OLEH:
NIM 232311101102
FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS JEMBER
JEMBER
2023
LAPORAN PENDAHULUAN
ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN DENGAN POST SECTIO
CAESARIA ATAS INDIKASI POSTTERM DI RUANG DAHLIA RSUD dr.
SOEBANDI JEMBER
Oleh: Ismiatul Nurul Azmi, S.Kep.
3.1 Pengkajian
Asuhan keperawatan pada ibu bersalin dibagi ke dalam empat kala. Asuhan
keperawatan meliputi pengkajian, perencanaan keperawatan, implementasi
keperawatan dan evaluasi keperawatan (Karjatin, 2016).
1. Pengkajian Kala I
b. Keluhan
Anda kaji alasan klien datang ke rumah sakit. Alasannya dapat berupa
keluar darah bercampur lendir (bloody show), keluar air–air dari kemaluan
(air ketuban), nyeri pada daerah pinggang menjalar ke perut/kontraksi
(mulas), nyeri makin sering dan teratur.
c. Pengkajian riwayat obstetric
Kaji kembali HPHT, taksiran persalinan, usia kehamilan sekarang. Kaji
riwayat kehamilan masa lalu, jenis persalinan lalu, penolong persalinan
lalu, kondisi bayi saat lahir. Kaji riwayat nifas lalu, masalah setelah
melahirkan, pemberian ASI dan kontrasepsi.
d. Pemeriksaan fisik
1) Keadaan umum, kesadaran, tanda–tanda vital (TTV) meliputi tekanan
darah, nadi, suhu, respirasi, tinggi badan, dan berat badan.
2) Kaji tanda–tanda in partu seperti keluar darah campur lendir, sejak
kapan dirasakan kontraksi dengan intensitas dan frekuensi yang
meningkat, waktu keluarnya cairan dari kemaluan, jernih atau keruh,
warna, dan jumlahnya.
3) Kaji TFU, Leopold I, II, II, dan IV (lihat kembali modul 2 atau
pedoman praktikum pemeriksaan fisik ibu hamil).
4) Kaji kontraksi uterus ibu. Lakukan pemeriksaan dalam untuk
mengetahui derajat dilatasi (pembukaan) dan pendataran serviks,
apakah selaput ketuban masih utuh atau tidak, posisi bagian terendah
janin.
5) Auskultasi DJJ.
2. Pangkajian Kala II
a. Periksa TTV (TD, nadi, suhu, respirasi), tanda–tanda persalinan kala II
dimulai sejak pukul, evaluasi terhadap tanda–tanda persalinan kala II
(dorongan meneran, tekanan ke anus, perineum menonjol, dan vulva
membuka).
b. Periksa kemajuan persalinan VT (status portio, pembukaan serviks, status
selaput amnion, warna air ketuban, penurunan presentasi ke rongga
panggul, kontraksi meliputi intensitas, durasi frekuensi, relaksasi).
c. DJJ, vesika urinaria (penuh/ kosong).
d. respon perilaku (tingkat kecemasan, skala nyeri, kelelahan, keinginan
mengedan, sikap ibu saat masuk kala II, intensitas nyeri).
Nilai skor APGAR dinilai pada menit pertama kelahiran dan diulang pada
menit kelima yang meliputi:
A (appearance/warna kulit),
P (Pulse/denyut jantung),
G (Grimace/respon refleks),
A (Activity/tonus otot),
R (respiration/pernapasan).
Nilai kelima variabel tersebut dijumlahkan.
Interpretasi hasil yang diperoleh:
a. Bila jumlah skor antar 7–10 pada menit pertama, bayi dianggap normal.
b. Bila jumlah skor antara 4–6 pada menit pertama, bayi memerlukan tindakan
medis segera seperti pengisapan lendir dengan suction atau pemberian
oksigen untuk membantu bernafas.
3. KalaIII
a. Kaji TTV (TD, nadi, pernafasan, nadi),
b. kaji waktu pengeluaran plasenta,
c. kondisi selaput amnion,
d. kotiledon lengkap atau tidak.
e. Kaji kontraksi/HIS,
f. kaji perilaku terhadap nyeri,
g. skala nyeri,
h. tingkat kelelahan,
i. keinginan untuk bonding attachment,
j. Inisiasi Menyusu Dini (IMD).
4. Kala IV
Pengkajian kala IV, dikaji selama 2 jam setelah plasenta lahir. Pada satu jam
pertama, ibu dimonitoring setiap 15 menit sekali, dan jam kedua ibu dimonitoring
setiap 30 menit. Adapun yang dimonitoring adalah, tekanan darah, nadi, kontraksi,
kondisi vesika urinaria, jumlah perdarahan per vagina, intake cairan.
2. Pada janin
Diagnose (SDKI) Kriteria Hasil (SLKI) Intervensi (SIKI)
Pola nafas tidak efektif Setelah dilakukan Manajemen jalan nafas
(D.0005) b.d imaturitas perawatan selama….. Observasi
neurologis d.d Pola nafas (L.01004) 1. Monitor pola napas
dipsnea,penggunaan otot membaik dengan kriteria 2. Monitor bunyi napas
bantu pernapasan hasil: tambahan
a. Ventilasi semenit 3. Monitor sputum
meningkat Terapeutik
b. Dispnea menurun 1. Pertahankan kepatenan
c. Pernapasan cuping jalan napas
hidung meningkat 2. Posisikan semi fowler
atau fowler
3. Berikan oksigen
Kolaborasi
5. Kolaborasi pemberian
bronkodilatator,
mukolitik, dll. Jika
perlu
Nyeri akut (D.077) Setelah dilakukan asuhan Manajemen Nyeri
keperawatan selama
(I. 08238)
……… jam diharapkan
tingkat nyeri menurun Observasi
dengan kriteria hasil: 1. Identifikasi lokasi,
Tingkat Nyeri (L. 08066) karakteristik, durasi,
1. Keluhan nyeri frekuensi, kualitas dan
menurun intensitas nyeri
2. Gelisah menurun
3. Kesulitan tidur 2. Identifikasi skala nyeri
menurun 3. Identifikasi respon nyeri
4. Nafsu makan non verbal
meningkat 4. Identidikasi faktor yang
5. Perilaku meningkat memberatkan dan
meringankan nyeri
5. Monitor keberhasilan
terapi komplementeryang
telah diberikan
Terapeutik
1. Berikan teknik non-
farmakologis untuk
mengurangi rasa nyeri
2. Kontrol lingkungan
yang memberatkan rasa
nyeri
3. Fasilitasi istirahat dan
tidur
Edukasi
1. Jelaskan penyebab,
periode dan pemicunyeri
2. Jelaskan strategi
meredakan nyeri
3. Anjurkan menggunakan
analgetik secaratepat
Kolaborasi
Pemberikan analgetik, jika
perlu
Risiko infeksi (D.0142) Setelah dilakukan tindakan Pencegahan Infeksi (I.
asuhan keperawatan 3x24 14539)
jam diharapkan Tingkat Observasi
Infeksi (L.14137)
menurun dengan kriteria Monitor tanda dan gejala
hasil: infeksi local dansistemik
1. Kebersihan tangan
Terapeutik
meningkat
2. Kebersihan badan
1. Batasi jumlah
meningkat pengunjung
3. Nafsu makan 2. Cuci tangan sebelum
meningkat dan sesudah kontak
dengan pasien dan
lingkungan pasien
3. Pertahankan teknik
aseptic pada pasien
beresikotinggi
Edukasi
1. Jelaskan tanda dan
gejala infeksi
2. Ajarkan cara mencuci
tanagan dengan ebnar
3. Ajarkan cara
memeriksa kondisi
luka operasi
4. Anjurkan
meningkatkan asupan
cairan dannutrisi
DAFTAR PUSTAKA