Anda di halaman 1dari 8

MAKALAH

ASUHAN KEBIDANAN NIFAS DAN


MENYUSUI

“PERAWATAN PAYUDARAH”

DOSEN PEMBIMBING :
ELVI DESTARIANI,SST.M.Kes

DISUSUN OLEH : KIKI SULASTRI


NURUL ADIAH
RINI NOVIANTI
KELAS : 2A DIII KEBIDANAN

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTRIAN KESEHATAN


BENGKULUJURUSAN DIII KEBIDANAN
2016/2017

1
Perawatan Payudara Pada Ibu Nifas

A. Pengertian Perawatan Payudara Pada Ibu Nifas

Post natal breast care pada ibu nifas merupakan perawatan payudara yang
dilakukan pada ibu pasca melahirkan/nifas untuk melancarkan sirkulasi
darah dan mencegah tersumbatnya saluran susu sehingga memperlancar
pengeluaran ASI. Pelaksanaan perawatan payudara dimulai sedini
mungkin, yaitu 1-2 hari setelah bayi dilahirkan dan dilakukan 2 kali
sehari. Perawatan payudara untuk ibu nifas yang menyusui merupakan
salah satu upaya dukungan terhadap pemberian ASI bagi buah hati.

B. Etiologi Perawatan Payudara


Air susu ibu (ASI) adalah sebuah cairan tanpa tanding yang diciptakan
untuk memenuhi kebutuhan gizi bayi dan melindunginya dalam melawan
kemungkinan serangan penyakit. Keseimbangan zat-zat gizi dalam air susu
ibu berada pada tingkat terbaik dan air susunya memiliki bentuk paling
baik bagi tubuh bayi yang masih muda. Pada saat yang sama, ASI juga
sangat kaya akan sari-sari makanan yang mempercepat pertumbuhan sel-
sel otazk dan perkembangan sistem saraf. Makanan-makanan buatan untuk
bayi yang diramu menggunakan teknologi masa kini tidak mampu
menandingi keunggulan ASI.
ASI merupakan makanan yang paling mudah dicerna bayi. Meskipun
sangat kaya akan zat gizi, ASI sangat mudah dicerna sistem pencernaan
bayi yang masih rentan. Karena itulah bayi mengeluarkan lebih sedikit
energi dalam mencerna ASI, sehingga ia dapat menggunakan energi
selebihnya untuk kegiatan tubuh lainnya, pertumbuhan dan perkembangan
organ. Selain itu, mereka juga mempunyai banyak sekali kelebihan lainnya
yang tidak dapat disebutkan satu persatu.
Seperti yang telah di jelaskan sebelumnya, betapa banyak keunggulan
yang diberikan ASI, maka perawatan payudara perlu mendapatkan
perhatian yang serius. Hal ini juga karena untuk menunjang pemberian air
susu ibu (ASI) ekslusif, payudara yang sehat dan terawat baik, mampu

2
melancarkan produksi ASI. Hal ini membuat proses pemberian ASI
menjadi lebih mudah baik bagi ibu maupun bayi.
Perawatan Payudara pasca persalinan merupakan kelanjutan perawatan
payudara szemasa hamil, yang mempunyai tujuan sebagai berikut :
o Untuk menjaga kebersihan payudara sehingga terhindar dari infeksi
o Untuk mengenyalkan puting susu, supaya tidak mudah lecet
o Untuk menonjolkan puting susu
o Menjaga bentuk buah dada tetap bagus
o Untuk mencegah terjadinya penyumbatan
o Untuk memperbanyak produksi ASI
o Untuk gzzmengetahui adanya kelainan
C. Cara Perawatan Payudara
 Persiapan alat untuk perawatan payudara
 Handuk 2 buah
 Washlap 2 buah
 Waskom berisi air dingin 1 buah
 Waskom berisi air hangat 1 buah
 Minyak kelapa/baby oil
 Waskom kecil 1 buah berisi kapas/kasa secukupnya
 Baki, alas dan penutup
 Pelaksanaan
 Memberikan prosedur yang akan dilaksanakan
 Mengatur lingkungan yang aman dan nyaman
 Mengatur posisi klien dan alat-alat peraga supaya mudah
dijangkau
 Cuci tangan sebelum dilaksanakan perawatan payudara
 Pasang handuk di pinggang klien satu dan yang satu dipundak
 Ambil kapas dan basahi dengan minyak dan kemudian tempelkan
pada areola mamae selama 5 menit kemudian bersihkan dengan
diputar.
 Kedua tangan diberi minyak dengan rata kemudian lakukan
pengurutan

3
a. Gerakan Pertama
Kedua tangan disimpan di bagian tengah atau antara
payudara, gerakan tangan ke arah atas pusat ke samping, ke bawah
kemudian payudara diangkat sedikit dan dilepaskan, lakukan 20-30
kali.
b. Gerakan Kedua
Satu tangan menahan payudara dari bawah, tangan yang lain
mengurut payudara dengan pinggir tangan dari arah pangkal ke
puting susu, dilakukan 20-30 kali dilakukan pada kedua payudara
secara bergantian.
c. Gerakan Ketiga
Satu tangan menahan payudara di bagian bawah, tangan yang
lain mengurut dengan bahu, jari tangan mengepal, lakukan
pengurutan dari arah pangkal ke puting susu, 20-30 kali dilakukan
pada kedua payudara secara bergantian.
 Kompres dengan air hangat, kemudian dengan air dingin secara
bergantian diakhiri dengan air hangat selama 5 menit
 Bersihkan payudara terutama bekas minyak
 Pakailah BH yang terbuka bagian depannya (untuk Ibu
menyusui) dan yang menyangga buah dada atau langsung susui bayi.

D. Akibat Jika Tidak Dilakukan Perawatan Payudara


Berbagai dampak negatif dapat timbul jika tidak dilakukan perawatan
payudara sedini mungkin. Dampak tersebut meliputi :
 Puting susu kedalam
 Anak susah menyusui
 ASI lama keluar
 Produksi ASI terbatas
 Pembengkakan pada payudara
 Payudara meradang
 Payudara kotor
 Ibu belum siap menyusui

4
 Kulit payudara terutama puting akan mudah lecet

E. Penatalaksanaan
1. Cara Mengatasi Bila Putting Tenggelam
Lakukan gerakan menggunakan kedua ibu jari dengan menekan kedua
sisi puting dan setelah puting tampak menonjol keluar lakukan tarikan
pada puting menggunakan ibu jari dan telunjuk lalu lanjutkan dengan
gerakan memutar puting ke satu arah. Ulangi sampai beberapa kali dan
dilakukan secara rutin.
2. Jika Asi Belum Keluar
Walaupun asi belum keluar ibu harus tetap menyusui. Mulailah segera
menyusui sejak bayi baru lahir, yakni dengan inisiasi menyusui dini,
Dengan teratur menyusui bayi maka hisapan bayi pada saat menyusu ke
ibu akan merangsang produksi hormon oksitosin dan prolaktin yang akan
membantu kelancaran ASI. Jadi biarkan bayi terus menghisap maka akan
keluar ASI. Jangan berpikir sebaliknya yakni menunggu ASI keluar baru
menyusui.
3. Penanganan puting susu lecet
Bagi ibu yang mengalami lecet pada puting susu, ibu bisa
mengistirahatkan 24 jam pada payudara yang lece dan memerah ASI
secara manual dan di tampung pada botol steril lalu di suapkan
menggunakan sendok kecil . Olesi dengan krim untuk payudara yang
lecet. Bila ada madu, cukup di olesi madu pada puting yang lecet.
4. Penanganan Pada Payudara Yang Terasa Keras Sekali Dan Nyeri, Asi
Menetes Pelan Dan Badan Terasa Demam.
Pada hari ke empat masa nifas kadang payudara terasa penuh dan keras,
juga sedikit nyeri. Justru ini pertanda baik. Berarti kelenjar air susu ibu
mulai berproduksi. Tak jarang diikuti pembesaran kelenjar di ketiak,
jangan cemas ini bukan penyakit dan masih dalam batas wajar. Dengan
adanya reaksi alamiah tubuh seorang ibu dalam masa menyusui untuk
meningkatkan produksi ASI, maka tubuh memerlukan cairan lebih

5
banyak. Inilah pentingnya minum air putih 8 sampai dengan 10 gelas
sehari.
F. Perawatan Ibu Nifas Dengan Payudara Bengkak Karena Bayi Meninggal
Perawatan payudara adalah suatu cara yang dilakukan untuk perawaatan
payudara agar air susu keluar dengan lancar.
Adapun penyebab payudara bengkak antara lain yaitu karena adanyan
proses menyusui yang tidak kontinyu, sehingga sisa ASI terkumpul pada
daerah duktus. Hal ini dapat terjadi pada hari ke tiga setelah melahirkan.
Penggunaan Bra ( BH ) yang ketat serta keadaan puting susu yang tidak
bersih dapat menyebabkan sumbatan pada duktus.
Penyempitan duktuli laktiferi atau oleh kelenjar-kelenjar tidak
dikosongkan /dengan sempurna atau karena kelainan pada puting susu,
keluhan ibu adalah payudara bengkak, keras, panas, nyeri . ASI di dalam
saluran payudara tidak keluarkan.
Perlu dibedakan antara payudara bengkak dengan payudara penuh. Pada
payudara bengkak: payudara odem, sakit, puting susu kencang, kulit
mengkilat walau tidak merah, dan ASI tidak keluar kemudian badan
menjadi demam setelah 24 jam. Sedangkan pada payudara penuh :
payudara terasa berat, panas dan keras. Bila ASI dikeluarkan tidak ada
demam.
Ada 3 cara untuk penatalaksanaan pada payudara bengkak karena bayi
meninggal :
a. Pengosongan isi payudara dengan tangan ( memerah ).
b. Pengosongan dengan pompa payudara.
c. Pembalutan mamae dan pemberian obat estrogen untuk supresi
seperti tablet lynoral dan parlodel.

6
Daftar Pustaka

Bobak, dkk. 2004. Keperawatan Maternitas. Hal 460. Jakarta : EGC


Mellyna, H. 2003. Perawatan Ibu Pasca Melahirkan. Hal 29. Jakarta : Puspa
Swara
Varney, helen et all. 2007. Buku Ajar Asuhan Kebidanan. Jakarta : EGC
Verrals, S. 2003. Anatomi dan Fisiologi Terapan Dalam Kebidanan. Hal 8.
Jakarta : EGC

7
8

Anda mungkin juga menyukai