Anda di halaman 1dari 30

PEREKONOMIAN INDONESIA

MATERI BAB I
Pendahuluan Ilmu Perekonomian Indonesia
Dosen Pengampu: Dr. Ida Bagus Putu Purbadharmaja, S.E., M.E

Oleh Kelompok I :

Ni Wayan Wahyu Kusumaningsih 1506305042/05

Luh Ayu Marsita Dewi 1506305054/07

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS UDAYANA

2016

1
DAFTAR ISI
PENDAHULUAN PEREKONOMIAN INDONESIA .................................................... 2

1.1 Apakah Perekonomian Indonesia itu ? ............................................................ 2

1.1.1 Ilmu Ekonomi, Ilmu Ekonomi Pembangunan dan Perekonomian Indonesi 2

1.1.2 Hakikat dari (Ilmu) Perekonomian Indonesia ............................................. 2

1.1.3 Perekonomian sebagai Sistem Sosial: Tuntutan untuk Melangkah Lebih


Jauh dari Ilmu Ekonomi Sederhana ................................................................... 4

1.1.4 Isu Mengenai Perkembangan Ilmu Ekonomi ............................................. 5

1.2 Arti Nilai dalam Perekonomian Indonesia ........................................................ 6

1.3 Perekonomian Indonesia sebagai Ilmu berdiri Sendiri .................................... 8

1.4 Periodisasi Perekonomian di Indonesia ........................................................... 9

1.4.1 Sistem ekonomi ........................................................................................ 9

1.4.2 Periodisasi Ekonomi Indonesia ............................................................... 11

1.4.3 Penerapan Ekonomi Kerakyatan di Indonesia ........................................ 15

1.5 Indikator Geografi, Sosial, dan Ekonomi ................................................... 18

1.5.1 Indikator Geografi Sosial, dan Ekonomi Indonesia .................................. 18

1.5.2 Kinerja Indonesia Dibandingkan Negara Lain ......................................... 24

1.5.3 Wacana Mengenai Tantangan ALKI dalam Mewujudkan Citacita

Indonesia sebagai Poros Maritim Dunia ........................................................... 25

1.6 Kesimpulan ................................................................................................... 27

DAFTAR PUSTAKA................................................................................................ 28

1
BAB I

PENDAHULUAN PEREKONOMIAN INDONESIA

1.1 Apakah Perekonomian Indonesia itu ?

1.1.1 Ilmu Ekonomi, Ilmu Ekonomi Pembangunan dan Perekonomian Indonesia


Secara umum, ilmu ekonomi pembangunan merupakan bidang studi yang
berdiri sendiri.Ia bahkan mampu mengembangkan identitas analitas dan
metodologinya sendiri yang khas dengan pesat. Ilmu ekonomi pembangunan jelas
tidak sama dengan ilmu ekonomi yang banyak dianut di negara-negara kapitalis
maju (yakni ilmu ekonomi neoklasik modern). Ia juga tidak bisa disamakan dengan
ilmu ekonomi yang dahulu dianut oleh negara-negara sosialis (yakni ilmu ekonomi
komando atau ilmu ekonomi ala Marxis). Ia adalah ilmu ekonomi khusus mengenai
negara-negara dunia ketiga yang rata-rata masih miskin dan terbelakang, yang
memiliki aneka orientasi ideologi, latar belakang budaya yang beragam, dan
masalah-masalah ekonomi yang sangat kompleks yang semuanya menuntut satu
pemikiran dan pendekatan baru.

Sama seperti ekonomi pembangunan, studi mengenai Perekonomian


Indonesia secara umum merupakan bidang studi yang berdiri sendiri.Ia bahkan
mampu mengembangkan identitas analitis dan metodeloginya sendiri yang khas
dengan pesat. Ia adalah ilmu ekonomi khusus mengenai Indonesia yang boleh
dikatakan masih sedang berkembang, yang memiliki aneka orientasi ideologi (sosial-
pasar/kaptalis, nasionalis agama), latar belakang budaya yang beragam (Bali, Jawa,
Islam- Katolik), dan masalah-masalah ekonomi yang sangat kompleks yang
semuanya menuntut satu pemikiran dan pendekatan baru.

1.1.2 Hakikat dari (Ilmu) Perekonomian Indonesia


Ilmu Ekonomi Tradisional (tradisional economics) memusatkan perhatiannya
pada alokasi termurah dan paling efisien atas segenap sumber daya yang langka

2
serta upaya-upaya untuk memanfaatkan pertumbuhan optimal sumber-sumber daya
tersebut dari waktu ke waktu agar dapat menghasilkan beragam barang dan jasa
yang terus berkembang. Ilmu ekonomi neoklasik tradisional berkutat dengan dunia
kapitalis maju dalam pasar sempurna, kedaulatan konsumen, penyesuaian harga
otomatis, pengambilan keputusan atas dasar perhitungan marginal, laba swasta dan
kepuasan (utility), serta pentingnya keseimbangan atau ekuilibrium di semua pasar
produk dan sumber daya.Aliran ini mengasumsikan adanya rasiolitas ekonomi di
kalangan para pelaku ekonomi. Artinya mereka akan senantiasa mendasarkan
tindakan dan pilihannya pada perhitungan untung dan rugi. Mereka juga
diilustrasikan memiliki atau menganut orientasi materialistis (mengutamakan
pemuasan atau pengejaran materi), bersifat individualistis, dan selalu
mengutamakan kebutuhan atau kepentingannya sendiri dalam setiap proses
pembuatan keputusan ekonomi.

Cakupan ekonomi politik (political economy) lebih luas dari jangkauan ilmu
ekonomi tradisional. Fokus khususnya antara lain adalah proses-proses sosial dan
kelembagaan yang digunakan oleh kelompok-kelompok elit ekonomi dan politik
untuk mempengaruhi pengalokasian sumber-sumber daya produktif yang
persediaannya selalu terbatas(langka), sekarang atau di masa yang akan datang,
baik secara khusus untuk kepentingan sendiri atau kelompok maupun secara umum
untuk memenuhi kebutuhan masyarakat yang lebih luas. Dengan demikian, ilmu
ekonomi politik itu pada intinya membahas kaitan antara politik dan ekonomi, yan
penekanan secara khusus pada peran kekuasaan dalam pengambilan keputusan
ekonomi.

Sedangkan ilmu ekonomi pembangunan, memiliki cakupan yang lebih luas


lagi. Selain memperhatikan masalah efisiensi alokasi sumber daya produktif yang
langka (atau yang belum terpakai) secara efisien serta keberlangsungan
pertumbuhan sumber daya itu di masa depan, ekonomi pembangunan juga memberi
perhatian pada mekanisme-mekanisme ekonomi, sosial, politik, dan kelembagaan
baik yang terkandung dalam sektor swasta maupun yang terdapat pada sektor
publik. Semua mekanisme ini sangat diperlukan demi terciptanya satu perbaikan

3
standar hidup secara cepat (paling tidak menurut standar historis) dan berskala luas
bagi masyarakat yang selama ini masih terus bergulat dengan masalah-masalah
kemiskinan, buta huruf, dan bahkan kelaparan.Berbeda dengan di negara-negara
maju, sebagian besar pasar komoditi dan sumber daya di negara berkembang pada
umumnya sangat tidak sempurna, pihak produsen maupun pihak konsumen sama-
sama tidak memiliki informasi pasar yang memadai.

Krisis ekonomi global yang melanda sebagian besar negara di dunia


termasuk Indonesia, memperlihatkan bahwa keseimbangan dalam perekonomian
suatu negara tidak bisa dengan hanya mengandalkan sektor swasta.Kontribusi
sektor pemerintah juga sangat dihandalkan.Terutama faktor pengeluaran
pemerintah, investasi pemerintah yang dapat menciptakan lapangan pekerjaan dan
net ekspor yang dapat meningkatkan pendapatan nasional.
(Amar Syamsul, Efrizal Syofyan, Ernita Dewi. (2013). (Analisis Pertumbuhan
Ekonomi, Investasi, dan Konsumsi di Indonesia.Jurnal Kajian Ekonomi,
Januari2013, Vol.I, No. 02.)

Peran Ilmu Ekonomi pembangunan dalam hal ini adalah bagaimana ilmu
ekonomi pembangunan dapat menganalisis masalah-masalah ekonomi yang ada.
Seperti yang dijelaskan sebelumnya, ilmu ekonomi pembangunan mempunyai
ruang lingkup yang lebih luas. Ekonomi pembangunan juga memberi perhatian pada
mekanisme-mekanisme ekonomi, sosial, politik, dan kelembagaan baik yang
terkandung dalam sektor swasta maupun yang terdapat pada sektor publik. Tentu
saja hal ini akan dapat membantu Indonesia dalam terciptanya satu perbaikan
standar hidup. Krisis ekonomi juga merupakan masalah ekonomi yang pelik,
sehingga dalam hal ini ilmu ekonomi pembangunan memberi solusi masalah
tersebut baik dengan membuat kebijakan pemerintah atau dengan solusi lain.

1.1.3 Perekonomian sebagai Sistem Sosial: Tuntutan untuk Melangkah Lebih


Jauh dari Ilmu Ekonomi Sederhana
Pada dasarnya, ilmu ekonomi dan sistem ekonomi perlu dianalisis dan
diletakkan dalam konteks sistem sosial (social system) secara keseluruhan dalam

4
satu negara dan, tentu saja, dalam konteks global atau internasional.Apa yang
dimaksud sistem sosial di sini adalah hubungan-hubungan yang saling terkait antara
apa yang disebut faktor-faktor ekonomi dan faktor-faktor non-ekonomi. Termasuk
dalam faktor-faktor non ekonomi adalah sikap masyarakat dan individu dalam
memandang kehidupan (norma budaya), kerja, dan wewenang, struktur administrasi,
hukum dan birokrasi dalam sektor pemerintah/publik maupun swasta, pola-pola
kekerabatan dan agama, tradisi budaya, sistem kepemilikan tanah, wewenang dan
interitas instansi pemerintah, tingkat partisipasi masyarakat dalam perumusan
keputusan dan kegiatan pembangunan, serta keluwesan atau kekakuan stratifikasi
(pola-pola kelas) ekonomi dan sosial. Tentu saja faktor-faktor tersebut sangat
berlainan untuk kawasan yang satu dengan yang lain, dan dari sistem budaya serta
sosial yang satu dengan yang lain. Di tingkat internasional, kita juga harus
memperhatikan struktur organisasi atau aturan-aturan main dalam perekonomian
global yang bersifat khas(karena memiliki karakteristik tersendiri). Hal ini kian
penting seiring dengan semakin meluasnya pola perekonomian pasar dan pesatnya
globalisasi perdagangan, keuangan, teknologi, dan migrasi tenaga kerja antar
negara.

Banyak kegagalan kebijakan pembangunan yang disebabkan oleh variabel-


variabel non ekonomi tersebut (misalnya masih berlakunya sistem hak milik
tradisional dalam mengalokasikan sumber-sumber daya dan distribusi pendapatan
atau masih kuatnya pengaruh ajaran atau kriteria agama terhadap upaya
modernisasi dan masalah penduduk yang hendak diatasi dengan program keluarga
berencana), yang secara sengaja atau tidak, seringkali terabaikan dari analisis dan
perencanaan program yang bersangkutan.

1.1.4 Isu Mengenai Perkembangan Ilmu Ekonomi


Belakangan ini, ilmu ekonomi sudah dikembangkan kearah yang lebih
maju.Dimana dalam hal ini dapat dibuktikan dengan adanya penemuan baru ilmu
yang dapat menganalisis fluktuasi harga saham yang disebut Ekonofisika.Evolusi
ilmu sosial yang dengan semangat interdisiplinaritas pada dasarnya telah dimulai
sejak lama sekali. Ketika peraih Nobel Ekonomi 1990, Harry Markowitz ditanya

5
komentarnya tentang tren penelitian ekonofisika, ia menekankan bahwa simulasi
mikroskopik pasar merupakan analisis yang penting dalam ekonomi dan keuangan
sehingga wajar banyak ilmuwan dari luar disiplin ilmu ekonomi yang tertarik
memberikan kontribusinya dalam bidang ekonomi, begitu pula dengan terjunnya
fisikawan dalam memberikan sumbangan pemikiran pada ekonomi, ia menganggap
bukanlah sebagai hal yang baru.

Salah satu konsep umum penting dalam ilmu ekonomi yang dikembangkan
dari fisika, yaitu Gerak Acak.Konsep ini pertama kali dibahas oleh Bachelier di tahun
1900.Bachelier tertarik untuk memodelkan fluktuasi harga dalam pasar
keuangan.Kemudian di tahun 1905, Albert Einstein membangun model matematis
untuk gerak tak beraturan pada partikel koloid (gerak Brown dalam fisika) yang
kemudian dibuat lebih ketat oleh Wiener. Model inilah yang dikembangkan kemudian
sehingga menjadi aturan penting dalam teori dan aplikasi proses stokastik, yang
salah satunya dipakai dalam ekonomi keuangan.

1.2 Arti Nilai dalam Perekonomian Indonesia


Pada dasarnya Perekonomian Indonesia adalah ilmu pengetahuan sosial,
ilmu yang menyoroti manusia serta sistem-sistem sosial dan mengorganisasikan
aktivitas-aktivitas yang dilakukan manusia, dalam rangka memenuhi berbagai
kebutuhan yang mendasar (pangan, papan, dan sandang) dan untuk memenuhi
keinginan-keinginan yang bersifat bukan materi (seperti pendidikan, pengetahuan,
dan pemuasan spiritual). Yang ada dalam ilmu ekonomi (dan perekonomian
Indonesia) hanyalah kecenderungan, dan hal itupun terus berubah-ubah dan
bervariasi antar wilayah dan budaya yang satu dengan yang lain, dan pada satu
waktu tertentu dibandingkan dengan waktu yang lain.

Konsep-konsep pada perekonomian Indonesia dan modernisasi, baik secara


implisit maupun eksplisit, senantiasa mengandung premis-premis nilai.Nilai yaitu
sesuatu yang menjadi pijakan kita untuk menentukan hal-hal yang baik dan yang
buruk. Konsep atau tujuan yang luhur dalam proses pembangunan ekonomi pada
umumnya dan perekonomian pada khususnya seperti pemerataan ekonomi dan
sosial pemberantasan kemiskinan, modernisasi kelembagaan, partisipasi politik dan

6
ekonomi, pengakuan dan pemeliharaan demokrasi, pembinaan kemandirian usaha,
dan pemenuhan kepuasan perorangan, seluruhnya bertolak dari pertimbangan-
pertimbangan atas nilai-nilai subjektif tentang hal-hal yang baik dan yang diinginkan,
atau hal-hal yang sebaiknya.

Dasar-dasar pemikiran (premis) berupa nilai-nilai tersebut senantiasa


merupakan bagian yang integral dari analisis dan kebijakan ekonomi.Ilmu ekonomi
(demikian juga perekonomian Indonesia) tidak dapat bebas dari tata nilai seperti imu
fisika atau kimia.Dengan demikian, validitas satu analisis ekonomi dan kebenaran
rumus-rumus ekonomi harus selalu dinilai berdasarkan asumsi-asumsi yang
mendasarinya atau dari premis-premis tata nilainya. Begitu satu masyarakat atau
paling tidak para pembuat kebijakan, telah menyepakati serangkaian nilai tertentu,
maka tujuan-tujuan pembangunan ekonomi yang spesifik (seperti upaya
meningkatkan pemerataan distribusi pendapatan) dan kebijakan pemerintah yang
sejalan dengan itu (misalnya pengenaan pajak yang lebih besar dari bagi mereka
yang berpendapatan lebih tinggi), selain akan didasarkan pada analisis-analisis
teoritis dan kuantitatif yang objektif, tidak akan pernah lepas dari nilai-nilai yang
telah disepakati tadi.

Contoh lain yang dapat dipaparkan misalnya peran dan kebijakan moneter
dalam mengatasi inflasi. Peran dan kebijakan moneter akan berbanding terbalik
dengan kebijakan pemerintah. Suatu sisi yang harus menjaga suatu perekonomian
agar berjalan dengan baik dan berkesinambungan serta mampu berjalan sesuai
dengan arah pembangunan. Suatu kondisi inflasi yang sangat besar, ketika jumlah
uang beredar, tentunya stabilitas moneter harus dijaga secara maksimal dengan
menyerap uang dari masyarakat dengan mengadakan kebijakan menaikan tingkat
suku bunga agar terserap dana dari masyarakat, sebaliknya ketika keadaan lagi
deflasi, kelesuan dari perekonomian, Bank Indonesia, melakukan kebijakan untuk
menyebarkan uang di masyarakat, dengan cara menurunkan tingkat suku bunga,
agar sektor riilbergerak secara baik. Pentingnya kebijakan moneter ini, merupakan
stimulus yang berharga bagi perekonomian.

7
(Maya Putra M. Umar.(2015). Peran dan Kebijakan Moneter Terhadap
Perekonomian Sumatera Utara.Jurnal Wira Ekonomi Mikroskil Volume 5, Nomor 01,
Oktober 2015.)

Seperti yang kita ketahui, bahwasanya kebijakan moneter sudah diterapkan


Indonesia untuk mengatasi inflasi.Tentu saja sebelum diterapkan kebijakan tersebut
sudah dianalisis terebih dahulu seperti menganalisis asumsi-asumsi yang
mendasarinya atau dari premis-premis tata nilainya agar kedepannya suatu masalah
ekonomi seperti inflasi dapat diatasi dengan menerapkan kebijakan moneter
tersebut.

1.3 Perekonomian Indonesia sebagai Ilmu berdiri Sendiri


Perekonomian Indonesia dan ekonomi pembangunan pada umumnya
menganggap penting mekanisme yang membuat keluarga, daerah dan seluruh
bangsa terperangkap dalam kemiskinan, dan juga strategi yang paling efektif untuk
dapat melepaskan diri dari perangkap tersebut.Perekonomian Indonesia seperti ilmu
ekonomi pembangunan pada umumnya juga mengakui manfaat peranan pemerintah
yang lebih besar dan berbagai tingkatan perumusan atau perencanaan Keputusan
ekonomi serta pelaksanaannya secara terorganisir demi mengarah kepada
transformasi ekonomi yang diinginkan. Keberhasilan transformasi itu sendiri diakui
sebagai elemen penting dalam keseluruhan proses dan studi perekonomian
Indonesia.

Dewasa ini (ilmu) perekonomian Indonesia merupakan satu disiplin ilmu yang
terpisah yang penuh dengan terobosan, penuh dengan berbagai penemuan data
dan teori yang baru. Teori-teori dan statistik ini kadang-kadang mendukung, tetapi
kadang-kadang menentang cara pandang tradisional mengenai dunia. Namun tujuan
akhir dari mata kuliah perekonomian Indonesia tetap, yakni untuk memungkinkan
kita lebih memahami perekonomian kita guna memudahkan upaya perbaikan
standar hidup bagi lebih dari dua ratus juta penduduk Indonesia ini.

Ilmu ekonomi berkembang terus hingga saat ini.Perkembangan ilmu ekonomi


menghasilkan teori-teori terkait dengan perilaku manusia dalam upaya pemenuhan

8
kebutuhannya. Perkembangan ilmu akan terus terjadi seiring dengan keberadaan
manusia yang selalu dihadapkan pada tantangan untuk memacu daya kreatifitasnya.
Manusia dengan kemampuan akal pikirnya, berkeinginan untuk selalu melangkah
maju. Ilmu ekonomi memberikan pemahaman tentang pendekatan ataupun tata cara
penting dalam meneliti, menganalisis, dan memecahkan masalah-masalah yang
berkaitan dengan tingkah laku atau perilaku manusia dalam upaya pemenuhan
kebutuhan manusia yang tidak terbatas dengan ketersediaan sumberdaya yang
terbatas. Konsep ilmu ekonomi tersebut seharusnya tidak dimaknai dengan suatu
anggapan bahwa akhlak dasar manusia 2 adalah bertarung dan saling
berebut.Berkaitan dengan keterbatasan sumberdaya jika dibandingkan dengan
kebutuhan manusia yang tidak terbatas, dinilai memiliki konsekuensi efisiensi.Bahwa
pelaku-pelaku ekonomi berorientasi pada efisiensi ekonomi.Efisiensi ekonomi
selayaknya dipahami sebagai suatu kewajiban moral dalam hidup, suatu kewajiban
hidup rukun dan tidak membuat pemborosan sosial.Sebab, perlu kita pahami pula
bahwa kekuatan ekonomi merupakan gabungan dari persaingan dan kerjasama.

(Zarah Puspitaningtyas, (2012), Strategi Pengembangan Ilmu Ekonomi dalam


Perspektif Filsafat Ilmu.)

Secara singkat perekonomian Indonesia adalah ekonomi pembangunan


khusus untuk wilayah Indonesia yang mempunyai cakupan lebih luas dari ilmu
ekonomi tradisional dan ekonomi politik.Di samping cakupan ilmu dalam
perekonomian Indonesia juga harus diperhatikan cakupan wilayah dan cakupan
waktu (periode).

1.4 Periodisasi Perekonomian di Indonesia

1.4.1 Sistem ekonomi


Adapun sistem ekonomi pada umumnya terdiri dari :
1) Sistem Ekonomi Kapitalis (Kapitalisme)
2) Sistem Ekonomi Sosialis (Sosialisme)
3) Sistem Ekonomi Campuran (Mixed Economy)
Berikut uraiannya :

9
1. Sistem ekonomi kapitalis. Sistem ekonomi kapitalis mempunyai ciri-ciri
antara lain:
a. Pengakuan yang luas atas hak-hak pribadi
b. Pemilikan alat-alat produksi di tangan individu
c. Inidividu bebas memilih pekerjaan/ usaha yang dipandang baik bagi
dirinya.
d. Perekonomian diatur oleh mekanisme pasar
e. Pasar berfungsi memberikan signal kepada produsen dan konsumen
dalam bentuk harga-harga.
f. Campur tangan pemerintah diusahakan sekecil mungkin
g. Motif yang menggerakkan perekonomian mencari laba
h. Manusia dipandang sebagai mahluk homo-economicus, yang selalu
mengejar kepentingan (keuntungan) sendiri.
i. Paham individualisme didasarkan materialisme, warisan zaman Yunani
Kuno
2. Sistem Ekonomi Sosialis. Pada negara yang menganut sistem sosialis,
mekanisme pengaturan aset ditandai oleh ciri-ciri antara lain:
Tidak ada pengakuan atas hak-hak pribadi (individu) dalam sistem
sosialis.
Pemerintah bertindak aktif mulai dari perencanaan, pelaksanaan
hingga tahap pengawasan.
Alat-alat produksi dan kebijaksanaan ekonomi semuanya diatur oleh
negara.
3. Sistem Ekonomi Campuran. Negara yang menganut ekonomi campuran
ditandai oleh ciri-ciri antara lain:
a. Kedua sektor ekonomi hidup berdampingan
b. Interaksi ekonomi terjadi di pasar
c. Persaingan dalam sistem campuran diperbolehkan
d. Adanya Campur Tangan Pemerintah
Pengalaman Indonesia membangun sistem ekonomi melalui eksperimen
sistem sosialis dan sistem kapitalis terbukti telah gagal. Eksperimen pertama berupa

10
sistem ekonomi sosialis (1959-66) gagal karena tidak sesuai dengan moral
Pancasila dan pluralisme bangsa, sedangkan eksperimen kedua yang demokratis
berdasar sistem kapitalisme pasar bebas (1966 1998) gagal karena paham
internasional liberalisme dan neoliberalisme makin agresif menguasai ekonomi
Indonesia. Pertanyaan yang timbul kemudian kemana arah sistem ekonomi kita
setelah tahun 1998?. Untuk menjawab pertanyaan tersebut , berikut merupakan
pemaparan mengenai periodisasi dalam ekonomi Indonesia.
(Supriyanto.(2009). Memahami Cara Bekerja Sistem Perekonomian.Jurnal
Ekonomi & Pendidikan, Volume 6 Nomor 2, November 2009).

1.4.2 Periodisasi Ekonomi Indonesia


Indikator yang paling mudah digunakan untuk memahami apakah sebuah
negara itu bercorak kapitalisme ataukah sosialisme?Adalah dengan melihat
seberapa besar pihak swasta atau pihak negara menguasai sektor ekonomi.Jika
sektor-sektor ekonomi lebih banyak dikuasai oleh pihak swasta, maka negara
tersebut cenderung bercorak kapitalisme.Sebaliknya, jika ekonomi lebih banyak
dikendalikan oleh negara, maka lebih bercorak sosialisme (Samuelson & Nordhaus,
1999).Jika menggunakan tolok ukur di atas, maka jejak kapitalisme di Indonesia
dapat ditelusuri ketika Indonesia mulai memasuki era pemerintahan Orde Baru
tepatnya dimulai sejak Maret 1966.Agar lebih jelasnya dapat dipaparkan dalam
periodisasi perekonomian Indonesiayang terbagi ke dalam 4 periode yakni :
1. Perekonomian Indonesia pada masa Penjajahan Belanda
Periode ekonomi Indonesia ini dimulai ketika VOC yaitu salah satu
perusahaan swasta besar Belanda mulai masuk ke Indonesia dan berakhir
setelah Indonesia merdeka yaitu tanggal 17 Agustus 1945.Perekonomian
Indonesia pada saat ini tidak banyak berbeda dengan masa kerajaan
sebelumnya dan juga perekonomian di Eropa.Sistem ekonomi yang dianut
Indonesia pada masa ini juga lebih mengarah pada sisem pasar dimana
campur tangan pemerintah yang sangat minimal. Meskipun di Eropa pada
saat itu sudah mengalami revolusi industri yakni pada akhir periode, akan
tetapi di Indonesia sendiri masih lebih ke sektor pertanian dan perkebunan.
Sehingga nasib Indonesia dari segi perekonomian sangat jauh terbelakang

11
dibanding dengan negara lainnya.Kemudian, dari sektor perbankan sendiri
Indonesia mempunyai bank yang lebih mengarah pada bank khusus.
Misalnya dibidang perkebunan, maka akan ada bank perkebunan.
2. Perekonomian Indonesia pada masa Orde Lama
Periode ini dimulai sejak proklamasi kemerdekaan sampai dengan
jatuhnya presiden Sukarno pada tahun 1965. Periodisasi Ekonomi Orde lama
di Indonesia ditandai dengan dengan adanya defisit saldo Neraca
Pembayaran dan defisit keuangan pemerintah yang sangat besar, kegiatan
produksi di sektor pertanian dan sektor industri manufaktur praktis terhenti;
tingkat inflasi yang sangat tinggi, sehingga mencapai lebih dari 500 persen
setahun menjelang akhir periode ini(orde lama). Hal ini disebabkan oleh
beberapa faktor diantarnya adalah pendudukan jepang, Perang Dunia II,
perang revolusi, dan manajemen ekonomi makro yang jelek.Pemicu utama
buruknya perekonomian Indonesia pada masa orde lama yakni sistem
politik.Akibat terlalu banyaknya partai politik dan semuanya ingin berkuasa,
sering terjadi konflik antar partai.Waktu yang sangat pendek ini disertai
dengan banyaknya keributan internal di dalam kabinet yang pada akhirnya
tidak memberi kesempatan maupun waktu yang tenang bagi pemerintah
yang berkuasa untuk memikirkan bersama masalah ekonomi yang ada pada
waktu itu. Berbeda dengan masa pemerintahan Belanda saat itu, Indonesia
memiliki laju pertumbuhan ekonomi yang cukup baik dengan tingkat inflasi
yang sangat rendah dan stabil .Hal ini disebabkan oleh tingkat upah dan
komponen-komponen lainnya dari biaya produksi yang juga masih stabil,
tingkat efisiensi yang tinggi, dan nilai mata uang yang stabil.
Disamping situasi politik yang memburuk pada periode ini, hal lain
yang membuat buruknya perekonomian Indonesia pada pemerintahan orde
lama juga disebabkan oleh keterbatasan faktor-faktor produksi, contoh :
orang orang dengan tingkat kewirausahaan dan kapabiltitas yang tinggi
yang nantinya akan membantu pemerintah dalam menyusun rencana dan
strategi pembangunan yang baik.

12
Dimulai dengan situasi politik sekitar 1950, pada saat mana keadaan
keuangan Indonesia makin memburuk, inflasi sangat tinggi dan
dilaksanakanlah kebijakan moneter yang sangat drastis, yakni sanering.
Sanering adalah pengguntingan uang rupiah, setengah lembar diganti
dengan uang baru dan dikembalikanlah kepada pemiliknya dan setengahnya
ditukarkan dengan obligasi Negara.Namun pada akhirnya, usaha ini pun sia-
sia saja karena perekonomian Indonesia makin memburuk saja.Dengan
keadaan perekonomian Indonesia pada waktu itu, peran koperasi dan
pemerintah mencapai 90 persen.
3. Perekonomian Indonesia pada masa Orde Baru
Tepatnya sejak bulan Maret 1966 Indonesia memasuki pemerintahan
Orde baru.Orientasi pemerintahan Orba sangat bertolak belakang dengan
era sebelumnya.Kebijakan Orba lebih berpihak kepada Barat dan menjauhi
ideologi komunis. Menjelang awal tahun 1970-an atas kerja sama dengan
Bank Dunia, Dana Moneter Internasional (IMF), Bank Pembangunan Asia
(ADB) dibentuk suatu konsorsium Inter- Government Group on Indonesia
(IGGI) yang terdiri atas sejumlah negara industri maju termasuk Jepang
untuk membiayai pembangunan di Indonesia. Saat itulah Indonesia dianggap
telah menggeser sistem ekonominya dari sosialisme lebih ke arah
semikapitalisme (Tambunan, 1998).
Memasuki periode akhir 1980-an dan awal 1990-an sistem ekonomi
di Indonesia terus mengalami pergeseran. Menilik kebijakan yang banyak
ditempuh pemerintah, dapat disimpulkan bahwa ada sebuah mainstream
sistem ekonomi telah dipilih atau telah dipaksakan kepada negara kita. Isu-
isu ekonomi politik banyak dibawa ke arah libelarisasi ekonomi, baik
libelarisasi sektor keuangan, sektor industri maupun sektor perdagangan.
Sektor swasta diharapkan berperan lebih besar karena pemerintah dianggap
telah gagal dalam mengalokasikan sumberdaya ekonomi untuk menjaga
kesinambungan pertumbuhan ekonomi, baik yang berasal dari eksploitasi
sumberdaya alam maupun hutang luar negeri (Rachbini , 2001). Kebijakan
Pakto 88, Pakdes 88 dan Pakjan 90 (yang berisi deregulasi di sektor

13
perbankan dan pasar modal) dapat dianggap sebagai titik tonggak kebijakan
libelarisasi ekonomi di Indonesia. Menjamurnya industri perbankan di
Indonesia, yang selanjutnya diikuti dengan terjadinya transaksi hutang luar
negeri perusahaan-perusahaan swasta yang sangat pesat, mewarnai
percaturan ekonomi Indonesia saat itu.
Masa pembangunan ekonomi Orde Baru-pun akhirnya
berakhir.Kegagalan dari pembangunan ekonomi Orba ditandai dengan
meledaknya krisis moneter, yang diikuti dengan ambruknya seluruh sendi-
sendi perekonomian Indonesia sehingga menjadi suatu krisis
multidimensional.
4. Perekonomian Indonesia pada masa Setelah Orde Baru
Perekonomian periode yang dicakup oleh masa ini adalah setelah
jatuhnya Pemerintahan Suharto sampai sekarang.Setelah krisis moneter
1997 dan memasuki era reformasi, ternyata kebijakan perekonomian
Indonesia tidak bergeser sedikitpun dari pola sebelumnya.Bahkan semakin
liberal.Dengan mengikuti garis-garis yang telah ditentukan oleh IMF,
Indonesia benar-benar telah menuju libelarisasi ekonomi. Kenyataan
menurut Triono (2001) ini dapat diukur dari beberapa indikator utama, yaitu:
1. Dihapuskannya berbagai subsidi dari pemerintah untuk komoditi strategis
secara bertahap.
2. Nilai kurs rupiah diambangkan secara bebas (floating rate).
3. Privatisasi BUMN. Salah satu ciri ekonomi yang liberal adalah semakin
kecilnya peran pemerintah dalam bidang ekonomi, termasuk didalamnya
adalah kepemilikan asset-asset produksi.
4. Peran serta pemerintah Indonesia dalam kancah WTO dan perjanjian GATT.
Pada periode ini, semua hutang kepada IMF dibayar kembali, namun
muncul hutang di dalam negeri yang juga tidak kalah besarnya.Tekanan
perekonomian tidak terlalu bergantung pada konsep dan bantuan luar negeri
dan agar pemerintah lebih memperhatikan dan memberi bantuan kepada
pengusaha kecil dan menengah, maka muncullah Sistem Ekonomi
Kerakyatan.

14
1.4.3 Penerapan Ekonomi Kerakyatan di Indonesia
Ekonomi kerakyatan adalah sistem ekonomi yang berbasis pada
kekuatan ekonomi rakyat. Ekonomi rakyat sendiri berarti sebuah kegiatan
ekonomi atau usaha yang dilakukan oleh rakyat kebanyakan atau mayoritas
yang dengan secara swadaya mengelola sumberdaya ekonomi apa saja
yang dapat diusahakan dan dikuasainya. Selanjutnya, kegiatan ini disebut
sebagai Usaha Kecil dan Menegah (UKM) yang ditujukan untuk memenuhi
kebutuhan dasar. Untuk pemaparan lebih jelasanya sebagai berikut :
Gagasan ekonomi kerakyatan dikembangkan sebagai upaya alternatif
dari para ahli ekonomi Indonesia untuk menjawab kegagalan yang dialami
oleh negara-negara berkembang termasuk Indonesia dalam menerapkan
teori pertumbuhan. Penerapan teori yang telah membawa kesuksesan di
negara-negara kawasan Eropa itu ternyata telah menimbulkan kenyataan lain
di sejumlah bangsa yang berbeda. Bahkan di kebanyakan negara-negara
yang sedang berkembang, teori pertumbuhan justru menimbulkan
kesenjangan sosial ekonomi yang semakin melebar.Oleh karena itu, pada
akhirnya ahli ekonomi Indonesia berusaha mengembangkan berbagai
alternatif konsep pembangunan yang bertumpu pada
pertumbuhan.Pertumbuhan ekonomi tetap merupakan pertimbangan
prioritas, tetapi pelaksanaannya harus serasi dengan pembangunan nasional
yang berintikan pada manusia, tanpa harus mengorbankan kepentingan
manusia atau masyarakat lainnya.Dari pernyataan tersebut jelas sekali
bahwa konsep ekonomi kerakyatan dikembangkan sebagai upaya untuk lebih
mengedepankan masyarakat. Dengan kata lain, konsep ekonomi kerakyatan
dilakukan sebagai sebuah strategi untuk membangun kesejahteraan dengan
lebih mengutamakan pemberdayaan masyarakat. Dapat ditegaskan bahwa
tujuan utama penyelenggaraan sistem ekonomi kerakyatan pada dasarnya
adalah untuk mewujudkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia
melalui peningkatan kemampuan masyarakat dalam mengendalikan jalannya
roda perekonomian.
a. Sasaran Pokok Ekonomi Kerakyatan

15
Bila tujuan utama ekonomi kerakyatan itu dijabarkan lebih lanjut,
maka sasaran pokok ekonomi kerakyatan dalam garis besarnya meliputi lima
hal berikut :
1. Tersedianya peluang kerja dan penghidupan yang layak bagi seluruh
anggota masyarakat.
2. Terselenggaranya sistem jaminan sosial bagi anggota masyarakat yang
membutuhkan, terutama fakir miskin dan anak-anak terlantar
3. Terdistribusikannya kepemilikan modal material secara relatif merata di
antara anggota masyarakat.
4. Terselenggaranya pendidikan nasional secara cuma-cuma bagi setiap
anggota masyarakat.
5. Terjaminnya kemerdekaan setiap anggota masyarakat untuk mendirikan dan
menjadi anggota serikat-serikat ekonomi.
b. Prinsip Dasar Ekonomi Kerakyatan dan Peran Negara. Tiga prinsip
dasar ekonomi kerakyatan adalah sebagai berikut:
1. Perekonomian disusun sebagai usaha bersama berdasar atas azas
kekeluargaan,
2. Cabang-cabang produksi yang penting bagi negara dan yang menguasai
hajat hidup orang banyak dikuasai oleh negara, dan
3. Bumi, air, dan segala kekayaan yang terkandung didalamnya dikuasai oleh
negara dan dipergunakan bagi sebesar-besarnya kemakmuran rakyat.
Berdasarkan ketiga prinsip tersebut dapat dilihat betapa sangat besarnya
peran negara dalam sistem ekonomi kerakyatan. Sebagaimana dilengkapi
oleh Pasal 27 ayat 2 dan Pasal 34.
Adapun peran negara dalam sistem ekonomi kerakyatan antara lain meliputi
lima hal sebagai berikut:
a. Mengembangkan koperasi,
b. Mengembangkan BUMN,
c. Memastikan pemanfaatan bumi, air, dan segala kekayaan yang terkandung
didalamnyabagi sebesar-besarnya kemakmuran rakyat,

16
d. Memenuhi hak setiap warga negara untuk mendapatkan pekerjaan dan
penghidupanyang layak, dan
e. Memelihara fakir miskin serta anak terlantar.
c. Pilar-pilar Ekonomi Kerakyatan.
Peranan vital negara (pemerintah).Peranan negara tidak hanya terbatas
sebagai pengatur jalannya roda perekonomian saja, tetapi juga turut menjamin
kemakmuran masyarakat dan mencegah terjadinya penindasan masyarakat
oleh segelintir orang yang berkuasa.
1. Efisiensi ekonomi berdasar atas keadilan, partisipasi, dan keberlanjutan.
Tidak benar jika dikatakan bahwa sistem ekonomi kerakyatan cenderung
mengabaikan efisiensi dan bersifat anti pasar.
2. Mekanisme alokasi melalui perencanaan pemerintah, mekanisme pasar, dan
kerjasama (kooperasi). Mekanisme alokasi dalam sistem ekonomi
kerakyatan, kecuali untuk cabang-cabang produksi yang penting bagi
negara dan yang menguasai hajat hidup orang banyak, tetap di dasarkan
atas mekanisme pasar dan atau koperasi. Mekanisme pasar dan koperasi
dapat diibaratkan seperti dua sisi dari sekeping mata uang yang sama dalam
mekanisme alokasi sistem ekonomi kerakyatan.
3. Pemerataan penguasaan faktor produksi. Proses sistematis untuk
mendemokratisasikan penguasaan faktor-faktor produksi atau peningkatan
kedaulatan ekonomi rakyat inilah yang menjadi substansi sistem ekonomi
kerakyatan.
4. Pola hubungan produksi kemitraan, bukan buruh-majikan.
d. Keunggulan dan Kelemahan Ekonomi Kerakyatan
Keunggulan :
1. Terlindunginya rakyat banyak dari persaingan yang tidak seimbang dengan
para pemilik modal besar,
2. Lebih mampu untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat banyak,
3. Memperkecil kesenjangan antara si Kaya dengan si Miskin, dan
4. Menciptakan hubungan sinergis antara Pemilik Modal Besar dengan
Masyarakat banyak sebagai mitra kerjanya.

17
Kelemahan Ekonomi Kerakyatan adalah kurang diminati para pemilik modal
besar karena keuntungan mereka perlu berbagi yang lebih proporsional dengan
masyarakat banyak.
Negara sedang berkembang seperti Indonesia sangat sesuai menerapkan
prinsip ekonomi kerakyatan.Prinsip ini sejalan dengan amanat para pejuang dan
pendahulu / pelopor negeri ini yang dituangkan mereka dalam UUD 1945. Lalu,
Mengapa kita sebaiknya menerapkan Ekonom Kerakyatan ini?. Negara Indonesia
saat ini didominasi oleh rakyat yang hampir separuhnya dalam kondisi miskin
seperti yang diungkapkan World Bank, yaitu jumlah rakyat miskin di Indonesia
sebesar 115 juta orang pada tahun 2008. Jumlah ini sangat banyak dan berpotensi
memicu permasalahan kecemburuan ekonomi dan sosial.Jumlah rakyat miskin
yang banyak tersebut tentu saja memerlukan peran yang lebih aktif dari
pemerintah dalam menyelamatkan mereka dari kemiskinan dan sekaligus peran
dalam mensejahterakan mereka. Jika pemerintah menerapkan sistem ekonomi
liberal, maka akan menyebabkan kesempatan bersaing yang seimbang makin
tertutup dan justru akan memperbesar jumlah masyarakan miskin, selain
memperlebar kesenjangan ekonomi dan sosial. Akan tetapi, apabila pemerintah
memilih menerapkan ekonomi kerakyatan, maka akan membuka kesempatan yang
lebih banyak kepada masyarakat kecil untuk turut berpartisipasi seluas-luasnya
dalam pembangunan ekonomi tersebut, sehingga memperbesar kesempatan bagi
masyarakat untuk memperoleh penghasilan yang lebih layak dan menjadi lebih
sejahtera.
(Artha Malau Natalia. (2016). Ekonomi Kerakyatan Sebagai Paradigma dan
Strategi Baru Dalam Pembangunan Ekonomi Indonesia.Jurnal Ilmiah Research
Sains VoL.2 No.1 Januari 2016)

1.5 Indikator Geografi, Sosial, dan Ekonomi

1.5.1 Indikator Geografi Sosial, dan Ekonomi Indonesia


a. Ibukota :Jakarta
b. Luas wilayah :1.913.578,58 Km2 (Tahun 2015)

18
Tabel 1.5.1.1 Luas Wilayah Inoenesia

19
Tabel 1.5.1.1 Luas Wilayah Indonesia

Sumber :Web Badan Pusat Statistik pada www.bps.go.id

Berdasarakan data tersebut pada tahun 2015 Indonesia memiliki luas


wilayah kurang lebih 1.913.578,68 (100%). Selain itu, Indonesia memiliki
jumlah pulau sebanyak 17.504.

c. Jumlah penduduk : 258.704.986 Orang (Tahun 2016)

20
Tabel 1.5.1.2 Jumlah Penduduk Indonesia Berdasarkan Hasil Sensus
2010

Sumber : Web Badan Pusat Statistik pada www.bps.go.id

Berdasarkan diagram tersebut, dapat dilihat bahwa jumlah penduduk


Indonesia yang terus mengalami kenaikan. Dimana untuk tahun 2016,
Indonesia jumlah penduduknya adalah 258.704.986 Orang .
d. Pertumbuhan penduduk per tahun :1,40 perssen
e. PDB perkapita :US$3.605,1 (Tahun 2016)
Tabel 1.5.1.3 Laju Pertumbuhan PDB Indonesia Tahun Dasar 2010

Sumber : Web Badan Pusat Statistik pada www.bps.go.id

21
Berdasarkaan Grafik tersebut, tahun 2016 PDB Indonesia mengalami
penurunan pada triwulan ke IV yakni US$3.605,1. Bisa dilihat pada garis
oranye tersebut, bahwa dari triwulan 1 sampai ke 4 ada kenaikan dan juga
penurunan.

f. Indeks Pembangunan Manusia : 69.55% (Tahun 2015)


Tabel 1.5.1.4 Indeks Pembangunan Manusia Indonesia (metode
baru)

Sumber : Web Badan Pusat Statistik pada www.bps.go.id

Berdasarkan diagram tersebut dapat dilihat bahwa Indonesia


mengalami peningkata Indeks Pembangunan Manusia (IPM), dimana IPM
Indonesia tahun 2015 yaitu 69,55%. Dengan adanya peningkatan IPM
tersebut diharapkan dapat membantu Indonesia kearah yang lebih baik.

g. Utang Luar Negeri : Rp 3.272 triliun (Tahu 2016)

22
Tabel 1.5.1.4 Posisi Utang Luar Negeri 2011-2016

Sumber :Kementerian Keuangan Republik Indonesia


(http://www.djppr.kemenkeu.go.id)

Berdasarkan grafik tersebut, Indonesia dengan tingkat kenaikan utang yang


signifikan, dimana pada tahun 2016 mencapai 3.272 Triliun dengan keterangan
bahwa tahun 2015 dan tahun 2016 tingkat utangnya belum pasti. Dengan demikian
pemerintah Indonesia mempunyai tanggung jawab yang besar dari utang yang terus
meningkat.
Dari Unsur atau Indikator yang sudah dipaparkan tersebut, dapat dibuat
sebuah kesimpulan yang dimana akan membahas bagaimana unsur-unsur tersebut
dapat berpengaruh terhadap Indonesia sendiri. Pertama, Indonesia memiliki Ibukota
di Jakarta yang merupakan kota metropolitan yang nantinya akan membuat
pendapatan negara menjadi bertambah oleh wisatawan yang banyak berkunjung.
Apalagi saat ini, penataan kota Jakarta sudah semakin baik dengan berbagai
kebijakan yang dibuat oleh kepala daerah, dengan begitu apa yang diharapkan oleh
Pemerintah pusat maupun daerah dapat tercapai sebagaimana mestinya.

23
Luas wilayah Indonesia menurut data BPS (Badan Pusat Statistik) tahun
2016 menyebutkan 1.913.578,58 Km2. Indonesia yang bisa dikatakan terdiri dari
banyak pulau yang membentang dari sabang sampai merauke memang menjadi
daya tarik bagi siapapun yang ingin berkunjung. Dari segi jumlah penduduk
Indonesia mengalami penurunan jumlah penduduk dibanding sebelumnya. Jumlah
penduduk Indonesia tahun 2016 yakni 258.704.986 Orang dengan tingkat
pertumbuhan penduduk 1,40 persen.

1.5.2 Kinerja Indonesia Dibandingkan Negara Lain


Melakukan perbandingan adalah alat yang penting dalam mengevaluasi
kinerja suatu negara: tingkat pertumbuhan yang sedikit bisa bernilai baik atau kurang
baik tergantung alat ukur internasional yang digunakan. Negara apakah yang
menjadi pembanding yang tepat untuk kasus Indonesia?Di antaranya adalah
negara-negara tetangga ASEAN, yaitu yang memiliki kemiripan serta beberapa
kesamaan etnis/budaya.Bisa juga India, negara-negara besar di Asia yang memiliki
pendapatan per kapita tidak jauh di bawah Indonesia.Kemudia terdapat beberapa
negara OPEC yang besar, yang juga terpengaruh oleh kejayaan dan kelimpahan
minyak bumi.Ketiga kelompok negara ini cukup rlevan dijadikan
pembanding.Meskipun begitu, terdapat beberapa cirri khas Indonesia yang harus
diperhatikan, agar tidak terlalu mengandalkan hasil perbandingan tersebut sebagai
alat ukur.
Indonesia memiliki kinerja yang baik.Hal ini dapat ditunjukkan oleh hampir
seluruh indikator pembanding, baik indikator ekonomi maupun sosial.Berikut
merupakan perbandingan Indonesia dengan beberapa negara ASEAN:
Dari segi PDB
Tabel Outlook Ekonomi Asia Tenggara (Pertumbuhan PDB riil) Periode
Tahun 2010-2016

24
Rata-rata Rata-rata 2012-
Negara 2010 2011 2016
2003-2007 2016

Indonesia 6,1 6,3 6,9 5,5 6,6

Malaysia 7,2 4,6 5,6 6,0 5,3

Filipina 7,3 4,5 5,1 5,7 4,9

Singapura 14,5 5,6 4,8 7,5 4,6

Thailand 7,8 2,5 4,9 5,6 4,5

Vietnam 6,8 5,9 6,7 8,1 6,3

Rata-rata 7,6 5,0 5,9 6,1 5,6

Sumber : OECD.

Organisasi Kerjasama Ekonomi Dan Pembangunan (OECD)


memprediksi Indonesia akan meraih pertumbuhan produk domestik bruto
(PDB) tertinggi di antara enam negara utama di ASEAN pada periode 2012-
2016. Ekonomi Indonesia akan tumbuh 6,6% rata-rata, diatas rata-rata enam
negara ASEAN yang sebesar 5,6%.

1.5.3 Wacana Mengenai Tantangan ALKI dalam Mewujudkan Citacita

Indonesia sebagai Poros Maritim Dunia


Indonesia merupakan negara yang memiliki kurang lebih 17.506 pulau yang
tersebar dalam luas lautan yang mencapai 5,8 juta kilometer persegi. Indonesia
berada pada posisi silang yang sangat strategis.Posisi ini menguntungkan karena
letak strategisnya di persimpangan dua samudera yaitu Samudera Hindia dan
Pasifik serta dua benua yaitu benua Asia dan Australia.Keuntungan ini menjadi
modal dasar keinginan pemerintah untuk menjadikan Indonesia sebagai poros

25
maritim dunia.Dengan begitu bagusnya letak Indonesia dari segi geografis,
diharapkan kedepannya perekonomian Indonesia juga bagus. Sebagai langkah awal
dari pemerintah untuk menjadikan Indonesia sebagai poros maritim, misalnya, pada
13 November 2014 Joko Widodo menyampaikan visi kelautan dalam KTT Asia
Timur (East Asian Summit) di Myanmar (Tempo, 2014). Dengan gagasan tersebut,
disampaikan bahwa Indonesia akan memiliki peran besar dalam berbagai bidang.
1. Dalam bidang ekonomi, Indonesia akan memegang peranan penting dalam
perdagangan dunia, karena 40 persen perdagangan internasional melalui
perairan Indonesia.
2. Dalam bidang keamanan letak strategis Indonesia sedikit banyak menjadi
faktor dalam berkembangnya berbagai isu keamanan. Seperti perselisihan
mengenai batas maritim atau tindak kejahatan yang terjadi di laut. Teritorial
yang mendukung sebagai wilayah transit juga menjadi ladang maraknya
kegiatan ilegal yang melanggar hukum.

(Rustam Ismah. (2015). Tantangan ALKI dalam Mewujudkan Citacita Indonesia

sebagai Poros Maritim Dunia.Indonesian PerspectiveVolume 1 Nomor. 1


(JanuariJuni): 121).
Dengan begitu banyaknya manfaat dari adanya Indonesia menjadi poros
maritim, sangat penting untuk dapat membantu pertumbuhan ekonomi. Pada
kesempatan kali ini, kami akan lebih menkhususkan manfaat letak geografis
Indonesia bagi kesejahteraan Indonesia utamanya perekonomian. Perdagangan
Internasional yang marak terjadi saat ini, membuat Indonesia menjadi negara yang
sangat startegis dilalui mancanegara untuk melakukan perdagangan
internasional.Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya bahwa manfaat dari letak
geografis Indonesia yang startegis tersebut, membuat 40 persen perdagangan
internasional melalui perairan Indonesia.
Berdasarkan indikator ekonomi diatas, yakni dari segi PDB Per kapita tahun
2016 Indonesia adalah US$3.605,1 dan juga Indeks Pembangunan Manusia 69.55
yang dari tahun ke tahun sudah mengalami peingkatan. Dengan adanya Indeks
Pembangunan Manusia yang tinggi tentu sjaa diyakini dapat membuat Indonesia
menjadi negara yang maju.

26
1.6 Kesimpulan
Ilmu ekonomi pembangunan merupakan bidang studi yang berdiri sendiri. Ia
bahkan mampu mengembangkan identitas analitas dan metodologinya
sendiri yang khas dengan pesat. Studi mengenai Perekonomian Indonesia
secara umum merupakan bidang studi yang berdiri sendiri.
Pada dasarnya Perekonomian Indonesia adalah ilmu pengetahuan sosial,
ilmu yang menyoroti manusia serta sistem-sistem sosial dan
mengorganisasikan aktivitas-aktivitas yang dilakukan manusia, dalam rangka
memenuhi berbagai kebutuhan yang mendasar (pangan, papan, dan
sandang) dan untuk memenuhi keinginan-keinginan yang bersifat bukan
materi (seperti pendidikan, pengetahuan, dan pemuasan spiritual).
Perekonomian Indonesia memiliki cakupan wilayah dan cakupan waktu
(periode), yakni mencakup wilayah bekas jajahan Belanda dari zaman
penjajahan Belanda, masa Orde Lama, masa Orde Baru dan masa transisi
dan reformasi sampai sekarang.
Indikator Geografi, sosial, dan ekonomi yang dapat mempengaruhi Indonesia
dalam segala bidang. Misalnya saja, dalam bidang ekonomi. Karena letak
geografis Indonesia yang strategis, sehingga hal ini akan membantu
Indonesia tentu saja dalam bidang ekonomi. Indonesia berada dalam posisi
sialng yang sangat strategis untuk melakukan perdagangan internasional.
Kemudian dalam bidang keamanan letak strategis Indonesia sedikit banyak
menjadi faktor dalam berkembangnya berbagai isu keamanan. Seperti
perselisihan mengenai batas maritim atau tindak kejahatan yang terjadi di
laut. Teritorial yang mendukung sebagai wilayah transit juga menjadi ladang
maraknya kegiatan ilegal yang melanggar hukum.

27
DAFTAR PUSTAKA

Amar Syamsul, Efrizal Syofyan, Ernita Dewi. (2013). Analisis Pertumbuhan


Ekonomi, Investasi, dan Konsumsi di Indonesia. Jurnal Kajian Ekonomi, Januari
2013, Vol.I, No. 02. Diambil dari
http://download.portalgaruda.org/article.php?article=24343&val=1489

Artha Malau Natalia. (2016). Ekonomi Kerakyatan Sebagai Paradigma dan Strategi
Baru Dalam Pembangunan Ekonomi Indonesia.Jurnal Ilmiah Research Sains VoL.2
No.1 Januari 2016. Diambil dari http://www.jurnalmudiraindure.com/wp-
content/uploads/2016/03/EKONOMI-KERAKYATAN-SEBAGAI-PARADIGMA-DAN-
STRATEGI-BARU-DALAM- PEMBANGUNAN-EKONOMI-INDONESIA.pdf

Maya Putra M. Umar.(2015). Peran dan Kebijakan Moneter Terhadap


Perekonomian Sumatera Utara.Jurnal Wira Ekonomi Mikroskil Volume 5, Nomor 01,
Oktober 2015. Diambil dari
http://download.portalgaruda.org/article.php?article=329525&val=5498&title=Peran%
20dan%20Kebijakan%20Moneter%20Terhadap%20Perekonomian%20Sumatera%2
0Utara

Nehen, Ketut. Perekonomian Indonesia . 2012. Bali: Udayana University Press

Rustam Ismah. (2015). Tantangan ALKI dalam Mewujudkan Citacita Indonesia

sebagai Poros Maritim Dunia.Indonesian PerspectiveVolume 1 Nomor. 1


(JanuariJuni): 121. Diambil dari
http://ejournal.undip.ac.id/index.php/ip/article/view/10426

Sartika Tiktik Dewi. (2006). Perjalanan Ekonofisika Menjinakkan Kompleksitas


Dalam Ekonomi.Buletin Bfi edisi ke-2 paruh pertama 2006. Diambil dari
http://www.bandungfe.net/resource/47fd1805.pdf

28
Supriyanto.(2009). Memahami Cara Bekerja Sistem Perekonomian.Jurnal Ekonomi
& Pendidikan, Volume 6 Nomor 2, November 2009.Diambil dari
http://journal.uny.ac.id/index.php/jep/article/viewFile/585/442

Zarah Puspitaningtyas, (2012), Strategi Pengembangan Ilmu Ekonomi dalam


Perspektif Filsafat Ilmu. Diambil dari
http://library.unej.ac.id/client/search/asset/176

Web BPS :https://www.bps.go.id/

29

Anda mungkin juga menyukai