Dosen Pembimbing :
Ns.Neli Husniawati,S.Kep.,M.Kep
Disusun Oleh :
Nova Nurrahmadani 1032211032
Konsep Ibu Hamil
A. Definisi
Kehamilan adalah proses pertumbuhan janin dimulai darikonsepsi sampai lahirnya janin.
Lamanya hamil normal adalah 280 hari (40 minggu atau 9 bulan 7 hari). Kehamilan adalah
suatu proses alami danfisiologis yang terjadi pada wanita yang di dahului oleh suatu
peristiwafertilisasi yang membentuk zigot dan akhirnya menjadi janin yang
mengalami proses perkembangan di dalam uterus sampai proses perkembangan di
dalam uterus sampai proses persalinan. Kehamilan didefisinikan sebagai fertilisasi atau
penyatuan darispermatozoa dan ovum dan dilanjutkan dengan nidasi atau implantasi,
biladihitung saat fertilisasi hingga lahirnya bayi, kehamilan normal akan berlangsung
dalam waktu 40 minggu atau 10 bulan atau 9 bulan menurut kalender internasional,
kehamilan terbagi dalam 3 trimester, trimester kesatu berlangsung dalam 12 minggu,
trimester kedua 1 minggu, dan trimester ketiga 13 minggu
Trisemester I
a. Ibu akan selalu mencari tanda-tanda apakah ia benar-benar hamil. Hal ini dilakukan
sekedar untuk meyakinkan dirinya
b. Ibu merasa tidak sehat dan kadang-kadang merasa benci dengan kehamilannya
c. Kadang muncul penolakan, kecemasan dan kesedihan. Bahkan kadang ibu berharap
agar dirinya tidak hamil saja.
Trisemester II
a. Ibu sudah bisa menerima kehamilannya
b. Ibu merasa sehat, tubuh ibu sudah terbiasa dengan kadar hormone yang tinggi
c. Merasa terlepas dari ketidaknyamanan dan kekhawatiran
d. Libido meningkat
e. Ketertarikan dan aktivitasnya terfokus pada kehamilan, kelahiran, dan persiapan
untuk peran baru
Trisemester III
a. Merasa tidak menyenangkan ketika bayi tidak lahir tepat waktu
b. Rasa tidak nyaman timbul kembali, merasa dirinya jelek, aneh, dan tidak menarik
c. Takut akan rasa sakit dan bahaya fisik yang timbul pada saat melahirkan, khawatir
akan keselamatannya
d. Khawatir bayi akan dilahirkan dalam keadaan tidak normal, bermimpi yang
mencerminkan perhatian dan kekhawatirannya
e. Merasa kehilangan perhatian
c. Varises
Peningkatan volume darah dan alirannya selama kehamilan akan menekan daerah panggul
dan vena di kaki, yang mengakibatkan vena menonjol, dan dapat juga terjadi di daerah vulva
vagina. Pada akhir kehamilan, kepala bayi juga akan menekan vena daerah panggul yang akan
memperburuk varises. Varises juga dipengaruhi faktor keturunan.
d. Sering kencing
Pembesaran rahim ketika kepala bayi turun ke rongga panggul akan makin menekan
kandungan kencing ibu hamil.
e. Merasa lelah
Hal ini terjadi karena tubuh bekerja secara aktif untuk menyesuaikan secara fisik dan
emosional untuk kehamilan. Juga peningkatan hormonal yang dapat mempengaruhi pola tidur
D. Tindakan yang dilakukan untuk mengatasi masalah
a. Mual muntah
Hindari makanan peda, makanan berlemak
Hindari makanan yang mengandung rendah lemak
Hindari minuman bersoda dan alcohol
b. Pusing
Hindari posisi tidur terlentang
Hindarin stress
Menjauhi tempat keramaian
c. Sering Kencing
Minum air putih secukupnya
Membatasi minuman berkafein dan alkohol
Membatasi konsumsi garam
d. Varises
Hindari berdiri atau duduk terlalu lama
Lakukan olahraga secara teratur
Jaga berat badan tetap ideal
e. Merasa lelah
Mengkomsumsi makanan bergizi
Mencukupi kebutuhan cairan tubuh
Berolahraga secara rutin
2. Diagnosa Keperawatan
Menurut SDKI, diagnosis nyeri akut adalah pengalaman sensorik atau emosional yang
berkaitan dengan kerusakan jaringan aktual atau fungsional, dengan onset mendadak atau
lambat dan berintensitas ringan hingga berat yang berlansung kurang dari 3 bulan.
Penyebabnya yaitu :
a) agen pencedera fisiologis (misal inflamasi, iskemia, neoplasma)
b) agen pencedera kimiawi (misal terbakar, bahan kimia iritan)
c) agen pencedera fisik (misal abses, amputasi, terbakar, mengangkat berat, trauma).
Gejala dan tanda mayor yaitu :
1) subjektif meliputi mengeluh nyeri
2) objektif meliputi tampak meringis, bersikap protektif (misal menghindari nyeri), gelisah,
frekuensi nadi meningkat, dan sulit tidur.
Gejala dan tanda minor yaitu :
1) subjektif tidak ada
2) objektif
3. Intervensi Keperawatan
Intervensi Keperawatan dilakukan berdasarakan Standar Intervensi Keperawatan Indonesia
(Tim Pokja SIKI DPP PPNI, 2018) dengan kriteria hasil berdasarkan Standar Luaran
Keperawata Tujuan :
Setelah dilakukan tindakan keperawatan diharapkan tingkat nyeri
menurun (L.08066)
Kriteria hasil : n Indonesia (Tim Pokja SLKI DPP PPNI, 2019) :
1. Keluhan nyeri menurun
2. Meringis menurun
3. Sikap protektif menurun
4. Gelisah menurun
5. Kesulitan tidur menurun
6. Menarik diri menurun
7. Berfokus pada diri sendiri menurun
8. Diaforesis menurun
9. Perasaan depresi (tertekan) menurun
10. Perasaan takut mengalami cedera berulang menurun
11. Anoreksia menurun
12. Perineum terasa tertekan menurun
13. Nafsu makan membaik
14. Pola tidur membaik
Intervensi :
Manajemen nyeri (I.08238)
Observasi
1. Identifikasi lokasi, karekteristik, durasi, frekuensi, kualitas, intensitas nyeri
2. Identifikasi skala nyeri
3. Identifikasi respons nyeri non verbal
4. Identifikasi faktor yang memperberat dan memperingan nyeri
5. Identifikasi pengetahuan dan keyakinan tentang nyeri
Edukasi
Jelaskan penyebab, periode, dan pemicu nyeri
6. Jelaskan strategi meredakan nyeri
7. Anjurkan memonitor nyeri secara mandiri
8. Anjurkan menggunakan analgetik secara tepat
9. Ajarkan teknik nonfarmakologis untuk mengurangi rasa nyeri
Kolaborasi
10. Kolaborasi pemberian analgetik, jika perlu
4.Implementasi Keperawatan
Implementasi keperawatan direncanakan dengan tujuan klien mampu melakukan perawatan diri
secara mandiri (self care) dengan penyakit yang dialami sehingga klien mencapai derajat
kesembuhan yang optimal dan efektif. Sehingga kemandirian pada ibu hamil dengan hiperemesis
gravidarum dapat meningkat dengan dilakukan tindakan keperawatan untuk mengurangi
penyebab terjadinya mual muntah yang berlebih dan memberikan rasa nyaman dan aman pada
ibu.
5.Evaluasi Keperawatan
Evaluasi dilakukan untuk mengetahui perkembangan klien atas tindakan yang telah dilakukan
sehingga dapat disimpulkan apakah tujuan asuhan keperawatan tercapai atau belum. Hal ini
terkait dengan kemampuan ibu hamil dengan hiperemesis gravidarum dalam kemandiriannya dan
mencegah timbulnya kembali masalah yang pernah dialami. Pada ibu hamil dengan hiperemesis
gravidarum dapat mengevaluasi kemandiriannya dalam mengatasi masalah yang dialami,
meliputi seluruh aspek baik bio-psiko-sosial dan spiritual
Kala ll
Takut
Kontraksi menurunkan aliran darah
Frekuensi denyut nadi
Kala lll
Tali pusat memanjang
Perubahan bentuk dan tinggi fundus uteri
C. Masalah yang muncul pada ibu bersalin
Sembelit
Awal dimasa kehamilan karena perubahan hormon dalam tubuh
Nyeri
Nyeri persalinan adalah suatu perasaan tidak nyaman berkaitan dengan adanya kontraksi
uterus, dilatasi dan effacement serviks, penurunan presentasi, peregangan vagina dan
perineum yang berakhir di kala IV persalinan, persalinan kala II dimulai dari pembukaan
lengkap (10 cm) sampai bayi lahir.
2. Diagnosa Keperawatan
Diagnosis keperawatan adalah pernyataan yang menggambarkan respon manusia
(sehat/sakit/berisiko sakit) berdasarkan pendekatan kebutuhan dasar manusia dari individua
tau kelompok dimana perawat secara legal mengidentifikasi dan perawat dapat memberikan
intervensi secara pasti untuk menjaga status kesehatan atau untuk mengurangi,
menyingkirnkan, menurunkan atau mencegah terjadinya masalah.
3. Intervensi Keperawatan
Perencanaan adalah pengembangan strategi untuk mencegah, mengurangi, menghambat,
menurunkan, mengatasi masalah.
4. Implementasi Keperawatan
Implementasi adalah realisasi rencana tindakan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
Kegiatan dalam pelaksanaan juga meiputi pengumpulan data berkelanjutan, mengobservasi
respon klien selama dan sesudah pelaksanaan tindakan, dan menilai data yang baru.
5. Evaluasi Keperawatan
Evaluasi adalah penilaian yang dilakukan dengan cara membandingkan perubahan keadaan
pasien (hasil yang diamati) dengan tujuan dan kriteria hasil yang dibuat pada tahap perencanaan.
A. Definisi
Post partum adalah masa setelah plasenta lahir dan berakhir ketika alat-alat kandungan
kembali pada keadaan sebelum hamil, masa post partum berlangsung selama 6 minggu
(Wahyuningsih, 2019), Primipara adalah wanita yang telah melahirkan bayi aterm
sebanyak satu kali. Multipara (pleuripara) adalah wanita yang telah melahirkan anak
hidup beberapa kali, dimana persalinan tersebut tidak lebih dari lima kali.
Grandemultipara adalah wanita yang telah melahirkan janin aterm lebih dari lima kali
(Manuaba, 2012).
Postpartum dibagi menjadi tiga tahap (Wahyuningsih, 2019) yaitu :
1. Immediate Post Partum (setelah plasenta lahir 24 jam)
Masa segera setelah plasenta lahir sampai 24 jam, adapun masalah yang sering terjadi
misalnya atonia uteri oleh karena itu perlu melakukan pemeriksaan kontraksi uterus,
pengeluaran lochea, tekanan darah ibu dan suhu.
2. Early Post Partum (24 jam – 1 minggu)
Pada fase ini memastikan involusi uteri dalam keadaan normal, tidak ada perdarahan,
lochea tidak berbau busuk, tidak demam, ibu cukup mendapatkan makanan dan cairan
serta ibu dapat menyusui dengan baik.
3. Late Post Partum ( 1 minggu – 6 minggu)
4. Waktu yang diperlukan untuk pulih dan sehat sempurna terutama bila selama hamil atau
waktu persalinan mempunyai komplikasi, waktu untuk sehat sempurna bisa berminggu-
minggu, bulanan atau tahunan.
B. Perubahan Fsiologis/Psikologis
Proses kembalinya uterus ke keadaan sebelum hamil setelah melahirkan, proses ini
dimulai segera setelah plasenta keluar akibat kontraksi otot-otot polos uterus. Pada akhir
tahap ketiga persalinan,uterus berada di garis tengah, kira-kira 2 cm di bawah umbilikus
dengan bagian fundus bersandar pada promontorium sakralis. Dalam waktu 12 jam tinggi
fundus mencapai kurang lebih 1 cm di atas umbilikus. Fundus turun kira-kira 1 smpai 2
cm setiap 24 jam. Pada hari pasca partum keenam fundus normal akan berada di
pertengahan antara umbilikus dan simpisis pubis Uterus pada waktu hamil penuh
baratnya 11 kali berat sebelum hamil. Uterus akan mengalami proses involusi yang
dimulai segera setelah plasenta keluar akibat kontraksi otot-otot polos. Proses involusi
yang terjadi mempengaruhi perubahan dari berat uterus pasca melahirkan menjadi kira
kira 500 gram setelah 1 minggu pasca melahirkan dan menjadi 350 gram setelah 2
minggu pasca melahirkan. Satu minggusetelah melahirkan uterus berada di dalam
panggul. Pada minggu keenam, beratnya menjadi 50-60 gr. Peningkatan esterogen
dan progesteron bertanggung jawab untuk pertumbuhan masif uterus selama hamil. Pada
masa pasca partum penurunan kadar hormon menyebabkan terjadinya autolisis,
perusakan secara langsung jaringan hipertrofi yang berlebihan. Sel-sel tambahan yang
terbentuk selama masa hamil menetap. Inilah penyebap ukuran uterus sedikit lebih besar
setelah hamil. Intesitas kontraksi otot otot polos uterus meningkat secara bermakna
segera setelah bayi lahir, kondsi tersebut sebagai respon terhadap penurunan volume
intrauterin yang sangat besar.
C. Masalah yang muncul pada ibu Postpartum
1. Metritis
infeksi uterus setelah persalinan yang merupakan salah satu penyebab terbesar kematian
ibu. Bila pengobatan terlambat atau kurang adekuat dapat menjadi abses pelvik,
peritonitis, syok septik, thrombosis vena yang dalam, emboli pulmonal, infeksi pelvic
yang menahan, dispareunia, penyumbatan tuba dan infertilitas.
2. Abses payudara
Tanda dan gejala abses payudara adalah adanya Discharge putting susu purulenta,
munculnya demam remiten (suhu naik turun) disertai menggigil dan terjadi
pembengkakan payudara dan sangat nyeri; massa besar dan keras dengan area kulit
berwarna fluktuasi kemerahan dan kebiruan.
3. Tromboflebitis
Terjadi pada wanita penderita varikositis atau yang mungkin secara genetik rentan
terhadap relaksasi dinding vena dan stasis vena.
1. Pengkajian
Identitas klien meliputin nama, umur, pendidikan, suku/bangsa,pekerjaan,agama,alamat,status
perkawinan,nomor medical record, diagnose medic, tanggal masuk, dan tanggal dikaji.
Identitas penanggung jawab meliputi nama,umur,jenis kelamin,pendidikan,alamat serta
hubungan dengan klien.
2. Diagnosa Keperawatan
a. Nyeri akut b.d agen pencedera fisik, luka episiotomi post partum spontan
b. Resiko infeksi bd trauma jaringan
c. Gangguan pola tidur bd tanggung jawab memberi asuhan pada bayi
3. Intervensi Keperawatan
Nyeri berhubungan dengan trauma mekanis,proses involusi, trauma jalan lahir
akibat tindakan episiotomi
Intervensi :
a. Kaji karakteristik nyeri (PQRST)
Rasional : untuk mengidentifikasi kebutuhan-kebutuhan dan intervensi yang tepat.
4. Implementasi Keperawatan
Pelaksanaan (intervensi) mengkomunikasikan tindakan keperawatan yang dilakukan untuk
mencapai hasil klien yang diinginkan. Perawat harus merencanakan asuhan dengan klien,
karena kedua individu bertanggung gugat terhadap asuhan tersebut untuk mencapai hasil
diharapkan. Intervensi tertulis yang membimbing kebutuhan asuhan klien perlu diberi tanggal
dan ditandatangani untuk mengidentifikasi seseorang yang melakukan dan
mengkoordinasikan asuhan keperawatan (Doenges,2011).
5. Evaluasi Keperawatan
Evaluasi adalah tahap akhir dari proses keperawatan yang berisikan respon klien terhadap
asuhan yang diberikan dan pencapaian hasil yang diharapkan. Pada tahap evaluasi terdiri dari
evaluasi sumatif dan evaluasi formatif. Evaluasi formatif dutuliskan sebagai hasil dari suatu
tindakan yang dicatat dalam format implementasi, sedangkan evaluasi sumatif berupa
pemecahan masalah diagnosa keperawatan dalam bentuk catatan perkembangan (SOAPIER) :
S: berupa data subjektif,
O: berupa data objektif,
A: analisa/assesment,
P: berupa planning/perencaran,
I: implementasi,
E: evaluasi,
R: revisi, re-assesment/ perbaikkan
(Doenges,2011).
A. Definisi
Bayi baru lahir atau neonatus adalah masa kehidupan (0-28 hari),
dimana terjadi perubahan yang sangat besar dari kehidupan di dalam rahim
menuju luar rahim dan terjadi pematangan organ hampir pada semua sistem.
Bayi hingga umur kurang satu bulan merupakan golongan umur yang
memiliki risiko gangguan kesehatan paling tinggi dan berbagai masalah
kesehatan bisa muncul, sehingga pada penanganan yang tepat bisa berakibat
fatal (Kemenkes RI, 2020). Bayi yang baru lahir normal adalah bayi yang lahir dalam
presentasi belakang kepala melalui vagina tanpa memakai alat (Jamil et al, 2017).
Kriteria bayi normal adalah lahir dengan umur kehamilan genap 37 minggu
sampai 42 minggu, dengan berat badan lahir 2500-4000 gram, panjang badan:
48-52 cm, lingkaran dada: 30-38 cm, nilai APGAR 7-10 dan tanpa cacat
bawaan (Ribek et al, 2018). Lingkar kepala bayi baru lahir yang normal
adalah 34-35 cm, dimana ukuran lingkar kepala mempunyai hubungan dengan
perkembangan bayi yaitu pertumbuhan lingkar kepala umumnya mengikuti
pertumbuhan otak, sehingga bila ada hambatan/gangguan pada pertumbuhan
lingkar kepala, pertumbuhan otak juga biasanya terhambat (Ribek et al, 2013)
B. Perubahan Fisiologis/Psikologis
Pernapasan pertama pada bayi normal terjadi dalam waktu 30 detik pertama sesudah
setelah lahir, BBL harus beradaptasi dari keadaan yang sangat tergantung menjadi
mandiri secara fisiologis. Banyak perubahan yang akan dialami oleh bayi yang semula
berada dalam lingkungan interna (dalam kandungan Ibu)yang hangat dan segala
kebutuhannya terpenuhi (O2 dan nutrisi) ke lingkungan eksterna(diluar kandungan ibu)
yang dingin dan segala kebutuhannya memerlukan bantuan orang lain untuk
memenuhinya.Saat ini bayi tersebut harus mendapat oksigen melaluisistem sirkulasi
pernafasannya sendiri yang baru, mendapatkan nutrisi oral untukmempertahankan kadar
gula yang cukup, mengatur suhu tubuh dan melawan setiap penyakit.Periode adaptasi
terhadap kehidupan di luar rahim disebut Periode Transisi.Periode ini berlangsung
hingga 1 bulan atau lebih setelah kelahiran untuk beberapasistem tubuh. Transisi yang
paling nyata dan cepat terjadi adalah pada sistem pernafasan dan sirkulasi, sistem
termoregulasi, dan dalam kemampuan mengambil menggunakan glukosa.
Etiologi
1. Kontraksi otot dinding perut
2. His (kontraksi otot rahim)
3. Kontraksi diafragma pelvis atau kekuatan mengenjan
4. Ketegangan dan kontraksi ligamentum retundum
C. Masalah yang muncul pada Bayi Baru Lahir