Anda di halaman 1dari 8

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN

FAKULTAS KEPERAWATAN DAN KEBIDANAN


UNIVERSITAS NAHDLATUL ULAMA SURABAYA
“SOP MANAJEMEN LAKTASI”
Definisi : Manajemen laktasi adalah suatu tatalaksana yang mengatur
agar keseluruhan proses menyusui bisa berjalan dengan
sukses, mulai dari ASI diproduksi sampai proses bayi
mengisap dan menelan ASI, yang dimulai pada masa
antenatal, perinatal, dan postnatal.
Tujuan : Ibu post partum mampu menjalani masa nifas dan mampu
memberikan ASI dan memenuhi kebutuhan bayi secara
maksimal.
Indikasi : Ibu menyusui dan wanita karier yang sedang menyusui
Kontraindikasi : 1. Alergi ASI: cek makanan ibu: alergen
2. Ibu sakit berat: nefritis, penyakit jantung berat, hepatitis B
Langkah- A. Persiapan Alat
1. Handuk
langkah :
2. Waslap 2 buah
3. Dua wadah untuk air hangat dan air biasa
4. Minyak kelapa atau baby oil
5. Spuit 10cc
B. Tahap pra-interaksi
1. Baca catatan keperawatan dan catatan medis
klien
2. Siapkan alat-alat dan privasi ruangan
3. Cuci tangan
C. Tahap orientasi
1. Beri salam
2. Jelaskan prosedur dan tujuan tindakan kepada
klien atau keluarga

Teknik Perawatan Payudara


1. Anjurkan klien duduk sanatai atau bersandar
2. Anjurkan klien untuk membuka bra, da letakkan handuk
dibawah perut ibu
3. Basahi kassa atau kapas dengan minyak kelapa atau babay
oil sebagai pembersih kotoran disekitar areola dan puting
susu
4. Tuangkan sedikit minyak kelapa atau baby oil di kedua
belah tangan
5. Lakukan gerakan melingkar dari dalam keluar payudara
dengan menggunakan telapak tangan sebbanyak 15-20kali
(sekitar 5-10menit) di masing-masing payudara
6. Lakukan gerakan menekan payudara secara perlahan
dengan menggunakan sisi dalam telapak tangan dari atas
menuju arah puting susu untuk masing-masing payudara
7. Pengetokan dengan buku-buku jari dengan cepat dan
teratur
8. Basuh menggunakan waslap dan hair hangat lalu dengan
air dingin
9. Keringkan payudara ibu dengan menggunakan handuk dan
rapikan kembali pakaian ibu

Perawatan Puting Susu Yang Datar atau Masuk Ke Dalam


1. Memutar puting susu ke arah kanan dan kiri dengan
gerakan seperti memutar tuner radio, lakukan sebanyak 20-
30 kali setiap payudara
2. Melakukan perawatan puting susu menurut Hoffman yaitu
dengan jari telunjuk dan ibu jari mengurut/menarik puting
susu ke depan mengarahkannya ke arah berlawanan (atas-
bawah, kanan-kiri) sampai merata dan lakukan setiap kali
akan menyusui

Teknik Menyusui
1. Jaga privasi klien
2. Cuci tangan sebelum dan sesudah menyusui
3. Anjurkan suami atau keluarga mendampingi
4. Ajarkan klien menyusui yang benar dengan cara :
a) Tekan aerola antara ibu jari dan telunjuk sehingga keluar
beberapa tetes ASI, kemudian dioleskan pada putting
susu dan areola sekitarnya
b) Bayi diletakan menghadap perut ibu apabila ibu duduk
atau di sebelah ibu jika ibu sedang tiduran

1) Ibu duduk atau berbaring santai


2) Bayi dipegang dengan 1 lengan, kepala bayi terletak
pada lengkung siku ibu dan bokong bayi terletak
pada lengan. Kepala bayi tidak boleh tertengadah
dan bokong bayi ditahan dengan telapak tangan ibu
3) Satu tangan bayi diletakan di belakang badan ibu
dan yang satu di depan

4) Perut bayi menempel badan ibu. Kepala bayi


menghadap paayudara ibu
5) Telinga dan lengan bayi terletak pada satu garis
lurus
6) Ibu menatap bayi dengan penuh kasih sayang
7) Payudara dipegang dengan ibu jari di atas dan jari
lainnya menompang dibawah, jangan menekan
puting susu
8) Bayi diberi rangsangan dengan membuka mulut
dengan cara menyentuh pipi bayi dengan putting
susu atau menyentuh sisi mulut bayi
9) Setelah bayi membuka mulut dengan cepat kepala
bayi diletakkan ke payudara ibu dengan puting serta
areola dimasukan ke mulut bayi. Sebagian besar
aerola payudara harus berada dalam mulut bayi.
Puting ibu harus masuk ke dalam mulut bayi. Saat
pertama kali, bantu bayi untuk menemukan punting
susu. Setelah beberapa hari tanpa perlu dibantu lagi,
akan langsung mencari puting begitu didekatkan
pada payudara ibu.
10) Setiap payudara harus disusukan sampai kosong,
kurang lebih 10-15 menit. Apabila ibu menyusui
hanya pada satu sisi, maka payudara yang lain akan
lebih sering kosong.

11) Bayi menyusu pada dua payudara secara bergantian,


sesudah payudara yang pertama terasa kosong
12) Setelah bayi mulai menghisap payudara tidak perlu
dipegang atau disangga lagi
13) Melepas hisapan bayi jari kelingking ibu dimasukan
ke mulut melalui sudut mulut atau dagu bayi
ditekan ke bawah. Jangan menarik puting susu
untuk melepaskan
14) Menyusui berikutnya mulai dari payudara yang
belum terkosongkan yang dihisap terakhir
15) Setelah selesai menyusui ASI dikeluarkan sedikit
kemudian dioleskan pada putting susu dan areola
sekitarnya. Biarkan kering dengan sendirinnya
16) Menyendawakan bayi
Bayi digendong tegak dengan bersandar pada bahu
ibu kemudian punggungnya ditepuk perlahan atau
tidur tengkurap di pangkuan ibu kemudian
punggungnya ditepuk perlahan

Teknik Memerah ASI


1. Manual menggunakan tangan dan jari (La Leche League
International, 2003)
a. Mencuci tangan dengan sabun dan keringkan dengan
handuk bersih
b. Gunakan wadah steril yang bermulut lebar untuk
menampung ASI yang sudah dikeluarkan
c. Duduk dengan nyaman, lingkungan yang hangat, damai,
serta membuat rileks
d. Posisi tubuh sedikit miring ke arah depan
e. Sebelumnya rangsang let down reflex dengan cara :
1) Relaks dengan minum yang hangat, mendengarkan
musik, atau menonton TV
2) Berada di dekat bayi atau memandang foto bayi
3) Menghangatkan payudara, bisa dengan kompres air
hangat
4) Secara perlahan menarik-narik, memutar puting susu
5) Selanjutnya masase payudara dengan cara menepuk
menggunakan ujung jari, memutar payudara
menggunakan buku-buku jari, serta melakukan
gerakan sirkular/melingkar
6) Usap payudara dari dinding dada samping puting
dengan usapan yang lembut
a) Lanjutkan usapan ini dari dinding dada sampai
putig diseluruh payudara
b) Langkah ini akan membantu relaksasi dan
mendorong refleks pengeluaran ASI
7) Ayun/goyang payudara dengan lembut sambil
condong ke depan sehingga gravitasi membantu
pengeluaran ASI
f. Letakkan ibu jari dan dua jari lainnya (telunjuk dan jari
tengah) sekitar 1-1,5 cm dari areola dan tempatkan ibu
jari di atas areola pada posisi jam 12 dan jari lainnya di
posisi jam 6 atau menyerupai huruf “C”. Perhatikan
bahwa jari-jari tersebut terletak diatas gudang ASI,
sehingga proses pengeluaran ASI optimal.
g. Dorong ke arah dada dan hindari merengangkan jari
h. Gulung menggunakan ibu jari dan jari lainnya hingga
menekan gudang ASI (terminal milk) hingga kosong.
Jika dilakukan dengan tepat, maka ibu tidak akan
kesakitan saat memerah
i. Ulangi teratur (rythmically) hingga gudang ASI kosong.
1) Posisikan jari secara tepat, dorong (push), gulung
(roll)
2) Putar ibu jari dan jari-jari lainnya ke titik gudang
ASI lainnya. Demikan juga saat memerah payudara
lainnya, gunakan kedua tangan
3) Misalkan, saat memerah payudara kiri, gunakan kiri
begitu pula sebaliknya. Saat memerah ASI, jari-jari
berputar seiring jarum jam atau berlawanan agar
semua gudang ASI kosong.
Pindahkan ibu jari dan jari lainnya pada posisi jam 6
dan jam 12, kemudian posisi jam 11 dan 5, kemudian
jam 2 dan 8, kemudian jam 3 dan 9
2. Memerah ASI menggunakan pompa payudara
a. Memilih jenis pompa ASI yang tepat
b. Bersihkan pompa ASI
c. Bersihkan tangan
d. Bersantai dan mulailah memompa ASI
e. Membuat jadwal memompa ASI
1) Pagi setelah bayi menyusu untuk pagi hari
2) Ambil jarak sekitar 1 jam hingga produksi ASI
kembali lebih banyak

3) Ketika bersantai maka cobalah untuk memompa


ASI, karena ketika waktu santai maka produksi ASI
yang dipompa bisa sama seperti ketika bayi
menyerap ASI secara langsung

Penyimpanan ASI
1. Di udara terbuka/bebas : 6-8 jam
2. Di lemari es (40°C) : 24 jam
3. Di lemari pendingin/beku : 6 bulan (Perinasia, 2009)
Rekomendasi untuk Penyimpanan ASI di rumah
1. ASI segar dapat disimpan sampai dengan lima jam pada
suhu kamar atau disimpan di kulkas dengan suhu 2-4°C
untuk digunakan antara 3-5 hari
2. Jika ASI tidak digunakan dalam 24jam, maka pembekuan
yang direkomendasikanbadalah sebagai berikut.
a) ASI disimpan dalam keadaan beku di sebuah wadah
pembuat es selama satu minggu
b) ASI dapat disimpan dengan aman sampai dengan tiga
bulan dalam lemari es
3. Gunakan wadah yang kedap udara dan dapat disterilkan
untuk menyimpan ASI

Memanaskan kembali ASI beku yang telah dipompa di rumah


1. ASI beku dapat dicairkan secara perlahan di dalam lemari
es tetapi harus digunakan selama 24jam atau dibuang
2. Dicairkan pada suhu kamar dan digunakan dengan segera
3. Bisa dihangatkan pada suhu tubuh
4. Jangan pernah membekukan kembali ASI yang telah
dicairkan
5. Jangan pernah mencairkan atau memanaskan ASI yang
beku di dalam microwave (Janet, 2006)

Anda mungkin juga menyukai