Abstarak
Perbedaan sistem ekonomi Pancasila dengan kapitalis atau sosialis adalah
isu nasionalisme, falsafah negara, dan pandangan tentang manusia. Sistem
ekonomi Indonesia adalah sistem ekonomi Pancasila yang identik dengan
demokrasi ekonomi. Demokrasi ekonomi yang dimaksud adalah demokrasi
Pancasila yang mempunyai ciri-ciri antara lain sebagai berikut: pertama,
perekonomian Pancasila digerakkan oleh rangsangan-rangsangan ekonomi,
sosial dan yang paling penting adalah moral, kedua, perekonomian Pancasila ada
hubungannya dengan Tuhan YME sehinga dalam Pancasila terdapat solidaritas
sosial, ketiga: perekonomian Pancasila berkaitan dengan persatuan Indonesia,
yang berarti nasionalisme menjiwai kebijakan ekonomi, keempat: sistem
perekonomian Pancasila tegas dan jelas adanya keseimbangan antara
perencanaan sentral (nasional) dengan tekanan pada desentralisasi di dalam
pelaksanaan kegiatan ekonomi.
Kata Kunci:
Sistem, Ekonomi, Demokrasi, Indonesia
Penulis adalah dosen tetap pada Program Studi Hukum Ekonomi Syariah
di Sekolah Tinggi Ilmu Syariah Nahdlatul Ulama (STISNU) Nusantara
Tangerang
berasal dari rakyat, oleh rakyat, dan menghendaki adanya ciri kerakyatan
untuk rakyat.15 yang jelas. Selanjutnya GBHN 1993
Pasal 33 UUD 1945 dan menyatakan bahwa pembangunan
penjelasannya secara tegas ekonomi kerakyatan yang dimaksud
mengamanatkan bahwa asas dan menginginkan adanya partisipasi
sendi dasar perekonomian nasional yang luas dari seluruh masyarakat
harus dibangun sebagai uasaha baik dalam hal ikut serta di dalam
bersama atas asas kekeluargaan. Hal proses pembangunan ekonomi itu
ini berarti pula bahwa perekonomian sendiri maupun dalam hal ikut serta
nasional harus dibangun berdasarkan di dalam menikmati hasil-hasil
demokrasi ekonomi, di mana pembangunan ekonomi tersebut.
kegiatan ekonomi pada intinya Menurut Dawam Rahardjo,17
dilaksanakan dari rakyat, oleh rakyat, demokrasi ekonomi di Indonesia
dan untuk sebesarbesarnya ditafsirkan sebagai demokrasi
kemakmuran rakyat. Demokrasi partisipatoris, yang memunculkan
ekonomi. Menuntut terselenggaranya dua interpretasi yaitu; pertama,
partisipasi ekonomi dan emansipasi menafsirkan partisipasi ekonomi
ekonomi seluruh rakyat. 16 dengan mewujudkan sistem koperasi
Dengan kata lain yang didefinisikan sebagai kumpulan
pembangunan bidang ekonomi juga orang-orang, bukan kumpulan modal,
karena sistem yang digerakkan oleh
15
Di samping itu, penggunaan kedua kumpulan modal adalah kapitalisme
istilah ini juga terkait dengan perbedaan
dan dinilai sebagai sistem ekonomi
tradisi keilmuan dan praktik yang berbeda
antara Eropah Barat dan Eropah Timur. Di yang tidak demokratis sebab
zaman modern, wacana demokrasi tumbuh berdampak pada penyisihan
dan berkembang dalam alam pikiran (exclutionary effect) partisipasi
individualismeliberalisme barat, sedangkan sebagian masyarakat dalam segala
wacana kedaulatan rakyat populer di dalam kegiatan ekonomi; kedua, demokrasi
tradisi keilmuan Eropa Timur yang lebih
menghargai paham sosialisme yang
ekonomi merupakan sistem yang
didasarkan atas sikap-sikap kritis terhadap menghimpun kerjasama semua sektor
individualisme-liberalisme Eropa Barat. dalam proses pembangunan dan
Karena itu, demokrasi dalam wacana ilmu kegiatan perusahaan. Secara
politik menurut tradisi Eropah Barat dan kongkret sektor-sektor yang
Anglo-Amerika biasanya hanya encakup
diikutsertakan untuk mendukung
pengertian-pengertian demokrasi di
lapangan kehidupan politik (political sistem ekonomi adalah sektor
democracy) dalam arti yang lebih sempit koperasi, swasta dan negara.
dibandingkan apa yang dipahami di Srategi pembangunan yang
lingkungan negara-negara Eropah Timur. memberdayakan ekonomi rakyat
Jimly Asshiddiqie, Demokrasi_Ekonomi, merupakan strategi melaksanakan
dalam makalah www.jimly.com
/makalah/namafile/60/Demokrasi_Ekonomi.
demokrasi ekonomi, yaitu, produksi
pdf diakses, 12 januari 2016. dikerjakan oleh semua untuk semua
16
Sri Edi Swasono, Keindonesiaan;
17
Demokrasi Ekonomi Keberdaulatan dan Koermen, Manajemen Koperasi
Kemandirian (Yogyakarta: Aditya Media, 2015), Terapan (Jakarta: Prestasi Pustaka Publisher,
168. 2003), 40.
dan di bawah pimpinan dan penilikan kelima dari pada Negara Republik
anggota-anggota masyarakat. Indonesia. Keadilan sosial
Kemakmuran masyarakat lebih menghendaki kemakmuran yang
diutamakan ketimbang kemakmuran merata ke seluruh rakyat, yang
orang seorang. Maka, kemiskinan melaksanakan cita-cita kemerdekaan
tidak dapat ditoleransi sehingga yang keempat dari almarhum
setiap kebijakan dan program Roosevelt: “freedom from want yaitu
pembangunan harus memberi bebas dari kesengsaraan hidup.”20
manfaat pada mereka yang paling Dari bangunan pandangan dan
miskin dan paling kurang sejahtera. pemikiran Hatta yang demikian, kata
Inilah pembangunan generasi Sri Edi Swasono, “lahirlah pula
mendatang sekaligus memberikan idenya (Hatta) mengenai sosialisme
jaminan sosial bagi mereka yang Indonesia,21 atau Hatta juga
paling miskin dan tertinggal.18 menyebutnya dengan istilah
22
Demokrasi ekonomi “sosialisme kooperatif, atau ada
sebenarnya bukan barang aneh, juga yang menyebutnya dengan
semuanya telah dibicarakan di mana- “sosialisme religius,23 dimana
mana. Indonesia sangat beruntung menurut Hatta “kaum sosialis
karena konsep itu tidak hanya berada religius menimba keyakinan sosialis
di teks biasa tetapi berada di UUD. mereka dari berita ilahi.
Suatu gagasan yang tidak Terlaksananya sosialisme bagi
menghendaki kekuasaan ekonomi mereka adalah suatu tugas agama.24
terkonsentrasi pada segelintir Sri-Edi Swasono, Demokrasi
pemilik kekuasaan, ekonomi Ekonomi Indonesia tidak harus
semestinya disebarkan, dan
20
keputusan tidak hanya diambil oleh Mohammad Hatta, “17 Agustus 1948,”
Sambutan Tertulis dalam Majalah Mimbar
pemilik perusahaan, tapi harusnya Indonesia “, I. Wangsa Widjaja dan Meutia F.
oleh buruh dan karyawan juga harus Swasono (eds.), Mohammad hatta, Kumpulan
diikutkan. Kaum buruh sebagai kaum Pidato I, dari tahun 1942 s.d. 1949 (Jakarta:
pekerja harusnya memiliki hak Yayasan Idayu, 1981), 170-171.
21
Sri Edi Swasono, Pembangunan
menentukan siapa pemilik atau Berwawasan Sejarah, Kedaulatan Rakyat,
pemimpin perusahaan.19 Demokrasi Ekonomi dan Demokrasi Politik,
Mohammad Hatta sendiri Pemikiran Pembangunan Bung Hatta (Jakarta:
LP3ES, 1995), 84.
memang melihat bahwa demokrasi 22
Mohammad Hatta, “Masalah Politik
ekonomi ini harus diwujudkan karena Perekonomian Bagi Indonesia”, Pidato pada
dengan adanya demokrasi ekonomi Pertemuan dengan Para Pemimpin Politik, Para
Bankir dan Para Ahli Pertanian di New York,
barulah dapat dijamin adanya Tanggal 6 Juni 1960, I. Wangsa Widjaja dan
keadilan sosial yang menjadi tiang Meutia F. Swasono (eds.) , Mohammad Hatta,
Kumpulan Pidato II dari Tahun 1951 s.d 1979
18
Mubyarto, “Ekonomi Kerakyatan (Jakarta: Inti Idayu Press, 1983), 157.
23
Dalam Era Globalisasi” dalam buku Mubyarto, Abdul Madjid, Sri Edi Swasono,
Ekonomi Kerakyatan, 9. Wawasan Ekonomi pancasila (Jakarta,
19
Revrisond Baswir, “Ekonomi UIP,1988), 2.
24
Kerakyatanbsebagai Sistem Indonesia,” dalam Mohammad Hatta, Ajaran Marx atau
buku Mubyarto, Ekonomi Kerakyatan (Jakarta: Kepintaran sang Murid Membeo cetakan
Lembaga Suluh Nusantara, 2014), 33. pertama, (Jakarta: Bulan Bintang, 1975), 42.
41
Joseph E.Stiglitz, Globalisasi dan
Kegagalan Lembaga-Lembaga Keuangan
Internasional, (Jakarta: PT. Ina
Publikatama, 2003), 7.