Anda di halaman 1dari 3

1.

Sistem ekonomi adalah cara sebuah negara mengatur jenis produk yang dihasilkan, cara
menghasilkan/memproduksi barang itu, dan bagaimana cara mendistribusikan barang tersebut
kepada masyarakat.
Penentuan sitem ekonomi tidak dapat dilepaskan dari ideologi yang diyakini oleh suatu negara.
Ideologi tertentu akan melahirkan sistem ekonomi tertentu pula karena pada dasarnya, negara
melalui ideologinya telah memiliki cara pandang tertentu untuk memandang dan menyelesaikan
persoalan yang mereka hadapi. Setiap sistem ekonomi membutuhkan sekumpulan peraturan,
ideologi yang mendasarinya, menjelaskan peraturan tersebut dan keyakinan individu yang akan
membuatnya terus dijalankan. (Robinson, 1962:18)

2. Pemahaman saya tentang ekonomi Kapitalis, Sosialis dan Pancasila.


a. Ekonomi Kapitalis adalah sistem ekonomi di mana perdagangan, industri dan alat-alat
produksi dikendalikan oleh pemilik swasta dengan tujuan memperoleh keuntungan
dalam ekonomi pasar. Pemilik modal dalam melakukan usahanya berusaha untuk meraih
keuntungan sebesar-besarnya. Begitu juga sebaliknya, pihak yang tidak memiliki posisi tawar
(modal) yang sama dengan pihak lain secara struktural tidak akan dapat bekerja dalam pasar,
sehingga ia tidak dapat mencapai kemakmuran. Posisi tawar yang tidak seimbang inilah yang
akan menyebabkan terjadinya monopoli (pasar hanya dikuasai sekelompok orang saja), yang
bisa mengakibatkan terjadinya ketimpangan kemakmuran.
Sistem Ekonomi Kapitalis muncul pada abad ke-17 ketika dominasi gereja di Eropa mulai
runtuh. Pada masa itu muncul Adam Smith (1776) yang menjadi peletak ideologi kapitalisme.
Ciri-ciri Sistem Ekonomi Kapitalis, antara lain:
1) Penjaminan atas hak milik perseorangan.
2) Mementingkan diri sendiri (self interest).
3) Pemberian kebebasan penuh.
4) Persaingan bebas (free competition).
5) Harga sebagai penentu (price sistem).
6) Peran negara minimal.

b. Ekonomi Sosialis adalah suatu sistem perekonomian yang memberikan kebebasan yang cukup


besar kepada setiap orang untuk melaksanakan kegiatan ekonomi tetapi dengan campur tangan
pemerintah.
Pemikiran Sistem Ekonomi Sosialis telah muncul sejak abad ke-16 yang disebut sebagai
Sosialisme Utopis. Sistem Ekonomi Sosialis dilandasi oleh filsafah kolektivitas dan organisme.
Kolektivitas adalah ajaran yang menyatakan bahwa setiap orang adalah warga masyarakat.
Oleh karena masyarakat adalah sebuah kesatuan tersendiri maka kepentingan masyarakat harus
lebih dahulu diutamakan daripada kepentingan pribadi. Organisme adalah pandangan bahwa
selain kepentingan dan kebutuhan masuarakat, negara sebagai sebuah kesatuan juga memiliki
kepentingan dan kebutuhan.
Sistem ekonomi sosialisme adalah sistem ekonomi dimana ekonomi diatur penuh oleh negara.
Dalam sistem ini jalannya perekonomian sepenuhnya menjadi tanggung jawab negara atau
pemerintah pusat, yang umum dikenal sebagai perencanaan terpusat atau centralized planning
sehingga hak milik dan inisiatif ekonomis individu kurang mendapat tempat yang layak.
Ciri-ciri Sistem Ekonomi Sosialis, adalah:
1) Negara sangat berkuasa dalam pemilikan bersama (kolektivitas) semua faktor produksi.
2) Produksi dilakukan sesuai dengan kebutuhan (production for needs).
3) Perencanaan ekonomi (economic planning).
Berdasarkan prinsip tersebut, sistem ini ingin melindungi semua pihak, terutama kelompok
marjinal yang tidak memiliki faktor produksi. Perlindungan tersebut dimaksudkan agar semua
masyarakat mendapatkan kesejahteraan yang setara. Namun, secara umum sistem ini
menghambat ekspresi dan mengurangi semangat orang untuk bekerja dan berprestasi, yang
pada akhirnya makin menurunkan kreativitas dan produktivitas masyarakat.

c. Ekonomi pancasila adalah sistem ekonomi yang berasaskan nilai dan moral pancasila.


Sistem ekonomi ini menjadi identitas perekonomian Indonesia. Sebutan lain dari sistem
ekonom pancasila adalah sistem demokrasi ekonomi.
Konsep Sistem Ekonomi Pancasila mulai dikembangkan lebih serius sejak Seminar Nasional
di Universitas Gajah Mada tahun 1980. Pada waktu itu Ekonomi Pancasila tidak sekedar
dimaknai sebagai sebuah sistem ekonomi, seperti konsep Sistem Ekonomi Pancasila-nya Emil
Salim (1966), melainkan mulai digagas sebagai sebuah ilmu ekonomi (alternatif). Ekonomi
pancasila yang dikembangkan oleh pakar-pakar ekonomi (terutama dari UGM) pada waktu itu
merupakan refleksi kritis terhadap sistem dan ilmu ekonomi yangb “keliru”, serta mulai
menyimpang dari jati diri dan realitas sosial-ekonomi bangsa (rakyat) Indonesia.
Sistem Ekonomi Pancasil digali berdasar pemikiran bahwa Sistem Ekonomi sangat terkait
dengan ideologi, sistem nilai dan sosial budaya (kelembagaan) masyarakat di mana sistem ini
dikembangkan. Mubyarto menyatakan dengan jelas bahwa ekonomi pancasila merupakan
Sitem Ekonomi yang khas (berjati-diri) Indonesia, yang digali dan dikembangkan berdasar
kehidupan ekonomi riil (real-life economy) rakyat Indonesia.
Ekonomi Pancasila berpijak pada kombinasi antara gagasan-gagasan normatif dan fakta-fakta
empirik yang telah dirumuskan oleh founding fathers bangsa dalam wujud sila-sila dalam
Pancasila, Pembukaan UUD 1945, dan pasal-pasal (ekonomi) UUD 1945 (asli), yaitu pasal 27
(ayat 2), 31, 33, dan 34. Ekonomi Pancasila adalah sistem ekonomi yang mengacu pada sila-
sila dalam pancasila, yang terwujud dalam lima landasan ekonomi, yaitu ekonomi moralistik
(ber-Ketuhanan), ekonomi kemanusiaan, nasionalisme ekonomi, demokrasi ekonomi (ekonomi
kerakyatan), dan diarahkan untuk mencapai keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
Secara khusus, terdapat lima prinsip penerapan Sistem Ekonomi Pancasila, yaitu:
(1) Roda kegiatan ekonomi bangsa digerakkan oleh rangsangan ekonomi, sosial, dan moral.
(2) Ada kehendak kuat warga masyarakat untuk mewujudkan kemerataan sosial, yaitu tidak
membiarkan terjadinya dan berkembangnya ketimpangan ekonomi dan kesenjangan sosial.
(3) Semangat nasionalisme ekonomi. Daalm era globalisasi makin jelas adanya urgensi
terwujudnya perekonomian nasional yang kuat, tangguh, dan mandiri.
(4) Demokrasi ekonomi berdasar kerakyatan dan kekeluargaan; koperasi dan usaha-usaha
kooperatif menjiwai perilaku ekonomi perorangan dan masyarakat.
(5) Keseimbangan yang harmonis, efisien, dan adil antara perencanaan nasional dengan
desentralisasi ekonomi dan otonomi yang luas, bebas, dan bertanggung jawab, menuju
perwujudan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. (Hamid, 2005).
.

3. Prioritas yang harus dilakukan untuk melakukan reformasi ekonomi adalah:


a) Hal terpentinga adalah mengubah paradigma kebijakan ekonomi Indonesia.
b) Memperbaiki fundamental ekonomi yang bertitik tolak pada pemerataan,
c) Melakukan tindakan yang tegas dalam menentukan sistem kurs,
d) Menciptakan kestabilan politik dan keamanan,
e) Melakukan reformasi institusional, karena perekonomian dapat berjalan dengan baik hanya jika
didukung oleh institusi hukum dan birokrasi yang bersih.
f) Melakukan pemutihan utang luar negeri.
(Sumber: BMP ESPA4314/Perekonomian Indonesia_Penerbit Universitas terbuka)

Anda mungkin juga menyukai