Anda di halaman 1dari 15

LAPORAN PENDAHULUAN

INC (MATERNITAS)

DISUSUN OLEH:
Raka Andhika Radya Saputra
NIM:
18095
KELAS:
Akper 3B

AKADEMI KEPERAWATAN KERIS HUSADA


JL.YOS SUDARSO KOMPLEK MARINIR CILANDAK JAKARTA SELATAN
A. Konsep
1. Definisi
Persalinan adalah proses dimana bayi, plasenta dan selaput ketuban keluar
dari uterus ibu. Persalinan dianggap normal jika prosesnya terjadi pada usia
kehamilan cukup bulan (setelah 37 minggu) tanpa disertai adanya penyulit.
Persalinan dimulai (inpatru) sejak uterus (inpatru) sejak uterus berkontrasi dan
menyebabkan berkontrasi dan menyebabkan perubahan pada servik ( perubahan
pada servik (membuka membuka dan menipis) dan berakhir dengan lahirnya
plasenta secara lengkap. Ibu belum inpartu  bila kontrasi uterus tidak m  bila
kontrasi uterus tidak mengakibatkan pe engakibatkan perubahan servik (Manuaba,
2002).
Asuhan persalinan normal adalah asuhan yang bersih dan aman dari setiap
tahapan persalinan dan upaya pencegahan komplikasi terutama perdarahan
pascapersalinan dan  hipotermia serta asfiksia bayi baru lahir (APN, 2008)
2. Tanda dan Gejala
a. Lightening
Lightening yang dimulai dirasa kira-kira dua minggu sebelum
persalinanadalah penurunan bagian presentasi bayi ke dalam pelvis minor.
Padapresentasi sefalik, kepala bayi biasanya menancap setelah
lightening.Wanita sering menyebut lightening sebagai “kepala bayi sudah
turun”. Hal-hal spesifik berikut akan dialami ibu:
 Ibu jadi sering berkemih karena kandung kemih ditekan
sehinggaruang yang tersisa untuk ekspansi berkurang.
 Perasaan tidak nyaman akibat tekanan panggul
yang menyeluruh,yang membuat ibu merasa tidak enak dan timbul
sensasi terus-menerus bahwa sesuatu perlu dikeluarkan atau ia
perlu defekasi.
 Kram pada tungkai, yang disebabkan oleh tekanan
foramenischiadikum mayor dan menuju ke tungkai.
 Peningkatan statis vena yang menghasilkan edema
dependen akibattekanan bagian presentasi pada pelvis minor
menghambat aliran balikdarah dari ekstremitas bawah.

b. Perubahan Serviks
Mendekati persalinan, serviks semakin “matang”. Kalau tadinya
selamamasa hamil, serviks dalam keadaan menutup, panjang dan lunak,
sekarangserviks masih lunak dengan konsistensi seperti pudding, dan
mengalamisedikit penipisan (effacement) dan kemungkinan sedikit
dilatasi. Evaluasikematangan serviks akan tergantung pada individu
wanita dan paritasnyasebagai contoh pada masa hamil. Serviks ibu
multipara secara normalmengalami pembukaan 2 cm, sedangkan pada
primigravida dalam kondisinormal serviks menutup. Perubahan serviks
diduga terjadi akibatpeningkatan instansi kontraksi Braxton Hicks. Serviks
menjadi matangselama periode yang berbeda-beda sebelum persalinan.
Kematanganserviks mengindikasikan kesiapannya untuk persalinan.

c. Persalinan Palsu
Persalinan palsu terdiri dari kontraksi uterus yang sangat nyeri,
yangmemberi pengaruh signifikan terhadap serviks. Kontraksi pada
persalinanpalsu sebenarnya timbul akibat kontraksi Braxton Hicksyang
tidak nyeri,yang telah terjadi sejak sekitar enam minggu kehamilan.
Bagaimanapun,persalinan palsu juga mengindikasikan bahwa persalinan
sudah dekat.

d. Ketuban Pecah Dini
Pada kondisi normal, ketuban pecah pada akhir kala I persalinan.
Apabilaterjadi sebelum waktu persalinan, kondisi itu disebut Ketuban
Pecah Dini(KPD). Hal ini dialami oleh sekitar 12% wanita hamil. Kurang
lebih 80%wanita yang mendekati usia kehamilan cukup bulan dan
mengalami KPDmulai mengalami persalinan spontan mereka pada waktu
24 jam.

e. Bloody Show
Bloody show merupakan tanda persalinan yang akan terjadi,
biasanya dalam24 hingga 48 jam. Akan tetapi bloody show bukan
merupakan tandapersalinan yang bermakna jika pemeriksaan vagina sudah
dilakukan 48 jamsebelumnya karena rabas lendir yang bercampur darah
selama waktutersebut mungkin akibat trauma kecil terhadap atau
perusakan plak lendirsaat pemeriksaan tersebut dilakukan.

f. Lonjakan Energi
Terjadinya lonjakan energi ini belum dapat dijelaksan selain bahwa
haltersebut terjadi alamiah, yamg memungkinkan wanita memperoleh
energiyang diperlukan untuk menjalani persalinan. Wanita harus
diinformasikantentang kemungkinan lonjakan energi ini untuk menahan
dirimenggunakannya dan justru menghemat untuk persalinan.

g. Gangguan Saluran Cerna
Ketika tidak ada penjelasan yang tepat untuk diare, kesulitan
mencerna,mual, dan muntah, diduga hal-hal tersebut gejala menjelang
persalinanwalaupun belum ada penjelasan untuk kali ini. Beberapa wanita
mengalamisatu atau beberapa gejala tersebut (Varney, 2007).

3. Perubahan – perubahan dan adaptasi fisiologis pada masa kehamilan


a. Perubahan Psikologis Pada Kehamilan Trimester I
Trimester pertama sering dianggap sebagai periode penyesuaian.
Penyesuaian terhadap kenyataan bahwa ia sedang mengandung. Sebagian
wanita merasa sedih tentang kenyataan bahwa ia hamil. Kurang lebih 80%
wanita mengalami kekecewaan, penolakan, kecemasan, depresi, dan
kesedihan. Hasrat seksual pada trimester pertama sangat bervariasi. Ada
beberapa wanita mengalami peningkatan hasrat seksual, tetapi secara
umum merupakan waktu terjadinya penurunan libido
Trimester pertama adalah saat yang spesial karena seorang ibu
akan menyadari kehamilannya Selama kehamilan sedapat mungkin wanita
hamil harus beradaptasi dengan kondisi psikologisnya. Pada trimester
pertama seorang ibu akan selalu mencari tanda-tanda untuk lebih
meyakinkan bahwa dirinya memang hamil
Stress yang Terjadi Pada Kehamilan Trimester I Ada 2 tipe stress
yaitu yang negatif dan positif, kedua stress ini dapat mempengaruhi reaksi
individu, yaitu stress intrinsik dan stress ekstrinsik.
Stress ekstrinsik timbul karena faktor eksternal seperti rasa sakit,
kehilangan, kesendirian, dan masa reproduksi. Menurut Burnard (1991)
stress selama masa reproduksi dapat dihubungkan dengan 3 aspek utama,
yaitu:Stress di dalam individuStress yang disebabkan oleh pihak lainStress
yang disebabkan penyesuaian terhadap tekanan sosial

b. Perubahan Psikologis Pada Kehamilan Trimester II


Trimester kedua dapat dibagi menjadi dua fase:
1) Fase Prequickening
Selama akhir trimester pertama dan masa prequickening pada
trimester kedua, ibu hamil mengevaluasi lagi hubungannya dan
segala aspek di dalamnya dengan ibunya yang telah terjadi selama
ini. Ibu menganalisa dan mengevaluasi kembali segala hubungan
interpersonal yang telah terjadi dan akan menjadi basis/dasar
bagaimana ia mengembangkan hubungannya dengan anak yang
akan dilahirkannya
2) Fase Postquickening
Setelah ibu hamil merasakan quickening, identitas keibuan yang
jelas akan muncul. Ibu hamil akan fokus pada kehamilannya dan
persiapan menghadapi peran baru sebagi seorang ibu. Perubahan
ini bisa menyebabkan kesedihan meninggalkan peran lamanya
sebelum kehamilan, terutama pada ibu yang mengalami hamil
pertama kali dan wanita karir

c. Perubahan Psikologis Pada Trimester III


Trimester tiga sering disebut periode penantian dengan penuh
kewaspadaan. Pada periode ini wanita mulai menyadari kehadiran bayinya
sebagai makhluk yang terpisah sehingga ia tidak sabar menanti kehadiran
sang bayi. Perasaan was-was mengingat bayi dapat lahir kapan pun,
membuatnya berjaga–jaga dan memperhatikan serta menunggu tanda dan
gejala persalinan muncul. Pergerakan janin dan pembesaran uterus
menjadi hal yang mengingatkan keberadaan bayi.Pada trimester ketiga ibu
akan kembali merasakan ketidaknyamanan fisik yang semakin kuat
menjelang akhir kehamilan. Ia akan merasa canggung, jelek, berantakan,
dan memerlukan dukungan yang sangat besar dan konsisten dari
pasangannya

4. Patofisiologi dan Pathway


Proses terjadinya persalinan karena adanya kontraksi uterus yang dapatme
nyebabkan nyeri.hal ini dipengaruhi oleh adanya keregangan otot rahim, penuruna
n progesteron, peningkatan oxytoksin, peningkatan prostaglandin, dantekanan
kepala bayi. Dengan adanya kontraksi maka terjadi pemendekan SAR dan
penipisan SBR. Penipisan SBR menyebabkan pembukaan
servik.Penurunan kepala bayi yang terdiri dari beberapa tahap antara lainenggame
nt, descent, fleksi, fleksi maksimal, rotasi internal, ekstensi, ekspulsikepala janin,
rotasi eksterna. Semakin menurunnya kepala bayi menimbulkanrasa mengejan
sehingga terjadi ekspulsi. Ekspulsi dapat menyebabkan terjadinyarobekan jalan
lahir akibatnya akan terasa nyeri. Setelah bayi lahir kontraksi
rahimakan berhenti 5-10 menit, kemudian akan berkontraksi lagi. Kontraksi akan
mengurangi area plasenta, rahim bertambah kecil, dinding menebal yangmenyeba
bkan plasenta terlepas secara bertahap. Dari berbagai implantasi plasentaantara
lain mengeluarkan lochea, lochea dan robekan jalan lahir sebagai
Tempatinvasi bakteri secara asending yang dapat menyebabkan terjadi risiko ting
giinfeksi. Dengan pelepasan plasenta maka produksi estrogen dan progesteron
akanmengalami penurunan, sehingga hormon prolaktin aktif dan produksi laktasid
imulai.
Proses persalinan terdiri dari 4 kala yaitu:
1) Kala I: waktu pembukaan serviks samapi menjadi pembukaan lengkap
10cm.
2) Kala II: dari pembukaan lengkap sampai bayi lahir 
3) Kala III: dari bayi lahir sampai keluarnya plasenta
4) Kala IV: keluarnya plasenta sampai 2 jam post Partum (Nugroho, 2011)

5. Manifestasiklinis
a. Tanda–tanda permulaan persalinan yang terjadi beberapa minggu sebelum
persalinan adalah
1) Lightening / settling / dropping yaitu kepala turun memasuki pintu
atas panggul. Pada primigravida terjadi saat 4–6 minggu terakhir
kehamilan, sedangkan pada multigravida terjadi saat partus mulai.
2) Perut kelihatan lebih melebar, fundus uteri turun.
3) Perasaan sering atau susah kencing (polakisuria), karena kandung
kemih tertekan oleh bagian terbawah janin.
4) Perasaan sakit perut dan dipinggang karena kontraksi lemah dari
uterus.
5) Serviks menjadi lebih lembek dan mulai mendatar, sekresinyapun
akan bertambah bisa bercampur darah (Departemen Kesehatan
Jawa Tengah, 2004).

b. Tanda–tanda pasti persalinan yang terjadi beberapa saat sebelum


persalinan adalah :
1) Terjadinya his persalinan yang bersifat :
 Pinggang terasa sakit dan menjalar kedepan.
 Sifatnya teratur, interval semakin pendek dan kekuatanya
semakin besar.
 Semakin ibu beraktivitas kekuatan his akan semakin besar.
2) Pengeluaran lendir dan darah (bloody show) yang lebih banyak
karena robekan kecil pada serviks.
3) Pengeluaran cairan yang terjadi pada beberapa kasus ketuban
pecah, dan dengan pecahnya ketuban diharapkan persalinan
berlangsung dalam waktu 24 jam kemudian.
4) Pada pemeriksaan dalam serviks telah mendatar dan pembukaan
telah ada (Departemen Kesehatan Jawa Tengah, 2004).

6. Penatalaksanaan
a. Pemberian obat penghilang rasa sakit, misalnya :
1) Pethidin.
Biasanya disuntikan dibagian paha atau pantat. Obat ini akan
membuat tenang , rileks, malas bergerak dan terasa agak
mengantuk tetapi tetap sadar. Obat ini akan bereaksi 20 menit
setelah disuntikan, kemudian akan bekerja selama 2 – 3 jam dan
biasanya diberikan pada kala 1. Obat ini diberikan pada keadaan
kontraksi rahim yang kuat.
2) Anastesi epidural.
Metode ini paling sering digunakan, karena memungkinkan pasien
untuk tidak merasakan sakit tanpa tidur. Obat ini disuntikan pada
rongga kosong tipis diantara tulang punggung bagian bawah.
Selanjutnya akan dipasang kateter (selang kecil) untuk
mengalirkan obat yang mengakibatkan saraf tubuh bagian bawah
mati rasa selama 2 jam sehingga rasa sakit tidak terasa. Pemberian
obat ini harus diperhitungkan agar tidak berpengaruh pada kala 2
persalinan, jika tidak ibu harus mengejan lebih lama.
3) Etonox.
Menggunakan campuran oksigen dan nitrous oksida, efeknya lebih
ringan dari pada epidural.
4) TENS (Transcutaneus Electrical Nerves Stimulation).
Alat ini dipilih jika ingin rasa sakit hilang tanpa obat. Mesin ini
merupakan stesor elektronik yang membantu tubuh menahan rasa
sakit dengan mengirim arus listrik kepunggung yang aliranya bisa
diatur.
5) Intrathecal Labour Analgesia (ILA).
Obat ini disuntikan diintathecal, suatu daerah diatas epidural.
Kelebihan ILA dibanding epidural adalah lebih aman karena dosis
obat lebih sedikit, lebih mudah digunakan, dan biayanya lebih
murah.

b. Pemberian oksitosin.
Diberikan pada kala 3. Tujuan pemberian oksitosin adalah untuk
merangsanga rahim berkontraksi yang juga mempercepat lahirnya
plasenta. Oksitosin diberikan secara intramuskuler dalam 2 menit setelah
bayi lahir denagn dosis 10 IU (Endjun, 2004).

7. Komplikasi
a. Maternal
 Ketuban pecah dini
 Persalinan prematur
 Distosia
 Hamil postterm
 Tidak ada kemajuan dalam persalinan
 Emboli cairan ketuban
 Perdarahan

b. Infant
 Gawat janin
 Distosia
 Kelainan posisi janin
 Janin>1
 Prolaps tali pusat

B. Asuhan Keperawatan
Kala 1
1. Pengkajian
 Integritas ego
Klien tampak tenang atau cemas
 Nyeri atau ketidaknyamanan
Kontraksi regular, terjadi peningkatan frekuensi durasi atau keparahan
 Seksualitas
Servik dilatasi 0 - 4 cm mungkin ada lendir merah muda kecoklatan atau
terdiri dari flek lendir.

2. Diagnosa Keperawatan
 Ansietas b.d krisis situasi kebutuhan tidak terpenuhi.
 Defisiensi pengetahuan tentang kemajuan persalinan b.d kurang
mengingat informasi yang diberikan, kesalahan interpretasi informasi.
 Risiko infeksi maternal
 Risiko kekurangan volume cairan

3. Perencanaan Keperawatan

No Diagnosa Tujuan dan Kriteria Hasil Rencana Tindakan


. keperawatan
1. Nyeri akut Tujuan : Setelah dilakukan tindakan  Kaji derajat
berhubungan keperawatan selama 1x24 jam ketidaknyamanan
dengan tekanan cemas  berkurang/hilang secara verbal dan
mekanik dari Kriteria hasil : nonverbal    
bagian presentasi  TTV  Pantau dilatasi
 Pasien dapat servik
mendemonstrasikan  Pantau tanda vital
kontrol nyeri dan DJJ     
 Bantu
penggunaan
teknik pernapasan
dan relaksasi
 Bantu tindakan
kenyamanan spt.
 Gosok punggung,
kaki
 Anjurkan pasien
berkemih 1-2 jam
 Berikan informasi
tentang
ketersediaan
analgesic
 Dukung
keputusan klien
menggunakan
obat-obatan/tidak
 Berikan 
lingkungan yang
tenang
2 Gangguan eliminasi Tujuan : Setelah dilakukan tindakan  Palpasi di atas
urin b.d perubahan keperawatan selama 1x24 jam simpisis pubis
masukan dan cemas  berkurang/hilang  Monitor 
kompresi mekanik Kriteria hasil : masukan dan
kandung kemih.  Cairan seimbang haluaran
 Berkemih teratur  Anjurkan upaya
berkemih
sedikitnya 1-2
jam
 Posisikan klien
tegak dan
cucurkan air
hangat di atas
perineum
 Ukur suhu dan
nadi, kaji adanya
peningkatan
 Kaji kekeringan
kulit dan
membrane
mukosa
3 Keletihan  b.d Tujuan : Setelah dilakukan tindakan  Kaji tanda –
peningkatan keperawatan selama 1x24 jam tanda vital yaitu
kebutuhan energi cemas  berkurang/hilang nadi dan tekanan
akibat peningkatan Kriteria hasil : darah
metabolisme  nadi:60-  Anjurkan untuk
sekunder akibat 80x/menit(saat tidak relaksasi dan
nyeri selama ada his), ibu istirahat di antara
persalinan menyatakan masih kontraksi
memiliki cukup  Sarankan suami
tenaga atau keluarga
untuk
mendampingi ibu
 Sarankan
keluarga untuk
menawarkan dan
memberikan
minuman atau
makanan kepada
ibu

4 Risiko cidera Tujuan : Setelah dilakukan tindakan  Pantau aktivitas


maternal keperawatan selama 1x24 jam uterus secara
cemas  berkurang/hilang manual
Kriteria hasil :  Lakukan tirah
 TTV baring saat
 Aktivitas uterus baik persalinan
 Posisi pasien menjadi intensif
nyaman  Hindari
meninggikan
klien tanpa
perhatian
 Tempatkan klien
pada posisi tegak,
miring ke kiri
 Berikan
perawatan
perineal selama 4
jam
 Pantau suhu dan
nadi
 Kolaborasi
pemberian
antibiotik (IV)

4. Impelementasi
Serangkaian kegiatan yang dilakukan oleh perawat untuk membantu klien dari
masalah status kesehatan yang dihadapi kestatus kesehatan yang baik yang
menggambarkan kriteria hasil yang diharapkan.
a. Tindakan keperawatan mandiri
Tindakan keperawatan mandiri dilakukan tanpa pesanan dokter. Tindakan
keperawatan mandiri ini ditetapkan dengan standar praktek American
Nurses Associatioin (1973) dan kebijakan institusi perawatan kesehatan.
b. Tindakan keperawatan kolaboratif
Tindakan keperawatan kolaborasi diimpelementasikan bila perawat
bekerja dengan anggota tim perawat kesehatan yang lain dalam membuat
keputusan bersama yang bertujuan untuk mengatasi masalah klien.
c. Dokumentasi tindakan keperawatan dan respon klien terhadap tindakan
keperawatan. Dokumentasi merupakan pernyataan dari kejadian/identitas
yang otentik dengan mempertahankan catatan-catatan yang tertulis.

5. Evaluasi
Evaluasi dalam keperawatan adalah kegiatan dalam menilai tindakan keperawatan
yang telah ditentukan, untuk mengetahui pemenuhan kebutuhan klien secara
optimal dan mengukur hasil dari proses keperawatan
a. Tujuan Tercapai
Tujuan dikatakan teracapai bila klien telah menunjukkan perubahan
kemajuan yang sesuai dengan keiteria yang telah ditetapkan
b. Tujuan tercapai sebagian
Tujuan ini dikatakan tercapai sebagian apabila tujuan tidak tercapai secara
keseluruhan sehingga masih perlu dicari berbagai masalah atau
penyebabnya, seperti klien dapat makan sendiri tetapi masih merasa mual,
setelah makan bahkan kadang-kadang muntah.
c. Tujuan tidak tercapai
Dikatakan tidak tercapai apabila tidak menunjukkan adanya perubahan
kearah kemajuan sebagaimana kriteria yang diharapkan

Anda mungkin juga menyukai