Mata Kuliah Sistem Ekonomi dan Sosial Budaya Indonesia – Pertemuan ke-2
SISTEM EKONOMI INDONESIA
Oleh Saut Sijabat 26 Agustus 2021 – Semester Gasal 2021/2022 Jurusan Administrasi Publik – Prodi MSDMA Politeknik STIA LAN Jakarta SISTEM EKONOMI INDONESIA Berbagai Istilah Sistem Ekonomi Indonesia Sistem Perekonomian Pancasila
Sistem Perekonomian Usaha Bersama dan
Kekaluargaan Sistem Ekonomi Koperasi
Sistem Pereknomian Adil dan Makmur
Sistem Demokrasi Ekonomi
Mengapa Ekonomi Pancasila? Nilai Pancasila diwujudkan dengan asas kebersamaan dan kekeluargaan. Orientasi pada manusia (titik sentral)
Keseluruhan unsur dan kegiatannya dicakup
dalam pengertian kekeluargaan yang membawa perikehidupan ke arah keseimbangan DASAR FILOSOFIS SISTEM EKONOMI INDONESIA Dasar Falsafah sosial Pancasila: 1. Konsep sintetis tentang masyarakat, bertolak dari manusia sebagai makhluk sosial, atau dengan kata lain individu sebagai warga masyarakat lebih dari pada orang seorang semata-mata. 2. Mengandung unsur-unsur asasi berupa: a. Asas usaha bersama dan kekeluargaan; b. Pandangan organis tentang masyarakat; c. Asas keadilan, khususnya keadilan sosial, sebagai kaidah direktif bagi individu dan usaha kelompok yang terorganisasi. Pasal 33 UUD 1945 setelah Amandemen keempat tahun 2002: 1. Perekonomian disusun sebagai usaha bersama berdasar atas asas kekeluargaan 2. Cabang-cabang produksi yang penting bagi negara dan yang menguasai hajat hidup orang banyak dikuasai oleh negara. 3. Bumi dan air dan kekayaan alam yang terkandung di dalamnya dikuasai oleh negara dan dipergunakan untuk sebesar-besar kemakmuran rakyat. 4. Perekonomian nasional diselenggarakan berdasar atas demokrasi ekonomi dengan prinsip kebersamaan, efisiensi berkeadilan, berkelanjutan, berwawasan lingkungan, kemandirian, serta dengan menjaga keseimbangan kemajuan dan kesatuan ekonomi nasional. Ketentuan lebih lanjut mengenai pelaksanaan pasal ini diatur dalam undang-undang. PRINSIP EKONOMI PANCASILA Kebersamaan Efsiensi berkeadilan
Berkelanjutan
Berwawasan Lingkungan
Kemandirian
Menjaga keseimbangan kemajuan dan kesatuan
ekonomi nasional Bagaimana Pasal 33 UUD 1945 tersebut memberi hak hidup bagi pelaku-pelaku ekonomi: 1. Sektor Swasta: memiliki kebebasan memanfaatkan bidang-bidang di luar sektor negara 2. Sektor Negara: Bumi, air, kekayaan alam (Pasal 33 UUD 1945) 3. Sektor Koperasi: perpaduan kepentingan individu dan sosial, anggotanya memiliki kesamaan kepentingan masyarakat, bangun usaha yang sesuai dengan asas kekeluargaan. ASAS USAHA BERSAMA DAN KEKELUARGAAN Interpretasi Pasal 33 UUD 1945: 1. Koperasi adalah satu-satunya badan usaha yang paling cocok bagi bangsa Indonesia. Dalam Koperasi-lah asas kebersamaan dan kekeluargaan ditemukan. 2. Asas kebersamaan dan kekeluargaan tidak hanya pada koperasi tapi juga pada badan-badan usaha lainnya. 3. Prinsip demokrasi ekonomi: bagaimana kemakmuran masyarakat diutamakan bukan kemakmuran orang seorang. Pasal 33 juga menyebutkan keberadaan badan usaha negara dan swasta. Cabang-cabang produksi yang penting bagi negara dan yang menguasai hajat hidup orang banyak dikuasai oleh negara (Ay 2). PANDANGAN ORGANIS TENTANG MASYARAKAT Masyarakat organis: masyarakat yang bersatu secara bulat dan utuh. Agar kebutuhan materi terpenuhi, manusia perlu pembangunan ekonomi. Dalam pembangunan ekonomi, manusia memiliki peran ganda: sebagai subyek (pengarah) agar dapat memberikan warna pada pembangunan, sekaligus sebagai pelaku (faktor produksi) memproduksi barang-barang yang dibutuhkan (people centered economic development) (Rintuh, 1995) ASAS KEADILAN SOSIAL Hakikat keadilan sosial: adil. Keadilan: kesesuaian sifat-sifat dan keadaan dengan hakikat adil; memberikan kepada diri sendiri dan orang lain apa yang menjadi haknya (Bambang Daroeso, 1989) Adil (KUBI): tidak berat sebelah, selayaknya, tidak sewenang-wenang, mendapat perlakuan yang sama. Adil: memperoleh perlakuan yang sama dan layak serta tidak berat sebelah di dalam hak dan kewajibannya. Sasaran keadilan sosial: hak atas kesejahteraan sosial. Keadilan sosial mencakup hak masyarakat untuk menuntut anggotanya, termasuk organ-orang pemerintah, agar memberikan apapun juga yang diperlukan untuk mencapai dan mempertahankan kesejahteraan umum. Keadilan sosial juga mencakup hak setiap warga negara untuk mengambil bangian dan menerima nikmat dari kekayaan sosial. Keadilan sosial menekankan kekeluargaan, perbaruan kepentingan, dan tanggung jawab yang ada dan berpengaruh dalam masyarakat (Tom Gunadi, 1990). Sila ke 5 (Keadilan Sosial) merupakan pengamalan dari pembangunan ekonomi DASAR KONSTITUSIONAL SISTEM EKONOMI INDONESIA UUD 1945 Pasal 33
Pasal 23 tentang APBN: tentang pajak (23 A), macam
dan harga mata uang (23 B), keuangan negara (23 C), tanggung jawab keuangan negara (23 E) Pasal 27 tentang hak-hak rakyat untuk memperoleh pekerjaan dan kehidupan yang layak bagi kemanusiaan. Pasal 34 tentang kewajiban negara untuk memelihara fakir miskin dan anak-anak terlantar. ARAH KEBIJAKAN SISTEM EKONOMI NASIONAL Pedoman awal: GBHN 1998 – 2003. Pembangunan ekonomi harus selalu mengarah kepada mantapnya sistem ekonomi nasional berdasarkan Pancasila dan UUD 1945 yang disusun untuk mewujudkan Demokrasi Ekonomi dan harus dijadikan dasar pelaksanaan pembangunan. UU No 25 tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional Ciri-ciri Demokrasi Ekonomi: 1. Perekonomian disusun sebagai usaha bersama berdasar atas asas kekeluargaan 2. Cabang-cabang produksi yang penting bagi negara dan yang menguasai hajat hidup orang banyak dikuasai oleh negara. 3. Bumi dan air dan kekayaan alam yang terkandung di dalamnya dikuasai oleh negara dan dipergunakan untuk sebesar-besar kemakmuran rakyat. 4. Sumber kekayaan dan keuangan negara digunakan dengan pemufakatan lembaga perwakilan rakyat, dan pengawasan terhadap kebijaksanaannya ada pada lembaga perwakilan rakyat. 5. Perekonomian daerah dikembangkan secara serasi dan seimbang antar daerah dalam satu kesatuan perekonomian nasional dengan mendayagunakan potensi dan peran serta daerah secara optimal dalam rangka perwujudan Wawasan Nusantara dan Ketahanan Nasional. 6. Warga negara memiliki kebebasan dalam memilih pekerjaan yang dikehendaki serta mempunyai hak akan pekerjaan dan penghidupan yang layak bagi kemanusiaan. 7. Hak milik perseorangan diakui dan pemanfaatannya tidak boleh bertentangan dengan kepentingan masyarakat 8. Potensi, inisiatif, dan daya kreasi setiap warga negara dikembangkan sepenuhnya dalam batas-batas yang tidak merugikan kepentingan umum Hal-hal yang harus dihindari dalam Demorasi Ekonomi yang berdasarkan Pancasila: Sistem free flight liberalism yang menumbuhkan eksploitasi terhadap manusia dan bangsa lain. Sistem etatisme, bahwa negara beserta aparatur ekonomi negara bersifat dominan, mendesak, dan mematikan potensi serta daya kreasi unit-unit ekonomi di luar sektor negara. Persaingan tidak sehat serta pemusatan kekuatan ekonomi pada satu kelompok dalam berbagai bentuk monopoli dan monopsoni yang merugikan masyarakat dan bertentangan dengan cita-cita keadilan sosial. DASAR OPERASIONAL Sistem ekonomi Indonesia adalah sistem ekonomi campuran. Intervensi Pemerintah dalam Sistem Ekonomi Pancasila: a. Sekali rencana makro disusun, maka kegiatan ekonomi diserahkan kepada satuan-satuan individual. Motivasi, rangsangam, dan semangat diberikan kepada satuan-satuan ekonomi individual untuk bekerja mengikuti rencana makro (Emil Salim, 1979) b. Antara aktivitas koperasi yang bekerja dari bawah dan aktivitas pemerintah yang bekerja dari atas, masih luas bidang ekonomi yang dapat dikerjakan oleh swasta (Moh Hatta, 1977) c. Dalam Ekonomi Pancasila, satu sumber legitimasi dari tindakan pengertian dan pembatasan kebebasan usaha oleh negara adalah adanya ekses-ekses praktik oligopoli dan monopoli. Apabila ekses- ekses itu tidak ada, maka tidak ada alasan diadakannya peraturan-peraturan (Mubyarto, 1994) Operasional Sistem Ekonomi Pancasila: 1. Peranan negara dan swasta Usaha negara dan swasta tumbuh berdampingan dengan seimbang tanpa dominasi berlebihan satu terhadap yang lain. Hakikat demokrasi ekonomi dalah tersebarnya kekuatan ekonomi di masyarakat, dan tidak tersentralisasi di pusat atau tidak terkumpul di beberapa tangan anggota masyarakat (monopoli dan oligopoli) 2. Tidak ada dominasi dan konfrontasi Hubungan kerja antara lembaga-lembaga ekonomi tidak didasarkan pada dominansi modal seperti halnya ekonomi kapitalis juga tidak didasarkan pada dominasi buruh seperti dalam sistem komunis.hubungan seperti ini menghindari konfrontasi kepentinga antara modal versus buruh. 3. Masyarakat memegang peranan sentral Masyarakat sebagai suatu kesatuan memegang peranan sentral dalam sistem ekonomi Pancasila. Penekanan pada masyarakat tidak mengabaikan individu, tetapi langkah tindak individu harus serasi dengan kepentingan masyarakat. 4. Pengaturan, perencanaan, dan pengawasan Hak menguasai oleh negara harus dilihat dalam konteks pelaksanaan hak dan kewajiban negara sebagai pemilik, pengatur, perencana, pelaksana, dan pengawas. 5. Tidak bebas nilai Sistem ekonomi Pancasila tidak bebas nilai, bahkan nilai inilah yang mempengaruhi pelaku ekonomi. Sistem yang dikembangkan bertolak dari ideologi yang dianut, yaitu Pancasila. PERSONAL INSIGHT/ LESSON LEARNED Berikan insight yang Anda dapatkan dari pelajaran hari ini.
MATERI 4, Koperasi Dan Tujuan Ekonomi, Sistem Ekonomi Koperasi, Koperasi Dalam Ekonomi Makro, Koperasi Sebagai Soko Guru Perekonomian, Dan Koperasi Dalam Trilogi Pembangunan