Disusun Oleh:
JUDUL ......................................................................................................................
BAB I : PENDAHULUAN.......................................................................................
BAB II : PEMBAHASAN........................................................................................
A. Kesimpulan ...................................................................................................
B. Penutup .........................................................................................................
LAMPIRAN ..............................................................................................................
DAFTAR TABEL
PENDAHULUAN
Indonesia adalah negara yang memiliki potensi ekonomi yang tinggi, potensi
yang mulai diperhatikan dunia internasional. Indonesia termasuknegara dengan
ekonomi terbesar di Asia Tenggara, memiliki sejumlah karakteristik yang
menempatkan Negara kita ini dalam posisi yang bagus untuk mengalami
perkembangan ekonomi yang pesat. Tetapi, apakah kita telah memanfaatkan sumber
daya kita yang melimpah dengan baik dan cermat? Apakah pengelolaan pemerintah
akan sumber daya kita sudah dimaksimalkan? Ada banyak pertanyaan yang ingin kita
ketahui jawabannya. Oleh karena itu, kita akan mengurai sejarah tentang
perekonomian Indonesia.
Sistem ekonomi adalah sistem yang digunakan oleh suatu negara untuk
membentuk dan mengatur serta mengalokasikan sumber daya, layanan barang yang
dimilikinya baik itu kepada individu maupun organisasi di negara tersebut. Menurut
M Hatta sistem ekonomi adalah sistem yang dapat mengatur perekonomian yang agar
bisa diterapkan di dalam negara Indonesia dan harus atas dasar asas kekeluargaan
(Rahardjo, 2009) .
Dengan bersandar pada pengertian tersebut, maka kita dapat melihat fakta
bahwa ekonomi rakyat terus berkembang dari waktu ke waktu. Namun
perkembangannya tidak sejalan dengan perkembangan perekonomian secara
keseluruhan. Dilihat dari sisi output-nya perkembangan ekonomi rakyat lebih lamban
dari perekonomian modern dan skala besar, yang pelaku dan kepemilikannya
terbatas. Di era modern ini untuk menjalankan sistem ekonomi kerakyatan dapat
dilakukan dengan berbagai cara, salah satunya melalui penegakkan hukum dalam
bentuk UU dan aturan lain. Hal ini dipermudah dengan adanya sistem desentralisasi
yaitu penyerahan kewenangan dari pemerintah pusat kepada pemerintah daerah untuk
mengurusi urusan rumah tangganya sendiri berdasarkan prakarsa dan aspirasi
rakyatnya dalam kerangka Negara Kesatuan Republik Indonesia, dengan adanya
desentralisasi maka muncullah otonomi bagi suatu pemerintah daerah.
Dari uraian diatas kita akan menelaah sudahkan sistem ekonomi pancasila dan
landasan-landasannya diterapkan, atau berbeda sama sekali antara konsep dan
realitanya. Hal ini ditinjau karena keadaan ekonomi Indonesia pada saat ini.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana sejarah sistem ekonomi di Indonesia?
2. Apa saja yang melatarbelakangi pergantian sistem ekonomi di Indonesia?
3. Apakah pergantian sistem ekonomi membawa perubahan besar bagi
perekonomian Indonesia?
4. Apakah masalah perekonomian Indonesia dapat diselesaikan setelah
menggunakan sistem ekonomi pancasila?
5. Jika melihat kondisi perekonomian Indonesia saat ini, sudahkah konsep
Ekonomi Pancasila diterapkan dengan benar?
BAB II
PEMBAHASAN
Istilah “sistem” berasal dari perkataan “systema” (bahasa Yunani), yang dapat
diartikan sebagai: keseluruhan yang terdiri dari macam-macam bagian. Sistem adalah
sekelompok bagian-bagian yang bekerja secara bersama untuk melaksanakan sesuatu
maksud atau tujuan. Dimana diantara bagian-bagian tersebut saling mempengaruhi.
Jika dikaitkan dengan ekonomi, sistem ekonomi artinya sebagai sistem yang
mengatur perekonomian sebuah negara dalam rangka mencapai tujuan negara
tersebut.
Sistem ekonomi lahir sekitar tahun 1960-an yang saat itu terdiri dari dua sistem
ekonomi yang berlaku, yaitu sistem ekonomi kapitalis dan sosialis. Dasar yang
membedakan antara kedua sistem ini adalah peranan atau intervensi pemarintah
dalam perekonomian. Keadaan ini sangat bergantung pada sistem sosial lainnya,
terutama politik yang berlangsung di masyarakat.
Dalam suatu perekonomian, setidaknya ada empat jenis keputusan yang harus
diambil setiap waktu. Keputusan tersebut berkaitan dengan apa, berapa banyak,
bagaimana, dan untuk siapa kegiatan ekonomi tersebut dilakukan. Bagaimana
keputusan tersebut akan diambil tergantung pada sistem ekonomi yang dianut oleh
negara yang bersangkutan. Dalam hal ini, ada berbagai pendekatan yang dapat
digunakan untuk menjawab jenis keputusan tersebut. Pendekatan pertama berasal dari
kalangan ekonom konservatif dan pendekatan kedua berasal dari kalangan ekonom
progresif.
Bertitik tolak dari uraian tersebut, untuk mengetahui kekhasan sistem ekonomi yang
dianut oleh suatu negara sebenarnya tergantung pada tiga kriteria penting. Ketiga
kriteria tersebut adalah sebagai berikut:
Sistem ekonomi kapitalis, atau yang lebih dikenal dengan sistem ekonomi pasar
bebas, merupakan sistem ekonomi di mana peranan pemerintah terhadap
perekonomian sangat kecilsekali bahkan dapat dikatakan tidak ada Sistem ini
dikembangkan oleh kaum klasik yaitu Adam Smith. Adam Smith dalam bukunya The
Wealth of Nations (1896) mengatakan bahwa untuk mencapai kesuksesan suatu
perekonomian, maka faktor-faktor produksi harus diserahkan kepada masing masing
individu, sementara untuk kemakmuran maka perdagangan bebas dan persaingan
yang sangat tinggi haruslah diterapkan dalam perekonomian tanpa ada pihak yang
mengatur. Jadi jelas di sini bahwa sistem ekonomi kapitalis tidak menghendaki
campur tangan pemerintah. Sistem ekonomi ini menitikberatkan pada kebebasan
pemilikan modal secara individual oleh warga masyarakat. Karena, dalam
kenyataanya, tidak semua warga masyarakat mampu ikut serta dalam pemilikan
modal maka sistem perekonomian kapitalis ditandai oleh adanya pembagian
masyarakat ke dalam dua golongan yakni pemilik modal (majikan) dan pemilik
tenaga (buruh). Bila majikan hidup dari akumulasi modal, maka golongan buruh
hidup dari menjual tenaganya. Dalam hal ini tampak bahwa peranan pemerintah
dalam perekonomian relatif Lecil Pemerintah hanya berfungsi sebagai
pelindungwarganya dari peperangan, ketidakadilan, dan penyedia sarana
infrastruktur.
Masyarakat komunis adalah yang dicita-citakan oleh Karl Marx yang dianggap
sebagai masyarakat yang tidak ada kelas sosialnya. Manusia dibebaskan dari
keterikatannya pada milik pribadi dan di masyarakat tidak ada eksploitasi,
penindasan, dan paksaan. Ia juga berpendapat bahwa negara tidak lain hanyalah
mesin yang dipakai suatu kelas untuk menindas kelas lain. Karena itu, negara hanya
merupakan lembaga transisi yang dipakai dalam perjuangan untuk menindas lawan-
lawannya dengan kekerasan.
Dalam tahap awal komunisme, prinsipnya adalah “setiap orang memberi (pada
masyarakat) menurut kemampuannya, setiap orang menerima sesuai dengan
karyanya”. Sedangkan dalam tahap komunisme penuh, prinsipnya telah berkembang
menjadi “setiap orang memberi sesuai dengan kemampuannya, setiap orang
menerima menurut kebutuhannya menurut kebutuhannya)”.
Sistem ini muncul dan berkembang sebagai upaya mengatasi kelemahan sistem
ekonomi kapitalis dan sistem ekonomi sosialis. Pemberlakuan sistem ekonomi
kapitalis yang ketat ternyata menimbulkan depresi ekonomi pada tahun 1930-an,
sedangkan pemberlakuan sistem ekonomi sosialis yang ketat juga tidak mampu
menghilangkan kelas-kelas dalam masyarakat.
Sistem ekonomi Islam merupakan sistem ekonomi yang digali dari nilai-nilai
yang terkandung dalam Al-Qur’an dan Assunah. Berdasarkan Al-quran dan hadist
tersebut, pada dasarnya sistem ekonomi Islam ini menitikberatkan pada persaudaraan
dan kekuatan.
Seperti diketahui bahwa premis yang dijadikan landasan dalam ekonomi Barat adalah
kebutuhan manusia tidak terbatas, prinsip kelangkaan, dan setiap individu mencari
keuntungan secara sendiri-sendiri. Premis tersebut sangat bertentangan dengan yang
dijadikan landasan dalam sistem ekonomi Islam, yaitu pengendalian hawa nafsu atau
yang berlandaskan pada needs bukan wants. Hal ini tampak dari premis sebagai
berikut:
a) Kebutuhan manusia itu tidak boleh berlebihan. Ini dinyatakan pada QS.
Al-A’raf:31 yang artinya “Wahai anak cucu Adam! Pakailah pakaianmu
yang indah pada setiap (memasuki antara lain: ) masjid, makan, dan
minum tetapi jangan berlebih-lebihan. Sesunguhnya Allah tidak menyukai
orang yang berlebih-lebihan”.
b) Bukan mencari kesenangan saja tetapi hasanah dunia dan akhirat. Hal ini
sesuai dengan firman Tuhan di Qs. 2:201 yang menyatakan bahwa “Dan
di antara mereka ada orang yang berdoa: Ya Tuhan kami, berilah kami
kebaikan di dunia dan di akhirat dan peliharalah kami dari siksa neraka”,
(Qs. 2:201).Selain hal-hal tersebut, konsep penting lainnya yang berkaitan
dengan ekonomi Islam menyangkut landasan sistem ekonomi Islam yang
terdiri atas hal-hal berikut ini:
a. Nilai Dasar
(1) Hakikat Kepemimpinan. Kepemimpinan bukanlah penguasa mutlak atau
sumber ekonomi tetapi kemampuan untuk memanfaatkannya.
(2) Keseimbangan. Orang-orang yang apabila membelanjakan (harta), mereka
tidak berlebih-lebihan dan tidak pula kikir dan adalah (pembelanjaan itu)
ditengah-tengah antara yang demikian (Qs.27:67). Makna ayat ini ialah
adanya keseimbangan yang ditandai oleh kesederhanaan, hemat, dan
menjauhi keborosan (adanya efisiensi).
(3) Keadilan. Keadilan di sini diartikan sebagai kebijakan dalam
mengalokasikan sejumlah kegiatan ekonomi tertentu, sehingga keadilan
harus tercermin dalam konsumsi, produksi, dan distribusi,
b. Nilai Instrumental
Dalam sistem ekonomi Islam ada lima instrumental yang dipengaruhi oleh
tingkah laku ekonomi seorang muslim dan pembangunan ekonomi pada
umumnya. Nilai nilai tersebut adalah kewajiban zakat, larangan riba,
kerjasama ekonomi, jaminan sosial, dan peranan anggota.
c. Azas Filsafat
Asas filsafat ekonomi (A.M. Syaefudin) adalah tauhid, kepemilikan, dan
pertanggungjawaban.
d. Nilai Normatif
Hal yang dijadikan nilai normatif dalam sistem Islam adalah landasan aqidah,
landasan akhlak, dan landasan syariah.
5. Sistem Pancasila
Sistem ekonomi secara sederhana dapat diartikan sebagai cara suatu masyarakat
mengatur kehidupan ekonominya untuk mencapai kemakmuran. Sejarah mencatat
Indonesia mengalami beberapa pergantian sistem ekonomi.Perubahan tersebut
disesuaikan dengan kebutuhan seperti orientasi pembangunan serta iklim politik.
Sistem ekonomi yang berbeda juga menciptakan kondisi yang berbeda. Berikut ini
adalah rangkuman perkembangan sistem perekonomian di Indonesia sejak sebelum
kemerdekaan hingga saat ini:
Daya tarik Indonesia akan sumber daya alam dan rempah-rempah membuat
bangsa-bangsa Eropa berbondong-bondong datang untuk menguasai Indonesia.
Sebelum merdeka setidaknya ada empat negara yang pernah menjajah Indonesia, di
antaranya adalah Portugis, Belanda, Inggris, dan Jepang.
Untuk mempermudah aksinya di Hindia Belanda, VOC diberi hak yang antara
lain meliputi: 1) hak mencetak uang. 2) hak mengangkat dan memberhentikan
pegawai, 3) hak menyatakan perang dan damai, 4) hak untuk membuat angkatan
bersenjata sendiri, 5) hak untuk membuat perjanjian dengan raja-raja.
Sistem Ekonomi Pintu Terbuka (Liberal) terjadi karena adanya desakan kaum
Humanis Belanda yang menginginkan perubahan nasib warga pribumi ke arah yang
lebih baik dengan mendorong pemerintah Belanda mengubah kebijakan ekonominya.
Dibuatlah peraturan-peraturan agrarian yang baru, yang antara lain mengatur tentang
penyewaan tanah pada pihak swasta untuk jangka 75 tahun dan aturan tentang tanah
yang boleh disewakan dan yang tidak boleh. Pada akhirnya, sistem ini bukannya
meningkatkan kesejahteraan pribumi, tapi malah menambah penderitaan, terutama
bagi para kuli kontrak yang tidak diperlakukan layak.
Inggris berusaha mengubah pola pajak hasil bumi yang telah hampir dua abad
diterapkan oleh Belanda, dengan menerapkan landrent (pajak tanah). Selain itu,
dengan landrent, maka penduduk pribumi akan memiliki uang untuk membeli barang
produk Inggris atau yang diimpor dari India. Inilah imperialisme modern yang
menjadikan tanah jajahan tidak sekadar untuk dieksplorasi kekayaan alamnya, tapi
juga menjadi daerah pemasaran produk dari negara penjajah.
Keadaan ekonomi keuangan pada masa awal kemerdekaan amat buruk karena
inflasi yang disebabkan oleh beredarnya lebih dari satu mata uang secara tidak
terkendali. Pada Oktober 1946 pemerintah RI mengeluarkan ORI (Oeang Republik
Indonesia) sebagai pengganti uang Jepang. Namun adanya blokade ekonomi oleh
Belanda dengan menutup pintu perdagangan luar negeri mengakibatkan kekosongan
kas negara.
Sebagai akibat Dekrit Presiden 5 Juli 1959, maka Indonesia menjalankan sistem
demokrasi terpimpin dan struktur ekonomi Indonesia menjurus pada sistem etatisme
(segalanya diatur pemerintah). Namun lagi lagi sistem ini belum mampu
memperbaiki keadaan ekonomi Indonesia. Akibatnya adalah:
a. Devaluasi menurunkan nilai uang dan semua simpanan di bank di atas 25.000
dibekukan.
b. Pembentukan Deklarasi Ekonomi (Dekon) untuk mencapai tahap ekonomi
sosialis Indonesia dengan cara terpimpin.
c. Kegagalan dalam berbagai tindakan moneter.
Pada awal Orde Baru, stabilitas ekonomi dan politik menjadi prioritas utama.
Program pemerintah berorientasi pada pengendalian inflasi, penyelamatan keuangan
negara dan pengamanan kebutuhan pokok rakyat. Setelah melihat pengalaman masa
lalu, di mana dalam sistem ekonomi liberal ternyata pengusaha pribumi kalah
bersaing dengan pengusaha nonpribumi dan sistem etatisme tidak memperbaiki
keadaan, maka dipilihlah sistem ekonomi campuran dalam kerangka sistem ekonomi
Demokrasi Pancasila. Ini merupakan praktik dari salah satu teori Keynes tentang
campur tangan pemerintah dalam perekonomian secara terbatas.
Orde reformasi dimulai saat kepemimpinan Presiden B.J. Habibie, namun belum
terjadi peningkatan ekonomi yang cukup signifikan dikarenakan masih adanya
persoalan-persoalan fundamental yang ditinggalkan pada masa Orde Baru.
Setelah masa Reformasi, pemerintah melaksanakan sistem ekonomi yang
berlandaskan ekonomi kerakyatan atau yang kita kenal dengan Ekonomi
Pancasila. Sistem inilah yang masih berlaku di Indonesia.Kebijakan yang menjadi
perhatian adalah cara mengendalikan stabilitas politik. Sampai pada masa
kepemimipinan Presiden Abdurrahman Wahid, Megawati Soekarnoputri, Susilo
Bambang Yudhoyono hingga sekarang masa kepemimpinan Presiden Joko Widodo
pun masalah-masalah yang diwariskan dari masa Orde Baru masih belum dapat
diselesaikan secara sepenuhnya. Bisa dilihat dengan masih adanya KKN, inflasi,
pemulihan ekonomi, kinerja BUMN, dan melemahnya nilai tukar rupiah yang
menjadi masalah polemik bagi perekonomian Indonesia.
a. Masa Kepemimpinan B.J. Habibie
Salah satu prestasi yang sangat besar dan patut dicatat selama Presiden
Abdurrahman Wahid menjadi Presiden adalah penghapusan badan koordinasi
bantuan pemantapan stabilitas nasional (Baskorstanas) dan lembaga penelitian khusus
(Litsus). Kebijakan ini dikeluarkan melalui Keputusan Presiden (Keppres) No.
38/2000 tentang Penghapusan Baskorstanas dan Litsus yang selama Orde Baru
menjadi alat represif Negara (Iskandar, 2004). Kebijakan ini merupakan cermin
gagasan besar Presiden Abdurrahman Wahid untuk meletakkan TNI pada tempat
yang sebenarnya sekaligus mencabut sistem kontrol terhadap kebebasan masyarakat.
1) Meminta penundaan utang sebesar US$ 5,8 milyar pada pertemuan Paris
Club ke-3 dan mengalokasikan pembayaran utang luar negri sebesar
Rp116,3 triliun.
Jokowi-JK juga dihadapkan pada konflik suku, agama, ras dan antar golongan
(SARA) hingga isu terorisme dan bangkitnya komunisme. Konflik dan isu tersebut
turut mewarnai dinamika sosial politik selama satu tahun pemerintahan Jokowi-JK.
Untung saja, permasalahan tersebut bisa diselesaikan dengan baik oleh pemerintah.
Keadaan politik di atas tentunya ikut berpengaruh pada kecepatan gerak Presiden
Joko Widodo dalam men menjalankan kebijakan-kebijakan politiknya bagi
kepentingan masyarakat.
Terdapat beberapa kebijakan Jokowi dalam segi ekonomi tahap I yang berfokus
pada tiga hal besar, yakni meningkatkan daya saing industri, mempercepat proyek-
proyek strategis nasional, dan mendorong investasi di sektor properti. Menurut
Jokowi, pemerintah dan Bank Indonesia (BI) sebelumnya telah melakukan upaya
stabilisasi fiskal dan moneter, termasuk di dalamnya adalah pengendalian inflasi.
Sinergi kebijakan ini dilakukan guna menggerakkan mesin pertumbuhan ekonomi,
antara lain dengan mendorong percepatan belanja pemerintah dan juga melakukan
langkah langkah penguatan neraca pembayaran.
D. Sistem perekonomian yang diterapkan oleh Indonesia
Ayat 2: Cabang-cabang produksi yang penting bagi negara dan yang menguasai
hajat hidup orang banyak dikuasai oleh negara.
Ayat 3: Bumi, air dan kekayaan alam yang terkandung di dalamnya dikuasai oleh
negara dan dipergunakan untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat.
Ketentuan lebih lanjut mengenai pelaksanaan pasal ini diatur dalam Undang-Undang
Kerjasama
Gotong royong
Keadilan
Kekeluargaan
Kelebihan dari sistem ekonomi pancasila yaitu tidak adanya monopoli barang,
karena barang barang yang fatal dan menyangkut hajat hidup banyak orang
dikelola oleh negara seperti listrik dan air, lalu masyarakat diberikan kebebasan
sebesar besar nya untuk berkreasi dan memproduksi barang selagi tidak
melanggar peraturan yang sudah diterapkan.
Sekarang kita sudah tau bahwa sistem ekonomi yang dianut Indonesia adalah
Sistem Ekonomi Pancasila, yang mana sudah diterapkan lebih dari 20 tahun. Lalu
pertanyaannya, bagaimana kondisi sistem ekonomi tersebut dimasa sekarang?
Mari kita lihat dari 11 tahun terakhir, yaitu dari masa kepemimpinan
Presiden Joko Widodo. Sebelum itu, mari kita melihat dulu data tingkat inflasi
dan tingkat kemiskinan Indonesia 11 tahun terakhir, yaitu dari tahun 2011-2021
dalam bentuk tabel.
Tingkat Inflasi
Tabel 1.1 : Tingkat Inflasi 2011-2021
Tabel diatas menunjukkan tingkat inflasi Indonesia tiap bulannya mulai dari
tahun 2011 sampai tahun 2021. Dapat kita lihat bahwa tingkat inflasi di Indonesia
dapat dijaga oleh pemerintah dibawah angka 5%, kecuali pada tahun 2013 dan 2014
karena pada tahun itu diadakan Pemilu Presiden. Namun sejak Presiden Jokowi
memimpin, dapat dilihat bahwa angka inflasi cenderung berkurang setiap tahunnya
bahkan pada tahun 2020 dan 2021 dimana kita tahu pada tahun tersebut ekonomi
dunia sedang terguncang karena wabah Covid 19. Ini menunjukkan bahwa
pemerintah berhasil menjaga perekonomian stabil setiap tahunnya.
Tingkat kemiskinan
Jika kita mengacu pada UUD Pasal 33 sebagai landasan ekonomi pancasila,
maka dapat dikatakan pelaksanaan ekonomi pancasila pada saat ini sudah diterapkan
dengan benar. Kita dapat melihat bahwa aset aset penting dan menyangkut hajat
hidup rakyat masih dipegang oleh negara seperti listrik dan air.
Namun cukup disayangkan kuasa pemerintah masih kurang dalam mencegah
kelangkaan barang, seperti pada kasus kelangkaan minyak goreng baru baru ini. Pada
kasus tersebut, kelihatan dengan jelas ketidakmampuan pemerintah dalam
mengendalikan harga minyak yang membuat harga minyak melambung sangat tinggi
sampai menuai protes dan demo dimana mana.
A. Kesimpulan
Dari uraian diatas, dapat kita ketahui bahwa sistem ekonomi Indonesia selalu
berubah dari masa kemasa, baik dari sebelum kemerdekaan maupun setelah
kemerdekaan. Setelah merdeka kita melakukan beberapa kali pergantian sistem
ekonomi sebelum akhirnya menggunakan sistem ekonomi pancasila seperti sekarang
ini. Pergantian pergantian tersebut disebabkan oleh berbagai situasi seperti situasi
politik dalam negeri serta internasional, serta juga diselaraskan dengan tujuan
ekonomi presiden pada saat itu.
Sekarang, di era reformasi ini tantangan ekonomi semakin besar dan semakin
banyak, seperti misalnya perang antara Rusia dan Ukraina yang membuat ekonomi
global terganggu, dan sedikit banyaknya juga mempengaruhi negara kita. Pemerintah
dituntut untuk selalu siap menghadapi segala perubahan untuk menekan angka
kemiskian dan terus menaikkan angka pertumbuhan ekonomi serta mempercepat
pemulihan ekonomi bangsa karena wabah Covid 19.
B. Penutup
Kami mengakui masih banyak kekurangan disana sini dalam makalah yang
kami susun ini, oleh karena itu kritik dan saran yang membangun sangat kami