Anda di halaman 1dari 40

MAKALAH SEJARAH PEREKONOMIAN INDONESIA

Disusun Oleh:

Muhammad Fadhil (210302051)

Suntra Yanti (210302036)

Tary Asmawati (210302042)

Dosen Pengampu: M. Fikry Hadi, S.E, M.Si

Ekonomi Pembangunan, 2022


DAFTAR ISI

JUDUL ......................................................................................................................

DAFTAR ISI .............................................................................................................

DAFTAR TABEL ....................................................................................................

BAB I : PENDAHULUAN.......................................................................................

A. Latar Belakang Masalah .............................................................................


B. Rumusan Masalah........................................................................................

BAB II : PEMBAHASAN........................................................................................

A. Pengertian Sistem Ekonomi ........................................................................


B. Macam-Macam Sistem Ekonomi ................................................................
1. Sistem Ekonomi Kapital ..........................................................................
2. Sistem Ekonomi Sosialis ..........................................................................
3. Sistem Ekonomi Campuran......................................................................
4. Sistem Ekonomi Islam .............................................................................
5. Sistem Ekonomi Pancasila .......................................................................

C. Perekembangan Sistem Ekonomi di Indonesia .........................................


1. Masa Sebelum Kemerdekaan ...................................................................
2. Masa Setelah Kemerdekaan .....................................................................
a. Masa Pasca Reformasi (1945-1950) ...................................................
b. Masa Demokrasi Liberal (1950-1957) ...............................................
c. Masa Demokrasi Terpimpin (1959-1967) ..........................................
3. Masa Orde Baru .......................................................................................
4. Masa Orde Reformasi ..............................................................................
D. Sistem Ekonomi yang di Anut Negara Indonesia .....................................
E. Kondisi Terkini Sistem Ekonomi di Indonesia .........................................

BAB III : PENUTUP...............................................................................................

A. Kesimpulan ...................................................................................................
B. Penutup .........................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA ...............................................................................................

LAMPIRAN ..............................................................................................................
DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 : Tingkat Inflasi 2011-2021......................................................................


Tabel 1.2 : Tingkat Kemiskinan 2011-2021 ............................................................
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Indonesia adalah negara yang memiliki potensi ekonomi yang tinggi, potensi
yang mulai diperhatikan dunia internasional. Indonesia termasuknegara dengan
ekonomi terbesar di Asia Tenggara, memiliki sejumlah karakteristik yang
menempatkan Negara kita ini dalam posisi yang bagus untuk mengalami
perkembangan ekonomi yang pesat. Tetapi, apakah kita telah memanfaatkan sumber
daya kita yang melimpah dengan baik dan cermat? Apakah pengelolaan pemerintah
akan sumber daya kita sudah dimaksimalkan? Ada banyak pertanyaan yang ingin kita
ketahui jawabannya. Oleh karena itu, kita akan mengurai sejarah tentang
perekonomian Indonesia.

Sejarah perkembangan perekonomian Indonesia adalah catatan penting untuk


dapat melihat perkembangan perekonomian Indonesia dalam perkembangannya dari
masa ke masa dimana perkembangan perekonomian Indonesia mengalami berbagai
dinamika seiring dengan berjalannya waktu, dan hal ini sangat relevan untukdibahas
dan dipaparkan untuk dapat mengetahui bukti dan realita perkembangan
perekonomian Indonesia. Melihat dinamika yang terjadi dalam perjalanan
perekonomian Indonesia, maka hal yang menjadi pendekatan yang paling layak
dalam bahasan ini adalah pendekatan historis, karena pendekatan ini dianggap
sebagai pendekatan yang sejalan dengan perjalanan dan track recond bangsa
Indonesia. Dengan demikian, aspek sejarah perjalanan bangsa Indonesia sedikit
banyaknya akan memengaruhi dan dapat menjadi acuan bagi derap langkah
perjalanan perekonomian Indonesia.

Secara sederhana perekonomian selalu identik dengan adanya sistem yang


disebut dengan sistem ekonomi yang dapat diartikan sebagai cara suatu warga negara
atau masyarakat mengatur kehidupan ekonominya untuk meraih kemakmuran. Dalam
catatan sejarah Indonesia mengalami beberapa pergantian sistem ekonomi, perubahan
itu selalu disesuaikan dengan kebutuhan negara seperti orientasi pembangunan serta
iklim politik. Tentunya sistem ekonomi yang berbeda akan menghasilkan kondisi
yang berbeda juga

Sistem ekonomi adalah sistem yang digunakan oleh suatu negara untuk
membentuk dan mengatur serta mengalokasikan sumber daya, layanan barang yang
dimilikinya baik itu kepada individu maupun organisasi di negara tersebut. Menurut
M Hatta sistem ekonomi adalah sistem yang dapat mengatur perekonomian yang agar
bisa diterapkan di dalam negara Indonesia dan harus atas dasar asas kekeluargaan
(Rahardjo, 2009) .

Perkembangan perekonomian suatu negara selalu berkaitan dengan cara


pengelolaannya.Hal ini, tidak terlepas dari sistem perekonomian apa yang kita
gunakan dan bagaimana sistem perekonomian itu di jalankan.

Berbicara tentang masalah sistem ekonomi apa yang diterapkan di Indonesia


sering kali menjadi pertanyaan yang sulit dijawab bahkan untuk pakar ekonomi
sekalipun. Permasalahan ini tidak sedikit mengundang perdebatan berkepanjangan
yang sering kali cenderung kian jauh dari sasaran. Penyebab utama terjadinya
perdebatan ini biasanya adalah cara pendekatan yang digunakan dalam menjawab
permasalahan tersebut sangat berbeda.

Sistem ekonomi Indonesia adalah sistem ekonomi pancasila yaitu sistem


ekonomi yang mengacu pada sila-sila dalam Pancasila, yang terwujud dalam lima
landasan ekonomi yaitu ekonomi moralistik, ekonomi kemanusiaan, nasionalisme,
demokrasi ekonomi dan diarahkan untuk mencapai keadilan sosial bagi seluruh
rakyat Indonesia.Subsistem dari sistem ekonomi pancasila tersebut adalah
perekonomian rakyat atau dapat disebut ekonomi kerakyatan, dimana perekonomian
ini lebih merujuk pada obyek atau situasinya yaitu pada ekonomi sebagian besar
rakyat Indonesia, yang umumnya masih tergolong ekonomi lemah, bercirikan
subsisten (tradisional), dengan modal dan tenaga kerja keluarga, serta teknologi
sederhana.

Dengan bersandar pada pengertian tersebut, maka kita dapat melihat fakta
bahwa ekonomi rakyat terus berkembang dari waktu ke waktu. Namun
perkembangannya tidak sejalan dengan perkembangan perekonomian secara
keseluruhan. Dilihat dari sisi output-nya perkembangan ekonomi rakyat lebih lamban
dari perekonomian modern dan skala besar, yang pelaku dan kepemilikannya
terbatas. Di era modern ini untuk menjalankan sistem ekonomi kerakyatan dapat
dilakukan dengan berbagai cara, salah satunya melalui penegakkan hukum dalam
bentuk UU dan aturan lain. Hal ini dipermudah dengan adanya sistem desentralisasi
yaitu penyerahan kewenangan dari pemerintah pusat kepada pemerintah daerah untuk
mengurusi urusan rumah tangganya sendiri berdasarkan prakarsa dan aspirasi
rakyatnya dalam kerangka Negara Kesatuan Republik Indonesia, dengan adanya
desentralisasi maka muncullah otonomi bagi suatu pemerintah daerah.

Dari uraian diatas kita akan menelaah sudahkan sistem ekonomi pancasila dan
landasan-landasannya diterapkan, atau berbeda sama sekali antara konsep dan
realitanya. Hal ini ditinjau karena keadaan ekonomi Indonesia pada saat ini.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana sejarah sistem ekonomi di Indonesia?
2. Apa saja yang melatarbelakangi pergantian sistem ekonomi di Indonesia?
3. Apakah pergantian sistem ekonomi membawa perubahan besar bagi
perekonomian Indonesia?
4. Apakah masalah perekonomian Indonesia dapat diselesaikan setelah
menggunakan sistem ekonomi pancasila?
5. Jika melihat kondisi perekonomian Indonesia saat ini, sudahkah konsep
Ekonomi Pancasila diterapkan dengan benar?
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Sistem Ekonomi

Istilah “sistem” berasal dari perkataan “systema” (bahasa Yunani), yang dapat
diartikan sebagai: keseluruhan yang terdiri dari macam-macam bagian. Sistem adalah
sekelompok bagian-bagian yang bekerja secara bersama untuk melaksanakan sesuatu
maksud atau tujuan. Dimana diantara bagian-bagian tersebut saling mempengaruhi.
Jika dikaitkan dengan ekonomi, sistem ekonomi artinya sebagai sistem yang
mengatur perekonomian sebuah negara dalam rangka mencapai tujuan negara
tersebut.

Sistem ekonomi lahir sekitar tahun 1960-an yang saat itu terdiri dari dua sistem
ekonomi yang berlaku, yaitu sistem ekonomi kapitalis dan sosialis. Dasar yang
membedakan antara kedua sistem ini adalah peranan atau intervensi pemarintah
dalam perekonomian. Keadaan ini sangat bergantung pada sistem sosial lainnya,
terutama politik yang berlangsung di masyarakat.

Sejarah telah mencatat bahwa negara yang berideologi politik liberalisme


dengan rezim pemerintahan yang demokratis, umumnya menganut idelogi ekonomi
kapitalisme dimana pengelolaan ekonomi diserahkan pada mekanisme pasar.
Sebaliknya, negara yang menganut ideologi politik komunisme dengan rezim
pemerintahan yang otoriter biasanya cenderung menganut ideologi ekonomi sosialis
dimana pengelolaan ekonominya berdasarkan perencanaan terpusat.

Dalam suatu perekonomian, setidaknya ada empat jenis keputusan yang harus
diambil setiap waktu. Keputusan tersebut berkaitan dengan apa, berapa banyak,
bagaimana, dan untuk siapa kegiatan ekonomi tersebut dilakukan. Bagaimana
keputusan tersebut akan diambil tergantung pada sistem ekonomi yang dianut oleh
negara yang bersangkutan. Dalam hal ini, ada berbagai pendekatan yang dapat
digunakan untuk menjawab jenis keputusan tersebut. Pendekatan pertama berasal dari
kalangan ekonom konservatif dan pendekatan kedua berasal dari kalangan ekonom
progresif.

Menurut kalangan ekonom konservatif, untuk memutuskan permasalahan yang


berkaitan dengan apa, berapa banyak, bagaimana, dan untuk siapa kegiatan ekonomi
dilakukan sangat tergantung pada mekanisme pasar. Berdasarkan pendapat tersebut,
kalangan ekonom konservatif menggolongkan sistem perekonomian ke dalam dua
sistem yaitu:

1. Sistem Perekonomi Pasar Bebas


Sistem Perekonomi Pasar Bebas adalah sistem perekonomian yang
menyerahkan jawaban atas pertanyaan apa, berapa banyak, bagaimana, dan
untuk siapa kegiatan itu dilakukan kepada kehendak pasar.
2. Sistem Perekonomian Komando
Sistem Perekonomian Komando adalah sistem perekonomian yang
menyerahkan pertanyaan tersebut kepada lembaga perencanaan negara yang
berwenang.

Bertitik tolak dari uraian tersebut, untuk mengetahui kekhasan sistem ekonomi yang
dianut oleh suatu negara sebenarnya tergantung pada tiga kriteria penting. Ketiga
kriteria tersebut adalah sebagai berikut:

a) Sampai seberapa besar Intervensi pemerintah dalam perekonomian, yaitu


apakah kadar pemerintah terhadap perekonomian besar atau tidak.
b) Sampai seberapa besar Keleleluasaan masyarakat untuk saling bersaing satu
sama lain dan untuk menerima imbalan atas prestasi kerjanya.
c) Sampai seberapa besar sistem pemilikan sumber daya atau faktor-faktor
produksi.
B. Macam atau Jenis Sistem Ekonomi
1. Sistem Ekonomi Kapitalis

Sistem ekonomi kapitalis, atau yang lebih dikenal dengan sistem ekonomi pasar
bebas, merupakan sistem ekonomi di mana peranan pemerintah terhadap
perekonomian sangat kecilsekali bahkan dapat dikatakan tidak ada Sistem ini
dikembangkan oleh kaum klasik yaitu Adam Smith. Adam Smith dalam bukunya The
Wealth of Nations (1896) mengatakan bahwa untuk mencapai kesuksesan suatu
perekonomian, maka faktor-faktor produksi harus diserahkan kepada masing masing
individu, sementara untuk kemakmuran maka perdagangan bebas dan persaingan
yang sangat tinggi haruslah diterapkan dalam perekonomian tanpa ada pihak yang
mengatur. Jadi jelas di sini bahwa sistem ekonomi kapitalis tidak menghendaki
campur tangan pemerintah. Sistem ekonomi ini menitikberatkan pada kebebasan
pemilikan modal secara individual oleh warga masyarakat. Karena, dalam
kenyataanya, tidak semua warga masyarakat mampu ikut serta dalam pemilikan
modal maka sistem perekonomian kapitalis ditandai oleh adanya pembagian
masyarakat ke dalam dua golongan yakni pemilik modal (majikan) dan pemilik
tenaga (buruh). Bila majikan hidup dari akumulasi modal, maka golongan buruh
hidup dari menjual tenaganya. Dalam hal ini tampak bahwa peranan pemerintah
dalam perekonomian relatif Lecil Pemerintah hanya berfungsi sebagai
pelindungwarganya dari peperangan, ketidakadilan, dan penyedia sarana
infrastruktur.

2. Sistem Ekonomi Sosialis

Sistem ekonomi sosialis merupakan lawan dari sistem ekonomi kapitalis.


Sistem ekonomi ini lahir sebagai kritik terhadap ekonomi kapitalis, yang diilhami
oleh pemikiran Karl Mark. Karl Mark berpendapat bahwa pada sistem kapitalis
banyak ketidakadilan yang terjadi karena adanya penindasan kaum pemodal terhadap
kaum buruh. Ketidakadilan tersebut terlihat pada perilaku kaum kapital atau pemodal
yang senantiasa bersenang senang, sementara kaum buruh yang pada dasarnya
menghasilkan keuntungan bagi para kaum pemodal (karena adanya upah minimum)
hidup sengsara dan sangat menderita.

Lahir dari kondisi tersebut, Karl Mark berpendapat bahwa perekonomian


hendaknya dikuasai oleh pemerintah dengan mempertimbangkan sistem perencanaan.
Dari keadaan tersebut terlihat bahwa pemerintah memainkan peran yang sangat besar
terhadap perekonomian. Adapun semboyan yang dianut oleh sistem ini adalah
Bersatulah Kaum Buruh. Negara yang menganut sistem ekonomi sosialis antara lain
Rusia dan Tiongkok. Dalam prakteknya, sistem ekonomi sosialis terbagi ke dalam
dua golongan besar yaitu sistem perekonomian sosialis otoriter yang menjadikan
negara sebagai ukuran kolektivitasnya.Model kedua biasa disebut sebagai sistem
perekonomian sosialis demokratik yang membatasi kolektivitasnya dalam ukuran
perusahaan seperti koperasi.

Masyarakat komunis adalah yang dicita-citakan oleh Karl Marx yang dianggap
sebagai masyarakat yang tidak ada kelas sosialnya. Manusia dibebaskan dari
keterikatannya pada milik pribadi dan di masyarakat tidak ada eksploitasi,
penindasan, dan paksaan. Ia juga berpendapat bahwa negara tidak lain hanyalah
mesin yang dipakai suatu kelas untuk menindas kelas lain. Karena itu, negara hanya
merupakan lembaga transisi yang dipakai dalam perjuangan untuk menindas lawan-
lawannya dengan kekerasan.

Dalam tahap awal komunisme, prinsipnya adalah “setiap orang memberi (pada
masyarakat) menurut kemampuannya, setiap orang menerima sesuai dengan
karyanya”. Sedangkan dalam tahap komunisme penuh, prinsipnya telah berkembang
menjadi “setiap orang memberi sesuai dengan kemampuannya, setiap orang
menerima menurut kebutuhannya menurut kebutuhannya)”.

3. Sistem Ekonomi Campuran

Sistem ini muncul dan berkembang sebagai upaya mengatasi kelemahan sistem
ekonomi kapitalis dan sistem ekonomi sosialis. Pemberlakuan sistem ekonomi
kapitalis yang ketat ternyata menimbulkan depresi ekonomi pada tahun 1930-an,
sedangkan pemberlakuan sistem ekonomi sosialis yang ketat juga tidak mampu
menghilangkan kelas-kelas dalam masyarakat.

Sistem ekonomi campuran merupakan campuran antara sistem ekonomi kapitalis


dan sistem ekonomi sosialis dengan berbagai variasi kadar dominasinya serta dengan
berbagai variasi nama istilah. Contoh negara yang menggunakan sistem ini di
antaranya Filipina, yang memiliki kadar kapitalisme yang lebih besar dibandingkan
kadar sosialisnya, India yang kadar sosialisnya lebih besar dibandingkan kadar
kapitalisnya. Namun demikian, banyak juga negara yang menggunakan sistem ini,
yang kapitalis atau sosialisnya berubah sesuai dengan sistem pemerintahan yang
kadar ada.

4. Sistem Ekonomi Islam

Sistem ekonomi Islam merupakan sistem ekonomi yang digali dari nilai-nilai
yang terkandung dalam Al-Qur’an dan Assunah. Berdasarkan Al-quran dan hadist
tersebut, pada dasarnya sistem ekonomi Islam ini menitikberatkan pada persaudaraan
dan kekuatan.

Seperti diketahui bahwa premis yang dijadikan landasan dalam ekonomi Barat adalah
kebutuhan manusia tidak terbatas, prinsip kelangkaan, dan setiap individu mencari
keuntungan secara sendiri-sendiri. Premis tersebut sangat bertentangan dengan yang
dijadikan landasan dalam sistem ekonomi Islam, yaitu pengendalian hawa nafsu atau
yang berlandaskan pada needs bukan wants. Hal ini tampak dari premis sebagai
berikut:

a) Kebutuhan manusia itu tidak boleh berlebihan. Ini dinyatakan pada QS.
Al-A’raf:31 yang artinya “Wahai anak cucu Adam! Pakailah pakaianmu
yang indah pada setiap (memasuki antara lain: ) masjid, makan, dan
minum tetapi jangan berlebih-lebihan. Sesunguhnya Allah tidak menyukai
orang yang berlebih-lebihan”.
b) Bukan mencari kesenangan saja tetapi hasanah dunia dan akhirat. Hal ini
sesuai dengan firman Tuhan di Qs. 2:201 yang menyatakan bahwa “Dan
di antara mereka ada orang yang berdoa: Ya Tuhan kami, berilah kami
kebaikan di dunia dan di akhirat dan peliharalah kami dari siksa neraka”,
(Qs. 2:201).Selain hal-hal tersebut, konsep penting lainnya yang berkaitan
dengan ekonomi Islam menyangkut landasan sistem ekonomi Islam yang
terdiri atas hal-hal berikut ini:
a. Nilai Dasar
(1) Hakikat Kepemimpinan. Kepemimpinan bukanlah penguasa mutlak atau
sumber ekonomi tetapi kemampuan untuk memanfaatkannya.
(2) Keseimbangan. Orang-orang yang apabila membelanjakan (harta), mereka
tidak berlebih-lebihan dan tidak pula kikir dan adalah (pembelanjaan itu)
ditengah-tengah antara yang demikian (Qs.27:67). Makna ayat ini ialah
adanya keseimbangan yang ditandai oleh kesederhanaan, hemat, dan
menjauhi keborosan (adanya efisiensi).
(3) Keadilan. Keadilan di sini diartikan sebagai kebijakan dalam
mengalokasikan sejumlah kegiatan ekonomi tertentu, sehingga keadilan
harus tercermin dalam konsumsi, produksi, dan distribusi,
b. Nilai Instrumental
Dalam sistem ekonomi Islam ada lima instrumental yang dipengaruhi oleh
tingkah laku ekonomi seorang muslim dan pembangunan ekonomi pada
umumnya. Nilai nilai tersebut adalah kewajiban zakat, larangan riba,
kerjasama ekonomi, jaminan sosial, dan peranan anggota.
c. Azas Filsafat
Asas filsafat ekonomi (A.M. Syaefudin) adalah tauhid, kepemilikan, dan
pertanggungjawaban.
d. Nilai Normatif
Hal yang dijadikan nilai normatif dalam sistem Islam adalah landasan aqidah,
landasan akhlak, dan landasan syariah.
5. Sistem Pancasila

Sistem Ekonomi Pancasila mulai hangat dibicarakan sekitar tahun 1980-1981


yang gagasannya lahir dari Mubyarto. Sebutan sistem Ekonomi Pancasila ini
sebenarnya lebih dulu dilontarkan oleh Emil Salim pada tahun 1966.Terdapat dua
sudut pandang terhadap Sistem Ekonomi Pancasila (SEP). Pertama, jalur yuridis
formal yang berangkat dari keyakinan bahwa landasan hukum SEP adalah pasal 33
UUD 1945, yang dilatarbelakangi oleh jiwa pembukaan UUD 1945 dan dilengkapi
dengan pasal 23, 27 ayat 2, 34, serta penjelasan pasal 2 UUD 1945

Menurut pandangan penulis, sistem ekonomi Pancasila merupakan sistem


ekonomi yang senantiasa dilandasi dan dijiwai nilai-nilai Pancasila. Pancasila yang
dimaksud adalah Pancasila yang tercantum dalam pembukaan UUD 1945 alinea
keempat, yang terdiri dari lima sila, yaitu Ketuhanan yang Maha Esa, Kemanusiaan
yang Adil dan Beradab, Persatuan Indonesia, Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat
Kebijaksanaan Dalam Permusyawaratan/Perwakilan, dan Keadilan Sosial bagi
Seluruh Rakyat Indonesia.

C. Perkembangan Sistem Ekonomi di Indonesia

Sistem ekonomi secara sederhana dapat diartikan sebagai cara suatu masyarakat
mengatur kehidupan ekonominya untuk mencapai kemakmuran. Sejarah mencatat
Indonesia mengalami beberapa pergantian sistem ekonomi.Perubahan tersebut
disesuaikan dengan kebutuhan seperti orientasi pembangunan serta iklim politik.
Sistem ekonomi yang berbeda juga menciptakan kondisi yang berbeda. Berikut ini
adalah rangkuman perkembangan sistem perekonomian di Indonesia sejak sebelum
kemerdekaan hingga saat ini:

1. Masa Sebelum Kemerdekaan

Daya tarik Indonesia akan sumber daya alam dan rempah-rempah membuat
bangsa-bangsa Eropa berbondong-bondong datang untuk menguasai Indonesia.
Sebelum merdeka setidaknya ada empat negara yang pernah menjajah Indonesia, di
antaranya adalah Portugis, Belanda, Inggris, dan Jepang.

Pada masa penjajahan Portugis, perekonomian Indonesia tidak banyak


mengalami perubahan dikarenakan waktu Portugis menjajah tidaklah lama
disebabkan kekalahannya oleh Belanda untuk menguasai Indonesia, sehingga belum
banyak yang dapat diberlakukan kebijakan.

Dalam masa penjajahan Belanda selama 350 tahun Belanda melakukan


berbagai perubahan kebijakan dalam hal ekonomi, salah satunya dengan dibentuknya
Vereenigde Oost-Indische Compagnie (VOC). Belanda) memberikan wewenang
untuk mengatur Hindia Belanda dengan tujuan menghindari persaingan antar sesama
pedagang Belanda, sekaligus untuk menyaingi perusahaan imperialis lain seperti EIC
milik Inggris.

Untuk mempermudah aksinya di Hindia Belanda, VOC diberi hak yang antara
lain meliputi: 1) hak mencetak uang. 2) hak mengangkat dan memberhentikan
pegawai, 3) hak menyatakan perang dan damai, 4) hak untuk membuat angkatan
bersenjata sendiri, 5) hak untuk membuat perjanjian dengan raja-raja.

Hak-hak itu seakan melegalkan keberadaan VOC sebagai "penguasa Hindia


Belanda. Namun walau demikian, tidak berarti bahwa seluruh ekonomi Nusantara
telah dikuasai VOC. Kenyataannya, sejak tahun 1620, VOC hanya menguasai
komoditas komoditas ekspor sesuai permintaan pasar di Eropa, yaitu rempah-rempah.
Namun pada tahun 1795, VOC dibubarkan karena dianggap gagal dalam
mengeksplorasi kekayaan Hindia Belanda. Kegagalan itu tampak pada defisitnya kas
VOC, yang antara lain disebabkan oleh: 1) peperangan yang terus-menerus dilakukan
oleh VOC dan memakan biaya besar, 2) penggunaan tentara sewaan membutuhkan
biaya besar, 3) korupsi yang dilakukan pegawai VOC sendiri, 4) pembagian dividen
kepada para pemegang saham, walaupun kas defisit.
Cultuurstelstel (sistem tanam paksa) mulai diberlakukan pada tahun 1836 atas
inisiatif Van Den Bosch dengan tujuan memproduksi berbagai komoditas yang
diminta di pasar dunia. Sistem tersebut sangat menguntungkan Belanda namun
semakin menyiksa pribumi. Sistem ini merupakan pengganti sistem landrent dalam
rangka memperkenalkan penggunaan uang pada masyarakat pribumi. Masyarakat
diwajibkan menanam tanaman komoditas ekspor dan menjual hasilnya ke gudang
gudang pemerintah untuk kemudian dibayar dengan harga yang sudah ditentukan
oleh pemerintah. Cultuurstelstel melibatkan para bangsawan dalam pengumpulannya,
antara lain dengan memanfaatkan tatanan politik Mataram yaitu kewajiban rakyat
untuk melakukan berbagai tugas dengan tidak mendapat imbalan dan memotivasi
para pejabat Belanda dengan cultuurprocenten (imbalan yang akan diterima sesuai
dengan hasil produksi yang masuk gudang).

Bagi masyarakat pribumi, sudah tentu cultuurstelstel amat memeras keringat


dan darah mereka, apalagi aturan kerja rodi juga masih diberlakukan. Namun segi
positifnya adalah, mereka mulai mengenal tata cara menanam tanaman komoditas
ekspor yang pada umumnya bukan tanaman asli Indonesia, dan masuknya ekonomi
uang di pedesaan yang memicu meningkatnya taraf hidup.

Sistem Ekonomi Pintu Terbuka (Liberal) terjadi karena adanya desakan kaum
Humanis Belanda yang menginginkan perubahan nasib warga pribumi ke arah yang
lebih baik dengan mendorong pemerintah Belanda mengubah kebijakan ekonominya.
Dibuatlah peraturan-peraturan agrarian yang baru, yang antara lain mengatur tentang
penyewaan tanah pada pihak swasta untuk jangka 75 tahun dan aturan tentang tanah
yang boleh disewakan dan yang tidak boleh. Pada akhirnya, sistem ini bukannya
meningkatkan kesejahteraan pribumi, tapi malah menambah penderitaan, terutama
bagi para kuli kontrak yang tidak diperlakukan layak.

Inggris berusaha mengubah pola pajak hasil bumi yang telah hampir dua abad
diterapkan oleh Belanda, dengan menerapkan landrent (pajak tanah). Selain itu,
dengan landrent, maka penduduk pribumi akan memiliki uang untuk membeli barang
produk Inggris atau yang diimpor dari India. Inilah imperialisme modern yang
menjadikan tanah jajahan tidak sekadar untuk dieksplorasi kekayaan alamnya, tapi
juga menjadi daerah pemasaran produk dari negara penjajah.

Pemerintah militer Jepang menerapkan kebijakan pengerahan sumber daya


ekonomi untuk mendukung gerak maju Jepang dalam Perang Pasifik. Akibatnya
terjadi perombakan besar-besaran dalam struktur ekonomi masyarakat. Kesejahteraan
merosot tajam dan terjadi bencana kekurangan pangan, karena produksi bahan
makanan untuk memasok pasukan militer dan produksi minyak jarak untuk pelumas
pesawat tempur menempati prioritas utama.

2. Masa Setelah Kemerdekaan


a. Masa Pasca Kemerdekaan (1945-1950)

Keadaan ekonomi keuangan pada masa awal kemerdekaan amat buruk karena
inflasi yang disebabkan oleh beredarnya lebih dari satu mata uang secara tidak
terkendali. Pada Oktober 1946 pemerintah RI mengeluarkan ORI (Oeang Republik
Indonesia) sebagai pengganti uang Jepang. Namun adanya blokade ekonomi oleh
Belanda dengan menutup pintu perdagangan luar negeri mengakibatkan kekosongan
kas negara.

Dalam menghadapi krisis ekonomi-keuangan, pemerintah menempuh berbagai


kegiatan, di antaranya:

1) Pinjaman Nasional, Menteri Keuangan Ir. Soerachman dengan persetujuan


Badan Pekerja Komite Nasional Indonesia Pusat (BPKNIP) mengadakan
pinjaman nasional yang akan dikembalikan dalam jangka waktu 40 tahun.
2) Hubungan dengan Amerika, Banking and Trade Coorporation (BTC)
berhasil mendatangkan Kapal Martin Behrman di Pelabuhan Cirebon yang
mengangkut kebutuhan rakyat, namun semua muatan dirampas oleh
angkatan laut Belanda.
3) Konferensi Ekonomi, Konferensi yang membahas mengena peningkatan
hasil produksi pangan, distribusi bahan makanan sandang, serta status dan
administrasi perkebunan asing.
4) Rencana Lima Tahunan (Kasimo Plan), memberikan anjuran
memperbanyak kebun bibit dan padi unggul, mencegah penyembelihan
hewan-hewan yang membantu dalam pertanian, menanami tanah terlantar di
Sumatra, dan mengadakan transmigrasi.
5) Keikutsertaan Swasta dalam Pengembangan Ekonomi Nasional,
mengaktifkan dan mengajak partisipasi swasta dalam upaya menegakkan
ekonomi pada awal kemerdekaan.
6) Nasionalisasi de Javasche Bank menjadi Bank Negara Indonesia.
7) Sistem Ekonomi Gerakan Benteng (Benteng Group).
8) Sistem Ekonomi Ali-Baba.

b. Masa Demokrasi Liberal (1950-1957)

Perekonomian diserahkan sepenuhnya pada pasar, padahal pengusaha pribumi


masih belum mampu bersaing dengan pengusaha nonpribumi. Pada akhirnya hanya
memperburuk kondisi perekonomian Indonesia. Usaha-usaha yang dilakukan untuk
mengatasinya antara lain:

1) Gunting Syarifuddin, yaitu pemotongan nilai uang untuk mengurangi jumlah


uang yang beredar agar tingkat harga turun.
2) Program Benteng (Kabinet Natsir), yaitu menumbuhkan wiraswasta pribumi
agar bisa berpartisipasi dalam perkembangan ekonomi nasional.
3) Pembatalan sepihak atas hasil-hasil KMB, termasuk pembubaran Uni
Indonesia-Belanda.
c. Masa Demokrasi Terpimpin (1959-1967)

Sebagai akibat Dekrit Presiden 5 Juli 1959, maka Indonesia menjalankan sistem
demokrasi terpimpin dan struktur ekonomi Indonesia menjurus pada sistem etatisme
(segalanya diatur pemerintah). Namun lagi lagi sistem ini belum mampu
memperbaiki keadaan ekonomi Indonesia. Akibatnya adalah:

a. Devaluasi menurunkan nilai uang dan semua simpanan di bank di atas 25.000
dibekukan.
b. Pembentukan Deklarasi Ekonomi (Dekon) untuk mencapai tahap ekonomi
sosialis Indonesia dengan cara terpimpin.
c. Kegagalan dalam berbagai tindakan moneter.

3. Masa Orde Baru

Pada awal Orde Baru, stabilitas ekonomi dan politik menjadi prioritas utama.
Program pemerintah berorientasi pada pengendalian inflasi, penyelamatan keuangan
negara dan pengamanan kebutuhan pokok rakyat. Setelah melihat pengalaman masa
lalu, di mana dalam sistem ekonomi liberal ternyata pengusaha pribumi kalah
bersaing dengan pengusaha nonpribumi dan sistem etatisme tidak memperbaiki
keadaan, maka dipilihlah sistem ekonomi campuran dalam kerangka sistem ekonomi
Demokrasi Pancasila. Ini merupakan praktik dari salah satu teori Keynes tentang
campur tangan pemerintah dalam perekonomian secara terbatas.

Kebijakan ekonominya diarahkan pada pembangunan di segala bidang, tercermin


dalam delapan jalur pemerataan: kebutuhan pokok, pendidikan dan kesehatan,
pembagian pendapatan, kesempatan kerja, kesempatan berusaha, partisipasi wanita
dan generasi muda, penyebaran pembangunan, dan peradilan. Semua itu dilakukan
dengan pelaksanaan pola umum pembangunan jangka panjang (25-30 tahun) secara
periodik lima tahunan yang disebut Pelita.

Hasilnya, pada tahun 1984 Indonesia berhasil swasembada beras, penurunan


angka kemiskinan, perbaikan indikator kesejahteraan rakyat seperti angka partisipasi
pendidikan dan penurunan angka kematian bayi, dan industrialisasi yang meningkat
pesat. Pemerintah juga berhasil menggalakkan preventive checks untuk menekan
jumlah kelahiran lewat KB.
Namun dampak negatifnya adalah kerusakan serta pencemaran lingkungan hidup
dan sumber-sumber daya alam, perbedaan ekonomi antar daerah, antargolongan
pekerjaan dan antarkelompok dalam masyarakat terasa semakin tajam, serta
penumpukan utang luar negeri. Di samping itu, pembangunan menimbulkan
konglomerasi dan bisnis yang sarat korupsi, kolusi dan nepotisme. Pembangunan
hanya mengutamakan pertumbuhan ekonomi tanpa diimbangi kehidupan politik,
ekonomi, dan sosial yang adil.

Sehingga meskipun berhasil meningkatkan pertumbuhan ekonomi, tapi secara


fundamental pembangunan nasional sangat rapuh. Akibatnya, ketika terjadi krisis
yang merupakan imbas dari ekonomi global, Indonesia merasakan dampak yang
paling buruk. Harga-harga meningkat secara drastis, nilai tukar rupiah melemah
dengan cepat, dan menimbulkan berbagai kekacauan di segala bidang, terutama
ekonomi.

4. Masa Orde Reformasi

Orde reformasi dimulai saat kepemimpinan Presiden B.J. Habibie, namun belum
terjadi peningkatan ekonomi yang cukup signifikan dikarenakan masih adanya
persoalan-persoalan fundamental yang ditinggalkan pada masa Orde Baru.
Setelah masa Reformasi, pemerintah melaksanakan sistem ekonomi yang
berlandaskan ekonomi kerakyatan atau yang kita kenal dengan Ekonomi
Pancasila. Sistem inilah yang masih berlaku di Indonesia.Kebijakan yang menjadi
perhatian adalah cara mengendalikan stabilitas politik. Sampai pada masa
kepemimipinan Presiden Abdurrahman Wahid, Megawati Soekarnoputri, Susilo
Bambang Yudhoyono hingga sekarang masa kepemimpinan Presiden Joko Widodo
pun masalah-masalah yang diwariskan dari masa Orde Baru masih belum dapat
diselesaikan secara sepenuhnya. Bisa dilihat dengan masih adanya KKN, inflasi,
pemulihan ekonomi, kinerja BUMN, dan melemahnya nilai tukar rupiah yang
menjadi masalah polemik bagi perekonomian Indonesia.
a. Masa Kepemimpinan B.J. Habibie

Ketika B.J. Habibie dilantik menjadi Presiden RI, keadaan di Indonesia


sedang terjadi kericuhan. Banyak massa sedang berdemo dan berhasil menduduki
gedung MPR. Sebelum itu terjadi Tragedi Trisakti pada 12 Mei 1998 di mana 6
mahasiswa ditembak oleh tentara. Bahkan sebelum itu banyak terjadi kericuhan
lainnya. Tuntutan mahasiswa tentang reformasi dilatarbelakangi oleh krisis ekonomi
yang terjadi di Indonesia pada 1998. Harga kebutuhan pokok mengalami kenaikan
yang sangat tajam. Pada saat itu, pemerintah Soeharto merencanakan kenaikan BBM.
Dalam menghadapi tuntutan reformasi mahasiswa dan golongan intelektual lainnya,
Presiden Soeharto memberikan janji melalui Menteri Dalam Negeri R. Hartono
bahwa akan terjadi reformasi namun bukan pada tahun 1998 melainkan tahun 2003
pada akhir masa kerja kabinet Pembangunan VII yang baru dibentuk (1998-2003).

Di bidang ekonomi, ia berhasil memotong nilai tukar rupiah terhadap dollar


masih berkisar antara Rp10.000 - Rp15.000. Namun pada akhir pemerintahannya,
terutama setelah pertanggungjawabannya ditolak MPR, nilai tukar rupiah meroket
naik pada level Rp6.500 per dolar AS nilai yang tidak akan pernah dicapai lagi di era
pemerintahan selanjutnya. Selain itu, ia juga memulai menerapkan independensi
Bank Indonesia agar lebih fokus mengurusi perekonomian. Untuk menyelesaikan
krisis moneter dan perbaikan ekonomi Indonesia, B.J. Habibie melakukan langkah-
langkah sebagai berikut:

1) Melakukan restrukturisasi dan rekapitulasi perbankan melalui


pembentukan BPPN (Badan Penyehatan Perbankan Nasional) dan unit
Pengelola Aset Negara,
2) Melikuidasi beberapa bank yang bermasalah,
3) Menaikkan nilai tukar rupiah terhadap dolar hingga di bawah Rp10.000,
4) Membentuk lembaga pemantau dan penyelesaian masalah utang luar
negeri,
5) Mengimplementasikan reformasi ekonomi yang disyaratkan IMF,
6) Mengesahkan UU No. 5 Tahun 1999 tentang Larangan Praktik Monopoli
dan Persaingan yang Tidak Sehat,
7) Mengesahkan UU No. 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen
Pemerintahan Presiden B.J. Habibie yang mengawali masa reformasi
belum melakukan manuver-manuver yang cukup tajam dalam bidang
ekonomi.

Kebijakan-kebijakannya diutamakan untuk mengendalikan stabilitas politik.

b. Masa Kepemimpinan Abdurrahman Wahid

Salah satu prestasi yang sangat besar dan patut dicatat selama Presiden
Abdurrahman Wahid menjadi Presiden adalah penghapusan badan koordinasi
bantuan pemantapan stabilitas nasional (Baskorstanas) dan lembaga penelitian khusus
(Litsus). Kebijakan ini dikeluarkan melalui Keputusan Presiden (Keppres) No.
38/2000 tentang Penghapusan Baskorstanas dan Litsus yang selama Orde Baru
menjadi alat represif Negara (Iskandar, 2004). Kebijakan ini merupakan cermin
gagasan besar Presiden Abdurrahman Wahid untuk meletakkan TNI pada tempat
yang sebenarnya sekaligus mencabut sistem kontrol terhadap kebebasan masyarakat.

Selama Presiden Abdurrahman Wahid menjadi Presiden, ketegangan Presiden


Abdurrahman Wahid dengan DPR terus mengalami intensitas dan eskalasi yang
semakin memanas, misalnya pada kasus Buloggate dan Bruneigate yang dijadikan
komoditas politik oleh musuh-musuhnya lewat pembentukan Pansus (Panitia Khusus)
yang ditugasi untuk mengusutkedua kasus tersebut. Kasus Buloggate yang
melibatkan aliran pengucuran dana Yanatera Bulog sebanyak Rp35 miliar kepada
beberapa orang tertentu, termasuk Suwondo yang diduga merupakan orang terdekat
presiden. Sedang kasus Bruneigate melibatkan pemberian hadiah berupa sejumlah
uang yang diberikan oleh pihak Sultan Brunei kepada Presiden Abdurrahman Wahid.
Para musuh Abdurrahman Wahid menuduh dirinya tidak melaporkan pemberian
hadiah itu kepada publik dan ia dianggap telah melanggar sumpah jabatan. Dan
sebaliknya, Presiden Abdurrahman Wahid mengatakan bahwa uang tersebut adalah
hibah dari pihak Sultan Brunei kepada dirinya sebagai pribadi.

c. Masa Kepemimpinan Megawati Soekarnoputri

Masalah yang mendesak untuk dipecahkan adalalah pemulihan ekonomi dan


penegakan hukum. Kebijakan yang dilakukan untuk mengatasi persoalan ekonomi
antara lain:

1) Meminta penundaan utang sebesar US$ 5,8 milyar pada pertemuan Paris
Club ke-3 dan mengalokasikan pembayaran utang luar negri sebesar
Rp116,3 triliun.

2) Kebijakan privatisasi BUMN. Privatisasi yaitu menjual perusahaan


negara di dalam periode krisis dengan tujuan melindungi perusahaan
negara dari intervensi kekuatan-kekuatan politik dan mengurangi beban
negara. Penjualan tersebut berhasil menaikkan pertumbuhan ekonomi
Indonesia menjadi 4,1%. Namun kebijakan ini menimbulkan kontroversi
yaitu BUMN yang diprivatisasikan dijual pada perusahaan asing.

d. Masa Kepemimpinan Susilo Bambang Yudhoyono

Kebijakan kontroversial pertama Presiden Yudhoyono adalah mengurangi


subsidi BBM, yang dilatarbelakangi oleh naiknya harga minyak dunia. Anggaran
subsidi BBM dialihkan ke subsidi sektor pendidikan dan kesehatan, serta bidang-
bidang yang mendukung peningkatan kesejahteraan masyarakat. Kemudian muncul
pula kebijakan kontroversial yang kedua yakni BLT (Bantuan Langsung Tunai) bagi
masyarakat miskin.

Namun kebanyakan BLT tidak sampai ke tangan yang berhak, dan


pembagiannya juga banyak menimbulkan masalah sosial. Kebijakan yang ditempuh
untuk meningkatkan pendapatan per kapita adalah mengandalkan pembangunan
infrastruktur summit pada bulan 2006 lalu, yang mempertemukan para investor
dengan kepala kepala daerah. Dengan semakin banyak investasi asing di Indonesia,
diharapkan jumlah kesempatan kerja juga akan bertambah. Pada pertengahan bulan
Oktober 2006 Indonesia melunasi seluruh sisa hutang pada IMF sebesar 3,2 miliar
dolar AS. Harapan ke depannya adalah Indonesia tidak lagi mengikuti agenda-agenda
IMF dalam menentukan kebijakan dalam negeri.

e. Masa Kepemimpinan Joko Widodo

Jokowi-JK juga dihadapkan pada konflik suku, agama, ras dan antar golongan
(SARA) hingga isu terorisme dan bangkitnya komunisme. Konflik dan isu tersebut
turut mewarnai dinamika sosial politik selama satu tahun pemerintahan Jokowi-JK.
Untung saja, permasalahan tersebut bisa diselesaikan dengan baik oleh pemerintah.
Keadaan politik di atas tentunya ikut berpengaruh pada kecepatan gerak Presiden
Joko Widodo dalam men menjalankan kebijakan-kebijakan politiknya bagi
kepentingan masyarakat.

Tantangan yang yang dihadapi Presiden Jokowi di bidang ekonomi tidaklah


mudah. Paket Kebijakan Ekonomi yang dikeluarkan sejak 9 September 2015,
berupaya untuk menyentuh berbagai aspek. Tujuannya untuk menangkal perlambatan
ekonomi yang disebabkan oleh kondisi ekonomi global dan domestik dengan cara
memperbaiki struktur ekonomi yang lebih kondusif bagi berkembangnya industri,
kepastian berusaha di bidang perburuhan, kemudahan investasi, memangkas berbagai
perizinan serta memperluas akses masyarakat untuk mendapatkan kredit perbankan.

Terdapat beberapa kebijakan Jokowi dalam segi ekonomi tahap I yang berfokus
pada tiga hal besar, yakni meningkatkan daya saing industri, mempercepat proyek-
proyek strategis nasional, dan mendorong investasi di sektor properti. Menurut
Jokowi, pemerintah dan Bank Indonesia (BI) sebelumnya telah melakukan upaya
stabilisasi fiskal dan moneter, termasuk di dalamnya adalah pengendalian inflasi.
Sinergi kebijakan ini dilakukan guna menggerakkan mesin pertumbuhan ekonomi,
antara lain dengan mendorong percepatan belanja pemerintah dan juga melakukan
langkah langkah penguatan neraca pembayaran.
D. Sistem perekonomian yang diterapkan oleh Indonesia

Sistem perekonomian yang diterapkan oleh Indonesia adalah sistem


perekonomian pancasila/kerakyatan.Maka, secara normatif pancasila dan UUD 1945
adalah landasaan dari sistem perekonomian di Indonesia. Dasar politik perekonomian
ini diatur dalam UUD 1945 pasal 33 yang berbunyi:

Ayat 1: Perekonomian disusun sebagai usaha bersama berdasar atas azas


kekeluargaan.

Ayat 2: Cabang-cabang produksi yang penting bagi negara dan yang menguasai
hajat hidup orang banyak dikuasai oleh negara.

Ayat 3: Bumi, air dan kekayaan alam yang terkandung di dalamnya dikuasai oleh
negara dan dipergunakan untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat.

Ayat 4: Perekonomian nasional diselenggarakan berdasar atas demokrasi ekonomi


dengan prinsip kebersamaan, efisiensi berkeadilan, berkelanjutan,
berwawasan lingkungan, kemandirian, serta dengan menjaga keseimbangan
kemajuan dan kesatuan ekonomi nasional.

Ketentuan lebih lanjut mengenai pelaksanaan pasal ini diatur dalam Undang-Undang

Nilai-nilai inti Ekonomi Pancasila menurut UUD 1945 pasal 33:

 Kerjasama
 Gotong royong
 Keadilan
 Kekeluargaan

Sistem Ekonomi Pancasila merupakan pengembangan dari Sistem Ekonomi


Campuran dengan berlandaskan pancasila dan UUD 1945. Sistem Ekonomi
Campuran sendiri, merupakan gabungan dari kelebihan-kelebihan Sistem Ekonomi
Liberal Dan Komando(Terpimpin).
Ciri-ciri Sistem Ekonomi Pancasila sendiri tertuang pada UUD 1945 pasal 33
sebagai berikut:

 “Seluruh kegiatan ekonomi didasari rasa kekeluargaan.


 Pemerintah menguasai sumber daya penting untuk kemakmuran rakyat.
Contohnya, listrik dan air dikuasai oleh BUMN.
 Kegiatan ekonomi harus berwawasan lingkungan, sehingga tidak terjadi
eksploitasi sumber daya.”

Kelebihan dari sistem ekonomi pancasila yaitu tidak adanya monopoli barang,
karena barang barang yang fatal dan menyangkut hajat hidup banyak orang
dikelola oleh negara seperti listrik dan air, lalu masyarakat diberikan kebebasan
sebesar besar nya untuk berkreasi dan memproduksi barang selagi tidak
melanggar peraturan yang sudah diterapkan.

Sementara kekurangan dari sistem ekonomi pancasila sendiri yaitu Proses


pengambilan keputusan ekonomi berlangsung lambat karena harus diselaraskan
dengan kepentingan bersama. Juga Perekonomian cenderung berjalan kurang
efisien karena sistem ekonomi ini mengutamakan proses demokrasi yang
membutuhkan waktu.

E. Kondisi Terkini Dari Sistem Ekonomi Indonesia

Sekarang kita sudah tau bahwa sistem ekonomi yang dianut Indonesia adalah
Sistem Ekonomi Pancasila, yang mana sudah diterapkan lebih dari 20 tahun. Lalu
pertanyaannya, bagaimana kondisi sistem ekonomi tersebut dimasa sekarang?

Mari kita lihat dari 11 tahun terakhir, yaitu dari masa kepemimpinan
Presiden Joko Widodo. Sebelum itu, mari kita melihat dulu data tingkat inflasi
dan tingkat kemiskinan Indonesia 11 tahun terakhir, yaitu dari tahun 2011-2021
dalam bentuk tabel.

 Tingkat Inflasi
Tabel 1.1 : Tingkat Inflasi 2011-2021

Data oleh : Badan Pusat Statistik Indonesia

Tabel diatas menunjukkan tingkat inflasi Indonesia tiap bulannya mulai dari
tahun 2011 sampai tahun 2021. Dapat kita lihat bahwa tingkat inflasi di Indonesia
dapat dijaga oleh pemerintah dibawah angka 5%, kecuali pada tahun 2013 dan 2014
karena pada tahun itu diadakan Pemilu Presiden. Namun sejak Presiden Jokowi
memimpin, dapat dilihat bahwa angka inflasi cenderung berkurang setiap tahunnya
bahkan pada tahun 2020 dan 2021 dimana kita tahu pada tahun tersebut ekonomi
dunia sedang terguncang karena wabah Covid 19. Ini menunjukkan bahwa
pemerintah berhasil menjaga perekonomian stabil setiap tahunnya.

 Tingkat kemiskinan

Tabel 2.1 : Tingkat Kemiskinan 2011-2021

Sumber data : Badan Pusat Statistik Indonesia


Kemiskinan memang merupakan musuh utama setiap negara berkembang, tak
terkecuali bangsa Indonesia. Mau siapapun presiden nya, masalah kemiskinan negara
kita tak kunjung tuntas. Pada zaman Presiden Jokowi pun tidak terlalu tampak
perubahan yang signifikan dari angka kemiskinan. Tidak ada penaikan ataupun
penurunan yang lumayan berarti. Namun presentase kemiskinan sempat turun
dibawah 10% pada tahun 2018,2019 dan 2021. Strategi pemerintah dalam
memberantas kemiskinan pada tahun 2020 dan 2021 patut diapresiasi, mengingat
ekonomi dunia yang sedang terguncang pada tahun 2020 dan 2021 namun tidak
terlalu mempengaruhi tingkat kemiskinan di Indonesia pada tahun itu. Namun sekali
lagi, secara keseluruhan pemerintah belum dapat dikatakan memberantas kemiskinan
di Indonesia.

Kita kembali pada bagian rumusan masalah pada pertanyaan 4 dan 5

 Apakah masalah perekonomian Indonesia dapat diselesaikan setelah


menggunakan sistem ekonomi pancasila?
 Jika melihat kondisi perekonomian Indonesia saat ini, sudahkah konsep
Ekonomi Pancasila diterapkan dengan benar?

Melihat dari banyaknya permasalahan ekonomi bangsa yang masih belum


terselesaikan membuat kita bertanya apakah sistem ekonomi pancasila sudah cocok
diterapkan di Indonesia.

Menurut kami sistem ekonomi pancasila sudah cocok diterapkan di Indonesia,


namun pelaksanaan nya yang belum maksimal. Selain itu masih banyak praktek
praktek suap dan korupsi yang dilakukan para petinggi negara yang merugikan
negara.

Jika kita mengacu pada UUD Pasal 33 sebagai landasan ekonomi pancasila,
maka dapat dikatakan pelaksanaan ekonomi pancasila pada saat ini sudah diterapkan
dengan benar. Kita dapat melihat bahwa aset aset penting dan menyangkut hajat
hidup rakyat masih dipegang oleh negara seperti listrik dan air.
Namun cukup disayangkan kuasa pemerintah masih kurang dalam mencegah
kelangkaan barang, seperti pada kasus kelangkaan minyak goreng baru baru ini. Pada
kasus tersebut, kelihatan dengan jelas ketidakmampuan pemerintah dalam
mengendalikan harga minyak yang membuat harga minyak melambung sangat tinggi
sampai menuai protes dan demo dimana mana.

Lalu juga disayangkan bahwa kadang praktek ekonomi yang dilaksanakan


tidak berwawasan lingkungan yang jelas-jelas sudah tertulis dalam undang-undang.
Tak jarang kita mendengar tindakan perusakan lingkungan yang dilakukan
pemerintah maupun swasta dalam membuka lahan untuk melakukan kegiatan
ekonomi, seperti membakar lahan yang menyebabkan kabut asap, ataupun
penggundulan hutan tanpa tebang pilih yang menyebabkan banjir serta longsor.
BAB III

KESIMPULAN DAN PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari uraian diatas, dapat kita ketahui bahwa sistem ekonomi Indonesia selalu
berubah dari masa kemasa, baik dari sebelum kemerdekaan maupun setelah
kemerdekaan. Setelah merdeka kita melakukan beberapa kali pergantian sistem
ekonomi sebelum akhirnya menggunakan sistem ekonomi pancasila seperti sekarang
ini. Pergantian pergantian tersebut disebabkan oleh berbagai situasi seperti situasi
politik dalam negeri serta internasional, serta juga diselaraskan dengan tujuan
ekonomi presiden pada saat itu.

Sekarang, di era reformasi ini tantangan ekonomi semakin besar dan semakin
banyak, seperti misalnya perang antara Rusia dan Ukraina yang membuat ekonomi
global terganggu, dan sedikit banyaknya juga mempengaruhi negara kita. Pemerintah
dituntut untuk selalu siap menghadapi segala perubahan untuk menekan angka
kemiskian dan terus menaikkan angka pertumbuhan ekonomi serta mempercepat
pemulihan ekonomi bangsa karena wabah Covid 19.

B. Penutup

Demikianlah isi makalah oleh kami mengenai sejarah perekonomian di


Indonesia, mengetahui sejarah ekonomi bangsa sendiri merupakan suatu langkah bagi
kita untuk memperbaiki dan terus meningkatkan sistem ekonomi bangsa kedepannya
dalam rangka mencapai kesejahteraan bangsa.

Kami mengakui masih banyak kekurangan disana sini dalam makalah yang
kami susun ini, oleh karena itu kritik dan saran yang membangun sangat kami

perlukan kedepannya demi menyempurnakan penulisan makalah kami.


DAFTAR PUSTAKA

 Putra, Windu. 2019. Perekonomian Indonesia Penerapan Beberapa Teori Ekonomi


Pembangungan di Indonesia. Depok: Raja Grafindo Persada
 Machmud, Amir. 2016. Perekonomian Indonesia Pasca Reformasi. Jakarta: Erlangga
 E, Aulia Annaisabiru. 2018. “Sistem Ekonomi Indonesia dan Karakteristiknya”.
https://www.ruangguru.com/blog/sistem-ekonomi-indonesia-dan-karakteristiknya,
diakses pada 26 Mei 2022 pukul 19.00.
 Nanda, Salsabila. 2022. “Sistem Ekonomi: Definisi, Jenis, Ciri, Kelebihan, dan
Kekurangan”.https://www.brainacademy.id/blog/sistem-
ekonomi#:~:text=Sistem%20Ekonomi%20di%20Indonesia&text=Jawabannya%2C%
20Indonesia%20menganut%20sistem%20ekonomi,berlandaskan%20Pancasila%20da
n%20UUD%201945, diakses pada 26 Mei 2022 pukul 19.20
 Situs Badan Pusat Statistik Indonesia. https://www.bps.go.id, diakses pada 27 Mei
2022 11.05

Anda mungkin juga menyukai