Nadiah Fatmasari Revina Sari Saputri Wulan Sari Yulia Maulida Zahratul Mawaddah Firda Sani Fauziah L/O/G/O
Pertumbuhan dan Perkembangan Fetus
www.themegallery.com Tumbuh Kembang Fetus Perkembangan bayi dalam kandungan akan menjadi salah satu hal yang sangat menyenangkan dalam proses kehamilan karena hampir semua apa yang kita lakukan berefek tehadap bayi dalam kandungan ,kita melihat apa saja perkembangan dan perubahan yang terjadi pada bayi pada periode awal kehidupannya. 0-4 Minggu • Pada minggu-minggu awal ini, janin memiliki panjang tubuh kurang lebih 2 mm. • Munculnya cikal bakal otak. • Sumsum tulang belakang yang masih sederhana. • Tanda-tanda wajah yang akan terbentuk. 4-8 Minggu • Jantung janin mulai berdetak. • Semua organ tubuh lainnya mulai terbentuk. • Muncul tulang-tulang wajah, mata, jari kaki, dan tangan. • Panjang 2.1 – 2.5 gram,berat 1 gram. 8-12 Minggu • Organ-organ tubuh utama janin telah terbentuk. • Kepalanya berukuran lebih besar daripada badannya, sehingga dapat menampung otak yang terus berkembang dengan pesat. • Janin juga telah memiliki dagu, hidung, dan kelopak mata yang jelas. • Di dalam rahim, janin mulai diliputi cairan ketuban dan dapat melakukan aktifitas seperti menendang dengan lembut. • Organ-organ tubuh utama janin kini telah terbentuk. Panjang 7 – 9 cm, berat 12 – 15 gram. 12-16 Minggu • Paru-paru janin mulai berkembang. • Detak jantungnya dapat didengar melalui alat ultrasonografi (USG). • Wajahnya mulai dapat membentuk ekspresi tertentu. • Mulai tumbuh alis dan bulu mata. • Janin dapat memutar kepalanya dan membuka mulut. • Rambutnya mulai tumbuh kasar dan berwarna. • Panjang 14 – 17 cm, berat 100 gram. 16-20 Minggu • Janin mulai dapat bereaksi terhadap suara ibunya. • Akar-akar gigi tetap telah muncul di belakang gigi susu. • Tubuhnya ditutupi rambut halus yang disebut lanugo. • Janin kini mulai lebih teratur dan terkoordinasi. • Janin bisa mengisap jempol dan bereaksi terhadap suara ibunya. • Ujung-ujung indera pengecap mulai berkembang dan bisa membedakan rasa manis dan pahit. • Sidik jarinya mulai nampak. • Berat 300 gram. 20-24 Minggu
• Besar tubuh janin sudah sebanding
dengan badannya. • Alat kelaminnya mulai terbentuk. • Cuping hidungnya terbuka. • Janin mulai melakukan gerakan pernapasan. • Pusat-pusat tulangnya mulai mengeras. • Janin mulai memiliki waktu-waktu tertentu untuk tidur. • Berat badan 600 gram 24-28 Minggu
• Di bawah kulit, lemak sudah
mulai menumpuk. • Di kulit kepalanya rambut mulai bertumbuhan. • Kelopak matanya membuka. • Otaknya mulai aktif. • Sudah dapat mendengar, baik suara dari dalam maupun dari luar (lingkungan). • Janin dapat mengenali suara ibunya • Detak jantungnya bertambah cepat jika ibunya berbicara. • Pada saat ini merupakan masa-masa bagi sang janin mulai mempersiapkan diri menghadapi hari kelahirannya. • Berat 1050 gram, • Panjang 42 cm. 28-32 Minggu • Gerakan janin sudah mulai terbatas karena beratnya yang semakin bertambah. • Matanya sudah mulai bisa berkedip bila melihat cahaya melalui dinding perut ibunya. • Kepalanya sudah mengarah ke bawah. • Paru-parunya belum sempurna, namun jika saat ini ia terlahir ke dunia, si kecil kemungkinan besar telah dapat bertahan hidup. • Berat 1700 gram dan panjang 42 cm. 36-40 Minggu
• Kepala janin telah berada pada
rongga panggul, seolah-olah “mempersiapkan diri” bagi kelahirannya ke dunia. • Janin kerap berlatih bernapas, mengisap, dan menelan. • Rambut-rambut halus di sekujur tubuhnya telah menghilang. • Ususnya terisi mekonium (tinja pada bayi baru lahir) yang biasanya akan dikeluarkan dua hari setelah ia lahir. • Saat ini persalinan sudah amat dekat dan bisa terjadi kapan saja. • Berat 2500 – 3500 gram. • Panjang 50 cm. • Biparietal 9.5 cm. AIR KETUBAN Selama 9 bulan, janin 'berenang' dalam sebuah kantung setipis balon berisi cairan yang disebut air ketuban. Cairan ini berwarna putih, agak keruh, serta berbau agak amis. Seiring pertambahan usia kehamilan, aktivitas organ tubuh janin mempengaruhi komposisi cairan ketuban. Lanjutan… Jumlah air ketuban tidak terus sama dari minggu ke minggu kehamilan. Jumlah itu pun akan bertambah atau berkurang sesuai perkembangan kehamilan. Saat usia kehamilan 25-26 minggu, jumlahnya rata- rata 239 ml. Lalu meningkat jadi + 984 ml pada usia kehamilan 33-34 minggu dan turun jadi 836 ml saat janin siap lahir. Asal Air Ketuban • Kencing janin (fetal urine), • Transudasi dari darah ibu, • Sekresi dari epitel amnion, Fungsi air ketuban: • Sebagai pelindung yang akan menahan janin dari trauma akibat benturan. • Melindungi dan mencegah tali pusat dari kekeringan, yang dapat menyebabkannya mengerut sehingga menghambat penyaluran oksigen melalui darah ibu ke janin. • Berperan sebagai cadangan cairan dan sumber nutrien bagi janin untuk sementara. • Memungkinkan janin bergerak lebih bebas, membantu sistem pencernaan janin, sistem otot dan tulang rangka, serta sistem pernapasan janin agar berkembang dengan baik. • Menjadi inkubator yang sangat istimewa dalam menjaga kehangatan di sekitar janin. • Selaput ketuban dengan cairan ketuban di dalamnya merupakan penahan janin dan rahim terhadap kemungkinan infeksi. • Pada waktu persalinan, air ketuban dapat meratakan tekanan atau kontraksi di dalam rahim, sehingga leher rahim membuka. • Dan saat kantung ketuban pecah, air ketuban yang keluar sekaligus akan membersihkan jalan lahir. • Pada saat kehamilan, air ketuban juga bisa digunakan untuk mendeteksi kelainan yang dialami janin, khususnya yang berhubungan dengan kelainan kromosom. • Kandungan lemak dalam air ketuban dapat menjadi penanda janin sudah matang atau lewat waktu. Lanjutan… Seiring dengan bertambahnya usia kehamilan, jumlah cairan ini terus meningkat. Normalnya, pada usia kehamilan 10 – 20 minggu, jumlah air ketuban sekitar 50 – 250 ml. Ketika memasuki minggu 30 – 40, jumlahnya mencapai 500 – 1500ml. Faktor penyebab cairan ketuban berkurang:
• Proses menelan. Janin bisa menelan
cairan ketuban sebanyak 20 ml per jam atau kurang lebih setengah dari jumlah total cairan ketuban per hari. Tetapi, jumlah cairan yang ditelan ini hampir sebanding dengan produksi urin janin. • Ketuban bocor atau pecah. • Menurunnya fungsi plasenta akibat kehamilan yang melebihi waktu. • Kelainan kongenital (janin) yang berhubungan dengan kelainan sistem saluran kemih, seperti; ginjal tidak berkembang secara normal, atau terjadi penyumbatan saluran kemih. DAFTAR PUSTAKA Sarwono, (2005) Ilmu Kandungan, Jakarta : Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo. Hanum, M (2010) Biologi Reproduksi, Yogyakarta : Nuha Medika Jane Coad (2001),biologi reproduksi. Nuha Medika, yogyakarta Sadler, TW (1987) Embriologi Kedoteran Longman, Edisi 07 (Terjemahan) Penerbit : EGC. L/O/G/O