Anda di halaman 1dari 8

MASALAH LIMA

210302036 SUNTRA YANTI


MASALAH LIMA
• Metode istimbath hukum Majelis Tarjih pada mulanya mengacu pada rumusan al-masail al-
khamsah atau mubtadi’ al-khamsah yang lahir tahun 1935. Pembahasan lebih menyeluruh
diselenggarakan pada 29 Desember 1954-3 Januari 1955 dalam Muktamar Khusus Majelis
Tarjih, dan ditanfidzkan pada 1964. Lima pokok masalah itu meliputi konsep tentang
(1) Al-din,
(2) Al-dunya
(3) Al-ibadah
(4) Sabilillah,
(5) Al-qiyas (Ijtihad)
• Lima masalah ini terilhami dari realitas bahwa umat dalam kondisi belum mampu
menjadikan Islam sebagai agama yang konstekstual dan berkemajuan, sebagaimana
ungkapan Islam itu ya’lu wala yu’la ‘alaih. Kata Muhammad Abduh: al-islamu mahjubun bi
al-muslimin. Muhammadiyah ingin menjadikan pesan al-Qur’an dan Hadis membumi,
sehingga Islam bersinar cerah. Terilhami juga dari Qs Al-Hajj: 78, “Dia (Allah) sekali-kali
tidak menjadikan untuk kamu dalam agama ini suatu
kesempitan.” Hadis, “Permudahkanlah dan jangan mempersulit. Gembirakanlah dan
janganlah membuat orang lari” dan “Kamu lebih tahu urusan duniamu.” (Asjmuni
Abdurrahman, Manhaj Tarjih Muhammadiyah, 2012)
Al-Din
• Agama yang dibawa oleh Nabi Muhammad saw ialah apa yang
diturunkan Allah dalam al-Qur’an dan yang tersebut dalam al-
Sunnah maqbulah, berupa perintah-perintah dan larangan-
larangan serta petunjuk untuk kebaikan manusia di dunia dan
akhirat.
• Agama adalah apa yang disyariatkan Allah dengan perantaraan
Nabi-nabi-Nya, berupa perintah dan larangan serta untuk
kebaikan-kebaikan manusia di dunia dan akhirat.
Al-Dunya
Kedua, yang dimaksud “urusan dunia” dalam
sabda Rasulullah “Kamu lebih mengerti urusan
duniamu” ialah segala perkara yang tidak menjadi
tugas diutusnya para Nabi, (yaitu
perkara/pekerjaan/urusan yang diserahkan
sepenuhnya kepada kebijakan manusia).
Al-Ibadah
Ketiga, ibadah adalah ber-taqarrub (mendekatkan
diri) kepada Allah dengan jalan menaati segala
perintah-Nya, menjauhi larangan-Nya, dan
mengamalkan segala yang diinginkan Allah.
Ibadah itu ada yang umum dan ada yang khusus
(madhah dan gairu mahdhah).
Sabilillah
Keempat, sabilillah ialah jalan yang
menyampaikan perbuatan seseorang kepada
keridhaan Allah, berupa segala amalan yang
diizinkan Allah untuk memuliakan kalimat
(agama)-Nya dan melaksanakan hukum-hukum-
Nya.
Al-Qiyas
Kelima, ijtihad. Poin ini belum ada penjelasan secara rinci. Disebutkan:

• Bahwa dasar mutlak untuk berhukum dalam agama Islam adalah al-Qur’an dan al-

Hadis,

• Bahwa dalam menghadapi persoalan yang telah terjadi dan sangat dibutuhkan untuk

diamalkan, mengenai hal-hal yang tidak bersangkutan dengan

ibadah mahdlah, padahal untuk alasan atasnya tidak terdapat nash sharih dalam al-

Qur’an dan al-Sunnah, maka dipergunakanlah alasan dengan

jalan ijtihad dan istimbath dari nash yang ada, melalui persamaan illat,

sebagaimana dilakukan oleh ulama salaf dan khalaf. (muhammad ridha basri)


SEKIAN....

Anda mungkin juga menyukai