Anda di halaman 1dari 16

IJTIHAD

Tugas Kelompok 6 Pendidikan Agama


Nama kelompok
• JAMHARI RUSDI
• JULIANA USNIAR
PENGERTIAN IJTIHAD
Pengertian menurut bahasa

Menurut bahasa yaitu bersungguh-sungguh dalam mencurahkan


pikiran

Pengertian menurut istilah


Menurut istilah yaitu mencurahkan segenap tenaga dan pikiran
secara bersungguh-sungguh untuk menetapkan suatu hukum dan
dalam prakteknya digunakan untuk sesuatu yang sulit dan
memayahkan.
Ijtihad dalam pengertian lain
• Ijtihad dalam pengertian lain yaitu berusaha memaksimalkan daya dan
upaya yang dimilikinya. Dengan demikian, ijtihad bisa digunakan sebagai
upaya untuk menyelesaikan masalah-masalah yang menyangkut tentang
hukum islam.
• Secara etimilogi ijtihad memiliki definisi pengerahan segala kemampuan
untuk mengerjakan sesuatu yang sulit. Secara terminologi ijtihad adalah
penelitian dan pemikiran untuk mendapatkan sesuatu yang terdekat pada
kitabullah ( syara ) dan sunnah rasul atau yang lainnya untuk memperoleh
nash yang ma’qu, agar maksud dan tujuan umum dari hikmah syariah yang
terkenal dengan mashlahat
Pengertian ijtihad menurut
definisi ushul fiqih
• Ijtihad menurut definisi ushul fiqih yaitu pengarahan segenap kesanggupan oleh
seorang ahli fiqih untuk memperoleh pengetahuan tentang hukum-hukum syara’
dan hukum syara’ menunjukan bahwa ijtihad hanya berlaku dibidang fiqih,
bidang hukum yang berkenaan dengan amal, bukan bidang pemikiran ‘amaliy
dan bukan nizhariy.
• Amaliy adalah sebagai ajaran tasawuf yang lebih menekankan kepada prilaku
yang baik, dalam kaitannya dengan amalan ibadah kepada Allah.
Lanjutan...
• Hukum syara adalah tuntutan Allah SWT yang mengatur amal perbuatan orang
mukallaf baik berupa iqtidha ( perintah, larangan, anjuran untuk melakukan
atau anjuran untuk meninggalkan ), takhyir ( kebolehan bagi orang mukallaf
untuk memilih antara melakukan dan tidak melakukan ) atau wadh’i ( ketentuan
yang menetapkan sesuatu sebagai sebab, syarat dan mani’/ penghalang )
Bentuk ijtihad
Macam-macam bentuk ijtihad yaitu :

Ijma adalah suatu kesepakatan para ulama dalam


menetapkan hukum islam berdasarkan Al-Qur’an dan hadist
dalam uatu perkara. Hasil dari kesepakatan para ulama ini
berupa fatwa yang dilaksanakan oleh umat islam.
Qiyas adalah suatu penetapan hukum islam terhadap
masalah baru yang belum pernah ada sebelumnya. Tapi
memiliki kesamaan ( seperti manfaat, sebab, bahaya ) dengan
masalah lain, sehingga ditetapkan hukum yang sama.
Maslahah Mursalah adalah suatu cara menetapkan hukum
islam berdasarkan pada pertimbangan manfaat dan
kegunaannya.
Bentuk ijtihad
Bentuk-bentuk ijtihad yaitu :

Sududz Dzariah adalah suatu pemutusan hukum atas hal


yang mubah, makruh ataupun haram demi kepentingan umat.
Istishab adalah suatu penetapan hukum atau aturan hingga
ada alasan tepat untuk mengubah ketetapan tersebut.
Urf adalah penetapan bolehnya suatu adat istiadat dan
kebebasan suatu masyarakat selama tidak bertentangan dengan
Al-Qur’an dan Hadist.
Istihsan adalah suatu tindakan meninggalkan satu hukum
kepada hukum lainnya, karena adanya dalil syara’ yang
mengharuskan.
Fungsi ijtihad
Berikut fungsi ijtihad :
Fungsi ijtihad Al-ruju’ adalah mengembalikan ajaran-ajaran islam kepada
Al-Qur’an dan sunnah dari segala interprestasi yang kurang relevan
Fungsi ijtihad Al-ihya adalah menghidupkan kembali bagian-bagian dari
nilai dan islam semangat agar mampu menjawab tantangan zaman.
Fungsi ijtihad Al-inabah adalah memenuhi ajaran-ajaran islam yang telah
di-ijtihadi oleh ulama terdahulu dan dimungkinkan adanya kesalahan
menurut konteks zaman dan kondisi yang dihadapi
Posisi Ijtihad
.

• Bagi umat Islam, ijtihad adalah suatu kebutuhan dasar, bukan saja ketika Nabi sudah tiada, tapi bahkan
ketika Nabi masih hidup. Hadits riwayat Mu'adz Ibn Jabal adalah buktinya. Nabi tidak saja mengizinkan,
tetapi menyambut dengan gembira campur haru begitu mendengar tekad Mu'adz untuk berijtihad,
dalam hal-hal yang tidak diperoleh ketentuannya secara jelas dalam al-Qur'an maupun Hadits.

• Ijtihad diperlukan karena permasalahan selalu berkembang. Sejak abad ke II dan ke III Hijriyah
permasalahan hukum Islam telah mulai perumusan hukum, diantaranya hasil dari Al-Madzahibul–
Arba’ah baik dalam ibadah maupun mu’amalah. Contohnya, dalam berwudlu’, bila ada ijtihad, maka
tidak akan keluar dari pendapat madzab empat atau al-madzhibul arba’ah
Posisi Ijtihad
.

• Bagi umat Islam, ijtihad adalah suatu kebutuhan dasar, bukan saja ketika Nabi sudah tiada, tapi bahkan
ketika Nabi masih hidup. Hadits riwayat Mu'adz Ibn Jabal adalah buktinya. Nabi tidak saja mengizinkan,
tetapi menyambut dengan gembira campur haru begitu mendengar tekad Mu'adz untuk berijtihad,
dalam hal-hal yang tidak diperoleh ketentuannya secara jelas dalam al-Qur'an maupun Hadits.

• Ijtihad diperlukan karena permasalahan selalu berkembang. Sejak abad ke II dan ke III Hijriyah
permasalahan hukum Islam telah mulai perumusan hukum, diantaranya hasil dari Al-Madzahibul–
Arba’ah baik dalam ibadah maupun mu’amalah. Contohnya, dalam berwudlu’, bila ada ijtihad, maka
tidak akan keluar dari pendapat madzab empat atau al-madzhibul arba’ah
Ada beberapa yang boleh
berijtihad

Masalah ijtihadiyah bukan Bahwa nash yang sudah ada Masalah yang mengandung
yang telah ada dalam nash tentang masalah ini adalah dua unsur yang berbeda jika
secara qoth’i atau sudah ada nash yang memungkinkan dipahami dari maksud syar’i
kepakatan ulama tentang itu. untuk dita’wil. menetapkannya.
Mazhab dalam fiqh
Ahlussunnah wal Jama’ah berhaluan salah satu Madzhab yang empat. Seluruh ummat Islam di
dunia dan para ulamanya telah mengakui bahwa Imam yang empat ialah Imam Hanafi, Imam
Maliki, Imam Syafi’i dan Imam Ahmad Ibnu Hambal telah memenuhi persyaratan sebagai Mujtahid.

• Madzhab Hanafi
Dinamakan Hanafi, karena pendirinya Imam Abu Hanifah An-Nu’man bin Tsabit. Beliau lahir pada
tahun 80 H di Kufah dan wafat pada tahun 150 H. Madzhab ini dikenal madzhab Ahli Qiyas (akal)
karena hadits yang sampai ke Irak sedikit, sehingga beliau banyak mempergunakan Qiyas. Beliau
termasuk ulama yang cerdas, pengasih dan ahli tahajud dan fasih membaca Al-Qur’an.

• Madzhab Maliki
Pendirinya adalah Al-Imam Maliki bin Anas Al-Ashbahy. Ia dilahirkan di Madinah pada tahun 93 H
dan wafat pada tahun 179 H. Beliau sebagai ahli hadits di Madinah dimana Rasulullah SAW hidup
di kota tersebut. Madzhab ini dikenal dengan madzhab Ahli Hadits, bahkan beliau mengutamakan
perbuatan ahli Madinah daripada Khabaril Wahid (Hadits yang diriwayatkan oleh perorangan).
Lanjutan...
• Madzhab Syafi’i
Tokoh utamanya adalah Al-Imam Muhammad bin Idris As-Syafi’i Al-Quraisyi. Beliau dilahirkan di
Ghuzzah pada tahun 150 H dan wafat di Mesir pada tahun 204 H. Beliau belajar kepada Imam
Malik yang dikenal dengan madzhabul hadits, kemudian beliau pergi ke Irak dan belajar dari ulama
Irak yang dikenal sebagai madzhabul qiyas.

• Madzhab Hanbali
Dinamakan Hanbali, karena pendirinya Al-Imam Ahmad bin Hanbal As-Syaebani, lahir di Baghdad
Th 164 H dan wafat Th 248 H. Beliau adalah murid Imam Syafi’i yang paling istimewa dan tidak
pernah pisah sampai Imam Syafi’i pergi ke Mesir.
KESIMPULAN
Ijtihad adalah sebuah ussaha yang dilakukan dengan sungguh-sungguh dengan berbagai
metode yang diterapkan beserta syarat-syarat yang telaah ditentukan untuk menggali dan
mengetahui hukum islam untuk kemudian diimplementasikan dalam kehidupan
bermasyarakat. Tujuan ijtihad dilakukan adalah upaya pemenuhan kebutuhan akan hukum
karena permasalahan manusia semakin hari semakin kompleks dimana membutuhkan
hukum islam sebagai solusi terhadap problematiak tersebut.

Sejak dulu hingga sekarang, ijtihad setantiasa tetap diperlukan, karena banyak kasus yang
tidak ditetapkan hukumnya secara tegas oleh al-qur’an dan as-sunnah. Mujtahid memilki
tingkatan-tingkaatan sebagai berikut: Mujtahid fi al-syar’I, Mujtahid fi almazhab, Mujtahid
fi al-masail, dan Mujtahid muqoyyad.
TERIMAKASIH...
Any question???

Anda mungkin juga menyukai