FISIOLOGI KEHAMILAN
- Dewi Br Ritonga
- Nina khairun Nisha
- Laila silvi hariani
- Wilda amelia
- Listiawati
- Auliya safira
2020 / 2021
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum wr.wb
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Panyayang, kami
panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat,
hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah biologi
reproduksi tentang fisiologi kehamilan dan penjabarannya.
Namun tidak lepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa ada
kekurangan baik dari segi penyusun bahasanya maupun segilainnya. Oleh karena itu dengan
lapang dada dan tangan terbuka kami membuka selebar-lebarnya bagi pembaca yang ingin
memberi saran dan kritik kepada kami sehingga kami dapat memperbaiki makalah ini.
Akhirnya penyusun mengharapkan semoga dari makalah ini dapat diambil hikmah dan
manfaatnya sehingga dapat memberikan inpirasi terhadap pembaca.
Wassalamualaikum wr.wb
Penyusun,
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Kehamilan
2.1.1 Definisi
Hamil didefinisikan sebagai fertilisasi atau penyatuan dari spermatozoa dan ovum dan
dilanjutkan dengan nidasi atau implantasi (Rusmita, 2011). Kehamilan ialah proses
bergabungnya sperma dan ovum (gamet pria dan wanita) untuk menciptakan suatu sel
tunggal yang disebut dengan zigot, yang kemudian menggandakan diri berkali-kali
melalui pembelahan sel untuk menjadi lahir (Papalia, et al. 2008).
1. Trimester I pada minggu 1-12, dimana pada masa ini merupakan masa
perkembangan dan pembentukan organ. Pada trimester pertama perubahan-
perubahan yang terjadi pada ibu hamil diantaranya :
- Pembesaran Payudara - Merasa Lelah - Emosional
- Sering Miksi - Sakit Kepala
- Konstipasi - Pusing
- Mual dan Muntah (morning sickness) - Kram Perut
- Hipersalivasi - Peningkatan Berat Badan
2. Trimester II pada minggu 13-27 yang merupakan tahap perkembangan
dan pertumbuhan lanjutan. Perubahan fisoiologis yang terjadi :
- Pembesaran Perut - Mendengkur
- Sendawa dan Flatus - Hidung dan Gusi Berdarah
- Pelupa - Perubahan Kulit
- Nyeri Ulu Hati - Payudara
- Pertumbuhan Rambut dan Kuku - Kram Pada Kaki
- Sakit Perut bagian Bawah - Pembengkakan Tubuh
- Pusing - Merasakan Gerakan Bayi
3. Trimester III pada minggu 28 sampai dengan persalinan (28-40 minggu) yang
merupakan masa tumbuh kembang dan persiapan kelahiran karena pada awal masa
ini janin telah dapat hidup di dunia luar dengan atau tanpa bantuan medis. Beberapa
perubahan yang terjadi :
- Sakit Punggung - Varises
- Payudara - Kontraksi Perut
- Konstipasi - Bengkak
- Pernafasan - Kram Kaki
- Sering Kencing - Cairan Vagina
- Masalah Tidur
Gambar
Periode kehamilan (Anonim, 2017)
b. Uterus
Ukuran dan berat uterus bertambah, darai 30 gr menjadi 1000 gr dengan ukuran panjang
32 cm, lebar 24 cm dan ukuran depan belakang 22 cm.
d. Ovarium
Pada salah satu ovarium dapat ditemukan corpus luteum gravidarum, tapi setelah bulan
ke empat corpus luteum mengecil.
e. Serviks Uteri
Peredaran darah janin bertambah sesuai dengan bertambah besarnya rahim. Cervix
berubah menjadi lunak, ini terjadi sebulan setelah konsepsi dan merupakan salah satu tanda
kehamilan. Pelunak cervix terjadi karena permbuluh darah dalam cervix bertambah dan
karena timbulnya edema dari cervix juga hyperlasia kelenjer-kelenjer cervix.
1. Perubahan Uterus
Uterus akan membesar pada bulan-bulan pertama dibawah pengaruh hormon estrogen
dan progesteron yang kadarnya meningkat. Uterus meningkat dari ukuran sebelum hamil
sebesar 5 -10 cm menjadi 25-36 cm. ukuran uterus meningkat hingga 5-6 kali lipat,
kapasistasnya meningkat 3000-4000 kali lipat dan beratnya meningkat 20 kali lipat pada
akhir kehamilan. Pada akhir kehamilan panjang semua sel otot di uterus meningkat hingga
10 kali lipat dari ukuran sebelum kehamilan. Begitu uterus mengembang ke atas dan
meninggalkan pelvis, uterus tidak lagi menjadi organ pelvis melainkan organ abdominal.
2. Serviks Uteri
Vaskularisasi ke serviks meningkat selama kehamilan, sehingga serviks menjadi lebih
lunak dan warnanya lebih biru. Perubahan serviks terutama terdiri atas jaringan fibrosa.
Glandula cervikalis mensekresikan lebih banyak mucus dan plak yang akan menutupi
kanalis cervikalis. Fungsi utama dari plak mukus ini adalah untuk menutup kanalis
cervikalis dan untuk memperkecil resiko infeksi genital yang meluas ke atas. Menjelang
akhir kehamilan kadar hormone relaxin memberikan pengaruh perlunakan kandungan
kolagen pada serviks.
6. Ovarium
Pada permulaan kehamilan masih didapat korpus luteum graviditas sampai
terbentuknya plasenta pada kira-kira kehamilan 16 minggu. Korpus luteum graviditas
berdiameter kira-kira 3 cm lalu mengecil setelah plasenta terbentuk.
7. Mammae
Mammae akan membesar dan tegang akibat hormon somatomammotropin,estrogen, dan
progesteron, akan tetapi belum mengeluarkan air susu. Pada kehamilan akan terbentuk
lemak sehingga mammae menjadi lebih besar. Pada kehamilan 12 minggu keatas dari puting
susu dapat keluar cairan berwarna putih agak jernih disebut colostrum.
1. Sistem endokrin
Selama minggu-minggu pertama, korpus luteum dalam ovarium menghasilkan estrogen
dan progesteron. Estrogen merupakan faktor yang mempengaruhi pertumbuhan fetus,
pertumbuhan payudara, retensi air dan natrium serta pelepasan hormon hipofise.
Progesteron mempengaruhi tubuh ibu melalui relaksasi otot polos, relaksasi jaringan ikat,
kenaikan suhu, pengembangan duktus laktiferus dan alveoli serta perubahan sekretorik
dalam payudara.
Perubahan endokrin lainnya yaitu sekresi kelenjar hipofise umumnya menurun, dan
penurunan ini akan meningkatkan sekresi semua kelenjar endokrin (khususnya kelenjar
tiroid, paratiroid, dan adrenal).
2. Sistem Perkemihan
Pada bulan-bulan pertama kehamilan kandung kemih tertekan oleh uterus yang mulai
membesar, sehingga timbul sering kencing (berkemih). Frekuensi berkemih yang
meningkat juga akibat peningkatan aliran ginjal sampai 80%.
Keadaan ini hilang dengan makin tuanya kehamilan bila uterus gravidus keluar dari
rongga panggul. Pada akhir kehamilan, bila kepala janin mulai turun kebawah pintu atas
panggul, keluhan sering kencing akan timbul lagi karena kandung kemih mulai tertekan
kembali. Disamping sering kencing, terdapat pula poliuria. Poliuria disebabkan oleh adanya
peningkatan sirkulasi darah diginjal, sehingga filtrasi di glumerulus juga meningkat sampai
69 %.
1. Sistem Pencernaan
Pada bulan-bulan pertama kehamilan terdapat perasaan mual (nausea) atau muntah
(vomitus) yang terjadi pada saat bangun tidur. Penyebabnya secara pasti tidak diketahui
namun kemungkinan besar akibat reaksi terhadap peningkatan hormon yang mendadak.
Ketika kehamilan berkembang terus, lambung dan usus digeser oleh uterus yang
membesar. Apendiks biasanya bergeser kearah atas dan agak kelateral dan seringkali
dapat mencapai pinggang kanan. Pada sekitar 15%-20% wanita hamil, herniasi bagian
atas lambung (hiatus hernia) terjadi setelah bulan ketujuh atau kedelapan kehamilan.
Keadaan ini disebabkan pergeseran lambung keatas, yang menyebabkan hiatus diafragma
melebar. Kondisi ini lebih sering terjadi pada wanita multipara, wanita yang gemuk, atau
wanita yang lebih tua.
2. Sistem Muskuloskeletal
Perubahan tubuh secara bertahap dari peningkatan berat wanita hamil, menyebabkan
postur dan cara berjalan wanita berubah. Peningkatan distensi abdomen yang membuat
panggul miring ke depan, penurunan tonus otot perut, dan peningkatan beban berat badan
pada akhir kehamilan membutuhkan penyesuaian ulang (realignment) kurvatura spinalis.
Pusat gravitasi wanita bergeser ke depan.
Gambar
Postur tubuh wanita hamil (Wagey, 2011)
Berat uterus dan isinya menyebabkan perubahan pada titik pusat gravitasi dan garis
bentuk tubuh. Lengkung tulang belakang akan berubah bentuk untuk mengimbangi
pembesaran abdomen. Menjelang akhir kehamilan banyak wanita yang memperlihatkan
postur tubuh yang khas (lordosis). Demikian pula pada jaringan ikat dan persendian panggul
akan melunak dalam mempersiapkan persalinan.
Sikap tubuh lordosis merupakan keadaan yang khas karena kompensasi posisi uterus
yang membesar dan menggeser daya berat ke belakang lebih tampak pada masa trimester III
yang menyebabkan rasa sakit bagian tubuh belakang karena meningkatnya beban berat dari
bayi dalam kandungan yang dapat mempengaruhi postur tubuh. Bayi yang semakin
membesar selama kehamilan meningkatkan tekanan pada daerah kaki dan pergelangan kaki
ibu hamil dan dapat mengakibatkan edema pada tangan yang disebabkan oleh perubahan
hormonal akibat retesi cairan
Selama trimester terakhir kehamilan, rasa pegal, mati rasa, dan lemah kadang kala
dialami pada anggota tubuh bagian atas sebagai akibat lordosis yang besar dengan fleksi
anterior leher dan merosotnya lingkar bahu, yang akan menimbulkan traksi pada nervus
ulnaris dan medianus.
3. Sistem Kardiovaskuler
Perubahan yang terjadi pada jantung, yang khas yaitu denyut nadi istirahat
meningkat sekitar 10-15 denyut permenit, akibat diafragma semakin naik terus selama
kehamilan, jantung digeser ke kiri dan ke atas, sehingga apeks jantung agak kelateral dari
posisinya. Perubahan-perubahan ini dipengaruhi oleh ukuran dan posisi uterus, kekuatan
otot-otot abdomen dan konfigurasi abdomen dan toraks.
Peningkatan volume darah selama kehamilan akan meningkat sebanyak kurang lebih
40-50% diatas normal. Peningkatan volume darah terjadi pada minggu ke-32 kehamilan
untuk memenuhi kebutuhan bagi sirkulasi janin dan kebutuhan nutrisi (Lescher, 2014).
4. Sistem Integument
Timbulnya kloasma gravidarum merupakan keluhan yang sering terjadi sejak akhir
bulan kedua. Perubahan pigmen tersebut akibat melanocyt stimulating hormone
(MSH) yang merupakan perangsangan estrogen dan progesterone. Perubahan kulit timbul
pada trimester II dan III karena melanocit yang menyebabkan warna kulit lebih gelap.
Stretch mark terjadi karena peregangan kulit yang berlebihan, biasanya pada paha atas dan
payudara akibat peregangan kulit ini dapat menimbulkan rasa gatal. Stretch mark tidak
dapat dicegah tapi dapat diobati setelah persalinan.
3. Peregangan berulang
Postur tubuh yang tidak tepat akan memaksa peregangan tambahan dan kelelahan pada
tubuh ibu hamil, terutama pada bagian tulang belakang, pelvis, dan sendi penahan berat,
sehingga hal ini dapat menyebabkan rasa sakit dan nyeri pada bagian tersebut (Eileen,
2008).
NPB akibat kehamilan adalah suatu sindroma klinis yang ditandai dengan gejala utama
rasa nyeri atau perasaan lain yang tidak enak di daerah tubuh bagian belakang dari rusuk
terakhir atau Vertebra Thoracal 12 sampai bagian pantat atau anus karena pengaruh hormon
yang menimbulkan gangguan pada substansi dasar bagian penyangga dan jaringan
penghubung sehingga mengakibatkan menurunnya elastisitas dan fleksibilitas otot (Kisner,
et al., 2017).
2.2.2 Anatomi
1. Pinggang Bawah
Tulang belakang (vertebra) dibagi dalam dua bagian. Dibagian ventral terdiri atas
corpus vertebra yang dibatasi satu sama lain oleh discus intervebra dan ditahan satu sama
lain oleh ligamen longitudinal ventral dan dorsal. Bagian dorsal tidak begitu kokoh dan
terdiri atas masing-masing arcus vertebra dengan lamina dan pedikel yang diikat satu sama
lain oleh berbagai ligament diantaranya ligamen interspinal, ligamen intertransversa dan
ligamen flavum. Pada processus spinosus dan transversus melekat otot-otot yang turut
menunjang dan melindungi columna vertebra (Meliala, 2003).
Gambar
Columna Vertebralis (Grent’s atlas of anatomi. Dalley, et al., 2016)
Columna vertebralis ini terbentuk oleh unit-unit fungsional yang terdiri dari segmen
anterior dan posterior (Meliala, 2003).
a. Segmen anterior, sebagian besar fungsi segmen ini adalah sebagai penyangga badan.
Segmen ini meliputi Corpus vertebra dan discus intervebralis yang diperkuat oleh
ligamentum longitudinale anterior dibagian depan dan ligamentum longitudinale posterior
dibagian belakang. Sejak dari oksiput, ligament ini menutup seluruh bagian belakang
discus. Mulai L1 ligament ini menyempit, hingga pada daerah L5-S1 lebar ligament
hanya tinggal separuh asalnya.
b. Segmen posterior, dibentuk oleh arcus, prosesus transverses dan prosesus
spinosus. Satu dengan lainnya dihubungkan oleh sepasang artikulasi dan diperkuat oleh
ligament serta otot. Struktur lain pada nyeri punggung bawah adalah discus intervertebra
yang berfungsi sebagai penyangga beban dan peredam kejut. Discus ini terbentuk oleh
annulus fibrosus yang merupakan anyaman serat-serat fibroelastik. Tepi atas dan bawah
melekat pada “end plate” vertebra, hingga terbentuk rongga antar vertebra yang berisi
nukleus pulposus suatu bahan mukopolisakarida kental yang banyak mengandung air
(Meliala,2003).
b. Global Muscle
a) Rectus Abdominis
b) Obliqus Abdominis Internus dan Externus
c) Erector Spine
d) Quadratus lumborum
2.2.3 Biomekanik
Pada manusia tegak yang dilihat dari belakang, central of gravity (COG) berlokasi pada
pelvis di depan bagian atas depan sacrum dan pada sekitar 58% tinggi seseorang dari tanah.
Garis vertikal dari COG melewati antara kaki.
Kontrol otot yang buruk, kehamilan, kelebihan berat atau postur yang buruk dapat
mengubah posisi COG ke depan sehingga proyeksi vertikalnya lewat dibawah pusat kaki,
menyebabkan tubuh berkompensasi dengan membentuk posisi tidak normal yang
mengarah pada kemungkinan ketegangan otot (Cameron, et al.,2006).
Ketika COG berpindah ke depan akibat beban yang bertambah dibagian abdominal
maka tubuh akan merespon untuk menyeimbangkan posisi ibu hamil sehingga terjadi rotasi
pada pelvic, lumbal cenderung ke depan, posisi kepala dan bahu condong ke depan
mengakibatkan terjadinya kompensasi pada otot belakang leher memendek. Otot pectoralis
mayor dan minor, upper trapezius,levator scapula dan sternocleidomastoideus cenderung
kaku dan memendek. secara bersamaan middle dan lower trapesiuz, serratus anterior, dan
rhomboids cenderung melemah.
Gambar
Pusat gravitasi normal dan pusat gravitasi pada ibu hamil
Pada lower crossed syndrome, otot iliopsoas, rectus femoris, tensor fascia latae,
adductors hip, dan erector spine cenderung kaku dan memendek. Pada waktu bersamaan,
otot-otot perut dan gluteus melemah.
Gambar
Upper and lowed crossed syndromes (Riggs, et al., 2009)
Ketika otot perut dan gluteus melemah maka intra abdominal preassure (IAP)
menurun. IAP akan meningkat ketika diafragma berkontraksi (inspirasi) dan menurun pada
saat diafragma relaksasi (ekspirasi). Penurunan tekanan intra abdominal akan menyebabkan
tekanan pada intra diskal (IDP) meningkat. Tekanan intradiskal timbul akibat adanya
pembebanan yang diakibatkan oleh perubahan postur tubuh. Peningkatan tekanan
intradiskal akan menyebabkan pembebanan pada otot lumbal yang berakibat jaringan di
sekitar lumbal mudah cedera.
Normalnya sudut lumbosacral yaitu 30 derajat. Pada ibu hamil sudut lumbosacral
semakin besar sehingga lordosis lumbal juga semakin besar. Dampak lain dari lordosis
lumbal yaitu akan terjadi hyper ekstensi knee, perputaran di pelvic, kepala condong ke
depan sehingga terjadi kompensasi otot belakang leher. Terjadi pemendekan dan
ketegangan pada otot-otot fleksi hip (iliacus, Sartorius, dan psoas mayor), neck extensor
(splenius capitis, dan cervicis), serta lower back. Sebaliknya akan terjadi pemanjangan dan
kelemahan otot pada erector spine, hamstring, upper back, neck fleksor (hyoid), dan
abdominal.
Gambar
Kondisi tulang dan otot pada ibu hamil (Anonim, 2017)
Meskipun nyeri pinggang pada ibu hamil sifatnya fisiologis, namun memiliki dampak
yang signifikan pada kehidupan keluarga dan kemampuan untuk melakukan aktivitas sehari-
hari. Tingkat keparahan nyeri pinggang berdampak pada kualitas hidup ibu hamil.
Permasalahan yang muncul pada ibu hamil antara lain nyeri disekitar pinggang, kelemahan
otot-otot pinggang akibat regangan dari otot-otot abdomen, keterbatasan lingkup gerak sendi
lumbal.
NPB dapat mengakibatkan terjadinya penurunan aktivitas fungsional pada ibu hamil.
Adanya nyeri dan spasme otot akan membuat ibu hamil takut menggunakan otot
punggungnya untuk melakukan gerakan-gerakan yang akan memicu terjadinya nyeri,
sehingga akan mengakibatkan perubahan fisiologis pada otot-otot tersebut, seperti
berkurangnya massa otot (atropi) dan menurunnya kekuatan otot, akhirnya ibu hamil
tersebut akan mengalami penurunan tingkat aktivitas fungsional. Penurunan aktivitas
fungsional atau kemampuan fungsional yang terjadi merupakan suatu reaksi hilangnya
mobilitas lingkup gerak sendi yang menyebabkan timbulnya nyeri sebelum dapat mencapai
gerakan akhir secara penuh, kondisi ini timbul karena gerakan yang dihasilkan tidak cukup
untuk dilakukan saat pemendekan jaringan lunak berlangsung
Aktivitas fungsional atau kemampuan fungsional diartikan sebagai kemampuan
seseorang untuk melaksanakan kegiatan yang berhubungan dengan aktivitas sehari-hari.
Aktivitas dalam kehidupan sehari-hari seperti perawatan diri, mengangkat, berjalan, duduk,
berdiri, tidur, jongkok, melakukan perjalanan jauh, dan aktivitas seks (Hills, 2006).
Kemampuan fungsional sangat berperan penting dalam kehidupan seseorang sebab jika
kemampuan fungsionalnya terganggu maka semua
aktivitasnya juga terganggu. Nyeri pinggang akan menghambat ibu hamil untuk
melakukan aktivitas fungsional dengan baik.
Gangguan aktivitas pada ibu hamil dapat dievaluasi menggunakan Pain Disability
Index (PDI). PDI merupakan kuisioner yang didesain untuk mengukur persepsi nyeri
yang dapat mengakibatkan terjadinya keterbatasan dalam melakukan aktivitas sehari-hari
yang dapat berpengaruh pada kualitas hidup ibu hamil.
Kuisioner PDI
Lingkari nomor dalam skala yang menggambarkan tingkat keterbatasan yang anda
alami. Skor 0 berarti tidak ada keterbatasan dan skor 10 menandakan bahwa semua
kegiatan benar-benar terganggu akibat dari rasa nyeri yang anda alami.
1.Tanggung jawab pada keluarga / Rumah tangga : Kategori ini mengacu pada
kegiatan rumah tangga atau keluarga, termasuk aktivitas yang dilakukan disekitar
rumah misalnya membersihkan halaman atau bantuan untuk
anggota keluarga lainnya.
Mampu 0 . 1 . 2 . 3__. 4 . 5 . 6 . 7 . 8__. 9 . 10 Tidak mampu.
4. Pekerjaan: Kategori ini mengacu pada kegiatan yang terkait langsung dengan
pekerjaan seseorang. Termasuk Pekerjaan ibu rumah tangga.
Mampu 0 . 1 . 2 . 3__. 4 . 5 . 6 . 7 . 8__. 9 . 10 Tidak mampu.
5. Seks: Kategori ini mengacu pada frekuensi dan kualitas kehidupan seks
seseorang.
Mampu 0 . 1 . 2 . 3__. 4 . 5 . 6 . 7 . 8__. 9 . 10 Tidak mampu.
6. Perawatan Diri : Kategori ini mencakup kegiatan, yang melibatkan perawatan pribadi
dan kehidupan sehari-hari (misalnya mandi, berpakaian, dll.)
Mampu 0 . 1 . 2 . 3__. 4 . 5 . 6 . 7 . 8__. 9 . 10 Tidak mampu.
Wanita hamil yang mengalami salah satu atau beberapa kondisi berikut dapat mengikuti
program dibawah pengawasan ketat dokter dan terapis selama tidak terjadi komplikasi lebih
lanjut. Latihan mungkin membutuhkan modifikasi.
a. Diabetes gestasional.
b. Anemia berat
c. Infeksi sistemik
d. Kelelahan ekstrem
e. Keluhan muskuloskeletal
f. Panas tinggi
g. Obesitas ekstrem atau kurang berat badan ekstrem h. Diastasis rekti.
a) Duduk diatas bola, jaga panggul dan tulang belakang pada posisi netral.
b) Angkat tangan keatas kepala secara perlahan sambil menarik nafas
c) Turunkan tangan perlahan ke posisi semula sambil menghembuskan nafas
d) Goyangkan panggul dari sisi ke sisi dan dari depan ke belakang. Usahakan untuk
tetap menjaga bahu sehingga gerakan tersebut berasal dari pinggang
dan di pinggul. Putar pinggul searah jarum jam kemudian berlawanan arah jarum jam.
Gambar
Duduk di atas bola (Fournier, et al., 2017)
b. Latihan ringan
Bersandar di atas bola dari posisi berlutut, lalu goyang pinggul ke depan dan ke belakang.
Gambar
Bersandar di atas bola (Fournier, et al., 2017)
c. Latihan penguatan otot kaki
Posisi berbaring terlentang, kedua tangan berada disamping badan. Letakkan kedua
kaki diatas bola, lakukan penekanan pada bola menggunakan tungkai dengan 1 kaki.
Lakukan bergantian dengan kaki yang lain.
Gambar
Penguatan otot tungkai (Fournier, et al., 2017)
d. Wall Squat
Posisi kaki selebar bahu, bola berada di antara punggung bawah dan dinding. Tangan berada
di pinggul atau berada di sisi badan jika menahan beban. Jongkok secara perlahan, tekuk
lutut dan putar bola ke dinding sampai lutut ditekuk kira-kira 90º. Kemudian kembali
keposisi awal secara perlahan.
Gambar
Wall Squat (Fournier, et al., 2017)
Gambar
Duduk bersandar ke depan (Fournier, et al., 2017)
Terget utama pada gym ball adalah otot yang lebih dalam letaknya pada abdomen (deep
muscle) yang terkoneksi dengan tulang belakang (spine), panggul (pelvic), dan bahu
(shoulder). Gym ball akan mengembangkan kerja otot-otot dynamic musculur corset.
Latihan tersebut mengakibatkan teraktivasinya otot core yang berfungsi sebagai otot
stabilisator tulang belakang akan membuat otot global muscle yang tadinya spasme menjadi
rileks, dengan demikian didapatkan pula stabilitas tulang belakang yang baik dan posisi
tulang belakang dalam keadaan netral.
Otot-otot pelvic floor dan abdominal diperlukan untuk meningkatkan IAP dan
memberikan rigiditas cylinder untuk menopang thrunk, menurunkan beban pada otot- otot
spine dan meningkatkan stabilitas thrunk. Kontribusi diaphragma pada IAP penting sebelum
menginervasi gerakan-gerakan dari ekstremitas atau anggota gerak, sehingga thrunk
menjadi stabil. Pada akhir komponen yang terpenting pada thrunk terhadap otot core adalah
otot pelvic floor karena kesulitan untuk menilai otot ini secara langsung sehingga sering
diabaikan.
Rectus abdominalis, obligus externus dan internus adalah otot global multisegmental
yang besar dan merupakan guy wire penting untuk menstabilisasi tulang belakang melawan
gangguan postural. Transversus abdominalis (TrA) adalah otot abdominal yang paling
dalam dan merespons terhadap gangguan postural. TrA melekat di posterior dan tengah
fasia torakolumbal dan melalui aksinya meningkatkan tegangan yang berperan seperti
gelang penopang disekitar abdomen dan tulang lumbal. Kontraksi otot TrA, OI, dan OE
meningkatkan tekanan intra-abdominal. Kontraksi TrA sendiri mendorong isi abdominal ke
atas melawan diafragma.
Kontraksi otot abdominal menghasilkan sebuah rigid cylinder yang meningkatkan
kekakuan (stiffness) dari lumbar spine. Otot rectus abdominalis dan oblique abdominal
mengaktivasi pola yang spesifik dengan berperan penting terhadap gerakan anggota gerak
bawah, sekaligus memberikan postural support sebelum anggota gerak bawah bergerak.
Oleh karena itu, kontraksi yang meningkatkan tekanan intra abdominal terjadi sebelum
inisiasi gerakan segmen yang besar pada anggota gerak atas (Hopkins,et al., 2016).
1. Dapat menjaga kondisi otot-otot dan persendian yang berperan dalam proses
mekanisme persalinan.
2. Meningkatkan kesehatan fisik dan psikis serta kepercayaan pada diri sendiri
dalam menghadapi persalinan
3. Membimbing wanita menuju suatu persalinan yang fisiologis
b. Tujuan Khusus
1. Untuk memperkuat dan mempertahankan elastisitas otot-otot dinding perut, otot-
otot dasar panggul, ligament, dan jaringan serta fasia yang berperan dalam
mekanisme persalinan.
2. Untuk membentuk sikap tubuh yang prima sehingga dapat mengatasi keluhan-
keluhan dan mengurangi sesak nafas.
3. Untuk menguasai teknik-teknik pernafasan dalam persalinan.
4. Untuk mengetahui cara melakukan kontraksi dan relaksasi yang sempurna.
a. Pemanasan
Pemanasan ini bertujuan agar otot-otot tubuh tidak kaku saat akan men- jalani latihan
inti.
1) Pengaturan Pernafasan
Sambil jalan ditempat tarik nafas dari hidung dan keluarkan lewat mulut. Saat menarik
nafas, tangan diangkat keatas, waktu membuang nafas tangan diturunkan.
2) Regang leher
Tetap jalan ditempat, pegang perut dengan kedua tangan, tunduk tegakkan kepala miring
kekanan dan kekiri serta tengok kanan kiri.
3) Putar bahu ke belakang
Dengan posisi duduk bersila, bahu diputar ke belakang dan ke depan secara bergantian.
hamil melatih untuk menguasai teknik pernafasan saat kehamilan dan persalinan
Gambar
Gerakan pada bahu (Manuaba, 2010)
4) Peregangan Otot
Duduk bersila dengan memutar badan ke kanan dan ke kiri, regang otot samping sambil
menarik satu tangan bergantian. Pada saat peregangan dipertahankan beberapa detik.
5) Peregangan lengan, punggung dan pinggang.
Dengan posisi membungkuk lempar-tarik lengan ke depan dan selanjutnya ke bawah
untuk meregang pinggang.
6) Peregangan panggul
Dengan satu kaki jinjit bergantian, rasakan peregangan panggul dan tarik dubur maupun
perut bagian bawah ke dalam.
b. Latihan kebugaran
Latihan ini bertujuan untuk memperbaiki kerja jantung, pembuluh darah dan paru dalam
mengedarkan makanan dan oksigen ke seluruh tubuh. Prinsip gerakan dalam latihan ini
adalah menggerakkan seluruh otot, terutama otot besar yang ada di kaki, punggung dan
lengan, sehingga jantung terpacu berdenyut lebih cepat dan keras, frekuensi pernafasan
meningkat dan tubuh mengeluarkan keringat.
Gerakan dasar pada latihan ini adalah jalan di tempat atau melangkahkan kaki ke depan,
belakang dan samping dengan berbagai variasi gerakan tangan dan badan.
Gambar
Variasi gerakan tangan badan dan tungkai (Nurhudriani, 2015).
Gambar
Gerakan Penguatan otot lengan (Nurhudhariani, 2015).
Gambar
Gerakan penguatan otot perut (Manuaba, 2010).
Gambar
Gerakan penguatan otot tubuh bagian atas (Nurhudhariani, 2015)
6) Penguatan Otot Punggung
Dengan posisi merangkak naik turunkan punggung secara perlahan dan berulang kali.
Gambar
Gerakan penguatan otot punggung (Nurhudhriani, 2015)
Gambar
Penguatan otot dasar panggul (Nurhudhariani, 2015)
Gambar
Gerakan pada kaki (Manuaba, 2010)
d. Latihan Relaksasi
Latihan relaksasi sangat bermanfaat untuk menghadapi kontraksi rahim kala I maupun
kala II. Di samping itu relaksasi juga dapat mengurangi stress ibu saat kehamilan
berlangsung. Gerakan relaksasi ini antara lain:
http://dr-suparyanto.blogspot.com/2011/08/kehamilan-fisiologis.html?m=1
http://eprints.undip.ac.id/55478/3/
Nisa_Ayu_Thayalisha_Hadi_22010113130148_Lap.KTI_Bab2.pdf
https://www.google.com/amp/s/www.popmama.com/amp/pregnancy/second-trimester/
annas/perubahan-fisiologis-pada-ibu-hamil
https://www.slideshare.net/mobile/ega_costa/fisiologi-kehamilan
https://www.google.com/amp/s/ulyadays.com/fisiologi-kehamilan/amp/
https://www.academia.edu/6043923/FISIOLOGI_KEHAMILAN
https://www.academia.edu/28136774/BAB_II__Fisiologi_Kehamilan
https://www.academia.edu/42638596/Anatomi_fisiologi_kehamilan?auto=download.