Anda di halaman 1dari 34

TUGAS BIOLOGI REPRODKUSI

FISIOLOGI KEHAMILAN

Dosen pembimbing: Erlina Wati, M.keb

Disusun Oleh: Kelompok 1

- Dewi Br Ritonga
- Nina khairun Nisha
- Laila silvi hariani
- Wilda amelia
- Listiawati
- Auliya safira

PROGRAM STUDI DIV KEBIDANAN


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS PAHLAWAN TUANKU TAMBUSAI

2020 / 2021
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum wr.wb

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Panyayang, kami
panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat,
hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah biologi
reproduksi tentang fisiologi kehamilan dan penjabarannya.
Namun tidak lepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa ada
kekurangan baik dari segi penyusun bahasanya maupun segilainnya. Oleh karena itu dengan
lapang dada dan tangan terbuka kami membuka selebar-lebarnya bagi pembaca yang ingin
memberi saran dan kritik kepada kami sehingga kami dapat memperbaiki makalah ini.
Akhirnya penyusun mengharapkan semoga dari makalah ini dapat diambil hikmah dan
manfaatnya sehingga dapat memberikan inpirasi terhadap pembaca.

Wassalamualaikum wr.wb

Penyusun,
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Kehamilan
2.1.1 Definisi
Hamil didefinisikan sebagai fertilisasi atau penyatuan dari spermatozoa dan ovum dan
dilanjutkan dengan nidasi atau implantasi (Rusmita, 2011). Kehamilan ialah proses
bergabungnya sperma dan ovum (gamet pria dan wanita) untuk menciptakan suatu sel
tunggal yang disebut dengan zigot, yang kemudian menggandakan diri berkali-kali
melalui pembelahan sel untuk menjadi lahir (Papalia, et al. 2008).

2.1.2 Tanda-Tanda Kehamilan


Ada beberapa kehamilan tanda atau gejala yang terdapat pada wanita hamil. Tanda-
tanda tersebut ada yang merupakan tanda tidak pasti atau tanda mungkin kehamilan dan ada
juga yang disebut tanda pasti kehamilan.
a. Tanda tidak pasti / tanda mungkin kehamilan
Disebut tanda tidak pasti atau tanda mungkin kehamilan karena tanda-tanda ini memag
sering dijumpai pada wanita hamil, namun tanda-tanda ini belum dapat memastikan apakah
wanita tersebut memang hamil atau tidak. Selain pada wanita hamil, tanda-tanda ini juga
sering dijumpai pada wanita yang tidak hamil tapi mengalami masalah dengan
kesehatannya. Tanda-tanda tidak pasti atau tanda mungkin kehamilan diantaranya adalah :
1) Amenorea (tidak adanya haid)
Wanita hamil memang mengalami amenorea, ini terjadi karena pengaruh hormon estrogen
dan progesteron yang meningkat selama kehamilan. Hormon tersebut mencegah terjadinya
peluruhan dinding rahim sehingga tidak terjadi haid. Selain pada wanita hamil, amenorea
juga bisa terjadi pada wanita dengan anemia berat, gangguan hormon, stres dan menopause.
2) Nausea adan Emesis (Mual dan Muntah)
Mual dan muntah tidak hanya terjadi pada wanita hamil. Seseorang yang menderita Thypus
Abdominallis atau ketidakseimbanga cairan dalam tubuh juga akan mengalami mual dan
muntah.
3) Mengidam (menginginkan makanan dan minuman tertentu)
Selain pada ibu hamil, mengidam juga dapat terjadi pada seseorang yang baru sembuh dari
sakit atau sedang dalam masa pemulihan.
4) Pingsan
Pingsan dapat tejadi karena pengaruh hormon yang terdapat dalam tubuh ibu hamil. Namun
pada orang yang hypotensi, anemia atau hypoglikemia juga dapat terjadi pingsan.
5) Pembesaran Payudara (mamae)
Terjadi karena pengaruh hormon estrogen dam progesteron yang merangsang duktus dan
alveoli kelenjer mamae untuk persiapan produksi asi.
6) Anoreksia (tidak ada napsu makan)
Sering terjadi pada bulan-bulan pertama kehamilan akibat ketidakseimbangan hormon dalam
tubuh. Anoreksia juga dapat terjadi pada orang yang menderita thypus atau penyakit lainnya.
7) Sering Miksi
Terjadi karena kandung kemih pada bulan-bulan pertama kehamilan tertekan oleh uterus
yang mulai membesar. Pada trimester kedua kehulan ini hilang karena uterus yang
membesar keluar dari rongga panggul. Pada akhir trimestere ketiga gejala biasanya timbul
lagi karena janin mulai masuk ke ruang panggul dan kembali menekan kandung kemih. Tapi
gejala sering miksi juga terdapat pada penderita diabetes mellitus (kencing manis) yang
terkenal dengan “trias” nya yaitu : poli phagi(sering makan), poli dypsi(sering minum) dan
poli uri(sering kencing).
8) Obstipasi
Terjadi karena tonus otot menurun yang disebabkan oleh pengaruh hormon steroid
9) Pigmentasi Kulit
Biasanya terjadi pada pipi, hidung, dahi dan kadang tampak seperti deposit pigmen yang
berlebihan. Pigmentasi juga bisa terjadi pada orang yang mengalami gangguan hormon, atau
penyakit kulit lainnya.
10) Varises
Pada wanita hamil ini sering dijumpai pada trimester akhir dan biasanya terdapat pada
genetalia eksterna, kaki dan betis. Bisa juga terjadi pada orang yang mengalami gangguan
dalam pembuluh darah.
11) Peningkatan Suhu Basal
Suhu basal setelah ovulasi yang tetap tinggi (37,2 °C-37,8 °C) adalah salah satu tanda akan
adanya kehamilan. Bisa juga terjadi karena seseorang mengalami infeksi virus atau bakteri.
12) Adanya HCG dalam Urin
HCG dalam urin dipakai untuk menetukan adanya kehamilan. Namun HCG juga terdapat
dalam urin penderita mola hydatidosa (hamil anggur).

b. Tanda Pasti Kehamilan


Tanda pasti kehamilan adalah tanda yang memang terdapat pada semua ibu hamil. Tanda ini
dapat memastikan seseorang wanita memang benar hamil atau tidak. Tanda pasti kehamilan
adalah :
1) Adanya gerakan jain
Gerakan pada janin primigravida dapat dirasakan oleh ibu pada kehamilan 18 minggu,
sedangkan mual tigravida dapat dirasakan sejak usia kehamilan 16 minggu. Gerakan janin
pada kehamilan 20 minggu kadang dapat diraba secara objektif oleh pemeriksa.
2) Terdengar denyut jantung janin
Denyut jantung janin dapat terdengar pada kehamilan 12 minggu dengan menggunakan fetal
elektro cardiograph. Dengan stethoscope laennec bunyi jantung janin baru dapat didengar
pada kehamilan 18-20 minggu.
3) Terabanya bagian-bagian janin
Balotemen dalam uterus, bagian-bagian janin seperti punggung dan ekstremitas dapat diraba
pada trimester terakhir kehamilan. Pada primigravida kepala janin mulai turun pada
kehamilan 36 minggu, kadang-kadang pada permulaan partus.
4) Terlihat kerangka janin
Bila dilakukan pemeriksaan rontgen akan jelas terlihat kerangka janin.
5) Terlihat kantong janin
Pada pemeriksaan USG dapat diketahui ukuran kantong janin, panjang janin, diameter
biparietalis hingga dapat diperkirakan usia kehamilan.

2.1.3 Periode Kehamilan Menurut Usia


Lama kehamilan mulai dari konsepsi sampai dengan dimulainya tanda-tanda persalinan
berlangsung selama ± 280 hari atau sekitar 40 minggu (disebut juga kehamila mature atau
aterm). Kehamilan terbagi menjadi 3 periode :

1. Trimester I pada minggu 1-12, dimana pada masa ini merupakan masa
perkembangan dan pembentukan organ. Pada trimester pertama perubahan-
perubahan yang terjadi pada ibu hamil diantaranya :
- Pembesaran Payudara - Merasa Lelah - Emosional
- Sering Miksi - Sakit Kepala
- Konstipasi - Pusing
- Mual dan Muntah (morning sickness) - Kram Perut
- Hipersalivasi - Peningkatan Berat Badan
2. Trimester II pada minggu 13-27 yang merupakan tahap perkembangan
dan pertumbuhan lanjutan. Perubahan fisoiologis yang terjadi :
- Pembesaran Perut - Mendengkur
- Sendawa dan Flatus - Hidung dan Gusi Berdarah
- Pelupa - Perubahan Kulit
- Nyeri Ulu Hati - Payudara
- Pertumbuhan Rambut dan Kuku - Kram Pada Kaki
- Sakit Perut bagian Bawah - Pembengkakan Tubuh
- Pusing - Merasakan Gerakan Bayi

3. Trimester III pada minggu 28 sampai dengan persalinan (28-40 minggu) yang
merupakan masa tumbuh kembang dan persiapan kelahiran karena pada awal masa
ini janin telah dapat hidup di dunia luar dengan atau tanpa bantuan medis. Beberapa
perubahan yang terjadi :
- Sakit Punggung - Varises
- Payudara - Kontraksi Perut
- Konstipasi - Bengkak
- Pernafasan - Kram Kaki
- Sering Kencing - Cairan Vagina
- Masalah Tidur

Gambar
Periode kehamilan (Anonim, 2017)

2.1.4 Alat Eksternal dan Internal


Alat reproduksi interna dan eksterna akan mengalami perubahan selama kehamilan.
Perubahan ini secara perlahan akan kembali seperti keadaan sebelum hamil yang terjadi
selam nifas. Perubahan yang terjadi pada wanita pada masa hamil adalah sebagai berikut :
1. Alat Eksternal
Alat eksternal pada wanita meliputi semua organ yang terdapat antara os pubis, ramus
inferior dan perineum. Organ-organ tersebut adalah mons veneris, labia mayora dan labia
minora, clitoris, vestibulum, hymen, uretra dan beberapa kelenjer lendir. Kecuali kelender
pada vagina yang akan mengalami peningkatan sekresi, organ eksternal lainnya hampir tidak
mengalami perubahan selama kehamilan.
2. Alat Internal
a. Vagina
Terjadi penambahan pembuluh darah pada dinding vagina sehingga warna selaput
lendirnya memiru (tanda chadwick). Elastisitas vagina juga bertambah untuk persiapan
persalinan sebagai jalan lahir janin. Sekresi vagina bertambah dan reaksi ph nya berkisar
antara 3,5-6,0 dan berfungsi sebagai bakterisida (membunuh bakteri yang akan masuk ke
vagina).

b. Uterus
Ukuran dan berat uterus bertambah, darai 30 gr menjadi 1000 gr dengan ukuran panjang
32 cm, lebar 24 cm dan ukuran depan belakang 22 cm.

c. Tuba Uterina / Tuba Falopi


Tuba uterina tidak akan dilalui oleh sel telur karena tidak adanya proses ovulasi selama
hamil.

d. Ovarium
Pada salah satu ovarium dapat ditemukan corpus luteum gravidarum, tapi setelah bulan
ke empat corpus luteum mengecil.

e. Serviks Uteri
Peredaran darah janin bertambah sesuai dengan bertambah besarnya rahim. Cervix
berubah menjadi lunak, ini terjadi sebulan setelah konsepsi dan merupakan salah satu tanda
kehamilan. Pelunak cervix terjadi karena permbuluh darah dalam cervix bertambah dan
karena timbulnya edema dari cervix juga hyperlasia kelenjer-kelenjer cervix.

2.1.5 Anatomi Fisiologi


Pada masa kehamilan terjadi perubahan pada tubuh yang dapat menimbulkan
ketidaknyamanan pada ibu hamil. Kebanyakan dari perasaan ketidaknyamanan tersebut
berhubungan dengan perubahan anatomi dan fisiologi yang berhubungan dengan aspek
emosi dalam masa kehamilan (Walsh, 2007). Kehamilan merupakan masa transisi bagi
wanita, karena terdapat banyak perubahan-perubahan yang terjadi baik fisik maupun
psikologis (Bobak, et al., 2005).
Perubahan anatomi dan fisiologi pada saat kehamilan yaitu:

a. Sistem Reproduksi dan payudara


Perubahan anatomi dan adaptasi fisiologi pada sistem reproduksi dan payudara adalah
sebagai berikut :

1. Perubahan Uterus
Uterus akan membesar pada bulan-bulan pertama dibawah pengaruh hormon estrogen
dan progesteron yang kadarnya meningkat. Uterus meningkat dari ukuran sebelum hamil
sebesar 5 -10 cm menjadi 25-36 cm. ukuran uterus meningkat hingga 5-6 kali lipat,
kapasistasnya meningkat 3000-4000 kali lipat dan beratnya meningkat 20 kali lipat pada
akhir kehamilan. Pada akhir kehamilan panjang semua sel otot di uterus meningkat hingga
10 kali lipat dari ukuran sebelum kehamilan. Begitu uterus mengembang ke atas dan
meninggalkan pelvis, uterus tidak lagi menjadi organ pelvis melainkan organ abdominal.

2. Serviks Uteri
Vaskularisasi ke serviks meningkat selama kehamilan, sehingga serviks menjadi lebih
lunak dan warnanya lebih biru. Perubahan serviks terutama terdiri atas jaringan fibrosa.
Glandula cervikalis mensekresikan lebih banyak mucus dan plak yang akan menutupi
kanalis cervikalis. Fungsi utama dari plak mukus ini adalah untuk menutup kanalis
cervikalis dan untuk memperkecil resiko infeksi genital yang meluas ke atas. Menjelang
akhir kehamilan kadar hormone relaxin memberikan pengaruh perlunakan kandungan
kolagen pada serviks.

3. Segmen Bawah Uterus


Segmen bawah uterus berkembang dari bagian atas kanalis servikalis setinggi ostium
interna dan isthmus uteri. Segmen bawah lebih tipis dibanding segmen atas dan menjadi
lunak serta berdilatasi selama minggu-minggu terakhir kehamilan sehingga memungkinkan
segmen tersebut menampung presenting part janin. Serviks bagian bawah baru menipis dan
menegang setelah persalinan terjadi.

4. Kontraksi Braxton – Hicks


Merupakan kontraksi tak teratur rahim dan terjadi tanpa rasa nyeri disepanjang
kehamilan. Kontraksi ini membantu sirkulasi darah dalam plasenta .

5. Vagina dan Vulva


Vagina dan vulva juga mengalami perubahan akibat hormon estrogen. Adanya
hipervaskularisasi mengakibatkan vagina dan vulva tampak lebih merah, agak kebiruan
(livide) disebut tanda Chadwick. Vagina membiru karena pelebaran pembuluh darah, PH
3,5-6 merupakan akibat meningkatnya produksi asam laktat karena kerja laktobaci
achidophilus.

6. Ovarium
Pada permulaan kehamilan masih didapat korpus luteum graviditas sampai
terbentuknya plasenta pada kira-kira kehamilan 16 minggu. Korpus luteum graviditas
berdiameter kira-kira 3 cm lalu mengecil setelah plasenta terbentuk.

7. Mammae
Mammae akan membesar dan tegang akibat hormon somatomammotropin,estrogen, dan
progesteron, akan tetapi belum mengeluarkan air susu. Pada kehamilan akan terbentuk
lemak sehingga mammae menjadi lebih besar. Pada kehamilan 12 minggu keatas dari puting
susu dapat keluar cairan berwarna putih agak jernih disebut colostrum.

Perubahan pada payudara disebabkan oleh kadar estrogen, progesteron, laktogen


plasental, dan prolaktin. Stimulasi hormonal menimbulkan proliferasi jaringan, dilatasi
pembuluh darah dan perubahan sekretorik pada payudara. Sedikit pembesaran payudara,
peningkatan sensitivitas dan rasa geli mungkin dialami khususnya oleh primigravida pada
kehamilan minggu ke- 4.

b. Sistem endokrin, dan perkemihan

1. Sistem endokrin
Selama minggu-minggu pertama, korpus luteum dalam ovarium menghasilkan estrogen
dan progesteron. Estrogen merupakan faktor yang mempengaruhi pertumbuhan fetus,
pertumbuhan payudara, retensi air dan natrium serta pelepasan hormon hipofise.
Progesteron mempengaruhi tubuh ibu melalui relaksasi otot polos, relaksasi jaringan ikat,
kenaikan suhu, pengembangan duktus laktiferus dan alveoli serta perubahan sekretorik
dalam payudara.
Perubahan endokrin lainnya yaitu sekresi kelenjar hipofise umumnya menurun, dan
penurunan ini akan meningkatkan sekresi semua kelenjar endokrin (khususnya kelenjar
tiroid, paratiroid, dan adrenal).

2. Sistem Perkemihan
Pada bulan-bulan pertama kehamilan kandung kemih tertekan oleh uterus yang mulai
membesar, sehingga timbul sering kencing (berkemih). Frekuensi berkemih yang
meningkat juga akibat peningkatan aliran ginjal sampai 80%.

Keadaan ini hilang dengan makin tuanya kehamilan bila uterus gravidus keluar dari
rongga panggul. Pada akhir kehamilan, bila kepala janin mulai turun kebawah pintu atas
panggul, keluhan sering kencing akan timbul lagi karena kandung kemih mulai tertekan
kembali. Disamping sering kencing, terdapat pula poliuria. Poliuria disebabkan oleh adanya
peningkatan sirkulasi darah diginjal, sehingga filtrasi di glumerulus juga meningkat sampai
69 %.

c. Sistem Pencernaan, Musculoskeletal, Kardiovaskuler dan Integument

1. Sistem Pencernaan
Pada bulan-bulan pertama kehamilan terdapat perasaan mual (nausea) atau muntah
(vomitus) yang terjadi pada saat bangun tidur. Penyebabnya secara pasti tidak diketahui
namun kemungkinan besar akibat reaksi terhadap peningkatan hormon yang mendadak.
Ketika kehamilan berkembang terus, lambung dan usus digeser oleh uterus yang
membesar. Apendiks biasanya bergeser kearah atas dan agak kelateral dan seringkali
dapat mencapai pinggang kanan. Pada sekitar 15%-20% wanita hamil, herniasi bagian
atas lambung (hiatus hernia) terjadi setelah bulan ketujuh atau kedelapan kehamilan.
Keadaan ini disebabkan pergeseran lambung keatas, yang menyebabkan hiatus diafragma
melebar. Kondisi ini lebih sering terjadi pada wanita multipara, wanita yang gemuk, atau
wanita yang lebih tua.

2. Sistem Muskuloskeletal
Perubahan tubuh secara bertahap dari peningkatan berat wanita hamil, menyebabkan
postur dan cara berjalan wanita berubah. Peningkatan distensi abdomen yang membuat
panggul miring ke depan, penurunan tonus otot perut, dan peningkatan beban berat badan
pada akhir kehamilan membutuhkan penyesuaian ulang (realignment) kurvatura spinalis.
Pusat gravitasi wanita bergeser ke depan.

Gambar
Postur tubuh wanita hamil (Wagey, 2011)

Berat uterus dan isinya menyebabkan perubahan pada titik pusat gravitasi dan garis
bentuk tubuh. Lengkung tulang belakang akan berubah bentuk untuk mengimbangi
pembesaran abdomen. Menjelang akhir kehamilan banyak wanita yang memperlihatkan
postur tubuh yang khas (lordosis). Demikian pula pada jaringan ikat dan persendian panggul
akan melunak dalam mempersiapkan persalinan.
Sikap tubuh lordosis merupakan keadaan yang khas karena kompensasi posisi uterus
yang membesar dan menggeser daya berat ke belakang lebih tampak pada masa trimester III
yang menyebabkan rasa sakit bagian tubuh belakang karena meningkatnya beban berat dari
bayi dalam kandungan yang dapat mempengaruhi postur tubuh. Bayi yang semakin
membesar selama kehamilan meningkatkan tekanan pada daerah kaki dan pergelangan kaki
ibu hamil dan dapat mengakibatkan edema pada tangan yang disebabkan oleh perubahan
hormonal akibat retesi cairan
Selama trimester terakhir kehamilan, rasa pegal, mati rasa, dan lemah kadang kala
dialami pada anggota tubuh bagian atas sebagai akibat lordosis yang besar dengan fleksi
anterior leher dan merosotnya lingkar bahu, yang akan menimbulkan traksi pada nervus
ulnaris dan medianus.

3. Sistem Kardiovaskuler
Perubahan yang terjadi pada jantung, yang khas yaitu denyut nadi istirahat
meningkat sekitar 10-15 denyut permenit, akibat diafragma semakin naik terus selama
kehamilan, jantung digeser ke kiri dan ke atas, sehingga apeks jantung agak kelateral dari
posisinya. Perubahan-perubahan ini dipengaruhi oleh ukuran dan posisi uterus, kekuatan
otot-otot abdomen dan konfigurasi abdomen dan toraks.
Peningkatan volume darah selama kehamilan akan meningkat sebanyak kurang lebih
40-50% diatas normal. Peningkatan volume darah terjadi pada minggu ke-32 kehamilan
untuk memenuhi kebutuhan bagi sirkulasi janin dan kebutuhan nutrisi (Lescher, 2014).

4. Sistem Integument
Timbulnya kloasma gravidarum merupakan keluhan yang sering terjadi sejak akhir
bulan kedua. Perubahan pigmen tersebut akibat melanocyt stimulating hormone
(MSH) yang merupakan perangsangan estrogen dan progesterone. Perubahan kulit timbul
pada trimester II dan III karena melanocit yang menyebabkan warna kulit lebih gelap.
Stretch mark terjadi karena peregangan kulit yang berlebihan, biasanya pada paha atas dan
payudara akibat peregangan kulit ini dapat menimbulkan rasa gatal. Stretch mark tidak
dapat dicegah tapi dapat diobati setelah persalinan.

2.1.6 Faktor Predisposisi pada Kehamilan


Faktor predisposisi pada masa kehamilan antara lain :

1. Pertumbuhan uterus yang menyebabkan perubahan postur


Pada masa kehamilan seiring dengan membesarnya uterus, maka pusat gravitasi akan
berpindah kearah depan sehingga ibu hamil harus menyesuaikan posisi berdirinya, dimana
ibu hamil harus bergantung dengan kekuatan otot, penambahan berat badan, sifat relaksasi
sendi, kelelahan serta postur sebelum hamil. Postur tubuh yang tidak tepat akan memaksa
peregangan tambahan dan kelelahan pada tubuh, terutama pada bagian tulang belakang
sehingga akan menyebabkan terjadinya sakit atau nyeri pada bagian punggung ibu hamil
( Eileen, 2008).

2. Penambahan berat badan secara drastis


NPB terjadi pada ibu hamil trimester II-III karena merupakan nyeri yang terjadi akibat
perubahan postur yang terjadi akibat penambahan beban kandungan yang semakin besar
yang menyebabkan pertambahan sudut
lengkungan tulang belakang. Pertambahan sudut lengkungan menyebabkan fleksibilitas
dan mobilitas dari lumbal menjadi menurun.
NPB kadang akan menyebar sampai ke panggul paha dan turun ke kaki, kadang akan
meningkatkan nyeri tekan di atas simpisis pubis. Nyeri tersebut bisa muncul seiring dengan
pertambahan berat badan.

3. Peregangan berulang
Postur tubuh yang tidak tepat akan memaksa peregangan tambahan dan kelelahan pada
tubuh ibu hamil, terutama pada bagian tulang belakang, pelvis, dan sendi penahan berat,
sehingga hal ini dapat menyebabkan rasa sakit dan nyeri pada bagian tersebut (Eileen,
2008).

4. Peningkatan kadar hormon estrogen terhadap ligament


Penyebab NPB pada wanita hamil adalah adanya perubahan hormonal yang
menimbulkan perubahan pada jaringan lunak penyangga dan penghubung (connective
tissue) sehingga mengakibatkan menurunnya elastisitas dan flexibilitas otot ( Kisner, et al.,
2017 ).

2.2 Nyeri Pinggang Bawah


2.2.1 Definisi
The International Association for the Study of Pain mendefinisikan nyeri sebagai suatu
perasaan pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan berupa ngilu, linu,
kesemutan dan rasa baal akibat adanya kerusakan suatu jaringan yang nyata atau yang
berpotensi rusak atau tergambarkan seperti itu. Nyeri didefinisikan sebagai suatu
keadaan yang mempengaruhi seseorang dan eksistensinya diketahui bila seseorang pernah
mengalaminya (Tamsuri, 2007).
NPB adalah nyeri yang dirasakan di daerah pinggang bawah, dapat berupa nyeri lokal
(inflamasi), maupun nyeri radikuler atau keduanya. Nyeri yang berasal dari pinggang bawah
dapat dirujuk ke daerah lain, atau sebaliknya nyeri yang berasal dari daerah lain dirasakan
di daerah pinggang bawah (referred pain). NPB pada hakekatnya merupakan keluhan atau
gejala dan bukan merupakan penyakit spesifik (Meliala,2003).

NPB akibat kehamilan adalah suatu sindroma klinis yang ditandai dengan gejala utama
rasa nyeri atau perasaan lain yang tidak enak di daerah tubuh bagian belakang dari rusuk
terakhir atau Vertebra Thoracal 12 sampai bagian pantat atau anus karena pengaruh hormon
yang menimbulkan gangguan pada substansi dasar bagian penyangga dan jaringan
penghubung sehingga mengakibatkan menurunnya elastisitas dan fleksibilitas otot (Kisner,
et al., 2017).

2.2.2 Anatomi

1. Pinggang Bawah

Tulang belakang (vertebra) dibagi dalam dua bagian. Dibagian ventral terdiri atas
corpus vertebra yang dibatasi satu sama lain oleh discus intervebra dan ditahan satu sama
lain oleh ligamen longitudinal ventral dan dorsal. Bagian dorsal tidak begitu kokoh dan
terdiri atas masing-masing arcus vertebra dengan lamina dan pedikel yang diikat satu sama
lain oleh berbagai ligament diantaranya ligamen interspinal, ligamen intertransversa dan
ligamen flavum. Pada processus spinosus dan transversus melekat otot-otot yang turut
menunjang dan melindungi columna vertebra (Meliala, 2003).

Gambar
Columna Vertebralis (Grent’s atlas of anatomi. Dalley, et al., 2016)

Columna vertebralis ini terbentuk oleh unit-unit fungsional yang terdiri dari segmen
anterior dan posterior (Meliala, 2003).

a. Segmen anterior, sebagian besar fungsi segmen ini adalah sebagai penyangga badan.
Segmen ini meliputi Corpus vertebra dan discus intervebralis yang diperkuat oleh
ligamentum longitudinale anterior dibagian depan dan ligamentum longitudinale posterior
dibagian belakang. Sejak dari oksiput, ligament ini menutup seluruh bagian belakang
discus. Mulai L1 ligament ini menyempit, hingga pada daerah L5-S1 lebar ligament
hanya tinggal separuh asalnya.
b. Segmen posterior, dibentuk oleh arcus, prosesus transverses dan prosesus
spinosus. Satu dengan lainnya dihubungkan oleh sepasang artikulasi dan diperkuat oleh
ligament serta otot. Struktur lain pada nyeri punggung bawah adalah discus intervertebra
yang berfungsi sebagai penyangga beban dan peredam kejut. Discus ini terbentuk oleh
annulus fibrosus yang merupakan anyaman serat-serat fibroelastik. Tepi atas dan bawah
melekat pada “end plate” vertebra, hingga terbentuk rongga antar vertebra yang berisi
nukleus pulposus suatu bahan mukopolisakarida kental yang banyak mengandung air
(Meliala,2003).

2. Otot Regio Lumbal

Berdasarkan perannya otot regio lumbal dibagi menjadi 2, yaitu :


a. Core Muscle
Core Muscle terdiri dari otot silinder yang menyelimuti lapisan dalam dari perut yang
terdiri dari 4 grup otot utama yaitu :
a) Transversus Abdominis
b) Multifidus
c) Diafragma
d) Pelvic floor
Keempat grup otot ini bekerja secara harmonis dan berkontraksi secara bersama-
sama untuk menjaga posisi stabil pada vertebra

b. Global Muscle
a) Rectus Abdominis
b) Obliqus Abdominis Internus dan Externus
c) Erector Spine
d) Quadratus lumborum

2.2.3 Biomekanik
Pada manusia tegak yang dilihat dari belakang, central of gravity (COG) berlokasi pada
pelvis di depan bagian atas depan sacrum dan pada sekitar 58% tinggi seseorang dari tanah.
Garis vertikal dari COG melewati antara kaki.
Kontrol otot yang buruk, kehamilan, kelebihan berat atau postur yang buruk dapat
mengubah posisi COG ke depan sehingga proyeksi vertikalnya lewat dibawah pusat kaki,
menyebabkan tubuh berkompensasi dengan membentuk posisi tidak normal yang
mengarah pada kemungkinan ketegangan otot (Cameron, et al.,2006).

Ketika COG berpindah ke depan akibat beban yang bertambah dibagian abdominal
maka tubuh akan merespon untuk menyeimbangkan posisi ibu hamil sehingga terjadi rotasi
pada pelvic, lumbal cenderung ke depan, posisi kepala dan bahu condong ke depan
mengakibatkan terjadinya kompensasi pada otot belakang leher memendek. Otot pectoralis
mayor dan minor, upper trapezius,levator scapula dan sternocleidomastoideus cenderung
kaku dan memendek. secara bersamaan middle dan lower trapesiuz, serratus anterior, dan
rhomboids cenderung melemah.

Gambar
Pusat gravitasi normal dan pusat gravitasi pada ibu hamil
Pada lower crossed syndrome, otot iliopsoas, rectus femoris, tensor fascia latae,
adductors hip, dan erector spine cenderung kaku dan memendek. Pada waktu bersamaan,
otot-otot perut dan gluteus melemah.

Gambar
Upper and lowed crossed syndromes (Riggs, et al., 2009)

Ketika otot perut dan gluteus melemah maka intra abdominal preassure (IAP)
menurun. IAP akan meningkat ketika diafragma berkontraksi (inspirasi) dan menurun pada
saat diafragma relaksasi (ekspirasi). Penurunan tekanan intra abdominal akan menyebabkan
tekanan pada intra diskal (IDP) meningkat. Tekanan intradiskal timbul akibat adanya
pembebanan yang diakibatkan oleh perubahan postur tubuh. Peningkatan tekanan
intradiskal akan menyebabkan pembebanan pada otot lumbal yang berakibat jaringan di
sekitar lumbal mudah cedera.
Normalnya sudut lumbosacral yaitu 30 derajat. Pada ibu hamil sudut lumbosacral
semakin besar sehingga lordosis lumbal juga semakin besar. Dampak lain dari lordosis
lumbal yaitu akan terjadi hyper ekstensi knee, perputaran di pelvic, kepala condong ke
depan sehingga terjadi kompensasi otot belakang leher. Terjadi pemendekan dan
ketegangan pada otot-otot fleksi hip (iliacus, Sartorius, dan psoas mayor), neck extensor
(splenius capitis, dan cervicis), serta lower back. Sebaliknya akan terjadi pemanjangan dan
kelemahan otot pada erector spine, hamstring, upper back, neck fleksor (hyoid), dan
abdominal.
Gambar
Kondisi tulang dan otot pada ibu hamil (Anonim, 2017)

2.2.4 Faktor Resiko Nyeri Pinggang Bawah


Faktor resiko terjadinya NPB adalah usia, kondisi kesehatan yang buruk, masalah
psikologik dan psikososial, artritis degeneratif, merokok, skoliosis mayor (kurvatura >80º),
obesitas, tinggi badan yang berlebihan, hal yang berhubungan dengan pekerjaan seperti
duduk dan mengemudi dalam waktu lama, duduk atau berdiri berjam- jam (posisi tubuh
kerja yang statik), getaran, mengangkat, membawa beban, menarik beban, membungkuk,
memutar, dan kehamilan.
Postur tubuh yang tegak tergantung pada lekukan tulang belakang yang normal, dan
lekukan tersebut bukan penyebab nyeri pinggang. Obesitas yang menyebabkan bobot
abdomen menjadi berat, dan proses kehamilan pada tahap lanjut, dapat mengubah
kelengkungan tulang belakang dan menyebabkan nyeri pinggang (Ehrlich, 2003).

2.3 Pengaruh Kehamilan Terhadap Kemampuan Fungsional Ibu Hamil


Nyeri pinggang pada ibu hamil terjadi akibat adanya perubahan hormonal yang
menimbulkan perubahan pada jaringan lunak penyangga dan penghubung (connective
tissue) sehingga mengakibatkan menurunnya elastisitas dan flexibilitas otot, perubahan
sikap statis, penambahan beban, dan perubahan pusat gravitasi.
Perubahan pusat gravitasi dan garis bentuk tubuh diakibatkan oleh perkembangan
uterus. Lengkung tulang belakang akan berubah bentuk untuk mengimbangi pembesaran
abdomen dan menjelang kelahiran banyak wanita yang memperlihatkan tubuh yang khas
(lordosis). Sikap tubuh lordosis merupakan keadaan yang khas karena kompensasi posisi
uterus yang membesar dan menggeser daya berat ke belakang.
Kondisi ini lebih tampak pada masa trimester III yang menyebabkan rasa sakit bagian
tubuh belakang karena meningkatnya beban berat dari bayi dalam kandungan yang dapat
mempengaruhi postur tubuh. Bayi yang semakin membesar selama kehamilan
meningkatkan tekanan pada daerah kaki dan pergelangan kaki ibu hamil dan dapat
mengakibatkan edema pada tangan yang disebabkan oleh perubahan hormonal akibat retesi
cairan (Rusmita, 2011).

Meskipun nyeri pinggang pada ibu hamil sifatnya fisiologis, namun memiliki dampak
yang signifikan pada kehidupan keluarga dan kemampuan untuk melakukan aktivitas sehari-
hari. Tingkat keparahan nyeri pinggang berdampak pada kualitas hidup ibu hamil.
Permasalahan yang muncul pada ibu hamil antara lain nyeri disekitar pinggang, kelemahan
otot-otot pinggang akibat regangan dari otot-otot abdomen, keterbatasan lingkup gerak sendi
lumbal.
NPB dapat mengakibatkan terjadinya penurunan aktivitas fungsional pada ibu hamil.
Adanya nyeri dan spasme otot akan membuat ibu hamil takut menggunakan otot
punggungnya untuk melakukan gerakan-gerakan yang akan memicu terjadinya nyeri,
sehingga akan mengakibatkan perubahan fisiologis pada otot-otot tersebut, seperti
berkurangnya massa otot (atropi) dan menurunnya kekuatan otot, akhirnya ibu hamil
tersebut akan mengalami penurunan tingkat aktivitas fungsional. Penurunan aktivitas
fungsional atau kemampuan fungsional yang terjadi merupakan suatu reaksi hilangnya
mobilitas lingkup gerak sendi yang menyebabkan timbulnya nyeri sebelum dapat mencapai
gerakan akhir secara penuh, kondisi ini timbul karena gerakan yang dihasilkan tidak cukup
untuk dilakukan saat pemendekan jaringan lunak berlangsung
Aktivitas fungsional atau kemampuan fungsional diartikan sebagai kemampuan
seseorang untuk melaksanakan kegiatan yang berhubungan dengan aktivitas sehari-hari.
Aktivitas dalam kehidupan sehari-hari seperti perawatan diri, mengangkat, berjalan, duduk,
berdiri, tidur, jongkok, melakukan perjalanan jauh, dan aktivitas seks (Hills, 2006).
Kemampuan fungsional sangat berperan penting dalam kehidupan seseorang sebab jika
kemampuan fungsionalnya terganggu maka semua
aktivitasnya juga terganggu. Nyeri pinggang akan menghambat ibu hamil untuk
melakukan aktivitas fungsional dengan baik.
Gangguan aktivitas pada ibu hamil dapat dievaluasi menggunakan Pain Disability
Index (PDI). PDI merupakan kuisioner yang didesain untuk mengukur persepsi nyeri
yang dapat mengakibatkan terjadinya keterbatasan dalam melakukan aktivitas sehari-hari
yang dapat berpengaruh pada kualitas hidup ibu hamil.

2.4 Pengukuran Kemampuan Fungsional dengan Pain Disability Index


(PDI)

Pain Disability Indeks mengukur secara umum ketidakmampuan yang berhubungan


dengan nyeri. Pasien menilai keseluruhan tingkat ketidakmampuan dalam melakukan
aktivitas, yang termasuk didalamnya respon keluarga dan lingkungan rumah, rekreasi,
aktivitas sosial, pekerjaan, perawatan diri, dan aktivitas yang berhubungan dengan life
support (Trisnowiyanto, 2012).
PDI dapat digunakan sebagai instrumen pengukuran oleh pasien sendiri, maupun
fisioterapis. Nilai total berjumlah antara 0-70. Semakin tinggi nilai yang didapat, maka
mengindikasikan tingkat ketidakmampuan (disability) yang lebih tinggi.
PDI sebelumnya dilaporkan sebagai instrumen yang andal, valid dan responsive untuk
mengukur dan mengevaluasi ketidakmampuan akibat nyeri pada berbagai kondisi
musculoskeletal dan gangguan tulang belakang. PDI telah diterjemahkan dan divalidasi
kedalam berbagai bahasa, termasuk Perancis, Finlandia, dan Belanda (Remko, et al 2015).
Penelitian yang dilakukan oleh Mohamad et al., (2010), mengungkapkan bahwa hasil
uji validitas dan reabilitas yang dilakukan oleh peneliti memperlihatkan
bahwa PDI merupakan instrumen yang reliebel dan valid. Beberapa penelitian
menggunakan sampel dengan nyeri kronis menyatakan bahwa keandalan uji coba PDI
adalah 0,44 dan konsistensi internal adalah 0,86 (Cronbach alpha rating). Versi lain PDI
yang diterjemahkan kedalam bahasa Swedia juga menunjukkan keandalan yang baik dengan
nilai alpha Cronbach 0,83.

Kuisioner PDI

Lingkari nomor dalam skala yang menggambarkan tingkat keterbatasan yang anda
alami. Skor 0 berarti tidak ada keterbatasan dan skor 10 menandakan bahwa semua
kegiatan benar-benar terganggu akibat dari rasa nyeri yang anda alami.

1.Tanggung jawab pada keluarga / Rumah tangga : Kategori ini mengacu pada
kegiatan rumah tangga atau keluarga, termasuk aktivitas yang dilakukan disekitar
rumah misalnya membersihkan halaman atau bantuan untuk
anggota keluarga lainnya.
Mampu 0 . 1 . 2 . 3__. 4 . 5 . 6 . 7 . 8__. 9 . 10 Tidak mampu.

2.Rekreasi : Mencakup hobi, olahraga dan aktivitas waktu luang


Mampu 0 . 1 . 2 . 3__. 4 . 5 . 6 . 7 . 8__. 9 . 10 Tidak mampu.

3. Kegiatan Sosial : Kategori ini mengacu pada kegiatan, yang melibatkan


partisipasi dengan teman/kenalan selain anggota keluarga. Termasuk pesta,
konser, makan di luar, dan fungsi sosial lainnya.
Mampu 0 . 1 . 2 . 3__. 4 . 5 . 6 . 7 . 8__. 9 . 10 Tidak mampu.

4. Pekerjaan: Kategori ini mengacu pada kegiatan yang terkait langsung dengan
pekerjaan seseorang. Termasuk Pekerjaan ibu rumah tangga.
Mampu 0 . 1 . 2 . 3__. 4 . 5 . 6 . 7 . 8__. 9 . 10 Tidak mampu.

5. Seks: Kategori ini mengacu pada frekuensi dan kualitas kehidupan seks
seseorang.
Mampu 0 . 1 . 2 . 3__. 4 . 5 . 6 . 7 . 8__. 9 . 10 Tidak mampu.
6. Perawatan Diri : Kategori ini mencakup kegiatan, yang melibatkan perawatan pribadi
dan kehidupan sehari-hari (misalnya mandi, berpakaian, dll.)
Mampu 0 . 1 . 2 . 3__. 4 . 5 . 6 . 7 . 8__. 9 . 10 Tidak mampu.

7. Aktivitas Pendukung : Kategori ini mengacu pada perilaku pendukung


kehidupan dasar seperti makan, tidur, berjalan, berdiri, mengangkat dll.
Mampu 0 . 1 . 2 . 3__. 4 . 5 . 6 . 7 . 8__. 9 . 10 Tidak mampu.

2.5 Modifikasi Senam Hamil dan Gym Ball


2.5.1 Defenisi
Ball exercise atau birth ball adalah latihan atau gerakan tubuh sederhana
menggunakan bola yang dapat dilakukan pada saat hamil, melahirkan, dan pasca melahirkan
bertujuan sebagai pengurang rasa nyeri non farmakologi dan juga mencoba meningkatkan
komponen asuhan yang bersifat emosional dan psikologis (Yulinda,
2016).
Gym ball adalah bola latihan yang digunakan untuk berolahraga selama kehamilan
yang bertujuan untuk membantu mengurangi rasa sakit punggung, mengurangi rasa sakit
pada saat kontraksi, mengurangi kecemasan, dan mengurangi rasa sakit saat persalinan.
Birth ball dapat membantu memberi posisi nyaman selama kehamilan, persalinan, dan
setelah bayi lahir (Makvandi, 2015).
Modifikasi senam hamil dan gym ball adalah suatu latihan aktif yang mengacu pada senam
hamil konvensional yang diberikan kepada ibu hamil dengan tambahan beberapa variasi
gerakan menggunakan bola

2.5.2 Tujuan Modifikasi Senam Hamil dan Gym ball


1. Melalui latihan yang teratur dapat menjaga kondisi otot dan persendian yang
berperan dalam proses mekanisme persalinan.
2. Untuk meningkatkan kesehatan fisik dan psikis serta kepercayaan pada diri sendiri
dan penolong dalam menghadapi persalinan.
3. Untuk penguatan otot tungkai, mengingat bahwa tungkai akan menopang berat
tubuh ibu yang makin lama makin berat seiring dengan bertambahnya usia kehamilan.
4. Untuk membentuk sikap tubuh yang prima, sehingga dapat membantu
mengatasi keluhan-keluhan, letak janin, dan mengurangi sesak nafas.
5. Dapat mengatur diri pada ketenangan.

2.5.3 Manfaat Modifikasi Senam Hamil dan Gym ball


Watkins (2001), menjelaskan bahwa manfaat penggunaan gym ball yaitu:

1. Latihan dengan menggunakan ball dapat memperbaiki postur, keseimbangan,


koordinasi dan kesadaran tubuh.
2. Latihan dengan menggunakan ball meningkatkan kebugaran kardiovaskuler,
kekuatan dan fleksibilitas otot terutama pada otot punggung dan hamstring.
3. Dapat menghilangkan ketidak nyamanan selama kehamilan. Bagi ibu hamil yang
masih bekerja di kantor, bola ini dapat digunakan sebagai kursi untuk membantu
menurunkan ketegangan otot.
4. Latihan dengan menggunakan ball dapat meminimalisir atau meringankan nyeri
pinggang
5. Memperluas ruang gerak bayi karena pinggul terbuka secara optimal sehingga
membantu bayi mengoptimalkan posisi masuk ke panggul.
6. Sebagai sarana latihan dan permainan yang dapat mereduksi stress dan
ketegangan.

2.5.4 Kontraindikasi Modifikasi Senam Hamil dan Gym ball

Kontraindikasi gym ball mengacu pada kontraindikasi senam hamil


konvensional. Selain itu ada beberapa keadaan yang membuat latihan menjadi
kontraindikasi atau membutuhkan pembatasan atau tindakan kewaspadaan yang sangat
spesifik.
Kontraindikasi Absolut
a. Inkompetensi serviks: dilasi dini serviks sebelum kehamilan cukup.
b. Pendarahan vagina, terutama trimester II atau III
c. Plasenta Previa : plasenta berada diuterus dalam posisi yang dapat lepas sebelum
bayi lahir
d. Gestasi ganda dengan resiko persalinan prematur.
e. Pre-eklampsia : hipertensi akibat kehamilan
f. Ruptur membran : kehilangan cairan amnion sebelum persalinan
g. Pecah ketuban : persalinan yang terjadi sebelum kehamilan 37 minggu
h. Penyakit jantung maternal, penyakit tiroid, atau gangguan pernafasan serius.
i. Diabetes tipe I maternal
j. Retardasi pertumbuhan intrauteri
k. Tindakan kewaspadaan pada latihan

Wanita hamil yang mengalami salah satu atau beberapa kondisi berikut dapat mengikuti
program dibawah pengawasan ketat dokter dan terapis selama tidak terjadi komplikasi lebih
lanjut. Latihan mungkin membutuhkan modifikasi.
a. Diabetes gestasional.
b. Anemia berat
c. Infeksi sistemik
d. Kelelahan ekstrem
e. Keluhan muskuloskeletal
f. Panas tinggi
g. Obesitas ekstrem atau kurang berat badan ekstrem h. Diastasis rekti.

2.5.5 Petunjuk Melakukan Modifikasi Senam Hamil dan Gym ball


Menurut Taavoni, et al., (2016), beberapa hal penting yang harus diperhatikan sebelum
melaksanakan modifikasi senam hamil dan gym ball yaitu :
a. Konsultasikan terlebih dahulu kondisi kandungan kepada dokter kandungan
sebelum melakukan program latihan.
b. Gunakan pakaian yang fleksibel dan nyaman untuk gerakan-gerakan latihan.
c. Latihan dilakukan harus secara teratur dan disiplin
d. Letakkan bola di karpet dan bukan di permukaan lantai yang halus atau licin agar
bola lebih stabil.
e. Gunakan sepatu atau kaos kaki non slip atau lebih baik bertelanjang kaki
f. Sebaiknya meminta seseorang untuk mendukung bola dari belakang atau
letakkan kursi di depan bola.
g. Sebaiknya latihan dilakukan di rumah sakit atau klinik bersalin dibawah
bimbingan seorang instruktur.

2.5.6 Gerakan Modifikasi Senam Hamil dan Gym ball


Gerakan Gym ball pada dasarnya mengacu pada semua gerakan senam hamil
konvensional. Beberapa gerakan pada senam hamil yang biasanya
dilakukan pada lantai akan dilakukan di atas bola. Gerakan-gerakan pada pemanasan
senam hamil yang dimodifikasi diantaranya:

a. Duduk diatas bola


Duduk tegak di atas bola dapat membantu mendukung dan membuka panggul. Duduk di
atas bola jauh lebih baik dibanding duduk di kursi yang keras. Sandaran kursi membuat
posisi mudah untuk membungkuk sementara bola memaksa untuk tetap duduk tegak karena
bola tidak memiliki sandaran. Dengan tetap seimbang di atas bola dapat memperkuat otot-
otot inti dasar panggul yang berperan dalam persalinan. Gerakan dasar yang bisa dilakukan
pada saat duduk diatas bola adalah :

a) Duduk diatas bola, jaga panggul dan tulang belakang pada posisi netral.
b) Angkat tangan keatas kepala secara perlahan sambil menarik nafas
c) Turunkan tangan perlahan ke posisi semula sambil menghembuskan nafas
d) Goyangkan panggul dari sisi ke sisi dan dari depan ke belakang. Usahakan untuk
tetap menjaga bahu sehingga gerakan tersebut berasal dari pinggang
dan di pinggul. Putar pinggul searah jarum jam kemudian berlawanan arah jarum jam.
Gambar
Duduk di atas bola (Fournier, et al., 2017)

b. Latihan ringan
Bersandar di atas bola dari posisi berlutut, lalu goyang pinggul ke depan dan ke belakang.

Gambar
Bersandar di atas bola (Fournier, et al., 2017)
c. Latihan penguatan otot kaki
Posisi berbaring terlentang, kedua tangan berada disamping badan. Letakkan kedua
kaki diatas bola, lakukan penekanan pada bola menggunakan tungkai dengan 1 kaki.
Lakukan bergantian dengan kaki yang lain.

Gambar
Penguatan otot tungkai (Fournier, et al., 2017)
d. Wall Squat

Posisi kaki selebar bahu, bola berada di antara punggung bawah dan dinding. Tangan berada
di pinggul atau berada di sisi badan jika menahan beban. Jongkok secara perlahan, tekuk
lutut dan putar bola ke dinding sampai lutut ditekuk kira-kira 90º. Kemudian kembali
keposisi awal secara perlahan.

Gambar
Wall Squat (Fournier, et al., 2017)

e. Duduk diatas bola bersandar ke depan


Setelah menggerakkan pinggul mengikuti irama gelinding bola, lakukan fase istirahat
dengan bersandar ke depan pada kursi atau pendamping (bisa instruktur atau salah satu
anggota keluarga). Rileksasi dengan menarik nafas dalam-dalam dan hembuskan secara
perlahan (Sukerti, 2015).

Gambar
Duduk bersandar ke depan (Fournier, et al., 2017)

2.5.7 Mekanisme Latihan Gym Ball Terhadap Peningkatan


Kemampuan Fungsional

Latihan menggunakan gym ball akan mengaktifkan proprioceptive. Proprioceptive


adalah kemampuan tubuh untuk mentransmisikan rasa posisi, menganalisis informasi dan
reaksi terhadap rangsangan dengan gerakan yang tepat. Sederhananya, kemampuan untuk
mengetahui dimana letak bagian tubuh tanpa harus melihat. Secara keseluruhan,
proprioceptive mencakup keseimbangan, koordinasi, dan kelincahan. Proprioceptive terdiri
dari saraf sensorik dan motorik yang mengirim dan menerima impuls ke dan dari sistem
saraf pusat dari rangsangan di dalam kulit, otot, sendi dan tendon (Houglum 2001). Terdapat
empat jenis mekanoreseptor yang berperan dalam memberikan informasi proprioseptive
yaitu, reseptor ruffini, reseptor pacini, golgi tendon organ (GTO), dan muscle spindle.
Penggunaan gym ball dengan berbagai gerakan dapat meningkatkan keseimbangan baik
statis maupun dinamis. Keseimbangan merupakan interaksi yang kompleks dari sistem
sensorik (vestibular, visual, dan somatosensorik termasuk proprioseptive) dan
muskuloskeletal (otot, sendi dan jaringan lunak lain) yang diatur di dalam otak (kontrol
motorik, sensorik, basal ganglia, serebelum).
Proprioseptive akan memberikan informasi - informasi dari alat tubuh seperti
kekuatan otot, posisi sendi dan informasi dari lingkungan seperti kondisi permukaan lantai.
Proprioseptive memberikan informasi ke sistem saraf pusat tentang posisi tubuh terhadap
kondisi lingkungan di sekitarnya (eksternal) dan posisi antara segmen badan itu sendiri
(internal) melalui reseptor-reseptor yang ada pada sendi, tendon, otot, ligamen dan kulit
seluruh tubuh terutama yang ada pada kolumna vertebralis dan tungkai.
Informasi itu dapat berupa tekanan, posisi sendi, tegangan, panjang dan kontraksi otot.
Dengan terjadinya peningkatan fungsi proprioseptive maka akan menyebabkan terjadinya
peningktan input sensoris yang akan diproses diotak sebagai central processing. Central processing
berfungsi untuk menentukan titik tumpu tubuh dan alligment gravitasi sehingga terjadi kontrol
postural yang baik dan mampu menciptakan stabilitas yang baik ketika bergerak.
Postur adalah hal yang paling penting untuk memelihara kesehatan punggung bawah
dan untuk mencegah terjadinya cedera terutama dalam peningkatan aktivitas fungsional.
Perbaikan postur tubuh pada ibu hamil dapat meminimalisir terjadinya nyeri pinggang
bawah sehingga akan terjadi peningkatan kemampuan aktifitas fungsional pada ibu hamil.

2.5.8 Efek Modifikasi Senam Hamil dan Gym Ball Terhadap


Kemampuan Fungsional Ibu Hamil

Terget utama pada gym ball adalah otot yang lebih dalam letaknya pada abdomen (deep
muscle) yang terkoneksi dengan tulang belakang (spine), panggul (pelvic), dan bahu
(shoulder). Gym ball akan mengembangkan kerja otot-otot dynamic musculur corset.
Latihan tersebut mengakibatkan teraktivasinya otot core yang berfungsi sebagai otot
stabilisator tulang belakang akan membuat otot global muscle yang tadinya spasme menjadi
rileks, dengan demikian didapatkan pula stabilitas tulang belakang yang baik dan posisi
tulang belakang dalam keadaan netral.
Otot-otot pelvic floor dan abdominal diperlukan untuk meningkatkan IAP dan
memberikan rigiditas cylinder untuk menopang thrunk, menurunkan beban pada otot- otot
spine dan meningkatkan stabilitas thrunk. Kontribusi diaphragma pada IAP penting sebelum
menginervasi gerakan-gerakan dari ekstremitas atau anggota gerak, sehingga thrunk
menjadi stabil. Pada akhir komponen yang terpenting pada thrunk terhadap otot core adalah
otot pelvic floor karena kesulitan untuk menilai otot ini secara langsung sehingga sering
diabaikan.
Rectus abdominalis, obligus externus dan internus adalah otot global multisegmental
yang besar dan merupakan guy wire penting untuk menstabilisasi tulang belakang melawan
gangguan postural. Transversus abdominalis (TrA) adalah otot abdominal yang paling
dalam dan merespons terhadap gangguan postural. TrA melekat di posterior dan tengah
fasia torakolumbal dan melalui aksinya meningkatkan tegangan yang berperan seperti
gelang penopang disekitar abdomen dan tulang lumbal. Kontraksi otot TrA, OI, dan OE
meningkatkan tekanan intra-abdominal. Kontraksi TrA sendiri mendorong isi abdominal ke
atas melawan diafragma.
Kontraksi otot abdominal menghasilkan sebuah rigid cylinder yang meningkatkan
kekakuan (stiffness) dari lumbar spine. Otot rectus abdominalis dan oblique abdominal
mengaktivasi pola yang spesifik dengan berperan penting terhadap gerakan anggota gerak
bawah, sekaligus memberikan postural support sebelum anggota gerak bawah bergerak.
Oleh karena itu, kontraksi yang meningkatkan tekanan intra abdominal terjadi sebelum
inisiasi gerakan segmen yang besar pada anggota gerak atas (Hopkins,et al., 2016).

Dengan terjadinya kontraksi yang terkoordinasi dan bersamaan (co-contraction) dari


otot-otot tersebut akan memberikan rigiditas cylinder untuk menopang trunk, akibat tekanan
intradiskal berkurang dan akan mengurangi beban kerja dari otot lumbal, sehingga jaringan
tidak mudah cidera, ketegangan otot lumbal yang abnormal berkurang (Kisner, et al., 2017),
dengan terjadinya pelemasan otot diharapkan akan terjadi perbaikan muscle pump yang
berakibat meningkatkan sirkulasi darah pada jaringan otot puggung, dengan demikian suplai
makanan dan oksigen dijaringan otot menjadi lebih baik, nyeri yang ditimbulkan karena
spasme akan berkurang sehingga kemampuan atau aktifitas fungsional akan mudah untuk
dilakukan.

2.6 Senam Hamil Konvensional


2.6.1 Definisi
Senam hamil konvensional adalah senam hamil yang umum yang digunakan di rumah
sakit, Puskesmas, dan layanan kesehatan lainnya yang terdiri dari latihan pemanasan,
latihan kebugaran, latihan penguatan dan peregangan, dan latihan rileksasi.
Senam hamil adalah latihan jasmani yang bertujuan membuat elastis otot dan ligament
yang ada dipanggul, memperbaiki sikap tubuh, mengatur kontraksi dan relaksasi, serta
mengatur teknik pernapasan (Saminem, 2008).
Senam hamil adalah suatu latihan yang diberikan kepada ibu hamil agar menyiapkan
mental dan jasmani ibu hamil dalam menghadapi persalinan yang aman, lancar dan spontan.
Senam hamil merupakan suatu metode untuk mempertahankan atau memperbaiki
keseimbangan fisik ibu hamil dan merupakan latihan yang diberikan pada ibu hamil dengan
tujuan mencapai persalinan yang cepat, mudah dan aman (Maryunani, 2011).
Senam hamil merupakan latihan yang dilakukan oleh ibu hamil untuk memperoleh
keadaan prima dengan melatih dan mempertahankan kekuatan otot dinding perut dan dasar
panggul, jaringan penyangganya serta dapat memeperbaiki kedudukan janin (Kusmiyanti,
2009).
Senam hamil merupakan pelayanan prenatal efektif untuk menurunkan kecemasan ibu
hamil dalam menghadapi persalinan pertama dan efektif untuk menurunkan nyeri punggung
bawah pada trimester ketiga (Wahyuni, 2010).

2.6.2 Tujuan Senam Hamil Konvensional


Yulianti, et al., (2009), menjelaskan bahwa senam hamil memiliki tujuan penting
diantaranya :
a. Tujuan Umum

1. Dapat menjaga kondisi otot-otot dan persendian yang berperan dalam proses
mekanisme persalinan.
2. Meningkatkan kesehatan fisik dan psikis serta kepercayaan pada diri sendiri
dalam menghadapi persalinan
3. Membimbing wanita menuju suatu persalinan yang fisiologis

b. Tujuan Khusus
1. Untuk memperkuat dan mempertahankan elastisitas otot-otot dinding perut, otot-
otot dasar panggul, ligament, dan jaringan serta fasia yang berperan dalam
mekanisme persalinan.
2. Untuk membentuk sikap tubuh yang prima sehingga dapat mengatasi keluhan-
keluhan dan mengurangi sesak nafas.
3. Untuk menguasai teknik-teknik pernafasan dalam persalinan.
4. Untuk mengetahui cara melakukan kontraksi dan relaksasi yang sempurna.

2.6.3 Manfaat Senam Hamil Konvensional


Manfaat senam hamil menurut Siswosuharjo (2010), yaitu :
1. Senam hamil melatih untuk menguasai teknik pernafasan saat kehamilan
dan persalinan
2. Memperkuat dan mempertahankan otot pada bagian tubuh seperti perut, panggul,
dan paha.
3. Melatih sikap tubuh yang benar selama kehamilan.
4. Mengurangi nyeri pinggang
5. Untuk relaksasi tubuh dan mencegah timbulnya Varises, mengatasi rasa nyeri dan
bengkak pada kaki.
6. Mencegah wasir.
7. Mempersiapkan kondisi fisik yang prima saat hari persalinan tiba.
8. Mampu memberikan ketenangan batin, mengurangi kecemasan, dan menambah
rasa percaya diri ibu dalam melakukan persalinan.

2.6.4 Kontraindikasi Senam Hamil Konvensional


Menurut Wiyono (2004), ada beberapa kontra indikasi senam hamil yang harus
diperhatikan, antara lain:

1. Kontra Indikasi Absolut atau Mutlak


Bila seorang wanita hamil mempunyai penyakit jantung, penyakit paru, serviks
inkompeten, riwayat perdarahan, pervaginam pada trimester II dan III, kelainan letak
plasenta, seperti plasenta previa, preeklamsi maupun hipertensi.

2. Kontra Indikasi Relatif


Bila seorang ibu hamil menderita anemia berat, irama jantung tidak teratur, paru
bronchitis kronis, riwayat DM, obesitas, terlalu kurus, penyakit dengan riwayat operasi
tulang ortopedi, dan perokok berat.

3. Segera menghentikan senam hamil


Bila terjadi gejala perdarahan pervaginam, sesak saat senam, sakit kepala, nyeri dada,
nyeri otot, gejala kelahiran prematur, penurunan gerakan bayi intra uterin.

2.6.5 Petunjuk Melakukan Senam Hamil Konvensional


Menurut Maryunani (2011), beberapa hal penting yang harus diperhatikan
sebelum melaksanakan senam hamil yaitu :
1. Konsultasikan terlebih dahulu dengan dokter kandungan sebelum melakukan senam
hamil. Karena beberapa kondisi kehamilan yang beresiko (plasenta previa atau harus bed
rest) tidak diperbolehkan melakukan senam hamil.
2. Mulai melakukan senam hamil saat usia kehamilan 25 minggu.
3. Saat melakukan senam hamil, gunakan pakaian yang fleksibel dan nyaman.
4. Minumlah air yang cukup saat senam, selama senam, dan setelah senam hamil
untuk menghindari dehidrasi.
5. Melakukan 2x seminggu secara teratur.
6. Hentikan latihan senam hamil, apabila terjadi keluhan nyeri dibagian dada, kepala,
persendian, kesulitan untuk berjalan, sering merasakan kontraksi rahim, keluar cairan dari
alat kelamin, denyut jantung meningkat (140 / menit), dan rasa mual atau muntah.
7. Melakukan senam hamil dengan panduan dari instruktur.

2.6.6 Gerakan Senam Hamil Konvensional

a. Pemanasan
Pemanasan ini bertujuan agar otot-otot tubuh tidak kaku saat akan men- jalani latihan
inti.

1) Pengaturan Pernafasan
Sambil jalan ditempat tarik nafas dari hidung dan keluarkan lewat mulut. Saat menarik
nafas, tangan diangkat keatas, waktu membuang nafas tangan diturunkan.
2) Regang leher
Tetap jalan ditempat, pegang perut dengan kedua tangan, tunduk tegakkan kepala miring
kekanan dan kekiri serta tengok kanan kiri.
3) Putar bahu ke belakang
Dengan posisi duduk bersila, bahu diputar ke belakang dan ke depan secara bergantian.
hamil melatih untuk menguasai teknik pernafasan saat kehamilan dan persalinan

Gambar
Gerakan pada bahu (Manuaba, 2010)

4) Peregangan Otot
Duduk bersila dengan memutar badan ke kanan dan ke kiri, regang otot samping sambil
menarik satu tangan bergantian. Pada saat peregangan dipertahankan beberapa detik.
5) Peregangan lengan, punggung dan pinggang.
Dengan posisi membungkuk lempar-tarik lengan ke depan dan selanjutnya ke bawah
untuk meregang pinggang.
6) Peregangan panggul
Dengan satu kaki jinjit bergantian, rasakan peregangan panggul dan tarik dubur maupun
perut bagian bawah ke dalam.

b. Latihan kebugaran
Latihan ini bertujuan untuk memperbaiki kerja jantung, pembuluh darah dan paru dalam
mengedarkan makanan dan oksigen ke seluruh tubuh. Prinsip gerakan dalam latihan ini
adalah menggerakkan seluruh otot, terutama otot besar yang ada di kaki, punggung dan
lengan, sehingga jantung terpacu berdenyut lebih cepat dan keras, frekuensi pernafasan
meningkat dan tubuh mengeluarkan keringat.
Gerakan dasar pada latihan ini adalah jalan di tempat atau melangkahkan kaki ke depan,
belakang dan samping dengan berbagai variasi gerakan tangan dan badan.

Gambar
Variasi gerakan tangan badan dan tungkai (Nurhudriani, 2015).

c. Latihan penguatan dan peregangan


Dalam latihan ini semua otot terutama yang berperan dalam persalinan dikuatkan dan
diregang. Otot lain yang berperan dalam perbaikan postur tubuh ibu hamil juga dilatih
dalam latihan ini. Otot perut dan otot dasar panggul menjadi sasaran utama, ditambah
dengan otot leher, lengan, punggung, dan kaki. Beberapa contoh gerakannya antara lain :
1) Penguatan otot leher
Satu tangan menyangga kepala, tangan yang lain berada di belakang pinggang. Dorong
kepala ke tangan dan dorong tangan ke kepala. Lakukan bergantian dengan sisi yang lain.

2) Penguatan otot belikat


Dengan posisi tidur telentang kaitkan kedua tangan di belakang kepala. Tekan kedua
lengan ke lantai tahan beberapa detik, kemudian lemaskan. Ulangi gerakan ini beberapa
kali.

3) Penguatan otot lengan


Posisi merangkak, julurkan satu lengan ke depan setinggi bahu. Lakukan gerakan ini
bergantian kanan dan kiri.

Gambar
Gerakan Penguatan otot lengan (Nurhudhariani, 2015).

4) Penguatan otot perut


Posisi tidur telentang tarik kedua kaki mendekati perut angkat kepala dan tahan
beberapa saat untuk kemudian dikendorkan kembali. Pada saat mengangkat kepala nafas
harus ditahan.

Gambar
Gerakan penguatan otot perut (Manuaba, 2010).

5) Penguatan otot tubuh bagian atas


Posisi tidur telentang dan kedua lutut ditekuk angkat panggul sampai badan lurus
membentuk segitiga antara kedua tungkai bawah dengan lantai.

Gambar
Gerakan penguatan otot tubuh bagian atas (Nurhudhariani, 2015)
6) Penguatan Otot Punggung
Dengan posisi merangkak naik turunkan punggung secara perlahan dan berulang kali.

Gambar
Gerakan penguatan otot punggung (Nurhudhriani, 2015)

7) Penguatan otot dasar panggul


Dengan posisi duduk bersila, tekan lutut dengan kedua tangan, kemudian
bungkukkan badan.

Gambar
Penguatan otot dasar panggul (Nurhudhariani, 2015)

8) Penguatan otot kaki


Posisi duduk dengan kedua tangan menyangga di belakang badan, luruskan kaki
kemudian tarik ke depan dan ke belakang secara bergantian
dan teruskan dengan kedua kaki bersama-sama. Variasikan gerakan ini dengan gerakan
kaki ke samping maupun memutar.

Gambar
Gerakan pada kaki (Manuaba, 2010)

d. Latihan Relaksasi
Latihan relaksasi sangat bermanfaat untuk menghadapi kontraksi rahim kala I maupun
kala II. Di samping itu relaksasi juga dapat mengurangi stress ibu saat kehamilan
berlangsung. Gerakan relaksasi ini antara lain:

1. Relaksasi anggota gerak atas


Posisi tidur terlentang, angkat lengan secara perlahan disertai tarikan nafas melalui
hidung, turunkan kembali lengan dan hembuskan nafas melalui mulut.

2. Relaksasi seluruh tubuh


Posisi tidur terlentang, kontraksikan seluruh otot dan ambil nafas teratur, relaks. Bayangkan
sesuatu yang menyenangkan dan nikmatilah relaksnya tubuh.
3. Latihan Pernafasan
Latihan ini pada dasarnya untuk melatih teknik pernafasan perut (diafragma) dan
pernafasan dada. Sesuai dengan kebutuhannya untuk mengatasi nyeri selama persalinan.
a) Pernafasan perut
Posisi tidur terlentang kedua lutut ditekuk, kedua lengan di samping badan, dan relaks,
letakkan tangan kiri di atas perut. Tarik nafas dalam melalui hidung, sampai perut
menggelembung dan tangan kiri terangkat. Tahan sampai beberapa detik dan hembuskan
nafas lewat mulut. Ulangi dengan frekuensi 8 kali per menit. Teknik pernafasan ini
digunakan untuk mempercepat relaksasi, mengatasi stress dan mengatasi nyeri his palsu
maupun his permulaan kala I.
b) Pernafasan dada
Posisi tidur terlentang kedua lutut ditekuk, kedua lengan di samping badan dan relaks,
letakkan tangan di atas dada. Tarik nafas dalam melalui hidung dengan mengembangkan
dada sehingga tangan kanan terangkat. Tahan satu sampai dua detik, dan hembuskan nafas
lewat celah bibir sehingga tangan kanan turun mengikuti surutnya badan. Frekuensi yang
dianjurkan 8 kali per menit. Teknik pernafasan ini menggantikan pernafasan perut
apabila nyeri his kala I sudah cukup .

2.6.7 Efek Senam Hamil Konvensional Terhadap Kemampuan


Fungsional Ibu Hamil
Nyeri pinggang merupakan masalah yang sering terjadi pada masa kehamilan. Nyeri
pinggang muncul akibat perpaduan dari peningkatan hormon relaxin dan progesteron serta
perubahan anatomis dan fisiologis tubuh wanita selama kehamilan. Keluhan nyeri yang
terjadi akan mempengaruhi kemampuan fungsional ibu hamil. Aktivitas fisik seperti
berjalan, berdiri lama, bepergian, aktivitas seks dan saat tidur sangat mempengeruhi derajat
gangguan fungsional.
Salah satu mekanisme yang sering muncul adalah adanya faktor mekanik seiring
bertambahnya berat badan selama kehamilan yang meningkatkan diameter sagital dan
perubahan titik gravitasi tubuh yang semakin anterior dapat meningkatkan stress pada
tulang belakang. Selain itu respon dari discus intervertebral pada saat terjadi kompresi
tulang belakang setelah wanita hamil melakukan aktivitas, yang menyebabkan lamanya
nyeri pinggang teratasi. Jika nyeri pinggang tidak segera diatasi, ini bisa mengakibatkan
nyeri pinggang jangka panjang, meningkatkan kecenderungan nyeri pinggang pascapartum
dan nyeri pinggang kronis yang akan lebih sulit untuk diobati atau disembuhkan.
Senam hamil dapat meringankan keluhan nyeri pinggang yang dirasakan oleh ibu hamil
karena didalam senam hamil terdapat gerakan yang dapat memperkuat otot abdomen.
Fungsi penting dari otot abdomen yaitu kontrol pelvis saat menengadah. Ketika ligamen
di sekitar pelvis meregang dan tidak lagi memberikan topangan yang kuat kepada sendi
maka otot abdomen menjadi garis pertahanan kedua membantu mencegah regangan yang
berlebihan pada ligamen pelvis. Regangan yang berlebihan pada pelvis dan melemahnya
otot abdomen dapat menyebabkan nyeri pinggang. Untuk itu perlu dilakukan latihan ini
guna mempertahankan kekuatan otot abdomen yang baik (Myles, 2009).
Sejalan dengan bertambahnya berat badan secara bertahap selama kehamilan mengubah
postur tubuh sehingga pusat gravitasi tubuh bergeser ke depan. Ada kecenderungan bagi
otot punggung untuk memendek jika otot abdomen meregang sehingga dapat menyebabkan
ketidakseimbangan otot disekitar pelvis dan regangan tambahan dapat dirasakan di atas
ligamen tersebut. Senam hamil terutama pada gerakan latihan otot transversus dapat melatih
tonus otot abdomen transversal bagian dalam yang merupakan penopang postural utama dari
tulang belakang. Begitu juga latihan dasar pelvis, gerakan ini dapat mempertahankan tonus
otot sehingga dapat tetap berfungsi dengan baik.
Senam hamil perlu diajarkan pada masa antenatal untuk memastikan kembalinya bentuk
otot ke bentuk normal pascanatal dengan cepat, kemampuan mengejan yang efektif saat
persalinan dan mengurangi nyeri pinggang selama kehamilan.
DAFTAR PUSTAKA

http://dr-suparyanto.blogspot.com/2011/08/kehamilan-fisiologis.html?m=1

http://eprints.undip.ac.id/55478/3/
Nisa_Ayu_Thayalisha_Hadi_22010113130148_Lap.KTI_Bab2.pdf

https://www.google.com/amp/s/www.popmama.com/amp/pregnancy/second-trimester/
annas/perubahan-fisiologis-pada-ibu-hamil

https://www.slideshare.net/mobile/ega_costa/fisiologi-kehamilan

https://www.google.com/amp/s/ulyadays.com/fisiologi-kehamilan/amp/

https://www.academia.edu/6043923/FISIOLOGI_KEHAMILAN

https://www.academia.edu/28136774/BAB_II__Fisiologi_Kehamilan

https://www.academia.edu/42638596/Anatomi_fisiologi_kehamilan?auto=download.

Anda mungkin juga menyukai