BAB 1
PENDAHULUAN
bayi secara adekuat, sehingga sisa ASI terkumpul pada sistem duktus yang
bentuk aerola yang lebih menonjol dan putting lebih mendatar, sehingga payudara
sukar diisap oleh bayi. Bila keadaan sudah demikian, kulit pada payudara tampak
lebih mengilap, ibu mengalami demam, dan payudara terasa nyeri. Payudara
bengkak adalah suatu hal yang sangat biasa pada wanita yang pernah hamil.
Payudara bengkak ini terjadi pada hari ketiga atau keempat sesudah melahirkan
(Bahiyatun, 2009).
Diusia lebih dari 25 tahun sepertiga wanita di dunia (38%) didapati tidak
Berdasarkan laporan dari data Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia tahun
2012 (SDKI, 2012), menunjukan bahwa 27% bayi di Indonesia mendapatkan ASI
eksklusif sampai 4-5 bulan. Sedangkan Riset Kesehatan Dasar tahun 2013
(Riskesdas, 2013) mendapatkan 30,2% bayi 0-6 bulan mendapatkan ASI saja pada
24 jam terakhir. Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2008-
2009 menunjukan bahwa 55% ibu menyusui mengalami payudara bengkak dan
seperti massase payudara dan ASI diperas sebelum menyusui, kompres dingin
untuk mengurangi statis pembuluh darah vena dan rasa nyeri, dapat dilakukan
menyusui lebih sering dan lebih lama pada payudara yang bengkak untuk
menyusui pada klien, mengkaji tingkat nyeri klien akibat payudara bengkak,
mengkaji pengetahuan klien tentang pentingnya ASI bagi bayi, menjelaskan pada
terhadap kelancaran ekskresi ASI pada ibu post partum memiliki hasil yaitu,
terdapat pengaruh massage payudara terhadap kelancaran ekskresi ASI pada ibu
Pada penelitian ini, penulis sebagai perawat akan menerapkan salah satu
ASI atau pembengkakan payudara yaitu dengan massage payudara atau pemijatan
Oleh karena itu, penulis tertarik untuk menyusun penelitian yang berjudul
“Penerapan Teknik Massage Payudara pada Ibu Post Partum yang Mengalami
Bagaimanakah bendungan ASI yang dialami oleh ibu post partum sebelum
1.3 Tujuan
langsung bagi peneliti yaitu dengan mengetahui kesenjangan antara berbagai teori
dan konsep yang didapatkan dari perkuliahan dengan kejadian nyata, serta dapat
teknik massage payudara pada ibu post partum yang mengalami bendungan ASI.
4
topik yang sama yaitu “Penerapan teknik massage payudara pada ibu post
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi bagi ibu post
Lampung
tentang teknik massage payudara pada ibu post partum yang mengalami
bendungan ASI.
5
BAB 2
TINJAUAN TEORI
2.1.1 Definisi
Menurut Ladewig et al. (2006), Post Partum atau Pasca Partum adalah
1. Perubahan Uterus
Terjadi kontraksi uterus yang meningkat setelah bayi keluar. Hal ini
jaringan perlekatan antara plasenta dan dinding uterus mengalami nekrosis dan
lepas. Ukuran uterus mengecil kembali (setelah 2 hari pasca persalinan, setinggi
persalinan biasa, tetapi lebih sering terjadi sebagai akibat ekstraksi dengan
cunam, terlebih apabila kepala janin harus diputar. Robekan terdapat pada
6
dinding lateral dan beru terlihat pada pemeriksaan speculum. Terjadi robekan
perineum pada hamper semua persalinan pertama dan tidak jarang juga pada
persalinan berikutnya.
3. Sistem Pencernaan
Sering terjadi konstipasi pada ibu setelah melahirkan. Hal ini umumnya
Disamping itu rasa takut untuk buang air besar, sehubungan dengan jumlah
jahitan pada perineum, jangan sampai lepas dan juga takut akan rasa nyeri.
4. Perubahan Perkemihan
ini tergantung dan beberapa faktor termasuk kondisi umum dan tonus otot.
perubahan pula pada dinding abdomen, dinding abdomen tetap kendor untuk
sementara waktu. Hal ini disebabkan karena sebagai konsekuensi dari putusnya
serat-serat elastis kulit dan distensi yang berlangsung lama akibat pembesaran
Suhu badan, sekitar hari ke-4 setelah persalinan suhu ibi mungkin naik
sedikit, antara 37,2oC-37,5oC. Denyut nadi ibu akan melambat sampai sekitar
60x/menit. Tekanan darah ibu <140/90 mmHg. Tekanan darah tersebut dapat
meningkat dari pra persalinan pada 1-3 hari post partum. Respirasi, pada
2.2.1 Definisi
pada payudara karena peningkatan aliran vena dan limfe. Bendungan ASI terjadi
sejak hari ketiga sampai hari keenam setelah persalinan, ketika ASI secara
normal dihasilkan.
dan temperature tinggi hingga mencapai 38oC. Ini bersifat fisiologis. Dengan
teknik pengisapan dan pengeluaran ASI yang efektif oleh bayi, rasa penuh
8
tersebut pulih dengan cepat. Bendungan ASI yang tidak disusukan secara tepat
2.2.2 Etiologi
dibatasi, atau jika bayi tidak mampu disusui secara efisien karena tidak
menempel dengan baik ke payudara (Fraser dkk, 2009). Payudara bengkak juga
dapat disebabkan oleh menyusui yang tidak kontinu sehingga sisa ASI
terkumpul pada daerah duktus. Hal ini sering terjadi karena antara lain produksi
sering ASI dikeluarkan, dan mungkin juga ada pembatasan waktu menyusui. Hal
ini dapat terjadi pada hari ketiga setelah melahirkan. Selain itu, penggunaan bra
yang ketat serta keadaan putting susu yang tidak bersih dapat menyebabkan
2.2.3 Patofisiologi
bayi yang merangsang putting susu dan kalang payudara yang akan merangsang
alveoli yang berfungsi membuat air susu. Hubungan utuh antara hipotalamus dan
hipofisis akan mengatur kadar prolaktin dan oksitosin dalam darah. Hormone-
penyediaan air susu selama menyusui. Bila susu tidak dikeluarkan akan
bayi misalnya kekuatan isapan yang kurang, serta singkatnya waktu menyusui.
2.2.4 Pencegahan
3. Keluarkan ASI secara manual atau dengan pompa, bila produksi ASI
2.2.5 Penatalaksanaan
Susui bayi dengan payudara yang sakit jika anda kuat menahannya
karena bayi akan menyusu dengan penuh semangat pada awal sesi
payudara yang sakit beberapa kali dalam sehari atau mandi dengan air
yang terletak di bawah kulit, dia atas otot dada. Fungsi dari payudara adalah
kelenjar payudara, yang beratnya kurang lebih 200 gram, saat hamil 600 gram,
dan saat menyusui 800 gram. Payudara disebut pula glandulla mamalia yang ada
baik pada wanita maupun pria. Pada pria secara normal tidak berkembang,
Pada ibu postpartum banyak terdapat masalah pada payudara ibu, salah
(2012), untuk mengatasi masalah-masalah yang muncul pada ibu post partum
11
yaitu dengan perawatan payudara. Indikasi perawatan payudara ini antara lain
putting tidak menonjol ataupun bendungan susu, seperti yang telah dikemukakan
yang berlanjut. Perawatan payudara untuk ibu yang mengalami mastitis adalah
menyusui dan mengurangi nyeri khususnya pada ibu post partum yang
dengan pengurutan.
Menurut Suherni etal. (2009), berikut ini kiat massase payudara yang dapat
tangan secukupnya.
dengan dua atau tiga jari tangan kanan, mulai dari pangkal payudara
dengan kedua tangan, ibu jari di atas dan empat jari lainnya di bawah.
12
depan kea rah putting susu. Lakukan hal yang sama pada payudara
kanan.
gerakan ini sekitar 30 kali. Setelah itu, letakkan satu tangan disebelah
atas dan satu lagi di bawah payudara. Luncurkan kedua tangan secara
(nilai p<0,05).
Pada Ibu Post Partum dengan Kelancaran Pengeluaran ASI” memiliki hasil
yaitu, ada hubungan antara perawatan payudara pada ibu post partum dengan
Penelitian dari Nofitasari dan Taviyanda (2014), tentang “Sikap Positif Ibu
hasil yaitu, sikap positif ibu nifas melakukan perawatan payudara berhubungan
payudara dengan kejadian bendungan ASI dan untuk variable p value=0,001 <
14
0,05 yang berarti ada hubungan yang bermakna antara sikap tentang perawatan
Penelitian dari Rini (2013), tentang “Gambaran Tindakan Breast Care dan
hanya 25,0% yang sering melakukan. Kejadian bendungan ASI sebagian besar
responden tidak terjadi bendungan ASI 75,0% dan terjadi bendungan ASI
25,0%.
(Breast Care) di RB Nur Hikmah Kwaron Gubug” memiliki hasil yaitu, ada
hubungan antara pengetahuan ibu nifas tentang bendungan ASI dengan praktik
Tahun 2012 (nilai r hitung sebesar 0,564 artinya keeratan korelasi cukup tinggi
BAB 3
3.1 Desain
3. kooperatif
5. payudara tegang
Bendungan ASI pada ibu postpartum setelah dilakukan teknik massase payudara
Bendungan ASI maka akan teraba benjolan pada pangkal payudara disertai
maupun tidak disertai nyeri payudara saat ditekan, payudara tegang, ASI keluar
tidak lancar, temperature mencapai 38oC dan jika tidak terjadi Bendungan ASI
maka tidak ada benjolan payudara, tidak nyeri, payudara lunak, ASI keluar
1. Lokasi Penelitian
Lampung.
2. Waktu Penelitian
sebelum dan setelah dilakukan teknik massage payudara, kemudian untuk teknik
Teknik massage payudara akan dilakukan 2 kali dalam 1 hari, setiap pagi dan
sore hari saat mandi selama 3 hari dan akan dilakukan evaluasi pada hari ke-4.
pada subyek pertama yaitu Ny.E yang berusia 31 tahun dan mengalami
pada pukul 08.30 wib dan pada soe hari pada pukul 16.00 wib. Pada
nyeri hilang, benjolan tidak ada, payudara lunak, ASI keluar lancar dan
tidak demam.
dan melakukan informed consent, dan pada hari itu juga peneliti
melakukan tindakan pada pukul 09.00 wib dan pada pukul 16.00 wib
selama 3 hari sampai dengan tanggal 16 mei 2017. Lalu pada hari
2) Payudara tegang
untuk responden dan informed consent kepada klien dengan bendungan ASI