INC (MATERNITAS)
DISUSUN OLEH:
Raka Andhika Radya Saputra
NIM:
18095
KELAS:
Akper 3B
b. Perubahan Serviks
Mendekati persalinan, serviks semakin “matang”. Kalau tadinya
selamamasa hamil, serviks dalam keadaan menutup, panjang dan lunak,
sekarangserviks masih lunak dengan konsistensi seperti pudding, dan
mengalamisedikit penipisan (effacement) dan kemungkinan sedikit
dilatasi. Evaluasikematangan serviks akan tergantung pada individu
wanita dan paritasnyasebagai contoh pada masa hamil. Serviks ibu
multipara secara normalmengalami pembukaan 2 cm, sedangkan pada
primigravida dalam kondisinormal serviks menutup. Perubahan serviks
diduga terjadi akibatpeningkatan instansi kontraksi Braxton Hicks. Serviks
menjadi matangselama periode yang berbeda-beda sebelum persalinan.
Kematanganserviks mengindikasikan kesiapannya untuk persalinan.
c. Persalinan Palsu
Persalinan palsu terdiri dari kontraksi uterus yang sangat nyeri,
yangmemberi pengaruh signifikan terhadap serviks. Kontraksi pada
persalinanpalsu sebenarnya timbul akibat kontraksi Braxton Hicksyang
tidak nyeri,yang telah terjadi sejak sekitar enam minggu kehamilan.
Bagaimanapun,persalinan palsu juga mengindikasikan bahwa persalinan
sudah dekat.
d. Ketuban Pecah Dini
Pada kondisi normal, ketuban pecah pada akhir kala I persalinan.
Apabilaterjadi sebelum waktu persalinan, kondisi itu disebut Ketuban
Pecah Dini(KPD). Hal ini dialami oleh sekitar 12% wanita hamil. Kurang
lebih 80%wanita yang mendekati usia kehamilan cukup bulan dan
mengalami KPDmulai mengalami persalinan spontan mereka pada waktu
24 jam.
e. Bloody Show
Bloody show merupakan tanda persalinan yang akan terjadi,
biasanya dalam24 hingga 48 jam. Akan tetapi bloody show bukan
merupakan tandapersalinan yang bermakna jika pemeriksaan vagina sudah
dilakukan 48 jamsebelumnya karena rabas lendir yang bercampur darah
selama waktutersebut mungkin akibat trauma kecil terhadap atau
perusakan plak lendirsaat pemeriksaan tersebut dilakukan.
f. Lonjakan Energi
Terjadinya lonjakan energi ini belum dapat dijelaksan selain bahwa
haltersebut terjadi alamiah, yamg memungkinkan wanita memperoleh
energiyang diperlukan untuk menjalani persalinan. Wanita harus
diinformasikantentang kemungkinan lonjakan energi ini untuk menahan
dirimenggunakannya dan justru menghemat untuk persalinan.
g. Gangguan Saluran Cerna
Ketika tidak ada penjelasan yang tepat untuk diare, kesulitan
mencerna,mual, dan muntah, diduga hal-hal tersebut gejala menjelang
persalinanwalaupun belum ada penjelasan untuk kali ini. Beberapa wanita
mengalamisatu atau beberapa gejala tersebut (Varney, 2007).
5. Manifestasiklinis
a. Tanda–tanda permulaan persalinan yang terjadi beberapa minggu sebelum
persalinan adalah
1) Lightening / settling / dropping yaitu kepala turun memasuki pintu
atas panggul. Pada primigravida terjadi saat 4–6 minggu terakhir
kehamilan, sedangkan pada multigravida terjadi saat partus mulai.
2) Perut kelihatan lebih melebar, fundus uteri turun.
3) Perasaan sering atau susah kencing (polakisuria), karena kandung
kemih tertekan oleh bagian terbawah janin.
4) Perasaan sakit perut dan dipinggang karena kontraksi lemah dari
uterus.
5) Serviks menjadi lebih lembek dan mulai mendatar, sekresinyapun
akan bertambah bisa bercampur darah (Departemen Kesehatan
Jawa Tengah, 2004).
6. Penatalaksanaan
a. Pemberian obat penghilang rasa sakit, misalnya :
1) Pethidin.
Biasanya disuntikan dibagian paha atau pantat. Obat ini akan
membuat tenang , rileks, malas bergerak dan terasa agak
mengantuk tetapi tetap sadar. Obat ini akan bereaksi 20 menit
setelah disuntikan, kemudian akan bekerja selama 2 – 3 jam dan
biasanya diberikan pada kala 1. Obat ini diberikan pada keadaan
kontraksi rahim yang kuat.
2) Anastesi epidural.
Metode ini paling sering digunakan, karena memungkinkan pasien
untuk tidak merasakan sakit tanpa tidur. Obat ini disuntikan pada
rongga kosong tipis diantara tulang punggung bagian bawah.
Selanjutnya akan dipasang kateter (selang kecil) untuk
mengalirkan obat yang mengakibatkan saraf tubuh bagian bawah
mati rasa selama 2 jam sehingga rasa sakit tidak terasa. Pemberian
obat ini harus diperhitungkan agar tidak berpengaruh pada kala 2
persalinan, jika tidak ibu harus mengejan lebih lama.
3) Etonox.
Menggunakan campuran oksigen dan nitrous oksida, efeknya lebih
ringan dari pada epidural.
4) TENS (Transcutaneus Electrical Nerves Stimulation).
Alat ini dipilih jika ingin rasa sakit hilang tanpa obat. Mesin ini
merupakan stesor elektronik yang membantu tubuh menahan rasa
sakit dengan mengirim arus listrik kepunggung yang aliranya bisa
diatur.
5) Intrathecal Labour Analgesia (ILA).
Obat ini disuntikan diintathecal, suatu daerah diatas epidural.
Kelebihan ILA dibanding epidural adalah lebih aman karena dosis
obat lebih sedikit, lebih mudah digunakan, dan biayanya lebih
murah.
b. Pemberian oksitosin.
Diberikan pada kala 3. Tujuan pemberian oksitosin adalah untuk
merangsanga rahim berkontraksi yang juga mempercepat lahirnya
plasenta. Oksitosin diberikan secara intramuskuler dalam 2 menit setelah
bayi lahir denagn dosis 10 IU (Endjun, 2004).
7. Komplikasi
a. Maternal
Ketuban pecah dini
Persalinan prematur
Distosia
Hamil postterm
Tidak ada kemajuan dalam persalinan
Emboli cairan ketuban
Perdarahan
b. Infant
Gawat janin
Distosia
Kelainan posisi janin
Janin>1
Prolaps tali pusat
B. Asuhan Keperawatan
Kala 1
1. Pengkajian
Integritas ego
Klien tampak tenang atau cemas
Nyeri atau ketidaknyamanan
Kontraksi regular, terjadi peningkatan frekuensi durasi atau keparahan
Seksualitas
Servik dilatasi 0 - 4 cm mungkin ada lendir merah muda kecoklatan atau
terdiri dari flek lendir.
2. Diagnosa Keperawatan
Ansietas b.d krisis situasi kebutuhan tidak terpenuhi.
Defisiensi pengetahuan tentang kemajuan persalinan b.d kurang
mengingat informasi yang diberikan, kesalahan interpretasi informasi.
Risiko infeksi maternal
Risiko kekurangan volume cairan
3. Perencanaan Keperawatan
4. Impelementasi
Serangkaian kegiatan yang dilakukan oleh perawat untuk membantu klien dari
masalah status kesehatan yang dihadapi kestatus kesehatan yang baik yang
menggambarkan kriteria hasil yang diharapkan.
a. Tindakan keperawatan mandiri
Tindakan keperawatan mandiri dilakukan tanpa pesanan dokter. Tindakan
keperawatan mandiri ini ditetapkan dengan standar praktek American
Nurses Associatioin (1973) dan kebijakan institusi perawatan kesehatan.
b. Tindakan keperawatan kolaboratif
Tindakan keperawatan kolaborasi diimpelementasikan bila perawat
bekerja dengan anggota tim perawat kesehatan yang lain dalam membuat
keputusan bersama yang bertujuan untuk mengatasi masalah klien.
c. Dokumentasi tindakan keperawatan dan respon klien terhadap tindakan
keperawatan. Dokumentasi merupakan pernyataan dari kejadian/identitas
yang otentik dengan mempertahankan catatan-catatan yang tertulis.
5. Evaluasi
Evaluasi dalam keperawatan adalah kegiatan dalam menilai tindakan keperawatan
yang telah ditentukan, untuk mengetahui pemenuhan kebutuhan klien secara
optimal dan mengukur hasil dari proses keperawatan
a. Tujuan Tercapai
Tujuan dikatakan teracapai bila klien telah menunjukkan perubahan
kemajuan yang sesuai dengan keiteria yang telah ditetapkan
b. Tujuan tercapai sebagian
Tujuan ini dikatakan tercapai sebagian apabila tujuan tidak tercapai secara
keseluruhan sehingga masih perlu dicari berbagai masalah atau
penyebabnya, seperti klien dapat makan sendiri tetapi masih merasa mual,
setelah makan bahkan kadang-kadang muntah.
c. Tujuan tidak tercapai
Dikatakan tidak tercapai apabila tidak menunjukkan adanya perubahan
kearah kemajuan sebagaimana kriteria yang diharapkan