Anda di halaman 1dari 16

IBU HAMIL DAN MENYUSUI

Ressa Juliyawan S
19082011010
LATAR BELAKANG MASALAH
Kehamilan, persalinan dan menyusui merupakan proses fisiologi yang perlu dipersiapkan
oleh wanita dari pasangan subur agar dapat dilalui dengan aman. Selama masa kehamilan, ibu
dan janin adalah unit fungsi yang tak terpisahkan. Kesehatan ibu hamil adalah persyaratan
penting untuk fungsi optimal dan perkembangan kedua bagian unit tersebut.
Obat dapat menyebabkan efek yang tidak dikehendaki pada janin selama masa kehamilan.
Selama kehamilan dan menyusui, seorang ibu dapat mengalami berbagai keluhan atau
gangguan kesehatan yang membutuhkan obat. Banyak ibu hamil menggunakan obat dan
suplemen pada periode organogenesis sedang berlangsung sehingga risiko terjadi cacat janin
lebih besar. Di sisi lain, banyak ibu yang sedang menyusui menggunakan obat-obatan yang
dapat memberikan efek yang tidak dikehendaki pada bayi yang disusui.

Tujuan
Untuk mengetahui pelayanan kefarmasian dalam penanganan ibu hamil dan menyusui.
PENGERTIAN IBU HAMIL DAN MENYUSUI

Kehamilan, persalinan dan menyusui merupakan proses fisiologi


yang perlu dipersiapkan oleh wanita dari pasangan subur agar
dapat dilalui dengan aman. Selama masa kehamilan, ibu dan janin
adalah unit fungsi yang tak terpisahkan. Kesehatan ibu hamil
adalah persyaratan penting untuk fungsi optimal dan
perkembangan kedua bagian unit tersebut.
A. PROSES KEHAMILAN
Proses kehamilan di dahului oleh proses pembuahan satu sel telur yang bersatu dengan sel spermatozoa dan hasilnya akan
terbentuk zigot. Zigot mulai membelah diri satu sel menjadi dua sel, dari dua sel menjadi empat sel dan seterusnya. Pada hari ke
empat zigot tersebut menjadi segumpal sel yang sudah siap untuk menempel / nidasi pada lapisan dalam rongga rahim
(endometrium). Kehamilan dimulai sejak terjadinya proses nidasi ini. Pada hari ketujuh gumpalan tersebut sudah tersusun menjadi
lapisan sel yang mengelilingi suatu ruangan yang berisi sekelompok sel di bagian dalamnya.
Sebagian besar manusia, proses kehamilan berlangsung sekitar 40 minggu (280 hari) dan tidak lebih dari 43 minggu (300 hari).
Kehamilan yang berlangsung antara 20 – 38 minggu disebut kehamilan preterm, sedangkan bila lebih dari 42 minggu disebut
kehamilan postterm.
Menurut usianya, kehamilan ini dibagi menjadi 3 yaitu kehamilan trimester pertama 0 – 14 minggu, kehamilan trimester
kedua 14 – 28 minggu dan kehamilan trimester ketiga 28 – 42 minggu.
Gangguan pada kehamilan :
• Mual dan muntah
• Liur melimpah
• Tekanan pada dada
• Lemah dan pusing
• Sariawan
• Gangguan buang air besar
• Varises
• Wasir atau ambeien
• Kejang kaki
• Keputihan
B. PERKEMBANGAN JANIN

1, ( 0 – 4 Minggu)
- bakal janin mengalami bentuk fisik diantaranya zygot yang kemudian membelah diri jadi
puluhan sel dan pada akhirnya bakal janin tersebut berbentuk seperti “koma”
- tonjolan jantung yang telah terbentuk dalam rongga dada dan mulai berdetak dan sudah
mampu memompa darah ke seluruh tubuh embrio

2. (4 – 8 Minggu)
- Menuju usia ke 5 minggu, tulang punggung, sistem dan otak mulai berkembang
- minggu ke sembilan mulut dan hidung janin saat ini sudah terbentuk dan terlihat jelas

3. (8 – 12 Minggu)
merupakan awal dari trimester kedua sebagai tahap utama perkembangan janin
Janin sudah bisa membuka dan menutup mulutnya serta mulai berlatih melakukan gerakan
manghisap dan menelan
Berat janin bertambah sampai 65 g dan panjangnya 10 cm
Tungkai dan lengan terus tumbuh dan panjang janin 39 mm.
minggu ke sepuluh, bagian luar telinga janin sudah tampak.
Pada Kuku jari tangan sudah terbentuk dan sudah mampu menekuk tangannya menjadi setengah
kepalan
Bagian luar alat kelaminnya sudah terbentuk
4. (12 – 16 Minggu )

- Lengan, pergelangan dan jari-jarinya sudah dapat ditekuk dan mengepal.


- minggu ke 17 bisa menghisap jempol, bobotnya sekitar 285 g.
- Gigi susu dan tunas gigi sudah berkembang di dalam gusinya.

5. (16 – 20 Minggu)
- tumbuh rambut di kelopak mata, alis dan kulit kepala.
- Hampir seluruh sistem di dalam tubuh sudah mulai menjalankan tugasnya termasuk sistem saraf
- Alat kelaminnya sudah terbentuk dan berkembang dengan baik
- Sel darah putih sudah terbentuk, kulit janin pun sudah menebal dan tidak tembus cahaya.
- Bobotnya sekitar 425 g dan panjangnya 30 cm

6. (20 – 24 Minggu)

- Detak jantung bayi dapat didengar dengan menggunakan stetoskop di perut ibu.
- Kelopak mata janin dapat membuka dan menutup, jantungnya berdetak 150 kali per menit.
- Otot-otot tubuhnya kian kuat, bobot janin sekitar 150 g.
7. ( 24 – 28 Minggu )
- Kulit dan tubuh janin yang kurus akan tampak berisi
- Paru-paru dan otaknya belum berkembang sempurna namun saraf dan jaringannya
sudah berfungsi
- Pada usia 33 minggu, kuku jari tangannya tumbuh sempurna.
- Panjang sekitar 43 cm dengan bobot 2 kg.

8. (28 – 32 Minggu )
- Bakal bayi mulai memproduksi hormon kortison yang membantu menyempurnakan
pembentukan paru-paru agar siap bernafas saat dilahirkan.
- Di akhir bulan, kepalanya umumnya sudah benar- benar masuk ke rongga panggul dan
siap untuk dilahirkan.
- Beratnya 2,75 kg dengan panjang sekitar 45-50 cm

9. (36 Minggu)
- Pada bulan ini normalnya bayi berada di posisi siap untuk lahir.
- Vernix yang melindungi kulitnya dari cairan amnion mulai larut.
- Janin di usia 39 minggu sudah dapat menjalankan fungsi tubuhnya sendiri.
- Bobotnya sekitar 3 kg dan panjangnya sekitar 50 cm.
B. MASALAH YANG TERJADI PADA KEHAMILAN
1. Toksoplasmosis
Penyakit ini merupakan penyakit protozoa sistemik yang disebabkan oleh Toxoplasma gondii. Pola transmisinya ialah
transplasenta pada Wanita hamil.
2. Sifilis
Penyakit ini disebabkan infeksi Treponema pallidum. Penyakit ini dapat ditularkan melalui plasenta sepanjang masa
kehamilan.
3. HIV/AIDS
Penyakit ini terjadi karena infeksi retrovirus. Pada janin penularan terjadi secara transplasenta, tetapi dapat juga akibat
pemaparan darah dan sekret serviks selama persalinan. Kebanyakan bayi terinfeksi HIV belum menunjukan gejala pada saat lahir.
4. Rubella (German measles)
Penyakit ini disebabkan oleh virus Rubella yang termasuk famili Tgaviridae dan genus Rubivirus. Pada wanita hamil
penularan ke janin secara intrauterin. Masa inkubasinya rata – rata 16 – 18 hari.
5. Herpes simpleks ( Herpervirus hominis)
Penyakit ini disebabkan infeksi herpes simplex virus (HSV). Pada bayi infeksi ini didapat secara perinatal akibat persalinan
lama sehingga virus ini mempunyai kesempatan naik melalui mukosa yang robek untuk menginfeksi janin.
C. IBU MENYUSUI
1. Persiapan psikologi
• Mendorong setiap ibu untuk percaya dan yakin bahwa ia dapat sukses dalam menyusui bayinya; menjelaskan pada ibu bahwa persalinan
dan menyusui adalah proses alamiah yang hampir semua ibu berhasil menjalaninya; bila ada masalah, dokter/petugas kesehatan akan
menolong dengan senang hati
• Meyakinkan ibu akan keuntungan ASI dan kerugian susu buatan/formula
• Memecahkan masalah yang timbul pada ibu yang mempunyai pengalaman menyusui sebelumnya, pengalaman kerabat atau keluarga lain
• Mengikutsertakan suami atau anggota keluarga lain yang berperan dalam keluarga, ibu harus dapat beristirahat cukup untuk
kesehatannya dan bayi sehingga perlu adanya pembagian tugas dalam keluarga
• Setiap saat ibu diberi kesempatan untuk bertanya dan dokter/petugas kesehatan harus dapat memperlihatkan perhatian dan kemauannya
dalam membantu ibu sehingga hilang keraguan atau ketakutan untuk bertanya tentang masalah yang tengah dihadapinya

2. Hal – hal yang Harus di Perhatikan


• Ukuran dan Bentuk
• Kontur/permukaan
• Warna Kulit
• ASI dikeluarkan sedikit, kemudian oleskan pada putting susu ibu
• Bayi diletakkan menghadap perut ibu/payudara
• Payudara dipegang dengan ibu jari di atas dan jari yang lain menopang dibawah, jangan menekan puting susu atau areolanya saja.
D. MASALAH YANG SERING TERJADI PADA MENYUSUI
 MASTITIS
Mastitis adalah peradangan payudara yang dapat disertai atau tidak disertai infeksi.
KANDIDA/SARIAWAN
Merupakan hal yang biasa terjadi pada ibu yang menyusui dan bayi setelah pengobatan antibiotik.
CACAR AIR (VIRUS VARISELA ZOSTER)
Periode infeksius dapat bermula 1-5 hari sebelum erupsi vesikel. Lesi bermula dari leher atau tenggorokan dan
menyebar ke wajah, kulit kepala, membran mukosa dan akstremitas.
CYTOMEGALOVIRUS (CMV)
CMV adalah hal yang umum; 50-80 % populasi memiliki antibodi CMV di dalam darahnya. Organisme tersebut
dapat dijumpai dalam saliva, urin dan ASI.
HEPATITIS B (HBV)
HBV dapat menyebabkan penyakit sistemik (demam, kelemahan) dan ditularkan melalui kontak dengan darah yang
terinfeksi, sekresi tubuh atau transfusi darah.
HIV/AIDS
Penularan HIV dari Ibu ke Bayi dapat terjadi selama kehamilan (5- 10%), persalinan (10-20%) dan menyusui (10-
15%).
A. Farmakokinetika dan Farmakodinami Pada Kehamilan
1. Farmakokinetika
Selama kehamilan terjadi perubahan-perubahan fisiologi yang mempengaruhi farmakokinetika obat. Perubahan
tersebut meliputi peningkatan cairan tubuh misalnya penambahan volume darah sampai 50% dan curah jantung
sampai dengan 30%.
2. Farmakodinamika
Mekanisme kerja obat ibu hamil. Efek obat pada jaringan reproduksi, uterus dan kelenjar susu, pada kehamilan
kadang dipengaruhi oleh hormon-hormon sesuai dengan fase kehamilan. Efek obat pada jaringan tidak berubah
bermakna karena kehamilan tidak berubah, walau terjadi perubahan misalnya curah jantung, aliran darah ke
ginjal. Perubahan tersebut kadang menyebabkan wanita hamil membutuhkan obat yang tidak dibutuhkan pada
saat tidak hamil.
B. Farmakokinetika dan Farmakodinamik Pada Menyusui
1. Farmakokinetika
Hampir semua obat yang diminum perempuan menyusui terdeteksi didalam ASI , untungnya konsentrasi obat
di ASI umumnya rendah. Konsentrasi obat dalam darah ibu adalah faktor utama yang berperan pada proses
transfer obat ke ASI selain dari faktor-faktor fisiko-kimia obat.
2. Farmakodinamika
Mekanisme kerja obat pada ibu menyusui dapat dikatakan tidak berbeda. Sedangkan farmakodinamik obat
pada bayi masih sangat terbatas dipelajari. Kemungkinan sensitivitas reseptor pada bayi lebih rendah, sebagai
contoh, dari hasil penelitian bahwa sensitivitas d-tubokurarin meningkat pada bayi.
TATALAKSANA PELAYANAN FARMASI UNTUK IBU HAMIL DAN MENYUSUI
Tatalaksana telaah ulang rejimen obat :
a. Apoteker yang melakukan kegiatan ini harus memiliki pengetahuan tentang prinsip-prinsip farmakoterapi ibu hamil dan
menyusui dan ketrampilan yang memadai
b. Melakukan pengambilan riwayat penggunaan obat ibu hamil / menyusui
• Meminta ibu hamil/menyusui untuk memperlihatkan semua obat yang sedang digunakannya
• Menanyakan mengenai semua obat yang sedang digunakan ibu hamil/menyusui, meliputi: obat resep, obat bebas, obat
tradisional/jamu, obat suplemen
• Aspek-aspek yang ditanyakan meliputi: nama obat, frekuensi, cara penggunaan dan alasan penggunaan
• Melakukan cek silang antara informasi yang diberikan ibu hamil/menyusui dengan data yang ada di catatan medis, catatan
pemberian obat dan hasil pemeriksaan terhadap obat yang diperlihatkan
• Memisahkan obat-obat yang seharusnya tidak digunakan lagi oleh ibu hamil / menyusui
• Menanyakan mengenai efek yang dirasakan oleh ibu hamil / menyusui, baik efek terapi maupun efek samping
• Mencatat semua informasi di atas pada formulir pengambilan riwayat penggunaan obat ibu hamil/ menyusui
c. Meneliti obat-obat yang baru diresepkan dokter
d. Mengidentifikasi masalah yang berkaitan dengan penggunaan obat
e. Melakukan tindakan yang sesuai untuk masalah yang teridentifikasi
Obat Yang Digunakan Pada Masa Kehamilan
• Pertimbangkan perawatan pada masa kehamilan
• Obat hanya diresepkan pada wanita hamil bila manfaat yang diperolah ibu diharapkan lebih besar dibandingkan risiko
pada janin
• Apabila diperlukan, lebih baik obat-obatan yang telah dipakai secara luas pada kehamilan dan biasanya tampak aman
diberikan daripada obat baru atau obat yang belum pernah dicoba secara klinis
• Obat harus digunakan pada dosis efektif terkecil dalam jangka waktu sesingkat mungkin
• Hindari polifarmasi
• Pertimbangkan perlunya penyesuaian dosis dan pemantauan pengobatan pada beberapa obat (misalnya fenitoin, litium.
Obat Yang Digunakan Pada Wanita Menyusui
• Penggunaan obat yang tidak diperlukan harus dihindari. Jika pengobatan memang diperlukan, perbandingan manfaat/risiko harus
dipertimbangkan pada ibu maupun bayinya.
• Obat yang diberi ijin untuk digunakan pada bayi umumnya tidak membahayakan
• Neonatus (dan khususnya bayi yang lahir prematur) mempunyai risiko lebih besar terhadap paparan obat melalui ASI. Hal ini
disebabkan oleh fungsi ginjal dan hati yang belum berkembang, sehingga berisiko terjadi penimbunan obat
• Harus dipilih rute pemberian dan pembagian obat yang menghasilkan jumlah kadar obat terkecil yang sampai pada bayi
• Hindari atau hentikan sementara menyusu
• Jika suatu obat digunakan selama menyusui, maka bayi harus dipantau secara cermat terhadap efek samping yang mungkin terjadi
• Sebaiknya dihindari obat baru, yang hanya memiliki sedikit data
OBAT ANTIMIKROBA DAN KEMUNGKINAN EFEK BURUKNYA
Obat Penggunaan Efek Buruk pada janin  

Trimester pertama Trimester kedua & ketiga Komentar

Penisilin Kemungkinan aman   Alergi ; kemungkinan Semua bentuk β-laktam yang biasa dipakai

(benzilpenisilin &   mensensitisasi janin dinyatakan aman


fenoksimetil penisilin)      

Penisilin kerja lama     Hanya ada sedikit informasi tetapi tidak ada yang

  Kemungkinan aman Alergi ; kemungkinan mengesankan peningkatan toksisitas


    mensensitisasi janin  

Ampisilin Kemungkinan aman   Alergi ; kemungkinan  


mensensitisasi janin

Prodrug ampisilin :     Sedikit informasi yang ada. Masuk akal untuk menghindari formulasi
Talampisilin, prodrug dan menggunakan ampisilin induk
pivampisilin, bakampisilin

Amoksisilin Kemungkinan aman   Alergi ; kemungkinan  


mensensitisasi janin

Amoksisilin dan asam klavulanat Kemungkinan aman   Alergi ; kemungkinan mensensitisasi janin Hanya ada sedikit informasi. Paling baik dihindari sampai ada
(Augmentin) laporan yang lebih
berpengalaman

Penisilin Kemungkinan aman   Alergi ; kemungkinan Hanya ada sedikit informasi. Disediakan untuk

antipseudomonas :   mensensitisasi janin terapi infeksi serius yang disebabkan oleh bakteri

Karbenisilin,     yang rentan


mezlosisilin,      

azlisilin,      

tikarsilin,      

piperasilin      
KONDISI INFEKSI UMUM PADA KEHAMILAN DAN TERAPI YANG DIANJURKAN
 
Kondisi Terapi pilihan pertama Terapi pilihan kedua Komentar
 
Bakteriuria asimtomatik atau sistitis biasa Ampisilin, amoksisilin (kalau isolat sensitif) atau sefaleksin per Nitrofurantoin, sulfonamid, atau trietroprim (atau ko- Pada bekteriiria asimptomatik, terapi hendaknya berkangsung selama 7 – 10
oral trimoksasol) hari. Sistitis akut sederhana mungkin mamberi respons terhadap dosis tunggal
atau pemberian jangka pendek

Pielonefritis akut Sefuroksim, ampisilin intravena (bila isolat sensitif)    


Gentamisin intravena
Faringitis Benzilpenisilin intravena (kalau isolat ensitif), prokain penisilin Eritromisin basa Catatan : 70 – 80 % kasus faringitis disebabkan oleh virus
intramuskular, atau fenoksimetil penisilin per oral

Bronkitis Ampisilin per oral atau Eritromisin  


amoksisilin
Pneumonia lobaris Benzilpenisilin Eritromisin Kalau bukan pneumokokus, mungkin
diperlukan perubahan terapi
Penyakit legionnaires Eritromisin plus rifampisin    

Profilaksis endokarditis Amoksisilin per oral Eritromisin Menurut anjuran kelompok kerja
Terapi endokarditis :      
Streptokokus Stafilokokus Benzilpenisilin + gentamisin Flukloksasilin + asam fusidat
Vankomisin

Gonore Benzilpenisilin intramuskular Sefuroksi atau spektinomisin Spektinomisin kalau pasien alergi terhadap β-
Laktam
Infeksi yang disebabkan Eritromisin per oral   Eritromisin hendaknya diberikan selama 7 – 10 hari
oleh Chlamydia trachomatis

Profilaksis untuk operasi abdomen :      


Lambung atau empedu
Appendikektomi atau kolon 1 dosis sefazolin 1 dosis ko-trimosasol
   
1 – 3 dosis amoksisilin dan asam klavulanat (Augmentin) 1 – 3 dosis gentamisin plus metronidazol

Tuberkulosis Rifampisin + isoniazid + etambutol   Rifampisin dan isoniazid hendaknya diberikan selama 9 bulan dan
ethambutol selama 3 bulan. Tambahan piridoksin
hendaknya diberikan dengan isoniazid

  Klorokuin   Lihat teks


Sepsis serius yang tak terdiagnosis Gentamisin intravena plus penisilin antipseudomonas Sefalosporin spektrum luas intravena (seperti Untuk menegakkan patogen penyabab ada kemungkinan untuk menghilangkan
intravena, mungkin ditambah dengan metronidazol sefuroksim atau seftazidim) gentamisin kalau organisme rentan terhadap penisilin antipseudomonas dan
pasien telah
memperlihatkan respons yang memuaskan
KESIMPULAN

Dalam rangka peningkatan pengetahuan mengenai penggunaan obat


pada ibu hamil dan menyusui, perlu pemahaman yang baik mengenai
obat apa saja yang relatif tidak aman hingga harus dihindari selama
kehamilan ataupun menyusui agar tidak merugikan ibu dan janin yang
dikandung ataupun bayinya. Karena Perubahan fisiologi selama
kehamilan dan menyusui dapat berpengaruh terhadap kinetika obat
pada ibu hamil dan menyusui yang kemungkinan berdampak terhadap
perubahan respon ibu hamil terhadap obat yang diminum.

Anda mungkin juga menyukai