk melakukan perawatan payudara
c.   Lakukan pengompresan dengan air hangat sebelum menyusui dan kompres dingin
sesudah menyusui untuk mengurangi rasa nyeri masing – masing selama 5 menit
d.  Gunakan BH yang menopang yang pas menopang payudara
e.   Berikan analgesik dan antipiretik untuk mengurangi rasa nyeri dan menurunkan
panas.
f. Terkadang perlu diberikan stilbestol / lynoral 3 kali sehari 1 mg selama 2-3 hari
(untuk mengurangi produksi ASI)

4
6. Landasan ASKEB

ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU “ “ (ATERM, PREMATUR, ABORTUS,


HIDUP) ……..HARI/ MINGGU POST PARTUM DENGAN BENDUNGAN ASI

I. PENGUMPULAN DATA DASAR


1. SUBYEKTIF (Tanggal, pukul)

A. Identitas

Data ini dikaji untuk mengetahui biodata ibu dan suami. Data yang dikaji berupa : Nama ,
Umur, Suku/bangsa , Agama , Pendidikan , Pekerjaan , Alamat rumah , Telp.rumah ,
No.hp , Alamat tempat kerja , Golongan darah.

A. Alasan dirawat
Data ini dikaji untuk mengetahui alasan ibu masih dirawat (pada ibu nifas yang masih
dirawat di rumah sakit/ BPS/klinik)

B. Keluhan utama
Data ini dikaji untuk mengetahui keluhan ibu, Biasanya ibu datang dengan keluhan payudara
panas, bengkak, terasa nyeri ,pengeluaran ASI hanya sedikit dan disertai kenaikan suhu
tubuh.

C. Riwayat perkawinan
Data ini dikaji untuk mengetahui umur menikah, lama menikah, banyaknya menikah dan
berapa punya anak.

D. Riwayat Kesehatan
Data ini dikaji untuk mengetahui Riwayat penyakit ibu, penyakit keluarga dari ibu dan suami
dan kontak dengan penderita penyakit. Data yang dikaji berupa penyakit asthma, DM,
hepatitis, hipertensi, penyakit jantung, TBC, ca mamae, malaria, operasi dan riwayat
gangguan jiwa. HIV/AIDS.

5
E. Riwayat kehamilan Sekarang
Data ini dikaji untuk mengetahui perjalanan kehamilan sebelumnya, data yang dikaji berupa
HPHT, TP, komplikasi dan tanda bahaya selama kehamilan

F. Riwayat Persalinan sekarang


Data ini dikaji untuk mengetahui perjalanan persalinan ibu. Data yang dikaji berupa
- Lama Kala I berlangsung, komplikasi,
- Lama Kala II berlangsung, penyulit.
- Lama Kala III berlangsung, perdarahan, keadaan plasenta, penyulit.
- Lama Kala IV berlangsung, perdarahan, adanya laserasi, kandung kemih kosong,
kontraksi uterus baik.

G. Bayi Baru Lahir


Data ini dikaji untuk mengetahui keadaan bayi, data yang dikaji berupa keadaan bayi saat
menangis (segera menangis, gerak aktif, kulit kemerahan, APGAR SKORE) respon dan
Bounding skore ibu, IMD, JK, BB, PB, LK, LD

H. Masa Nifas Sekarang


Data ini dikaji untuk mengetahui kondisi nifas saat dirawat dan adanya komplikasi

I. Riwayat kehamilan, Persalinan dan nifas terdahulu


Data ini dikaji untuk mengetahui riwayat kehamilan, persalinan, nifas dan menyusui
terdahulu. Data yang dikaji, jummlah anak, keadaan saat bersalin, keadaan anak, keadaan
ibu, lama menyusui dan komplikasi

J. Riwayat dan Rencana penggunaan Kontrasepsi


Data ini dikaji untuk mengetahui Riwayat penggunaan kontrasepsi, data yang dikaji berupa
alkon yang pernah dipakai, lama pemakaian dan komplikasi yang pernah di alami.

6
K. Bio – Psiko – Sosial
Data ini dikaji untuk mengetahui keadaan bio-psiko sosial ibu, apakah ada keluhan dan
keadaan yang kurang baik dari ibu. Data yang dikaji berupa Pernafasan, Nutrisi, Eliminasi ,
Istirahat & Tidur, Mobilisasi/aktivitas, Psikososial, Kepercayaan/kebiasaan terkait perawatan
bayi dan ibu nifas

L. Menyusui
Data ini dikaji untuk mengetahui bagaimana ibu menyusui, cara menyusui, lama menyusui,
masalah dalam menyusui

M. Rencana pengasuhan
Data ini dikaji untuk mengetahui bagaimana ibu mengasuh bayi dan siapa saja yang
mengasuh bayi
.

N. Pengetahuan
Data ini dikaji untuk mengetahui pengetahuan ibu seputar cara menyusui yang benar, cara
perawatan payudara dan nutrisi pada ibu menyusui.

2. OBYEKTIF (Tanggal, pukul)


Data ini dikaji untuk mengetahui keadaan fisik ibu, apakad dalam keadaan sehat dan baik,
dan apakah ada keluhan, data yang dikaji berupa
A. Keadaan umum : ada pucat, kesadaran, emosi l, postur tubuh
B. Vital sign
1. Suhu : pada bendungan ASI suhu ibu biasanya meningkat
2. Nadi :
3. TD :
4. Respirasi :

C. Keadaan fisik :
1. Kepala dan leher

7
a. Rambut : kebersihan
b. Muka : apakah oedema dan pucat.
c. Mata : rna wkonjungtiva dan sklera
d. Hidung : adanya pengeluaran, pernafasan cuping hidung polip maupun radang
e. Mulut : kelembaban, warna bibir, karies, radang pada tonsil, adanya faringitis
f. Telinga : pengeluaran, kelainan.
g. Leher : pembesaran kelenjar limfe maupun kelenjar tiroid dan pelebaran vena
jugularis
2. Dada
simetris, retraksi, pola, wheezing. Payudara kebersihan, simetris, keadaan putting sus,
massa, pada bendungan ASI payudara biasanya bengkak, nyeri, panas, mengkilap dan
merah.

3. Abdomen
Kandung kemih, TFU 1, kontraksi, nyeri tekan.

4. Ekstremitas
oedeme, warna kuku jari (pada tangan dan kaki) varises pada kaki, reflek patella (+)/(+).

5. Anogenital
pengeluaran cairan, jahitan, oedeme ataupun varises , kelainan dan infeksi. Pada anus
adanyam hemoroid.

D. Pemeriksaan penunjang:
Data ini dikaji untuk mendapat data seperti HB, protein urine, urine reduksi, PPT, DL, USG
dll

E. Bounding Skor
Data ini dikaji untuk mengetahui respon ibu terhadap bayi, data yang dikaji berupa
1. Meraba :
2. Melihat :

8
3. Suara :

Data Bayi

Data ini dikaji untuk mengetahui keadaan bayi dan hasil pemeriksaannya

A. Penilaian Umum

Tangisan bayi, warna kulit, gerak , respirasi, nadi , suhu

B. Penilaian Khusus

- Kepala : keadaan dan kelainan ubun-ubun besar dan ubun-ubun kecil


- Wajah : apa simetris adakah oedema
- Mata : warna konjungtiva dan sklera,kelainan
- Hidung : ada lubang hidung, nafas cuping hidung
- Bibir : kelainan, warna bibir
- Dada : simetris, kelainan
- Abdomen : keadaan tali pusat, keadaan perut (kembung dan tegang), kelainan
- Anogenital : kelainan, BAB dan BAK
- Ekstremitas : tangan dan kaki simetris, jumlah jari-jari, gerak, kelainan
- Punggung : kelainan
C. Antropometri

BB , PB, LK/LD

II INTERPRETASI DATA DASAR


Diagnosa adalah hasil analisa dari data, contoh diagnosa
1. Diagnosa : P1001 Partus spontan Belakang Kepala Laserasi Grade II 3 hari post partum
dengan bendungan ASI

Dasar : dari data objektif dan subjektif ibu

2. Masalah : meliputi apa yang dikeluhkan ibu (nyeri dan bengkak)

9
3. Kebutuhan : meliputi hal yang dibutuhkan ibu (cara perawatan payudara, cara menyusui
yang benar, posisi menyusui yang benar dan pemenuhan kebutuhan nutrisi ibu
menyusui)

III.  Identifikasi Diagnosa dan Masalah Potensial

Potensial terjadi mastitis

Dasar : payudara ibu membengkak, nyeri dan merah mengkilap

IV.    Kebutuhan Terhadap Tindakan Segera dan Kolaborasi

Kolaborasi dengan dokter bila terjadi mastitis yang berlanjut

V.       Rencana

1.      Jelaskan pada ibu hasil pemeriksaan dan kondisinya saat ini

2.      Penyuluhan perawatan payudara post partum

3.      Penyuluhan cara menyusui yang baik dan benar

4.      Penyuluhan cara mengatasi rasa nyeri

5.       Beri terapi obat untuk menghilangkan rasa nyeri bila ibu mengalami nyeri hebat

VI.              Implementasi Langsung

Dicantumkan pelaksanaaan sesuai dengan perencanaan

VII.           Evaluasi 

Dicantumkan hasil dari pelaksanaan yang sudah dilakukan

10
DAFTAR PUSTAKA

 
Mochtar, Rustam. 1998. Sinopsis Obstetri : Obstetri Fisiologi, Obstetri Patologi Jilid 1. Jakarta :
EGC
Pritchard : Maedonal, Bant. 1999. Obstetri Williams. Surabaya : Airlangga University
 
Prawirohardjo, Sarwono. 2007. Ilmu Kebidanan. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka
 
Prawirohardjo, Sarwono. 2007. Acuan Nasional Pelayanan Maternal dan Neonatal. Jakarta:
Yayasan Bina Pustaka
 
Depkes RI. 1993. Cara kerja di Puskesmas. Jakarta

Arief, Mansjoer dkk. 2001. Kapita Selekta Kedokteran Jilid 1. Jakarta : Media Aesculaplus

Manuaba. Gde. 1998. Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan & Keluarga Berencana untuk
Pendidikan Bidan. Jakarta : ECG

11

Anda mungkin juga menyukai