Anda di halaman 1dari 60

LAPORAN PENDAHULUAN ANTENATAL DAN RESUME PADA IBU

HAMIL DENGAN HIPEREMESIS GRAVIDARUM


DI RUANG POLIKLINIK (ANTENATAL)
RSIA LIMIJATI
TAHUN 2020

Disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Maternitas dengan
pembimbing Nyayu Nina Putri C, Ners., M. Kep.

Disusun Oleh :
Dea Nanda Arshani Maryadi
NIM : 320078

PENDIDIKAN PROFESI NERS NON REGULAR SEKOLAH TINGGI


ILMU KEPERAWATAN PPNI JAWA BARAT
BANDUNG 2020
LAPORAN PENDAHULUAN ANTENATAL

A. KONSEP KEHAMILAN
1. Pengertian
Kehamilan adalah suatu keadaan yang terjadi pada perempuan
dewasa (pernah menstruasi) yang dimulai dari terjadinya masa
konsepsi pertemuan antara sel sperma dengan ovum pada tuba
fallopi sampai terjadinya persalinan (Manuba, 2010). Kehamilan
didefinisikan sebagai fertilisasi atau penyatuan dari sprematozoa
dan ovum dan dilanjutkan dengan nidasi atau implantasi
(Yulistiana, 2015).

Ada beberapa istilah yang ditemukan dalam kehamilan, yaitu


diantaranya gravida (seorang wanita yang hamil), parturient
(wanita yang sedang bersalin), graviditas (kehamilan), paritas
(jumlah kehamilan), nuligravida (wanita yang belum pernah
hamil), primigravida (wanita yang hamil pertama kali),
multigravida (wanita yang sudah hamil dua kali atau lebih),
nulipara (wanita yang belum pernah menjalani kehamilan sampai
janin mencapai tahap viabilitas), primipara (wanita yang sudah
menjalani kehamilan sampai janin mencapai tahap viabilitas),
multipara (wanita yang sudah menjalani dua kali atau lebih
kehamilan dan menghasilkan janin sampai tahap viabilitas).

Kehamilan berlangsung selama kira-kira 10 bulan lunar atau 9


bulan kalender atau 40 minggu atau 280 hari. Lama kehamilan
dihitung dari hari pertama periode menstruasi terakhir (LMP/ last
menstrual period). Akan tetapi, konsepsi terjadi sekitar 2 minggu
setelah hari pertama periode menstruasi terakhir. Dengan
demikian, umur janin pasca konsepsi lebih kurang 2 minggu, yakni
266 hari atau 38 minggu (Bobak, Lowdermilk,& Jensen, 2005).
Kehamilan dibagi menjadi 3 trimester, yaitu trimester ke-1 usia
kehamilan 0-12 minggu, trimester ke-2 usia kehamilan 13-24
minggu, dan trimester ke-3 usia kehamilan 25-40 minggu.

Perkembangan intrauterin dibagi dalam tiga tahap, yaitu ovum,


embrio, dan janin. Tahap ovum berlangsung sejak konsepsi sampai
hari ke-14. Pada periode ini terjadi replikasi seluler, pembentukan
blastosis, perkembangan awal selaput embrio lapisan germinal
primer. Tahap embrio berlangsung dari hari ke-15 sampai sekitar 8
minggu setelah konsepsi atau sampai ukuran embrio sekitar 3 cm
dari puncak kepala sampai bokong. Tahap ini merupakan masa
paling kritis dalam perkembangan sistem organ dan penampilan
luar utama janin, serta rentan terhadap malformasi akibat teratogen
lingkungan. Pada akhir minggu ke-8, semua sistem organ dan
struktur eksterna terbentuk dan embrio tidak diragukan lagi telah
menjadi janin. Dibawah ini adalah gambar periode kritis
perkembangan embrio menjadi janin pada proses kehamilan.
2. Klasifikasi Antenatal
a. Trimester I (1-12 Minggu)
1) Perubahan psikologis dalam kehamilan : setelah
kadar hormon progresteron dan estrogen akan
meningkat dalam tubuh, maka dapat menimbulkan
mual dan mntah di pagi hari, lemah, lelah dan
membesarnya payudara. Ibu merasa tidak sehat dan
seringkali membenci kehamilannya. Banyak ibu
yang merasa kecewa, penolakan, kecemasan dan
kesedihan. Seringkali, biasanya pada awal
kehamilan, ibu berharap untuk tidak hamil. Ibu akan
mencari tanda-tanda untuk lebih meyakinkan bahwa
dirinya memang hamil. Setiap perubahan dalam
tubuhnya akan diperhatikan dengan seksama karena
perutnya masih kecil.

Reaksi pertama seorang pria ketika mengetahui


bahwa dirinya akan menjadi seorang ayah
menyebabkan timbulnya kebanggaan atas
kemampunyannya mempunyai keturunan
bercampur dengan keprihatinan akan kesiapannya
untuk menjadi seorang ayah dan mencari nafkah
untuk keluarganya. Calon ayah akan memperhatikan
keadaan ibu yang sedang mulai hamil dan
menghindari hubungan seks karena takut
mencederai bayinya. Calon ayah perlu dapat
memahami keadaan ini dan menerimanya.
2) Keluhan selama kehamilan : mual dan muntah
(terutama terjadi pada pagi hari dan akan hilang
menjelang tengah hari (morning sickness)), perasaan
eneg atau mual terutama bila mencium bau yang
menyengat, pusing terutama bila akan bangun dari
tidur (hal ini terjadi karena adanya gangguan
keseimbangan, perut kosong), sering kencing karena
tekanan uterus yang membesar dan menekan pada
kandung kencing, keputihan (lekorea) akibat
pengaruh peningkatan hormon kehamilan (estrogen
dan progesteron) yang mempengaruhi mukosa
serviks dan vagina, pengeluaran darah pervaginam
(bila terjadi perdarahan pervaginam perlu
diwaspadai adanya abortuss), dan perut membesar.
3) Psikologis : perasaan gembira dengan penerimaan
kehamilan akan mempengaruhi penerimaan ibu
terhadap kelainan-kelainan yang timbul. Sebaliknya
karena menolak kehamilan, keluhan tersebut
menimbulkan rasa tidak nyaman dan menimbulkan
antipati terhadap kehamilannya. Pada masa ini
sering timbul konflik karena pengalaman baru,
sehingga ibu hamil perlu mendapatkan perhatian
dan dukungan suami.
b. Trimester II (13-25 minggu)
1) Perubahan psikologis dalam kehamilan : pada
trimester kedua biasanya ibu merasa sehat. Tubuh
akan terbiasa denan kadar hormon yang lebih tinggi
dan rasa tidak nyaman karena hamil sudah
berkurang. Perut ibu belum terlalu besar sehingga
belum dirasakan sebagai beban. Ibu sudah
menerima kehamilannya dan mulai dapat
menggunakan energi dan pikirannya secara lebih
konstruktif. Ibu juga mulai merasakan gerakan
bayinya dan ibu mulai merasakan kehadiran bayinya
sebagai seseorang diluar dari dirinya sendiri. Ibu
akan merasakan meningkatnya libido.
2) Keluhan pada ibu hamil : pada masa ini keluhan
yang bersifat subyektif sudah berakhir, sehingga
bila ada ibu hamil masih mendapatkan keluhan
seperti pada trimester I, perlu diwaspadai
kemungkinan adanya faktor psikologis.
Pada triwulan ini sering ditandai adanya adaptasi
ibu terhadap kehamilannya, perasaan ibu cenderung
lebih stabil, karena keluhan yang terjadi pada
triwulan I sudah terlewati. Ibu merasakan
pengalaman baru, mulai merassakan gerakan bayi,
terdengarnya DJJ, melalui alat doptone atau melihat
gambar/posisi melalui pemeriksaan USG. Triwulan
II juga dikatakan fase aman untuk kehamilan,
sehingga aktifitas ibu dapat berjalan tanpa gangguan
berarti
c. Trimester III (26-38 Minggu)
1) Perubahan psikologis dalam kehamilan : trimester
ketiga ini seringkali disebut periode untuk
menunggu dan waspada sebab pada saat itu ibu
merasa tidak sabar menunggu kelahiran bayinya.
Gerakan bayi dan membesarnya perut merupakan 2
hal yang mengingatkan ibu akan bayinya. Ibu
merasa khawatir dengan keadaan bayinya dapat
lahir sewaktu-waktu dan bayi yang akan
dilahirkannya tidak normal. Kebanyakan ibu akan
bersikap melindungi bayinya dan akan menghindari
orang atau benda apa saja yang dianggap
membahayakan bayinya. Ibu juga mungkin merasa
takut dengan rasa sakit dan bahaya fisik yang akan
timbul pada waktu melahirkan. Tirmester tiga
adalah persiapan aktif untuk kelahiran bayi menjadi
orangtua. Keluarga mulai menduga-duga jenis
kelamin bayinya.
2) Keluhan pada ibu hamil : pusing disertai pandangan
berkunang-kunang (hal ini dapat menunjukkan
kemungkinan terjadi anemia dengan Hb < 10 gr%),
pandangan mata kabur disertai pusing (hal ini dapat
digunakan rujukan kemungkinan adanya hipertensi),
kaki edema (edema pada kaki perlu dicurigai karena
sebagai salah satu gejala dari trias klasik eklamsi),
sesak napas pada triwulan III perlu dicurigai
kemungkinan adanya kelainan letak (sungsang),
perdarahan. Pada triwulan III bisa terjadi
perdarahan pervaginam perlu dicurigai adanya
placenta praevia atau solusio plasenta, keluar cairan
di tempat tidur pada siang atau malam hari, bukan
pada saat kencing, perlu diwaspadai adanya ketuban
pecah dini, sering kencing (akibat penekanan pada
kandung kencing akibat masuknya kepala ke pintu
atas panggul).
3) Psikologis : kegembiraan ibu karena akan lahirnya
seorang bayi (Purwaningsih, dkk, 2010).

3. Tanda dan Gejala


Tanda dan gejala kehamilan menurut Bobak, Lowdermilk,&
Jensen, (2005), dibagi menjadi tiga kategori, yaitu :
a. Tanda presumsi (presumptive sign’s) adalah perubahan
yang dirasakan wanita, misalnya, amenore, keletihan,
perubahan payudara, nyeri payudara, pembesaran payudara,
morning sickness, dan quickening, ngidam, syncope, sering
miksi, konstipasi atau obstipasi, hiperpigmentasi pada kulit
(cloasma gravidarum pada pipi; keluarnya striae lividae,
striae nigra, lina alba makin hitam pada dinding perut;
hiperpigmentasi aerola mammae, putting susu semakin
menonjol, kelenjar Montogmery menonjol), epulis atau
hipertrofi gusi, varises.
b. Tanda kemungkinan (probability sign’s) adalah perubahan
yang diobservasi oleh pemeriksa misalnya, pembesaran
abdomen, tanda Goodell, tanda Hegar, tanda Chadwicks,
tanda piscaseck, kontraksi Braxton Hicks, ballottement, tes
kehamilan menunjukkan positif dengan menggunakan test
pack (planotest).
c. Positive sign’s adalah tanda pasti kehamilan misalnya,
terdapat janin pada pemeriksaan ultrasonografi, bunyi
denyut jantung janin, dan gerakan janin.

4. Proses Kehamilan
Konsepsi adalah persatuan antara sebuah sel telur (ovum) dan
sebuah sperma yang menandai awal suatu kehamilan. Peristiwa ini
bukan merupakan peristiwa yang terpisah, tetapi adalah suatu
rangkaian kejadian, yaitu pembentukan gamet (ovum dan sperma),
ovulasi (pelepasan ovum), penggabungan gamet (fertilisasi) dan
implantasi embrio di dalam uterus. Jika semua peristiwa tersebut
berlangsung baik, maka proses perkembangan embrio dan janin
dapat dimulai (Bobak, Lowdermilk,& Jensen, 2005). Di bawah ini
adalah gambar proses konsepsi :
5. Adaptasi Fisiologis Terhadap Kehamilan
Adaptasi maternal merupakan akibat kerja hormone kehamilan dan
tekanan mekanis akibat membesarnya uterus dan jaringan lain.
Adaptasi ini melindungi fungsi fisiologis normal seorang wanita,
memenuhi tuntutan metabolic kehamilan tubuh wanita, dan
menyedikan kebutuhan untuk perkembangan dan pertumbuhan
janin. Sejalan dengan penyesuaian yang diharapkan terjadi selama
masa hamil, beberapa penyakit juga menimbulkan perubahan,
misalnya kadar hemoglobin yang rendah, laju endap darah yang
tinggi, dyspnea saat istirahat, dan perubahan fungsi jantung serta
keseimbangan endokrin. Perubahan ini menunjukkan usaha tubuh
untuk melindungi ibu dan janin ((Bobak, Lowdermilk,& Jensen,
2005).
a. Sistem Reproduksi dan Payudara
1) Aksis Hipothalamus-Hipofisis Ovarium
Selama hamil kadar estrogen dan progesterone yang
meningkat menekan sekresi follicle-stimulating
hormone (FSH) dan luteinizing hormone (LH).
Maturasi folikel dan pelepasan ovum tidak terjadi.
Siklus menstruasi berhenti (amenore), namun 20%
wanita mengalami perdarahan kecil tanpa rasa sakit
dan sebab yang jelas di awal gestasi. Setelah
implantasi, ovum yang dibuahi dan vili korionik
memproduksi hCG yang mempertahankan korpus
luteum untuk memproduksi estrogen dan
progesterone selama 8 sampai 10 minggu pertama
kehamilan hingga plasenta mengambil alih fungsi
tersebut (Scott, dkk., 1990 dalam Bobak,
Lowdermilk,& Jensen, 2005).
2) Uterus
Pertumbuhan uterus pada trimester pertama
berlanjut sebagai respons terhadap stimulus kadar
hormone estrogen dan progesterone yang tinggi.
Pembesaran uterus terjadi akibat peningkatan
vaskularisasi dan dilatasi pembuluh darah,
hyperplasia (produksi serabut otot dan jaringan
fibroelastis baru) dan hipertrofi (pembesaran serabut
otot dan jaringan fibroelastis yang sudah ada), serta
perkembangan desidua. Selain bertambah besar,
uterus juga mengalami perubahan berat, bentuk, dan
posisi. Dinding-dinding otot menguat dan elastis.
Pada saat konsepsi uterus berbentuk seperti buah pir
terbalik. Selama trimester kedua bentuk uterus bulat
karena janin kemudian memanjang, uterus menjadi
lebih besar, lebih lonjong, dan membesar keluar
rongga panggul menuju rongga abdomen.

Selama minggu-minggu awal kehamilan,


peningkatan aliran darah uterus dan limfe
mengakibatkan edema dan kongesti panggul.
Akibatnya uterus, serviks, dan istmus melunak
secara progresif dan serviks menjadi agak kebiruan
(tanda Chadwick). Pada sekitar minggu ke-7 dan ke-
8, terlihat pola pelunakkan uterus, seperti istmus
melunak dan dapat ditekan (tanda Hegar), serviks
melunak (tanda Goodell), dan fundus pada serviks
mudah fleksi (tanda McDonald). Hal tersebut
merupakan tanda kemungkinan kehamilan. Setelah
minggu ke-8, korpus uteri dan serviks melunak dan
membesar secara keseluruhan. Setelah bulan
keempat kehamilan, kontraksi uterus dapat
dirasakan melalui dinding abdomen yang disebut
tanda Braxton Hicks (tanda kemungkinan
kehamilan).
3) Vagina dan Vulva
Estrogen menyebabkan perubahan lapisan otot dan
epitalium. Lapisan otot mengalami hipertrofi dan
kapasitas vagina mengalami tekanan. Perubahan
pada vagina dapat membuat vagina terbuka pada
kala kedua proses persalinan untuk memudahkan
bayi lahir. Vagina menghasilkan cairan berwarna
putih yang dikenal dengan leukorea. Vagina
menjadi lebih tervaskularisasi dan berwarna violet
hal ini kemungkinan disebabkan oleh hiperemi.
4) Payudara
Payudara akan membesar dan tegang akibat hormon
somatomammotropin, estrogen dan progesterone,
akan tetapi belum mengeluarkan air susu. Papilla
mamma akan membesar, lebih tegak dan tampak
lebih hitam, seperti seluruh areola mammae karena
hiperpigmentasi. Pada kehamilan 12 minggu ke atas
keluar cairan berwarna putih agak jernih disebut
colustrum. Namun proses laktasi dihambat sampai
kelahiran karena adanya hormon estrogen dan
progesterone selama hamil yang cukup tinggi
karena diproduksi oleh placenta.

b. Sistem Kardiovaskular
Penyesuaian maternal terhadap kehamilan melibatkan
perubahan sistem kardiovaskular yang ekstensif, baik aspek
anatomis maupun fisiologis. Adaptasi kardiovaskular
melindungi fungsi fisiologis normal wanita, memenuhi
kebutuhan metabolic tubuh saat hamil, dan menyediakan
kebutuhan untuk perkembangan serta pertumbuhan janin.
Hipertrofi atau dilatasi ringan jantung mungkin disebabkan
oleh peningkatan volume darah dan curah jantung. Karena
diafragma terdorong ke atas, jantung terangkat ke atas dan
berotasi ke depan dan ke kiri. Impuls pada apeks, titik
impuls maksimum bergeser ke atas dan leteral sekitar 1-1,5
cm. Derajat pergeseran bergantung pada lama kehamilan
dan ukuran serta posisi uterus.

Peningkatan volume darah dan curah jantung juga


menimbulkan perubahan auskultasi yang umum terjadi
selama masa hamil. Bunyi splitting S1 dan S2 lebih jelas
terdengar, S3 lebih jelas terdengar setelah minggu ke-20
gestasi. Selain itu murmur ejeksi sistolik tingkat II dapat
terdengar di atas daerah pulmonal. Antara minggu ke-14
dan ke-20, denyut meningkat perlahan, mencapai 10-15 kali
per menit, kemudian menetap sampai aterm, dapat timbul
palpitasi.
c. Sistem Pernapasan
Vaskularitas yang merupakan respon terhadap peningkatan
kadar estrogen, juga terjadi pada traktus pernapasan atas.
Karena kapiler membesar terbentuklah edema dan hiperemi
di hidung, laring, faring, trakea. Wanita hamil bernafas
lebih dalam tetapi frekuensi nafasnya hanya sedikit
meningkat, peningkatan kadar progesteron tampaknya
menyebabkan hiperventilasi kehamilan. Selama masa hamil
perubahan pada pusat pernafasan menyebabkan penurunan
ambang karbon dioksida. Walaupun fungsi paru tidak
terganggu oleh kehamilan, penyakit traktus pernafasan
dapat menjadi lebih berat selama masa hamil. Salah satu
faktor yang penting adalah kebutuhan oksigen.
d. Sistem Perkemihan
Pada bulan-bulan pertama kehamilan kandung kencing
tertekan oleh uterus yang mulai membesar, sehingga timbul
sering kencing. Pada akhir kehamilan, bila kepala janin
mulai turun ke bawah, keluhan sering kencing akan timbul
lagi karena kandung kencing mulai tertekan kembali. Pada
kehamilan ureter kanan dan kiri membesar karena pengaruh
progesterone. Tetapi ureter kanan lebih besar dari ureter
kiri akibat berubahnya posisi uterus ke kanan oleh kolon
sigmoid. Pada trimester kedua kandung kemih terdorong
keluar dari rongga pelvis ke abdomen sehingga saluran
uretra memanjang, juga hyperemia pada kandung kencing
dan uretra sehingga mudah terjadi trauma dan berdarah.
Dalam keadaan normal ginjal mereabsorbsi hampir seluruh
glucosa dan zat nutrien lainnya sehingga kemungkinan
ditemukan glucosuria pada ibu hamil. Ibu hamil juga
mengalami protein urine disebabkan peningkatan
kebutuhan asam amino meningkat kadar urin protein (+)
tidak menunjukkan kondisi patologis.
e. Sistem Integumen
Perubahan yang umum terjadi, yaitu peningkatan ketebalan
kulit dan lemak subdermal, hiperpigmentasi (kloasma, linea
nigra), timbulnya striae gravidarum, dan angioma/
telengektasis/ vascular spiders, epulis (gingival granuloma
gravidarum). Pertumbuhan kuku mengalami percepatan,
kulit menjadi berminyak dan timbul acne vulgaris, timbul
terjadi hirsutisme, serta peningkatan rambut halus.
f. Sistem Muskuloskeletal
Perubahan tubuh secara bertahap dan peningkatan berat
wanita hamil menyebabkan postur dan cara berjalan wanita
hamil berubah secara mencolok. Hal ini disebabkan akibat
proses penyesuaian ulang kurvatura spinalis dan kurva
lumbosakrum untuk mempertahankan keseimbangan.
g. Sistem Neurologi
Perubahan fisiologis spesifik akibat kehamilan dapat
menyebabkan timbulnya gejala neurologis dan
neuromuscular berikut :
1) Kompresi saraf panggul atau stasis vascular akibat
pembesaran uterus dapat menyebabkan perubahan
sensori di tungkai bawah.
2) Lordosis dorsolumbar dapat menyebabkan nyeri
akibat tarikan pada saraf atau kompresi akar saraf.
3) Edema yang melibatkan saraf perifer dapat
menyebabkan carpal tunnel syndrome selama
trimester akhir kehamilan.
4) Akroestesia (rasa baal dan gatal di tangan) yang
timbul akibat posisi bahu yang membungkuk yang
berkaitan akibat tarikan pada segmen pleksus
brachialis.
5) Nyeri kepala akibat ketegangan umum timbul saat
ibu merasa cemas dan tidak pasti tentang
kehamilannya.
6) Nyeri kepala ringan, rasa ingin pingsan, dan bahkan
pingsan (sinkop) sering terjadi pada awal kehamilan
akibat ketidakstabilan vasomotor, hipotensi
postural, atau hipoglikemia.
7) Hipokalsemia dapat menyebabkan kram otot atau
tetani.
h. Sistem Pencernaan
Fungsi saluran cerna selama hamil mengalami perubahan.
Nafsu makan meningkat, sekresi usus berkurang, fungsi
hati berubah dan absorpsi nutrient meningkat, usus besar
bergeser ke arah lateral atas dan posterior. Aktivitas
peristaltic menurun sehingga bising usus menghiang dan
konstipasi, mual, dan muntah umum terjadi. Aliran darah
ke panggul dan tekanan vena meningkat menyebabkan
hemoroid pada akhir kehamilan.
i. Sistem Endokrin
Perubahan besar pada sistem endokrin yang esensial terjadi
untuk mempertahankan kehamilan, pertumbuhan normal
janin, dan pemulihan pascapartum (nifas).
1) Kelenjar tiroid : pembesaran moderat kelenjar tiroid
akibat hyperplasia jaringan glandular dan
peningkatan vaskularitas. Peningkatan konsumsi
oksigen dan BMR akibat aktivitas metabolic janin.
2) Kelenjar paratiroid : kehamilan menginduksi
hiperparatiroidisme sekunder ringan, suatu refleksi
peningkatan kebutuhan kalsium dan vitamin D. Saat
kebutuhan rangka janin mencapai puncak
(pertengahan trimester ke-2), kadar parathormon
plasma meningkat (kadar puncak terjadi antara
minggu ke-15 dan 35 gestasi.
3) Pankreas : janin membutuhkan glukosa dalam
jumlah yang signifikan untuk pertumbuhan dan
perkembangannya, janin tidak saja menghabiskan
simpanan glukosa ibu tetapi juga menurunkan
kemampuan ibu menyontesis glukosa dengan
menyedot habis asam amino ibu. Kadar glukosa
darah ibu menurun. Insulin ibu tidak dapat
menembus plasenta untuk sampai ke janin.
Akibatnya, pada awal kehamilan pancreas
menurunkan produksi insulinnya.
4) Prolaktin hipofisis : prolactin serum mulai
meningkat pada trimester pertama dan meningkat
secara progresif sampai aterm.
5) Sistem endokrin dan nutrisi ibu : progesterone
menyebabkan lemak disimpan dalam jaringan
subkutan di abdomen, punggung, dan paha atas
sebagai cadangan energi baik pada masa hamil
ataupun menyusui. Aldosteron mempertahankan
natrium, tiroksin mengatur metabolism, hormone
paratiroid mengontrol metabolism kalsium dan
magnesium, hPL berperan sebagai hormone
pertumbuhan, dan hCG menginduksi mual dan
muntah pada beberapa wanita selama awal
kehamilan.
6. Pathway
7. Pemeriksaan Diagnostik
a. Test Urine dan Tes Darah
Semua test urine dan darah untuk deteksi kehamilan yang
ada saat ini, yaitu mendeteksi keberadaan human chorionic
gonadotropin (hCG) yang dapat diukur dengan
radioimunoesai dan dideteksi dalam darah enam hari
setelah konsepsi atau sekitar 20 hari sejak periode
menstruasi terakhir. Keberadaan hormone ini dalam urine
pada awal kehamilan merupakan dasar berbagai test
kehamilan di laboratorium dan kadang-kadang dapat
dideteksi di dalam urine 14 hari setelah konsepsi (Ganong,
1989 dalam Bobak, Lowdermilk, & Jensen, 2005).
b. USG (Ultra Sonography)
Tes ini di lakukan oleh seorang dokter dengan memastikan
kehamilan melalui USG yang dapat melihat bagian dalam
tubuh manusia. Dari gambaran yang ditampilkan alat
tersebut, dokter akn melihat didalam rahim terdapat embrio
atau tidak. Jika kehamilan sudah berjalan enam minggu,
alat ini sangat membantu dokter dalam menganalisis suatu
kehamilan. Selain melihat ada tidaknya embrio,
penggunaan USG juga dapat digunakan untuk amengetahui
taksiran persalinan, perkiraan usia kehamilan, serta
perkiraan berat badan dan panjang janin (Siswosuharjo,
Suwignyo & Fitria C. 2010: 30).
c. Pemeriksaan cardiotocography (CTG) adalah pemeriksaan
yang memungkinkan dilakukannya pengawasan janin saat
kelahiran dengan cara menganalisis denyut jantung janin
dan kontraksi myometrium secara kontinyu. Dengan cara
ini diharapkan dapat mendeteksi tanda-tanda yang
menunjukkan kejadian potensial merugikan sehingga dapat
dilakukan intervensi tepat waktu. CTG diindikasikan bila
ditemukan denyut jantung janin dan kontraksi uterus yang
abnormal pada pemeriksaan secara intermiten (Gibb D. dan
Arulkumaran S., 2001; Spong C., 2003; Tucker S., 2005).
CTG biasanya dilakukan saat usia kehamilan masuk
trimester ke-3.
d. Uji Laboratorium
1) Trimester ke-1 : hemoglobin, hematocrit, sel darah
putih, hitung jenis, elektroforesis hemoglobin; jenis
darah, rhesus, dan antibody tidak regualer; titer
Rubella; test tuberculin, dilanjutkan foto thorax bila
pada wanita hamil reaktif terhadap test tuberculin;
urinalisis dan biakan urine; test fungsi ginjal, seperti
BUN, kreatinin, elektrolit; test pap smear, apusan
vagina dan rectum untuk Neisseria Gonorrhoeae,
Chlamydia, HPV; VDRL/ FTA-ABS, antibody
HIV, antigen permukaan hepatitis B,
toksoplasmosis; pemeriksaan gula darah;
pemeriksaan EKG, foto thoraks, dan ekokardiogram
(bila ada riwayat hipertensi atau penyakit jantung).
2) Trimester ke-2 : uji laboratorium rutin selama
trimester ke-2 dibatasi. Spesimen urine yang
diambil dengan cara bersih digunakan untuk
mendeteksi glukosa, aseton, dan albumin/ protein.
Tes glukosa biasanya dilakukan antara minggu ke-
24 dan ke-28. Ibu hamil dapat mengalami
glukosuria. Pemeriksaan kultur dan sensitivitas
urine serta sampel darah hanya dilakukan bila ada
gejala dan tanda yang menunjang. Hematokrit atau
packed cell volume dapat dilakukan pada setiap
kunjungan di beberapa lingkungan prenatal.
3) Trimester ke-3 : pada setiap kunjungan, dilakukan
pemeriksaan urine untuk mendeteksi glukosa dan
protein albumin. Tes kultur dan sensitivitas urine
dilakukan jika diperlukan. Di beberapa fasilitas
kesehatan, pada setiap kunjungan dilakukan
pemeriksaan hematocrit darah, tes darah diulang
sesuai kebutuhan, tes untuk mendeteksi sifilis,
hitung darah lengkap (meliput hematocrit,
hemoglobin, dan hitung differensial), skrinning
antibody (Kell, Duffy, rubella, toksoplasmosis, anti-
Rh, AIDS), sel sabit, dan kadar asam folat jika ada
indikasi. Apabila tidak dilakukan pada awal
kehamilan maka pada wanita berusia lebih dari 25
tahun, dilakukan pemeriksaan glukosa. Apusan
serviks dan vagina diulang pada minggu ke-32 atau
sesuai kebutuhan untuk mendeteksi adanya
organisme Chlamydia, gonore, herpes simpleks tipe
1 dan 2, dan streptokokus grup B.
8. Penatalaksanaan Farmakologi dan Non Farmakologi
a. Penatalaksanaan Farmakologi
Menurut Manuaba (2010), ada beberapa penatalaksanaan
medis pada ibu hamil, yaitu:
1) Pengobatan penyakit yang menyertai kehamilan.
2) Pengobatan penyulit kehamilan.
3) Menjadwalkan pemberian vaksinasi. Berikut adalah
jadwal vaksinasi TT (tetanus toxoid) :
Antigen Interval Lama %Perlindungan
(selang Perlindungan
waktu
minimal)
TT 1 Pada - -
kunjungan
antenatal
pertama
TT 2 4 minggu 3 tahun 80%
setelah
TT1
TT 3 6 bulan 5 tahun 95%
setelah
TT2
TT 4 1 tahun 10 tahun 99%
setelah
TT3
TT 5 1 tahun 25 99%
setelah tahun/seumur
TT4 hidup

4) Memberikan preparat penunjang kesehatan, seperti


vitamin obimin AF, prenavit, vicanatal, barralat,
biosanbe dan sebagainya, atau tambahan preparat
Fe.
b. Penatalaksanaan Non Farmakologi
Penatalaksaan non farmakologi mencakup skrinning
kehamilan, kunjungan antenatal care, dan pengelolaan
keluhan ibu selama kehamilan baik trimester ke-1, 2
ataupun ke-3. Hal ini ditujukan agar ibu dan janin melalui
proses kehamilan dengan sejahtera. Selain itu, ibu hamil
perlu melakukan pemeriksaan antenatal sedikitnya empat
kali kunjungan selama periode antenatal, yaitu satu kali
kunjungan selama trimester pertama (sebelum 14 minggu),
satu kali kunjungan selama trimester kedua (antara minggu
14-28) dan dua kali kunjungan selama trimester ketiga
(antara minggu 28-36 dan sesudah minggu ke 36).

B. KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN


1. Pengkajian Keperawatan
a. Identitas Pasien dan Penanggung Jawab
Dijelaskan biodata pasien mencakup nama, umur, agama,
jenis kelamin, suku, pendidikan, pekerjaan, status
perkawinan, golonan darah, alamat, tanggal masuk RS,
tanggal pengkajian, dan nomor register. Sedangkan untuk
identitas penanggung jawab meliputi nama, umur,
pendidikan, pekerjaan, hubungan dengan klie serta alamat.
b. Riwayat Kesehatan
1) Keluhan utama : ditanyakan untuk mengetahui
keluhan yang dirasakan ibu hamil saat pengkajian.
Keluhan yang disampaikan ibu pada kunjungan
ulang sangat penting untuk mengontrol kehamilan
ibu.
2) Riwayat kesehatan yang dahulu : ditanyakan untuk
mengetahui penyakit yang pernah diderita ibu
sebelumnya apakah ibu pernah menderita penyakit
menular seperti TBC, hepatitis, malaria ataupun
penyakit keturunan seperti : jantung, darah tinggi,
ginjal, kencing manis, juga pernahkah ibu menderita
kanker ataupun tumor, serta untuk mengetahui
apakah ibu pernah dirawat di rumah sakit atau tidak.
3) Riwayat kesehatan sekarang : ditanyakan untuk
mengetahui apakah ibu sedang menderita penyakit
menular seperti TBC, hepatitis, malaria ataupun
penyakit keturunan seperti: jantung, darah tinggi,
ginjal, kencing manis, juga apakah ibu sedang
menderita kanker ataupun tumor.
4) Riwayat kesehatan keluarga : ditanyakan mengenai
latar belakang keluarga terutama adanya anggota
keluarga yang mempunyai penyakit tertentu
terutama penyakit menular seperti TBC, hepatitis;
dan penyakit keturunan seperti kencing manis,
kelainan pembekuan darah, jiwa dan asthma;
riwayat kehamilan kembar (faktor yang
meningkatkan kemungkinan hamil kembar adalah
faktor ras, keturunan, umur wanita, dan paritas.
Oleh karena itu apabila ada yang pernah melahirkan
atau hamil dengan anak kembar harus diwaspadai
karena hal ini bisa menurun pada ibu).
5) Riyawat haid : ditanyakan mengenai menarche
(terjadi haid yang pertama kali. Menarche terjadi
pada usia pubertas yaitu sekitar12-16 tahun), siklus
haid (siklus haid pada setiap wanita tidak sama.
Siklus haid yang normal/ dianggap sebagai siklus
adalah 28 hari, tetapi siklus ini bisa maju sampai 3
hari atau mundur sampai 3 hari. Panjang siklus haid
yang biasa pada manusia adalah 25-32 hari),
lamanya haid (biasanya antara 2-5 hari, ada yang 1-
2 hari diikuti darah sedikit-sedikit dan ada yang
sampai 7-8 hari. Pada wanita biasanya lama haid ini
tetap), keluhan yang dirasakan, keputihan
(warnanya, bau, gatal/ tidak).
6) Riwayat pernikahan : ditanyakan tentang ibu
menikah berapa kali, lamanya, umur pertama kali
menikah (umur pertama kali menikah < 18 tahun,
pinggulnya belum cukup pertumbuhannya sehingga
jika hamil beresiko waktu melahirkan; jika hamil
umur > 35 tahun bahayanya bisa terjadi hipertensi,
plasenta previa, pre-eklamsia, KPD, persalinan tidak
lancar/ macet, perdarahan setelah bayi lahir,
BBLR).
7) Riwayat kehamilan, persalinan, nifas yang lalu :
untuk mengetahui bagaimana kehamilan, persalinan
dan nifas yang terdahulu apakah pernah ada
komplikasi atau penyulit sehingga dapat
memperkirakan adanya kelainan atau keabnormalan
yang dapat mempengaruhi kehamilan selanjutnya.
8) Riwayat kehamilan sekarang : pengkajian meliputi
hari pertama haid terakhir (HPHT), hari perkiraan
lahir (HPL), paritas, imunisasi TT, keluhan selama
hamil, obat yang dikonsumsi selama hamil,
konsumsi jamu dan gerakan janin; berapa kali
periksa antenatal dan dimana (pemeriksaan
sebaiknya dilakukan tiap 4 minggu jika segala
sesuatu normal sampai kehamilan 28 minggu,
sesudah itu pemeriksaan dilakukan tiap 2 minggu
dan sesudah 36 minggu tiap minggu); gerakan janin
(umumnya gerakan janin dirasakan ibu pada
kehamilan 18 minggu pada primigravida dan
kehamilan 16 minggu pada multi gravida.
Pengamatan pergerakan janin dilakukan setiap hari
setelah usia kehamilan lebih dari 28 minggu);
keluhan-keluhan yang lazim pada kehamilan;
riwayat imunisasi TT (diberikan sekurang-
kurangnya diberikan 2x dengan interval minimal 4
minggu, kecuali bila sebelumnya ibu pernah
mendapat TT 2x pada kehamilan yang lalu atau
pada calon pengantin. Maka TT cukup diberikan
satu kali (TT boster). Pemberian TT pada ibu hamil
tidak membahayakan janin walupun diberikan pada
kehamilan muda); pemberian vitamin, zat besi
(tablet sehari segera setelah rasa mual hilang,
minimal sebanyak 90 tablet selama kehamilan).
 Cara menentukan usia kehamilan : rumus
Naegele (terutama untuk menentukan hari
perkiraan lahir/ HPL. Rumus ini berlaku
untuk wanita dengan siklus haid 28 hari
sehingga ovulasi terjadi pada hari ke-14.
Cara menghitungnya yaitu tanggal pertama
menstruasi terakhir ditambah 7 dan bulan
dikurangi 3), berdasarkan TFU (ukuran
tinggi fundus uteri bisanya sesuai dengan
usia kehamilan dalam minggu setelah umur
kehamilan 24 minggu. Namun demikian bisa
terjadi beberapa variasi (kurang lebih 1-2
cm). Bila deviasi lebih kecil berarti ada
gangguan pertumbuhan janin), dan
berdasarkan rumus Mc. Donald dimana
fundus uteri diukur dengan metline. Tinggi
fundus dikalikan 2 dan dibagi 7 memberikan
umur kehamilan dalam bulan obstetric dan
bila dikalikan 8 dibagi 7 memberikan umur
kehamilan dalam minggu).
9) Riwayat KB : ditanyakan pernahkah ibu mengikuti
KB/ tidak, apa macamnya, ada keluhan/ tidak,
setelah persalinan rencananya ibu menggunakan KB
apa.
10) Pola kebiasaan sehari-hari : nutrisi (kalori, protein,
kalsium, zat besi, vitamin A, vitamin D, vitamin C,
vitamin B, dan air. Bahan makanan yang banyak
mengandung lemak dan hidrat arang seperti
manisan dan gorengan perlu dikurangi untuk
menghindari kelebihan berat badan yang
berlebihan); eliminasi (pada bulan pertama
kehamilan ibu biasanya mengeluh sering kencing,
hal ini dipengaruhi oleh uterus yang semakin
membesar secara fisiologis dan pada akhir
kehamilan biasanya ibu juga mengeluh sering
kencing karena kandung kemih tertekan oleh kepala
janin. Perubahan hormonal mempengaruhi aktifitas
usus halus dan usus besar sehingga mengakibatkan
obstipasi. Sembelit dapat terjadi secara mekanis
yang disebabkan karena menurunnya gerakan ibu
hamil, tekanan kepala janin terhadap usus besar dan
rectum); istirahat (waktu istirahat harus lebih lama
± 10-11 jam. Untuk wanita hamil, juga dianjurkan
untuk tidur siang (Christina, 2000:168). Jadwal
istirahat dan tidur harus diperhatikan dengan baik
karena istirahat dan tidur yang teratur dapat
meningkatkan kesehatan jasmani dan rohani untuk
kepentingan pertumbuhan dan perkembangan janin
(Manuaba, 2000:140)); aktivitas (wanita yang
sedang hamil boleh bekerja tapi sifatnya tidak
melelahkan dan tidak mengganggu kehamilan.
Misalnya: pekerjaan rumah tangga yang ringan,
masak, menyapu, tetapi jangan menimba,
mengangkat air, dan lain-lain. Pekerjaan dinas misal
guru, pegawai kantor boleh diteruskan. Pekerjaan
yang sifatnya dapat mengganggu kehamilan lebih
baik dihindarkan misalnya pekerjaan di pabrik
rokok, percetakan, yang mengeluarkan zat yang
dapat mengganggu janin dalam kandungannya
(Christina, 2000:163)); personal higiene (rambut
harus sering dicuci, gigi betul-betul harus mendapat
perawatan untuk mencegah caries, buah dada adalah
organ yang erat hubungannya dengan kehamilan
dan nifas, sebagai persiapan untuk produksi
makanan bayi oleh karena itu bila kurang
kebersihannya bisa menyebabkan infeksi;
kebersihan vulva (vulva harus selalu dalam keadaan
bersih. Setelah BAK/BAB harus selalu dikeringkan,
cara cebok yang dari depan ke belakang);
kebersihan kuku tidak boleh dilupakan karena
dibawah kuku bisa tersembunyi kuman penyakit;
kebersihan kulit dilakukan dengan mandi 2x sehari
(mandi tidak hanya membersihkan kulit tetapi
menyegarkan badan, karena pembuluh darah
terangsang dan badan terasa nyaman); kebersihan
pakaian (wanita hamil ganti pakaian yang bersih,
kalau dapat pagi dan sore, lebih-lebih pakaian dalam
seperti BH dan celana dalam. (Christina, 2000:159-
160)).
11) Riwayat psikososial dan budaya : ntuk mengetahui
keadaan psikologis ibu terhadap kehamilannya serta
bagaiamana tanggapan suami dan keluarga tentang
kehamialn. Budaya ditanyakan untuk mengetahui
kebiasaan dan tradisi yang dilakukan ibu dan
keluarga berhubungan dengan kepercayaan pada
takhayul, kebiasaan berobat dan semua yang
berhubungan dengan kondisi kesehatan ibu.
12) Pola spiritual : untuk mengetahui kegiatan spiritual
ibu.
c. Pemeriksaan Fisik
1) Pemeriksaan umum : keadaan umum (baik/ cukup/
lemah), kesadaran (composmentis/ apatis/
samnolen), tinggi badan (normal >145 cm, ibu
hamil dengan tinggi badan kurang dari 145 cm
kemungkinan panggul sempit), berat badan sebelum
hamil (mengetahui perubahan berat badan sebelum
hamil dan saat hamil adakah penambahan berat
badan atau penurunan berat badan), berat badan
sekarang (selama kehamilan TM II dan III
pertambahan berat badan ± 0,5 kg perminggu.
Hingga akhir kehamilan pertambahan BB yang
normal sekitar 9-13,5 kg), lingkar lengan atas
(normal > 23,5 cm, bila kurang merupakan indikator
kuat untuk status gizi ibu yang kurang baik/ buruk,
sehingga beresiko untuk melahirkan BBLR ), vital
sign (tekanan darah, pernapasan, nadi, temperatur).
2) Pemeriksaan head to toe :
a) Kepala dan leher : dikaji kepala (bersih,
tidak ada benjolan, tidak ada luka) rambut
(warna, tidak ada ketombe, tidak rontok dan
distribusi merata), wajah (ada/ tidak ada
cloasma gravidarum, tidak ada oedema, dan
tidak pucat), mata (konjungtiva tidak pucat
dan sklera tidak icterus), mulut dan gigi
(bersih, warna bibir kemerahan, tidak ada
stomatitis, gigi tidak berlubang, gusi tidak
berdarah, tidak ada karies), dan leher (tidak
ada bendungan vena jugularis, tidak ada
pembesaran kalenjar limfe dan tidak ada
pembesaran kelenjar tiroid).
b) Payudara : inspeksi bentuk melingkar,
simetris, hiperpig-mentasi pada areola,
puting susu menonjol, tidak ada retraksi atau
dimpling; palpasi tidak ada masa/ benjolan,
tidak ada nyeri tekan, tidak ada pembesaran
kelenjar limfe, colostrum.
c) Dada : retraksi dada, denyut jantung teratur,
suara napas wheezing atau lainnya.
d) Abdomen : inspeksi ada/ tidak ada luka
bekas operasi, terdapat linea nigra dan
pembesaran uterus sesuai dengan umur
kehamilan; auskultasi DJJ (normal 120-160
x/menit, teratur dan regular), suara bising
usus; palpasi meliputi pembesaran perutnya
simetris atau tidak, sesuai dengan usia
kehamilan atau tidak, striae gravidarum,
luka bekas operasi linea nigra, dan
melakukan palpasi leopold.
 Pemeriksaan Leopold I
Tujuan : untuk mengetahui tinggi
fundus uteri dan bagian yang berada
difundus. Jika teraba bagian besar,
melenting dan keras (kepala). dan
jika teraba bagian yang susah
digerakan (bokong). Mengukur TFU
menurut Mc. Donald untuk
menghitung taksiran berat janin
(TBJ). Cara pengukurannya adalah
tempatkan metline skala 0 (nol) di
atas simfisis dan ukur TFU dengan
melihat metline dalam cm. Rumus
Mc. Donald : taksiran berat janin bila
presentasi kepala = (tinggi fundus
dalam cm - n) x 155 = berat (gram).
Bila kepala diatas atau pada spina
iskiadika maka n = 12. Bila kepala di
bawah spina iskiadika maka n = 11.

 Pemeriksaan Leopold II
Tujuan : untuk mengetahui batas kiri/
kanan pada uterus ibu dan untuk
mengetahui bagian apa yang ada
dibagian kanan dan kiri abdomen
ibu. Jika teraba bagian yang rata, ada
tahanan (punggung). Sedangakan
jika teraba bagian yang menonjol,
kecil-kecil (ekstremitas janin).
 Pemeriksaan Leopold III
Tujuan : untuk mengetahui
presentasi/ bagian terbawah janin
yang ada di sympisis ibu. Jika teraba
bagian besar keras dan melenting
(kepala). Jika teraba bagian yang
tidak melenting (bokong).

 Pemeriksaan Leopold IV
Tujuan : untuk mengetahui seberapa
jauh masuknya bagian terendah janin
kedalam PAP. Jika posisi tangan
masih bisa bertemu, dan belum
masuk PAP (konvergen). Sedangkan
jika posisi tangan tidak bertemu dan
sudah masuk PAP (divergen).
e) Panggul : meliputi pemeriksaan panggul luar
dan panggul dalam.
f) Pemeriksaan genitalia : pemeriksaan
genetalia luar, yang dikaji meliputi tidak ada
varices, tanda chadwick, pembesaran
kelenjar bartholini dan keputihan;
pemeriksaan genetalia dalam, yang dikaji
meliputi vagina, serviks dan tanda infeksi
pada serviks, pemeriksaan bimanual (tanda
hegar); rektum (kebersihan dan hemoroid).
g) Ekstremitas : ekstremitas bawah yang dikaji
meliputi bentuk, varices, kebersihan kuku,
pucat pada ujung jari kaki, teraba dingin atau
panas, refleks patella kanan dan kiri.
3) Pemeriksaan diagnostic : USG, laboratorium,
urinalisis, CTG, dan lain-lain.

2. Diagnosa Keperawatan
a. Trimester I :
1) Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan
tubuh.
2) Gangguan eliminasi urine.
3) Konstipasi.
4) Gangguan citra tubuh.
5) Resiko ketidakefektifan perfusi jaringan perifer.
6) Risiko kekurangan volume cairan.
7) Resiko jatuh.
b. Trimester II :
1) Penurunan curah jantung.
2) Perubahan pola napas.
3) Nyeri akut.
4) Gangguan eliminasi urine.
5) Ansietas.
6) Intoleransi aktivitas.
7) Gangguan rasa nyaman.
8) Gangguan citra tubuh.
9) Resiko jatuh.
10) Resiko ketidakefektifan proses kehamilan-
melahirkan.
c. Trimester III :
1) Penurunan curah jantung.
2) Perubahan pola napas.
3) Nyeri akut.
4) Gangguan eliminasi urine.
5) Ansietas.
6) Keletihan.
7) Intoleransi aktivitas.
8) Gangguan rasa nyaman.
9) Gangguan citra tubuh.
10) Resiko ketidakseimbangan nutrisi kurang dari
kebutuhan tubuh.
11) Resiko ketidakseimbangan suhu tubuh.
12) Resiko jatuh.
13) Resiko ketidakefektifan proses kehamilan-
melahirkan.

3. Rancangan Pendidikan Kesehatan


Pendidikan kesehatan yang diberikan berdasarkan masalah atau
keluhan yang dirasakan ibu akibat kehamilannya, tujuannya
membantu ibu memahami perubahan adaptasi fisiologis selama
kehamilan dan meningkatkan kenyamanan pada ibu selama
menjalani kehamilan. Selain itu, pendidikan kesehatan yang
diberikan pada ibu hamil juga bertujuan membantu kesiapan ibu
dalam menghadapi persalinan. Contoh penjelasan yang diberikan
seperti pada tabel di bawah ini :
4. Rencana Asuhan Keperawatan
Rencana asuhan keperawatan di bawah ini adalah rencana asuhan keperawatan yang dibuat pada masalah atau diagnosa
keperawatan actual.
No. Diagnosa (NANDA, 2015-2017) NOC NIC
1. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari NOC : NIC :
kebutuhan tubuh a. Nutritional status. Nutrition Management :
Definisi :`Asupan nutrisi tidak cukup untu b. Nutritional status : food a. Kaji adanya alergi makanan.
memenuhi kebutuhan metabolic. and fluid intake. b. Kolaborasi dengan ahli gizi untuk
c. Nutritional status : menentukan jumlah kalori dan nutrisi
Batasan Karakteristik : nutrient intake. yang dibutuhkan pasien.
-Kram abdomen. d. Weight control. c. Anjurkan pasien untuk
-Nyeri abdomen. meningkatkan intake Fe, protein, dan
-Menghindari makanan. Kriteria Hasil : vitamin C.
-BB 20% atau lebih di bawah BB ideal. a. Adanya peningkatan BB. d. Berikan diet yang sesuai.
-Kerapuhan kapiler. b. BB ideal sesuai dengan e. Berikan informasi tentang
-Diare. TB. kebutuhan nutrisi dan kandungan
-Kehilangan rambut berlebihan. c. Mampu mengidentifikasi kalori.
-BU hiperaktif. kebutuhan nutrisi. f. Kaji kemampuan pasien untuk
-Kurang makanan. d. Tidak ada tanda-tandda mendapatkan nutrisi yang
-Kurang informasi. malnutrisi. dibutuhkan.
-Kurang minat pada makanan. e. Menunjukkan
-Penurunan BB dengan asupan makanan peningkatan fungsi Nutrition Monitoring :
adekuat. pengecapan dan menelan. a. Monitor adanya penurunan BB.
-Kesalahan konsepsi dan informasi. f. Tidak terjadi penurunan b. Monitor tipe dan jumlah aktivitas
-Membran mukosa pucat. BB yang berarti. yang biasa dilakukan.
-Ketidakmampuan memakan makanan. c. Monitor kulit kering dan perubahan
-Tonus otot menurun. pigmentasi.
-Mengeluh gangguan sensasi rasa. d. Monitor turgor kulit, kekeringan,
-Mengeluh asupan makanan kurang. rambut kusam dan mudah patah.
-Cepat kenyang setelah makan. e. Monitor mual dan muntah.
-Sariawan rongga mulut, steatora. f. Monitor kadar albumin, total
-Kelemahan otot pengunyah. protein, Hb dan Ht.
-Kelemahan otot untuk menelan. g. Monitor pucat, kemerahan, dan
kekeringan jaringan konjungtiva.
Faktor yang Berhubungan : h. Monitor kalori dan intake output.
-Faktor biologis.
-Faktor ekonomi.
-Faktor psikologis.
-Ketidakmampuan untuk mengabsorpsi
nutrient.
-Ketidakmampuan menelan makanan.

2. Gangguan eliminasi urine NIC : NOC :


Definisi : Disfungsi pada eliminasi urine. a. Urinary elimination. a. Lakukan penilaian kemih yang
b. Urinary continuence. komprehensif.
Batasan Karakteristik : b. Pantau asupan dan keluaran.
-Disuria. Kriteria Hasil : c. Pantau tingkat distensi kandung
-Sering berkemih. a. Kandung kemih kosong kemih dan palpasi perkusi.
-Anyang-anyangan. secara penuh. d. Berikan info tentang perubahan
-Inkontinensia. b. Tidak ada residu urine berkemih.
-Nokturia. >100-200 cc. e. Anjurkan pada klien untuk
-Retensi. c. Intake cairan dalam melakukan posisi miring kiri saat
-Dorongan. rentang normal. tidur.
d. Bebas dari ISK. f. Anjurkan klien untuk menghindari
e. Tidak ada spasme posisi tegak atau supine.
Faktor yang Berhubungan : bladder.
-Obstruksi anatomic. f. Balance cairan seimbang.
-Penyebab multiple.
-Gangguan sensori motoric.
-ISK.
-Kehamilan

3. Konstipasi NOC : NIC :


Definisi : Penurunan pada frekuensi normal a. Bowel elimination. Constipation/ Impaction Management
defekasi yang disertai oleh kesulitan atau b. Hydration. :
pengeluaran tidak lengkap feses/atau Kriteria Hasil : a. Monitor tanda dan gejala
pengeluaran feses yang kering, keras, dan a. Mempertahankan bentuk konstipassi.
banyak. feses lunak setiap 1-3 hari. b. Monitor bising usus.
b. Bebas dari c. Monitor feses, frekuensi,
Batasan Karakteristik : ketidaknyamanan dan konsistensi, dan volume.
-Nyeri abdomen. konstipassi. d. Identifikasi faktor penyebab dan
-Boborigmi. c. Mengidentifikasi kontribusi konstipasi.
-Darah merah pada feses. indicator untuk mencegah e. Dukung intake cairan.
-Perubahan pada pola defekasi. konstipasi. f. Anjurkan pasien diet tinggi serat.
-Penurunan frekuensi, volume feses. d. Feses lunak dan g. Kolaborasikan pemberian laksatif.
-Distensi abdomen. berbentuk.
-Rasa penuh pada rektal.
-Bising usus hiperaktif atau hipoaktif.
-Feses keras dan berbentuk.
-Nyeri pada saat defekasi.
-Massa abdomen yang dapat diraba.
-Perkusi abdomen pekak.
-Mengejan pada saat defekasi.
Faktor yang Berhubungan :
a. Fungsional :
-Kelemahan otot abdomen.
-Kebiasaan mengabaikan doronngan defekasi.
-Ketidakadekuatan toileting.
-Kurang aktivitas fisik.
-Kebiasaan defekasi tidak teratur.
-Perubahan lingkungan saat ini.
b. Psikologis :
-Depresi, stress emosi.
-Konfusi mental.
c. Farmakologis :
-Antasida mengandung aluminium.
-Antikolinergik, antikonvulsan.
-Antidepresan.
-Penyalahgunaan laksatif.
-Garam bismuth.
-Diuretik, garam besi.
-Agen antiinflamasi non steroid.
d. Mekanis :
-Ketidakseimbangan elektrolit.
-Hemorroid.
-Penyakit Hirschsprung.
-Gangguan neurologis.
-Obesitas.
-Obstruksi pasca bedah.
-Kehamilan.
-Rektokel, tumor.
e. Fisiologis :
-Perubahan pola dan jenis makanan.
-Penurunan motilitas traktur gastrointestinal.
-Dehidrasi.
-Ketidakadekuatan gigi geligi.
-Ketidakadekuatan hygiene oral.
-Asupan cairan dan serat tidak cukup.
-Kebiasaan makan buruk.

4. Gangguan citra tubuh NOC : NIC :


Definisi : Konfusi dalam gambaran mental a. Body image. Body Image Enhancement :
tentang diri-fisik individu. b. Self esteem. a. Kaji secara verbal dan non verbal
respon pasien terhadap tubuhnya.
Batasan Karakteristik : Kriteria Hasil : b. Monitor frekuensi mengkritik
Objektif a. Body image positif. dirinya.
-Perilaku mengenal tubuh individu. b. Mampu mengidentifikasi c. Jelaskan tentang perubahan yang
-Perilaku menghindari tubuh individu. kekuatan personal. terjadi, pengobatan, perawatan,
-Perilaku memantau tubuh individu. c. Mendeskripsikan secara prognosis.
-Respon non verbal terhadap persepsi factual perubahan fungsi d. Dorong pasien mengungkapkan
perubahan pada tubuh. tubuh. perasaannya.
-Mengungkapkan perasaan dan persepsi yang d. Mempertahankan e. Fasilitasi kontak dengan individu
mencerminkan perubahan pandangan tentang interaksi sosial. dalam kelompok kecil.
tubuh individu.
-Perubahan actual pada fungsi dan struktur.
-Secara sengaja menyembunyikan atau
menonjolkan bagian tubuh.
Subjektif :
-Fokus pada penampilan masa lalu
-Perasaan negatif tentang sesuatu.
-Fokus pada perubahan.
-Menolak memverifikasi perubahan actual.
-Mengungkapkan perubahan gaya hidup.

Faktor yang Berhubungan :


-Biofisik, kognitif.
-Budaya, tahap perkembangan.
-Penyakit, cedera.
-Perseptual, psikososial, spiritual.
-Pembedahan, trauma.
-Terapi penyakit.

5. Penurunan curah jantung NOC : NIC :


Definisi : Ketidakadekuatan darah yang a. Cardiac pump Cardiac Care :
dipompa oleh jantung untuk memenuhi effectiveness. a. Evaluasi adanya nyeri dada
kebutuhan metabolic tubuh. b. Circulation status. (intensitas, lokasi, durasi).
-Perubahan frekuensi/ irama (aritmia, c. Vital sign status. b. Catat adanya disritmia jantung.
bradikardia, takikardia, perubahan EKG, c. Catat adanya tanda dan gejala
palpitasi). Kriteria Hasil : penurunan cardiac output.
-Perubahan preload (penurunan tekanan vena a. TTV dalam rentang d. Monitor status kardiovaskular.
central, peurunan tekanan arteri paru, edema, normal. e. Monitor status pernapasan yang
keletihan, distensi vena jugular, murmur, b. Dapat mentoleransi menandakan gagal jantung.
peningkatan BB, peningkatan CVP dan aktivitas, tidak ada f. Monitor balance cairan.
PAWP). kelelahan. g. Atur periode latihan dan istirahat
-Perubahan afterload (kulit lembab, c. Tidak ada edema paru, untuk menghindari kelelahan.
penurunan nadi perifer, penurunan resistansi perifer, dana sites. h. Monitor toleransi aktivitas pasien.
vascular paru dan sistemik, dyspnea, . Tidak ada penurunan i. Monitor adanya dyspnea, fatigue,
peningkatan PVR dan SVR, oliguria, kesadaran. takipneu, dan orthopneu.
pengisian kapiler memanjang, perubahan j. Anjurkan untuk menurunkan stress.
warna kulit).
-Perubahan kontraktilitas (batuk, crackle, Vital Sign Monitoring :
penurunan indeks jantung, penurunan fraksi a. Monitor TD, suhu, RR, nadi.
ejeksi, orthopnea, dyspnea paroksimal b. Catat adanya fluktuasi TD.
nocturnal, penurunan LVSWI, penurunan c. Monitor TD, nadi, RR, suhu
SVI, bunyi S3 dan S4). sebelum, selama dan sesudah
-Perilaku/ emosi (ansietas, gelisah) aktivitas.
d. Monitor kualitas nadi, frekuensi,
Faktor yang Berhubungan : dan irama pernapasan.
-Perubahan afterload. e. Monitor suhu, warna, dan
-Perubahan kontraktilitas. kelembapan kulit.
-Perubahan frekuensi jantung. f. Monitor sianosis perifer dan adanya
-Perubahan preload. cushing triad.
-Perubahan irama. g. Identifikasi penyebab dari
-Perubahan volume sekuncup. perubahan vital sign.

6. Perubahan pola napas NOC : NIC :


Definisi : Inspirasi dan/ atau ekspirasi yang a. Respiratory status : Airway Management :
tidak memberi ventilasi. ventilation. a. Posisikan pasien untuk
b. Respiratory status : memaksimalkan ventilasi.
Batasan Karakteristik : airway patency. b. Auskultasi suara napas, catat
-Perubahan kedalaman napas. c. Vital sign status. adanya suara tambahan.
-Bradipneu. c. Atur intake untuk cairan adekuat.
-Penurunan tekanan ekspirasi. Kriteria Hasil : d. Monitor respirasi dan status O2.
-Penurunan ventilasi semenit. a. Mendemonstrasikan
-Dipsneu. batuk efektif dan suara Oxygen Therapy :
-Pernapasan cuping hidung. napas yang bersih, tidak ada a. Pertahankan jalan napas yang
-Orthopnea. sianosis dan dyspnea. paten.
-Fase ekspirasi memanjang. b. Menunjukkan jalan napas b. Observasi adanya tanda-tanda
-Takipneu. yang paten (irama napas, hipoventilasi.
-Penggunaan otot aksesorius untuk bernapas. frekuensi napas dalam c. Monitor adanya kecemasan pasien
rentang normal, tidak ada terhadap oksigenasi.
Faktor yang Berhubungan : suara napas).
-Ansietas. c. Tanda-tanda vital dalam Vital Sign Monitoring :
-Posisi tubuh. rentang normal. a. Monitor TD, suhu, RR, nadi.
-Deformitas tulang, dinding dada. b. Catat adanya fluktuasi TD.
-Keletihan. c. Monitor TD, nadi, RR, suhu
-Hiperventilasi. sebelum, selama dan sesudah
-Sindrom hipoventilasi. aktivitas.
-Gangguan musculoskeletal. d. Monitor kualitas nadi, frekuensi,
-Kerusakan neurologis. dan irama pernapasan.
-Imaturitas neurologis. e. Monitor suhu, warna, dan
-Disfungsi neuromuscular. kelembapan kulit.
-Obesitas. f. Monitor sianosis perifer dan adanya
-Nyeri. cushing triad.
g. Identifikasi penyebab dari
perubahan vital sign.

7. Nyeri akut NOC : NIC :


Definisi : Pengalaman sensori dan emosional a. Pain level. Pain Management :
yang tidak menyenangkan yang muncul b. Pain control. a. Lakukan pengkajian nyeri secara
akibat kerusakan jaringan yang actual atau c. Comfort level. komprehensif termasuk lokasi,
potensial atau digambarkan dalam hal Kriteria Hasil : karakteristik, durasi, frekuensi,
kerusakan sedemikian rupa; awitan yang tiba-
a. Mampu mengontrol nyeri kualitas, dan faktor presipitasi.
tiba atau lambat dari intensitas ringan hingga
(tahu penyebab nyeri, b. Observasi reaksi non verbal dari
berat dengan akhir yang dapat diantisipasi mampu menggunakan ketidaknyamanan.
atau diprediksi dan berlangsung <6 bulan. teknik non-farmakologi c. Gunakan teknik komunikasi
untuk mengurangi nyeri, terapeutik untuk mengetahui
Batasan Karakteristik : mencari bantuan). pengalaman nyeri pasien.
-Perubahan selera makan. b. Melaporkan bahwa nyeri d. Kurangi faktor presipitasi nyeri.
-Perubahan TD, HR, frekuensi pernapasan. berkurang dengan e. Kontrol lingkungan yang dapat
-Diaforesis. menggunakan manajemen mempengaruhi nyeri, misal suhu
-Perilaku distraksi. nyeri. ruangan, pencahayaan, dan
-Mengekspresikan perilaku, misal merintih, c. Mampu mengenali nyeri kebisingan.
gelisah). (skala, intensitas, frekuensi, f. Tingkatkan istirahat.
-Sikap melindungi area nyeri. dan tanda nyeri). g. Ajarkan tentang teknik non
-Fokus menyempit. d. Menyatakan rasa nyaan farmakologi, misal teknik relaksasi,
-Melaporkan nyeri secara verbal. setelah nyeri berkurang. distraksi, napas dalam.
-Gangguan tidur.
Analgesik Administration :
Faktor yang berhubungan : a. Cek riwayat alergi.
a. Agen cedera, misal biologis, zat kimia, b. Monitor vital sign sebelum dan
fisik, psikologis.\ sesudah pemberian analgesic pertama
b. Kerusakan integritas jaringan atau kali.
terputusnya inkontinuitas jaringan. c. Evaluasi efektivitas analgesic,
tanda dan gejala.
d. Kolaborasi dalam pemberian
analgetik.
8. Ansietas NOC : NIC :
Definisi : Perasaan tidak nyaman atau a. Anxiety self control. Anxiety reduction :
kekhawatiran yang samar disertai respon b. Anxiety level. a. Gunakan pendekatan yang
autonom; perasaan takut yang disebabkan c. Coping. menenangkan.
oleh antisipasi terhadap bahaya. Hal ini Kriteria Hasil : b. Jelaskan semua prosedur dana pa
merupakan isyarat kewaspadaan yang a.Klien mampu yang dirasakan selama prosedur.
memperingatkan individu akan adanya mengidentifikasi dan c. Libatkan keluarga dalam
bahaya dan memampukan individu untuk mengungkapkan gejala perawatan.
bertindak menghadapi ancaman. cemas. d. Bantu pasien mengenal situasi
b. Mengidentifikasi, yang menimbulkan kecemasan.
Batasan Karakteristik : mengungkapkan, dan e. Dorong pasien untuk
a. Perilaku : menunjukkan teknik untuk mengungkapkan perasaan, ketakutan,
-Penurunan produktivitas. mengontrol cemas. persepsi.
-Gerakan yang ireleven. c. TTV dalam batas normal. f. Instruksikan pasien menggunakan
-Insomnia. d. Postur tubuh, ekspresi teknik relaksasi.
-Agitasi. wajah, bahasa tubuh dan
-Gelisah. tingkat aktvitas
b. Afektif : menunjukkan berkurangnya
-Gelisah. kecemasan.
-Iritabilitas.
-Bingung.
-Khawatir.
-Ragu/tidak percaya diri.
c. Fisiologis :
-Wajah tegang, tremor.
-Peningkatan keringat.
-Peningkatan ketegangan.
-Gemetar.
-Suara gemetar.
d. Simpatik :
-Anoreksia.
-Eksitasi kardiovaskular.
-Diare, mulut kering.
-Jantung berdebar-debar.
-Peningkatan TD, denyut nadi, peningkatan
frekuensi pernapasan.
e. Parasimpatik :
-Nyeri abdomen.
-Penurunan TD, denyut nadi.
-Diare, mual, vertigo.
-Gangguan tidur.
-Sering berkemih.
f. Kognitif :
-Bloking pikiran, konfusi.
-Penurunan lapang persepsi.
kesulitan berkonsentrasi.
-Khawatir, melamun.
-Penurunan kemampuan untuk memecahkan
masalah.
-Lupa, gangguan perhatian.

Faktor yang Berhubungan :


a. Perubahan dalam status ekonomi,
lingkungan, status kesehatan, pola interaksi,
fungsi peran, status peran.
b. Terkait keluarga.
c. Krisis situasional.
d. Kebutuhan yang tidak dipenuhi.
e. Ancaman pada status ekonomi, lingkungan,
status kesehatan, pola interaksi, fungsi peran,
status peran, konsep diri.

9. Intoleransi aktivitas NOC : NIC :


Definisi : Ketidakcukupan energi psikologis a. Energy conservation. Activity Tehrapy :
atau fisiologis untuk melanjutkan atau b. Activity intolerance. a. Bantu pasien untuk
menyelesaikan aktifitas kehidupan sehari-hari c. Self care : ADLs. mengidentifikasi aktivitas yang
yang harus atau ingin dilakukan. mampu dilakukan.
Kriteria Hasil : b. Bantu untuk memilih aktivitas
Batasan Karakteristik : a. Berpartisipasi dalam konsisten yang sesuai dengan
-Respon TD, frekuensi jantung abnormal aktivitas fisik tanpa disertai kemampuan fisik, psikologis, dan
terhadap aktivitas. peningkatan TD, HR, dan sosial.
-Peubahan EKG yang mencerminkan aritmia RR. c. Bantu untuk mengidentifikasi dan
atau iskemia. b.Mampu melakukan mendapatkan sumber yang diperlukan
-Ketidaknyamanan setelah beraktivitas. aktivitas sehari-hari (ADLs) untuk aktivitas yang diinginkan.
-Dispnea setelah beraktivitas. secara mandiri. d. Monitor respon fisik, emosi, sosial,
Menyatakan merasa letih dan lemah. c. Tanda-tanda vital normal. dan spiritual.
d. Level kelemahan
Faktor yang Berhubungan : berkurang.
-Tirah baring atau immobilisasi. e. Status kardiopulmonari
-Kelemahan umum. dan sirkulasi adekuat.
-Ketidakseimbangan antara suplai dan f. Status respirasi adekuat.
kebutuhan oksigen.
-Imobilisasi.
-Gaya hidup monoton.
10. Keletihan NOC : NIC :
Definisi : Rasa letih luar biasa dan penurunan a. Endurance. Energy Management :
kapasitas kerja fisik dan jiwa pada tingkat b. Concentrasion. a. Observasi adanya pembatasan
yang biasanya secara terus-menerus. c. Energy conservation. pasien dalam melakukan aktivitas.
d. Nutritional status : b. Kaji adanya faktor yang
Batasan Karakteristik : energy. menyebabkan kelelahan.
-Gangguan konsentrasi. c. Monitor nutrisi dan sumber energi
-Gangguan libido. Kiteria Hasil : yang adekuat.
-Penurunan performa. a. Memverbalisasikan d. Monitor pasien akan adanya
-Kurang minat terhadap sekitar. peningkatan energy dan kelelahan fisik dan emosi secara
-Mengantuk. merasa lebih baik. berlebihan.
-Peningkatan keluhan fisik. b. Menjelaskan penggunaan e. Monitor respon kardiovaskular
-Peningkatan kebutuhan istirahat. energy untuk mengatasi terhadap aktivitas.
-Kurang energi, letargi, lesu. kelelahan. f. Monitor pola tidur dan lamanya
-Mengatakan perasaan lelah. c. Kecemasan menurun. tidur/ istirahat pasien.
-Mengatakan tidak mampu mempertahankan d. Kualitas hidup g. Bantu aktivitas sehari-hari sesuai
rutinitas yang biasanya. meningkat. dengan kebutuhan.
-Mengatakan tidak mampu memulihkan e. Istirahat cukup. h. Tingkatkan istirahat.
energi setelah tidur sekalipun. f. mempertahankan
kemampuan untuk
Faktor yang Berhubungan : berkonsentrasi.
-Psikologis (ansietas, depresi, mengatakan
gaya hidup membosankan, stress).
-Lingkungan (kelembapan, suhu, cahaya,
kebisingan).
-Fisiologis (anemia, status penyakit,
peningkatan kelemahan fisik, malnutrisi,
kondisi fisik buruk, kehamilan, deprivasi
tidur).
-Situasional (peristiwa hidup negatif,
pekerjaan).

11. Gangguan rasa nyaman NOC : NIC :


Definisi : Merasa kurang senang, lega, dan a. Anxiety. Anxiety Reduction :
sempurna dalam dimensi fisik, psikospiritual,
b. Fear level. a. Gunakan pendekatan yang
lingkungan, dan sosial. c. Sleep deprivation. menenangkan.
d. Comfort, readiness for b. Jelaskan semua prosedur dana pa
Batasan karakteristik : enchanced. yang dirasakan selama prosedur.
-Ansietas. c. Libatkan keluarga dalam
-Menangis. Kroteria Hasil : perawatan.
-Gangguan pola tidur. a.Mampu mengontrol d. Bantu pasien mengenal situasi
-Takut. kecemasan. yang menimbulkan kecemasan.
-Ketidakmampuan untuk rileks. b. Status lingkungan yang e. Dorong pasien untuk
-Iritabilitas. nyaman. mengungkapkan perasaan, ketakutan,
-Merintih. c. Mengontrol nyeri. persepsi.
-Melaporkan merasa dingin/ panas. d. Kualitas tidur dan f. Instruksikan pasien menggunakan
-Melaporkan perasaan tidak nyaman. istirahat adekuat. teknik relaksasi.
-Melaporkan gejala distress. e. Agresi pengendalian diri.
-Melaporkan rasa lapar. f. Respon terhadap
-Melaporkan rasa gatal. pengobatan.
-Melaporkan kurang puas dengan keadaan. g. Kontrol gejala.
-Melaporkan kurang senang dengan situasi h. Status kenyamanan
tersebut. meningkat.
-Gelisah, berkeluh kesah. i. Dapat mengontrol
ketakutan
j. Support social.
Faktor yang Berhubungan : k. Keinginan untuk hidup.
-Gejala terkait penyakit.
-Sumber yang tidak adekuat.
-Kurang pengendalian lingkungan.
-Kurang privasi.
-Kurang kontrol situasional.
-Stimulasi lingkungan yang mengganggu.
-Efek samping terhadap terapi.

5. Daftar Pustaka
Amin Huda A., Hardhi K. 2013. Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan Diagnosis Medis dan NANDA, NIC-NOC.
Edisi Revisi. Jilid 2. Yogyakarta : Mediaction Publishing.
Bobak, Lowdermilk, & Jensen. 2005. Buku Ajar Keperawatan Maternitas/ alih bahasa, Maria A. Wijayarini, Peter I.
Anugerah; editor bahasa Indonesia, Renata Komalasari. Ed. 4. Jakarta : EGC.
Corwin, Elizabeth J. 2009. Buku Saku Patofisiologi/ alih bahasa, Nike Budhi Subekti; editor edisi bahasa Indonesia, Egi
Komara Yudha … et al. Ed. 3. Jakarta : EGC.
Manuaba. 2010. Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan dan Keluarga Berencana untuk Pendidikan Bidan. EGC : Jakarta.
T. Heather Herdman, Shigemi Kamitsuru, 2015-2017. Diagnosis Keperawatan (NANDA). Definisi dan Klasifikasi, Edisi 10.
Penerbit Buku Kedokteran. Jakarta : EGC.
Purwaningsih, Wahyu dkk. 2010. Asuhan Keperawatan Maternitas. Jogjakarta : Nuha Medika.
RESUME NY. I (35 TAHUN) DENGAN G2PIA0 GRAVIDA 6
MINGGU+HIPEREMESIS GRAVIDARUM
DI RUANG ANTENATAL RSIA LIMIJATI
2020

A. Pengkajian Keperawatan
1. Biodata Klien :
Nama : Ny. I
Usia : 29 tahun
Agama : Islam
Pendidikan : Sarjana
Pekerjaan : BUMD
Kewarganegaraan : Indonesia
Status Perkawinan : Kawin
Alamat : Jl. Rancasawo Komp. SST
Margahayu No. 11A Kelurahan
Margacinta Kcamatan Buah Batu
Kota Bandung
Tanggal Masuk RS : 10-10-2020
No. Register : 0126202
Diagnosa Masuk : G2P1A0 gravida 6 minggu+HEG

2. Biodata Penanggung Jawab :


Nama : Tn. J
Hubungan Dengan Pasien : Suami
Pekerjan : Pegawai swasta
Alamat : Jl. Rancasawo Komp. SST
Margahayu No. 11A Kelurahan
Margacinta Kcamatan Buah Batu
Kota Bandung
3. Keluhan Utama : Pasien mengeluh mual dan muntah terus-
menerus.
4. Riwayat Kesehatan Sekarang : Pasien mengeluh mual dan muntah
terus-menerus. Keluhan dirasakan sejak dua hari yang lalu dan
dirasakan terutama setiap pagi dan malam hari. Hari ini pasien
muntah 5x. Keluhan dirasakan memberat setiap pasien makan atau
minum dan berkurang bila pasien tidur. Keadaan umum saat ini
pasien tampak sakit sedang, tampak mual, tidak ada muntah, tidak
ada tanda dehidrasi, pasien tampak lemas. Pasien sedang
melakukan kunjungan ulang kehamilan.
5. Riwayat Kesehatan Dahulu : Pasien tidak memiliki riwayat
penyakit keturunan seperti asthma dan diabetes, pasien tidak
memiliki riwayat penyakit gastritis ataupun hipertensi. Pasien
memiliki riwayat penyakit hepatitis A saat masih SD. Pasien tidak
memiliki riwayat ketergantungan obat, makanan, ataupun
konsumsi alcohol dan merokok, pasien memiliki riwayat operasi
SC tahun 2017. Pasien memiliki alergi terhadap paracetamol,
reaksi yang timbul bengkak di badan dan sesak napas.
6. Pemeriksan Tanda Vital :
a. GCS : 15 (E4/M6/V5).
b. Kesadaran : Composmentis.
c. TD : 94/60 mmHg; HR : 93 x/menit; RR : 20 x/menit; Suhu
: 37.1 OC.
7. Riwayat Obstetri :
a. Haid menarche :13 tahun.
b. Siklus : Teratur.
c. Tiap : 30 hari.
d. Lama haid : 5-7 hari.
e. Riwayat kehamilan saat ini : G2P1A0 gravida 6 minggu.
f. HPHT : Agustus 2020.
8. Pemeriksaan Penunjang :
a. USG (10-10-2020) : Janin tunggal hidup intrauterine,
gravida 6-7 minggu. Ketuban cukup.
b. Laboratorium (06-10-2020) :
Jenis Pemeriksaan Hasil Nilai Satuan
Normal
(1) (2) (3) (4)
Hemoglobin 12.3 11.7-15.5 g/dL
Leukosit 10.320 3.600- /mm3
11.000
Hematokrit 36.4 35-47 %
Trombosit 359 150-440 103/µL
Eritrosit 5.15 P.3.8-5.2 106/µL
MCV 70.7 80-96 fL
MCH 23.9 26-34 pg/cell
MCHC 33.8 33-36 g/dL
Hitung Jenis :
Eosinofi 1 2-4 %
Basofil 0 0-1 %
Netrofil staf 0 3-5 %
Netrofil segmen 63 50-70 %
Limfosit 30 25-40 %
Monosit 6 2-8 %
LED 39 0-20 mm/jam
NLCR 2.15 0.9-3.1
Golongan darah O A, B, AB, O
Rhesus Positif (+) Positif
Imunoserologi :
Anti SARS-COV-2 Non reaktif Non reaktif ECLISA
(Covid-19)
HbsAg Non reaktif Non reaktif
CRP kuantitatif 7 <5
Anti HIV Non reaktif Non reaktif Immuno-
chromatic

9. Pengkajian Sistem :
Pengkajian sistem berfokus pada masalah keperawatan yang
ditemukan. Pada pengkajian sistem perkemihan, neurologi,
endokrin, pernapasan, kardiovaskular, musculoskeletal tidak
ditemukan adanya kelainan.
a. Sistem reproduksi dan payudara : terdapat keputihan
(lekorea) tidak berbau, tidak ada pengeluaran darah
pervaginam, tampak pembesaran uterus, genitalia bersih.
Inspeksi bentuk payudara melingkar, simetris, belum ada
hiperpig-mentasi pada areola, puting susu menonjol, tidak ada
retraksi atau dimpling; palpasi tidak ada masa/ benjolan, tidak
ada nyeri tekan, tidak ada pembesaran kelenjar limfe, belum
ada colostrum.
b. Sistem integumen : inspeksi tidak ada hiperpigmentasi
(kloasma, linea nigra), striae gravidarum, ataupun angioma/
telengektasis/ vascular spiders, tidak ada epulis (gingival
granuloma gravidarum), kuku bersih dan pendek, kulit
berminyak dan tidak ada acne vulgaris, mukosa oral tampak
kering, konjungtiva tidak anemis, mata tidak cekung. Palpasi
turgor kulit baik, kulit teraba sedikit kasar dan bersisik.
Terdapat luka bekas operasi SC tahun 2017.
c. Sistem pencernaan : mual dan muntah (terutama terjadi pada
pagi hari dan malam hari, hilang menjelang tengah hari
(morning sickness), perasaan eneg atau mual terutama bila
mencium bau yang menyengat, ada nyeri ulu hati, merasa
sering haus. Inspeksi abdomen simetris, ada luka bekas
operasi SC tahun 2017, belum terdapat linea nigra ataupun
striae gravidarum, tampak sedikit pembesaran abdomen,
perkusi bunyi pekak normal, palpasi tidak teraba massa dan
tidak ada nyeri tekan, auskultasi bising usus menurun. BB 44
kg, TB 155 cm, IMT=18.3 (normal).

B. Analisa Data
Data Etiologi/ Analisa Masalah
Keperawatan
DS : Peningkatan progesteron dan hCG Kekurangan
-Pasien volume cairan
mengatakan Peningkatan asam lambung
mual dan muntah
sejak 2 hari yang Mual, muntah, anoreksia
lalu, hari ini
muntah 5x. Kekurangan volume cairan
-Pasien
mengatakan eneg
atau mual
terutama bila
mencium bau
yang menyengat.
-Pasien
mengatakan
sering haus.
DO :
-Hb 12.3 g/dL
Ht 36.4%
-Pasien
tampak
lemas.
-Turgor
kulit
baik.
-Mukosa
oral
tampak
kering.
-Kulit
teraba
sedikit
kasar dan
bersisik.
-TD :
94/60
mmHg;
HR : 93
x/menit;
RR : 20
x/menit;
Suhu :
37.1 OC.

DS : Peningkatan progesteron dan hCG Resiko


-Pasien ketidakseimbangan
mengatakan Peningkatan asam lambung nutrisi kurang dari
mual dan muntah kebutuhan tubuh
sejak 2 hari yang Mual, muntah, anoreksia
lalu, hari ini
muntah 5x, ada Resiko ketidakseimbangan
nyeri ulu hati. nutrisi kurang dari kebutuhan
-Pasien tubuh
mengatakan eneg
atau mual
terutama bila
mencium bau
yang menyengat.
-Pasien
mengatakan
nafsu makan
berkurang.
-Pasien
mengatakan
muntah setiap
makan.
DO :
-Pasien
tampak
lemas.
-Turgor
kulit
baik.
-Mukosa
oral
tampak
kering.
-Kulit
teraba
sedikit
kasar dan
bersisik.
-BB 44
kg, TB
155 cm,
IMT=18.3
(normal).

C. Diagnosa Keperawatan
1. Kekurangan volume cairan b.d. mual dan muntah ditandai dengan
mukosa oral tampak kering, dan pasien merasa sering haus.
2. Resiko ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
b.d. peningkatan hormone progesterone dan hCG ditandai dengan
mual dan muntah, penurunan nafsu makan.
D. Rencana Asuhan Keperawatan
Diagnosa Tujuan Intervensi NIC
Keperawatan
Kekurangan volume Setelah dilakukan asuhan 1. Monitor status hidrasi.
cairan b.d. mual dan keperawatan selama 1X24 2. Monitor vital sign.
muntah ditandai jam diharapkan tidak terjadi 3. Monitor masukan makanan/ cairan dan hitung intake kalori harian.
dengan mukosa oral kekurangan volume cairan 4. Monitor status nutrisi.
tampak kering, dan dengan kriteria hasil : 5. Monitor tingkat Hb dan Ht.
pasien merasa sering 1. Mempertahankan urine 6. Monitor BB.
haus. output sesuai dengan usia, 7. Dorong pasien menambah intake cairan oral adekuat.
BB urine normal, hematokrit
normal.
2. TTV dalam batas normal.
3. Tidak ada tanda dehidrasi,
elastisitas turgor kulit baik,
membran mukosa lembab,
tidak ada rasa haus yang
berlebihan.

Resiko Setelah dilakukan asuhan 1. Kaji adanya alergi makanan.


ketidakseimbangan keperawatan selama 1X24 2. Berikan informasi tentang kebutuhan nutrisi dan kandungan kalori.
nutrisi kurang dari jam diharapkan kebutuhan 3. Monitor adanya penurunan BB.
kebutuhan tubuh b.d. nutrisi pasien terpenuhi, 4. Monitor kulit kering dan perubahan pigmentasi.
peningkatan ditandai dengan : 5. Monitor turgor kulit, kekeringan, rambut kusam dan mudah patah.
hormone 1. IMT dalam rentang 6. Monitor mual dan muntah.
progesterone dan normal. 7. Monitor kadar albumin, total protein, Hb dan Ht.
hCG ditandai 2. Mempertahankan BB ideal. 8. Monitor pucat, kemerahan, dan kekeringan jaringan konjungtiva.
dengan mual dan 3. Peningkatan nafsu makan. 9. Monitor kalori dan intake output.
muntah, penurunan
nafsu makan.
E. Implementasi dan Evaluasi Keperawatan
Waktu Diagnosa Intervensi Implementasi Evaluasi Paraf
Keperawatan
10-10 Kekurangan volume 1. Monitor 1. Memonitor status hidrasi. S: Dea
2020 cairan status hidrasi. Hasil : Turgor kulit baik, mukosa oral -Pasien mengatakan masih mual.
pukul 2. Monitor kering. -Pasien mengatakan sering
08.30 vital sign. 2. Memonitor vital sign. merasa haus.
3. Monitor Hasil : TD : 94/60 mmHg; HR : 93 -Pasien mengatakan nyeri ulu
masukan x/menit; RR : 20 x/menit; Suhu : 37.1 hati.
O -Pasien mengatakan hari ini
makanan/ C. muntah 5x.
cairan dan 3. Memonitor masukan makanan/ cairan - Pasien akan menambah minum
hitung intake dan hitung intake kalori harian. hingga jumlah kebutuhan yang
kalori harian. Hasil : disarankan 1980 ml/24 jam.
4. Monitor Kebutuhan nutrisi : 1940.51 kkal/hari. O:
status nutrisi. Kebutuhan cairan : BB 44 kg - Turgor kulit baik, mukosa oral
5. Monitor = 1500 ml+20(44-20)=1500 ml+480=1980 kering.
tingkat Hb ml/hari. - TD : 94/60 mmHg; HR : 93
dan Ht. 4. Memonitor status nutrisi. x/menit; RR : 20 x/menit; Suhu :
6. Monitor Hasil : BB 44 kg TB 155 cm. IMT 18.3 37.1 OC.
BB. (normal). -Kebutuhan kalori 1940.51
7. Dorong 5. Memonitor tingkat Hb dan Ht. kkal/hari.
pasien Hasil : Hb 12.3 g/dL Ht 36.4% -Kebutuhan cairan 1980 ml/hari.
menambah 6. Memonitor BB. - Hb 12.3 g/dL Ht 36.4%.
intake cairan Hasil : BB saat ini 44 kg. A : Resiko kekurangan volume
oral adekuat. 7. Mendorong pasien menambah intake cairan teratasi sebagian.
cairan oral adekuat. P : Lanjutkan intervensi 1, 2, 3
Hasil : Pasien akan menambah minum pada kunjungan ulang berikutnya.
hingga jumlah kebutuhan yang
disarankan 1980 ml/24 jam.

10-10 Resiko 1. Kaji 1. Mengkaji adanya alergi makanan. S: Dea


2020 ketidakseimbangan adanya alergi Hasil : Pasien tidak memiliki alergi -Pasien mengatakan masih mual.
pukul nutrisi kurang dari makanan. makanan. -Pasien mengatakan nyeri ulu
08.30 kebutuhan tubuh 2. Berikan 2. Memberikan informasi tentang hati.
informasi kebutuhan nutrisi dan kandungan kalori. -Pasien mengatakan selama
hamil, nafsu makan berkurang,
tentang Hasil : BMR Perempuan=655+(9.6X44
kebutuhan kg)+(1.8X155cm)+(4.7X29tahun)=655+4 makan paling banyak ¼ porsi
nutrisi dan 22.4+279+136.3=1492.7 kkal. tiap makan.
kandungan Total kebutuhan energi=AMBXfaktor O:
kalori. aktivitas fisik=1492.7X1.3=1940.51 -Hb 12.3 Ht 36.4
3. Monitor kkal/hari. -Kebutuhan kalori 1940.51
kkal/hari.
adanya 3. Memonitor adanya penurunan BB. -BB 44 kg TB 155 cm IMT 18.3
penurunan Hasil : Belum ada penurunan berat (normal).
BB. badan. BB 44 kg TB 155 cm. IMT 18.3 -Mukosa oral kering, tidak ada
4. Monitor (normal). hiperpigmentasi.
kulit kering 4. Memonitor kulit kering dan perubahan -Turgor kulit baik, kulit kering
dan pigmentasi. dan bersisik.
perubahan Hasil : Mukosa oral kering tidak ada -Pasien mengatakan muntah 5x
pigmentasi. hiperpigmentasi. hari ini.
5. Monitor 5. Memonitor turgor kulit, kekeringan, -Tidak ada pucat, kemerahan,
turgor kulit, rambut kusam dan mudah patah. dan kekeringan jaringan
konjungtiva.
kekeringan, Hasil : Turgor kulit baik, kulit kering
A : Ketidakseimbangan nutrisi
rambut kusam dan bersisik. kurang dari kebutuhan tubuh
dan mudah 6. Memonitor mual dan muntah. teratasi sebagian.
patah. Hasil : Pasien mengatakan muntah 5x P : Lanjutkan intervensi 2,3, dan
6. Monitor hari ini dan masih merasa mual. 6 pada kunjungan berikutnya.
mual dan 7. Memonitor kadar albumin, total protein,
muntah. Hb dan Ht.
7. Monitor Hasil : Hb 13.2 Ht 36.4.
kadar 8. Memonitor pucat, kemerahan, dan
albumin, total kekeringan jaringan konjungtiva.
protein, Hb Hasil : Tidak ada pucat, kemerahan,
dan Ht. dan kekeringan jaringan konjungtiva.
8. Monitor
pucat, 9. Memonitor kalori dan intake output.
kemerahan, Hasil : Pasien mengatakan selama
dan hamil, nafsu makan berkurang, makan
kekeringan paling banyak ¼ porsi tiap makan.
jaringan
konjungtiva.
9. Monitor
kalori dan
intake output.

Anda mungkin juga menyukai