BAB I
PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
1.3.1 Tujuan Umum
Mengerti tentang asuhan keperawatan pada pasien resiko bunuh diri
1.3.2 Tujuan Khusus
1. Mengetahui pengertian bunuh diri.
2. Mengetahui rentang respon resiko bunuh diri.
3. Mengetahui faktor predisposisi dan faktor presipasi bunuh diri.
4. Mengetahui tanda dan gejala dengan resiko bunuh diri.
5. Mengetahui psikopatologi resiko bunuh diri.
6. Mengetahui diagnosa keperawatan dan medis klien resiko bunuh diri.
7. Mengetahui penatalaksanaan resiko bunuh diri.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengertian
Bunuh diri adalah segala perbuatan dengan tujuan untuk membinasakan dirinya sendiri dan yang
dengan sengaja dilakukan oleh seseorang yang tahu akan akibatnya, yang dilakukan dalam waktu
singkat. Pada umumnya tindakan bunuh diri merupakan cara ekspresi orang yang penuh stress.
Perilaku bunuh diri berkembang dalam rentang diantaranya :
1. Resiko bunuh diri (Suicidal) ideation, pada tahap ini merupakan proses contemplasi dari suicide,
atau sebuah metoda yang digunakan tanpa melakukan aksi/tindakan, bahkan klien pada tahap ini
tidak akan mengungkapkan idenya apabila tidak ditekan. Walaupun demikian, perawat perlu
menyadari bahwa pasien pada tahap ini memiliki pikiran tentang keinginan untuk mati.
2. Resiko bunuh diri (Suicidal) intent, Pada tahap ini klien mulai berpikir dan sudah melakukan
perencanaan yang konkrit untuk melakukan bunuh diri.
3. Resiko bunuh diri (Suicidal) threat, Pada tahap ini klien mengekspresikan adanya keinginan dan
hasrat yang dalam bahkan ancaman untuk mengakhiri hidupnya.
4. Resiko bunuh diri (Suicidal) gesture, Pada tahap ini klien menunjukkan perilaku destruktif yang
diarahkan pada diri sendiri yang bertujuan tidak hanya mengancam kehidupannya tetapi sudah
pada percobaan untuk melakukan bunuh diri. Tindakan yang dilakukan pada fase ini pada
umumnya tidak mematikan, misalnya meminum beberapa pil atau menyayat pembuluh darah
pada lengannya. Hal ini terjadi karena individu memahami ambivalen antara mati dan hidup dan
tidak berencana untuk mati. Individu ini masih memiliki kemauan untuk hidup, ingin di
selamatkan, dan individu ini sedang mengalami konflik mental. Tahap ini sering di namakan
“Crying for help” sebab individu ini sedang berjuang dengan stress yang tidak mampu di
selesaikan.
5. Resiko bunuh diri (Suicidal) attempt, Pada tahap ini perilaku destruktif klien yang mempunyai
indikasi individu ingin mati dan tidak mau diselamatkan misalnya minum obat yang mematikan.
Walaupun demikian banyak individu masih mengalami ambivalen akan kehidupannya.
2.2 Rentang Respons
RENTANG RESPON RESIKO BUNUH DIRI
Pengertian :
a. Aktualisasi diri : pernyataan diri tentang konsep diri yang positif dengan latar belakang
pengalaman nyata yang sukses dan diterima.
b. Konsep diri : apabila individu mempunyai pengalaman yang positif dalam beraktualisasi diri.
c. Harga diri rendah : transisi antara respon konsep diri adaptif dengan konsep diri mal adaptif.
d. Keracunan identitas : kegagalan aspek individu mengintergrasikan aspek-aspek identitas masa
kanak-kanak ke dalam kematang aspek psikososial, kepribadian pada masa dewasa yang
harmonis.
e. Depersonalisasi : perasaan yang tidak realistik dan asing terhadap diri sendiri yang berhubungan
dengan kecemasan, kepanikan serta tidak dapat membedakan dirinya dengan orang lain. (Kelliat,
1998).
2.5 Psikopatologi
Etiologi ( siswanto, 2003) :
a. Konflik
b. Stress psikologik
c. Hubungan antar manusia yang mengecewakan
d. Ketidakseimbangan neurotransmiter
e. Faktor genetik
f. Virus influenza pada trimester ke-3
Skizofrenia
Mengkritik diri
Diagnosa Medis
1. Diagnosa medis resiko bunuh diri
Diagnosa medis gangguan jiwa yang beresiko untuk bunuh diri yaitu gangguan afektif,
penyalahgunaan zat dan schizophrenia. Lebih dari 90% orang dewasa mengakhiri hidupnya
dengan bunuh diri mengalami gangguan jiwa.
2. Depresi
2.7 Penatalaksanaan
2.7.1 Penatalaksanaan Medis
1. Untuk pasien dengan depresi dapat diberikan terapi elektro konvulsi.
2. Diberikan obat obat terutama anti depresan dan psikoterapi.
2.7.2 Penatalaksanaan Keperawatan
1. Mendiskusikan tentang cara mengatasi keinginan bunuh diri, yaitu dengan meminta bantuan dari
keluarga atau teman.
2. Meningkatkan harga diri pasien, dengan cara:
a) Memberi kesempatan pasien mengungkapkan perasaannya.
b) Berikan pujian bila pasien dapat mengatakan perasaan yang positif.
c) Meyakinkan pasien bahwa dirinya penting
d) Membicarakan tentang keadaan yang sepatutnya disyukuri oleh pasien
e) Merencanakan aktifitas yang dapat pasien lakukan
3. Meningkatkan kemampuan menyelesaikan masalah, dengan cara:
a) Mendiskusikan dengan pasien cara menyelesaikan masalahnya
b) Mendiskusikan dengan pasien efektifitas masing-masing cara penyelesaian masalah
c) Mendiskusikan dengan pasien cara menyelesaikan masalah yang lebih baik
2. Klien dapat mengidentifikasi kemampuan dan aspek positif yang dimiliki.
Tindakan:
a. Diskusikan kemampuan dan aspek positif yang dimiliki
b. Hindari penilaian negatif setiap pertemuan klien
c. Utamakan pemberian pujian yang realitas
3. Klien mampu menilai kemampuan yang dapat digunakan untuk diri sendiri dan keluarga.
Tindakan:
a. Diskusikan kemampuan dan aspek positif yang dimiliki
b. Diskusikan pula kemampuan yang dapat dilanjutkan setelah pulang ke rumah
4. Klien dapat merencanakan kegiatan yang bermanfaat sesuai kemampuan yang dimiliki
Tindakan :
a. Rencanakan bersama klien aktivitas yang dapat dilakukan setiap hari sesuai kemampuan.
b.Beri contoh cara pelaksanaan kegiatan yang klien lakukan.
c. Tingkatkan kegiatan sesuai dengan toleransi kondisi klien
5. Klien dapat melakukan kegiatan sesuai kondisi dan kemampuan
Tindakan :
a. Beri klien kesempatan mencoba kegiatan yang telah direncanakan
b. Beri pujian atas keberhasilan klien
c. Diskusikan kemungkinan pelaksanaan di rumah
6. Klien dapat memanfaatkan sistem pendukung yang ada
Tindakan :
a. Beri pendidikan kesehatan pada keluarga tentang cara merawat klien
b. Bantu keluarga memberi dukungan selama klien dirawat
c. Bantu keluarga menyiapkan lingkungan di rumah
d. Beri reinforcement positif atas keterlibatan keluarga
Diagnosa 3 : Resiko mencederai diri sendiri, orang lain dan lingkungan
Tujuan umum :
a. Pasien tidak mencederai diri sendiri, orang lain dan lingkungan
Tujuan khusus :
a. Pasien mendapatkan perlindungan dari lingkungannya
b. Pasien mampu mengungkapkan perasaannya
c. Pasien mampu meningkatkan harga dirinya
d. Pasien mampu menggunakan cara penyelesaiaan masalah yang baik
Tindakan :
1. Mendikusikan cara mengatasi keinginan mencederai diri sendiri, orang lain dan lingkungan
2. Meningkatkan harga diri pasien dengan cara :
a. Memberikan kesempatan pasien mengungkapkan perasaannya
b. Memberikan pujian jika pasien dapat mengatakan perasaan yang positif
c. Meyakinkan pasien bahawa dirinya penting
d. Mendiskusikan tentang keadaan yang sepatutnya disyukuri oleh pasien
e. Merencanakan yang dapat pasien lakukan
3. Tingkatkan kemampuan menyelesaikan masalah dengan cara :
a. Mendiskusikan dengan pasien cara menyelesaikan masalahnya
b. Mendiskusikan dengan pasien efektfitas masing-masing cara penyelesian masalah
c. Mendiskusikan dengan pasien cara menyelesaikan masalah yang lebih baik
D. Implememtasi
Melakukan tindakan sesuai intervensi.
E. Evaluasi
Mengevaluasi tindakan yang sudah dilakukan.
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Kesimpulan Bunuh diri adalah segala perbuatan dengan tujuan untuk membinasakan dirinya
sendiri dan yang dengan sengaja dilakukan oleh seseorang yang tahu akan akibatnya, yang
dilakukan dalam waktu singkat.
B. SARAN
Tindakan bunuh diri adalah suatu tindakan yang bodoh karena tindakan ini bertentangan dengan
norma yang ada di masarakat serta agama. Bunuh diri jangan dijadikan pilihan terahir dalam
pemecahan masalah karena masih banyak jalan yang bisa kita tempuh dalam memecahkan
masalah, jika kita memiliki sebuah masalah dan kita tidak mampu untuk menyelesaikannya kita
bisa minta bantuan kepada sahabat atau orang-orang yang ada didekat kita