Anda di halaman 1dari 13

IJTIHAD SEBAGAI

MEKANISME
KONTEKSTUALISASI AL-
QURAN DAN SUNNAH
Oleh :
Kelompok 4
Anggota kelompok:

Adinda Dwi Wahyuningtyas Bayu Aji Saputra Hasibuan Ghaitsa Zahira Shafa
(1407623020) (1407623006) (1407623058)

Hilda Chairunisa Nabila Putri Syarifah Fadia


(1407623051) (1206620053) (1407623008)
01

MAKNA
Kata ijtihad berasal dari bahasa Arab, yaitu “jahada” yang artinya berusaha dengan sungguh-
sungguh. Menurut istilah dalam ilmuIJTIHAD
fiqih, ijtihad berarti mengerahkan tenaga dan pikiran
dengan sungguh-sungguh untuk menyelidiki dan mengeluarkan hukum-hukum yang
terkandung didalam Al-Quran serta hadist dengan syarat-syarat tertentu.

Ijtihad sudah ada sejak zaman Nabi Muhammad SAW. Seperti diriwayatkan Amr bin Ash,
Rasulullah SAW bersabda:
"Apabila seorang hakim menghukumi lalu ia berijtihad, dan ijtihadnya benar, dia akan
mendapatkan dua pahala. Apabila ia menghukumi lalu berijtihad, dan ijtihadnya salah, maka dia
akan menerima satu pahala" (HR Bukhari Muslim).
02 FUNGSI IJTIHAD
Meski Al Quran sudah diturunkan secara sempurna dan lengkap, tidak berarti semua hal dalam kehidupan
manusia diatur secara detil oleh Al Quran maupun Sunnah. Selain itu ada perbedaan keadaan pada saat
turunnya Al Quran dengan kehidupan modern. Sehingga setiap saat masalah baru akan terus berkembang dan
diperlukan aturan-aturan baru dalam melaksanakan Ajaran Islam dalam kehidupan beragama sehari- hari.

Jika terjadi persoalan baru bagi kalangan umat Islam di suatu tempat tertentu atau di suatu masa waktu tertentu
maka persoalan tersebut dikaji apakah perkara yang dipersoalkan itu sudah ada dan jelas ketentuannya dalam
Al Quran atau Sunnah. Sekiranya sudah ada maka persoalan tersebut harus mengikuti ketentuan yang ada
sebagaimana disebutkan dalam Al Quran atau Sunnah itu. Namun jika persoalan tersebut merupakan perkara
yang tidak jelas atau tidak ada ketentuannya dalam Al Quran dan Sunnah, pada saat itulah maka umat Islam
memerlukan ketetapan Ijtihad. Tapi yang berhak membuat Ijtihad adalah mereka yang mengerti dan paham Al
Quran dan Sunnah.
DASAR IJTIHAD 03
Ada pada surat an-Nissa/4 ayat 105
Artinya Sesungguhnya kami telah menurunkan kitab kepadamu dengan membawa kebenaran, supaya kamu mengadili antara manusia dan
apa yang telah Allah wahyukan kepadamu, dan janganlah kamu menjadi penantang (orang yang tidak bersalah), karena (membela) orang-
orangyang berkhianat.

Surat an-Nissa 14 ayat 59


Artinya Hal orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul (Nya), dan util amri diantara kamu, Kemudian jika kamu berlainan
pendapat tentang sesuatu, maka kembalikan ia kepada Allah al-quran) dan Rosul (sunnahnya), jika kamu benar-benar beriman kepada Allah
dan hari kemudian. Yang demikian itu lebih utama (bagimu) dan lebih baik akibatnya.

Dalam hadist lain ya ke yaman sebaga dijadikan dasar ijtihad ialah Mu'adz bin jabal ketika ia diutus oleh Nabi

‫ فان لم تعد فيما قصی به رسول هللا قال قال الحمدهلل الذي وفق رسول رسوله برابی‬: ‫ قضى بما قضى به رسول هللا قال‬:‫ فإن لم تجد في كتاب هللا ؟ قال‬: ‫ بما في كتاب هللا قال‬: ‫قال‬

Dengan apa kamu memutuskan perkara Mu'adz? Mu'adz menjawab: "Dengan sesuatu yang terdapat didalam kitab Allah. Nabi bersabda:
Kalau kamu tidak mendapatkannya dari kitab Allah? Muadz menjawab Saya akan memutuskannya dengan sesuatu yang telah di putuskan
oleh Rosul Allah. Nabi berkata. Kalau kamu tidak mendapatkan sesuatu yang telah diputuskan oleh rosul Alah? Muadz menjawab Saya akan
berijtihad dengan pikiran saya. Nabi bersabda segala puji bagi Allah Yang telah memberi taufiq kepada utusan dari rosul-Nya
04
JENIS-JENIS
IJTIHAD • Ijma
Adalah keputusan bersama yang dilakukan oleh para ulama dengan cara ijtihad untuk kemudian dirundingkan dan disepakati. Hasil dari
ijma adalah fatwa, yaitu keputusan bersama para ulama dan ahli agama yang berwenang untuk diikuti seluruh umat.

•Qiyas
Qiyas adalah menggabungkan atau menyamakan artinya menetapkan suatu hukum atau suatu perkara yang baru yang belum ada pada
masa sebelumnya namun memiliki kesamaan dalam sebab, manfaat, bahaya dan berbagai aspek dengan perkara terdahulu sehingga
dihukumi sama. Dalam Islam, Ijma dan Qiyas sifatnya darurat, bila memang terdapat hal-hal yang ternyata belum ditetapkan pada masa-
masa sebelumnya.

•Istihsân
Fatwa yang dikeluarkan oleh seorang fâqih (ahli fikih), hanya karena dia merasa hal itu adalah benar.
•Maslahah Murshalah
Adalah tindakan memutuskan masalah yang tidak ada naskahnya dengan pertimbangan kepentingan hidup manusia berdasarkan prinsip
menarik manfaat dan menghindari kemudharatan.
JENIS-JENIS IJTIHAD 05
•Sududz Dzariah
Adalah tindakan memutuskan suatu yang mubah menjadi makruh atau haram demi kepentingan umat.

•Istishab
Adalah tindakan menetapkan berlakunya suatu ketetapan sampai ada alasan yang bisa mengubahnya,
contohnya apabila ada pertanyaan bolehkah seorang perempuan menikah lagi apabila yang bersangkutan
ditinggal suaminya bekerja di perantauan dan tidak jelas kabarnya? maka dalam hal ini yang berlaku adalah
keadaan semula bahwa perempuan tersebut statusnya adalah istri orang sehingga tidak boleh menikah(lagi)
kecuali sudah jelas kematian suaminya atau jelas perceraian keduanya.

• Urf
Adalah tindakan menentukan masih bolehnya suatu adat-istiadat dan kebiasaan masyarakat setempat selama
kegiatan tersebut tidak bertentangan dengan aturan-aturan prinsipal dalam Alquran dan Hadis.
06
4 TINGKATKAN
•Ijtihad Muthlaq IJTIHAD
Ijtihad Muthlaq adalah kegiatan seorang mujtahid yang bersifat mandiri dalam berijtihad dan
menemukan sebab-sebab hukum dan ketentuan hukumnya dari teks Al-Qur'an dan sunnah,
dengan menggunakan rumusan kaidah-kaidah dan tujuan-tujuan syara', serta setelah lebih
dahulu mendalami persoalan hukum, dengan bantuan disiplin-disiplin ilmu

•Ijtihad at-Takhrij
yaitu kegiatan ijtihad yang dilakukan seorang mujtahid dalam mazhab tertentu untuk
melahirkan hukum syara' yang tidak terdapat dalam kumpulan hasil ijtihad imam mazhabnya,
dengan berpegang kepada kaidah-kaidah atau rumusan-rumusan hukum imam mazhabnya.
Pada tingkatan ini kegiatan ijtihad terbatas hanya pada masalah-masalah yang belum pernah
difatwakan imam mazhabnya, ataupun yang belum pernah difatwakan oleh murid-murid
imam mazhabnya.
4 TINGKATKAN IJTIHAD 07

• Ijtihad at-Tarjih
yaitu kegiatan ijtihad yang dilakukan untuk memilah pendapat yang dipandang lebih kuat di antara pendapat-
pendapat imam mazhabnya, atau antara pendapat imam dan pendapat murid-murid imam mazhab, atau antara
pendapat imam mazhabnya dan pendapat imam mazhab lainnya. Kegiatan ulama pada tingkatan ini hanya
melakukan pemilahan pendapat, dan tidak melakukan istinbath hukum syara'.

•Ijtihad al-Futya
yaitu kegiatan ijtihad dalam bentuk menguasai seluk-beluk pendapat-pendapat hukum imam mazhab dan
ulama mazhab yang dianutnya, dan memfatwakan pendapat-pendapat terebut kepada masyarakat. Kegiatan
yang dilakukan ulama pada tingkatan ini terbatas hanya pada memfatwakan pendapat-pendapat hukum
mazhab yang dianutnya, dan sama sekali tidak melakukan istinbath hukum dan tidak pula memilah pendapat
yang ada di dalamnya.
NILAI-NILAI IJTIHAD 07
• Nilai Ijtihad dalam Pendidikan
Zakiah Daradjat berpendapat bahwa landasan pendidikan islam itu terdiri dari Al-Quran dan Sunnah Nabi yang dapat
dikembangkam dengan ijtihad. Ijtihad dalam pendidikan harus tetap bersumber dari Al-Quran dan sunnah yang diolah oleh akal
yang sehat dari para ahli pendidikan Islam. Ijtihad tersebut haruslah dalam hal-hal yang berhubungan langsung dengan
kebutuhan hidup di suatu tempat pada kondisi dan situasi tertentu. Teori-teori baru dari hasil pendidikan harus dikaitkan dengan
ajaran Islam yang sesuai dengan kebutuhan hidup.

•Nilai Ijtihad dalam Keluarga


Pada zaman Rasulullah SAW, teknologi bayi tabung belum ditemukan. Akhir akhir ini bayi tabung dijadikan solusi oleh orang
yang memiliki masalah dengan kesuburan jadi dengan cara ini berharap dapat memenuhi pemecahan masalah agar dapat
memperoleh keturunan. Para ulama telah merujuk kepada hadist-hadist agar dapat menemukan hukum yang telah dihasilkan
oleh teknologi ini dan menurut MUI menyatakan bahwa bayi tabung dengan sperma dan ovum suami istri yang sah hukumnya
mubah (boleh) karena hal ini merupakan Ikhtiar yang berdasarkan agama. Allah sendiri mengajarkan kepada manusia untuk
selalu berusaha dan berdoa.
NILAI-NILAI IJTIHAD 07
• Nilai Ijtihad dalam Pekerjaan
Perjanjian/perikatan Islam dan kegiatan bisnis Islam selalu berdasarkan prinsip-prinsip Islam (syariah) yang harus bebas dari
unsur ketidakjelasan (gharar), perjudian (maisir), bunga (riba), dan penzaliman terhadap hak-hak orang lain. Tetapi secara
formal dari segi bentuk usaha (badan usaha) dalam kegiatan bisnis Islam bersumber dari hukum perundang-undangan.

Oleh karena itu, kedudukan hukum Islam (syariah) secara yuridis adalah kuat dan legal dalam sistem hukum Indonesia, dan
secara bisnis operasional memperoleh dukungan kuat dari masyarakat karena di dasarkan pada akad yang benar, adil, jujur,
transparan, bebas dari ketidakjelasan (gharar), perjudian (maisir), bunga (riba), dan jauh dari penzaliman.
09 KESIMPULAN

Ijtihad adalah sebuah usaha yang dilakukan dengan sungguh-sungguh dengan


berbagai metode yang diterapkan beserta syarat-syarat yang telah ditentukan untuk
menggali dan mengetahui hukum Islam untuk kemudian diimplementasikan dalam
kehidupan bermasyarakat.

Tujuan ijtihad dilakukan adalah upaya pemenuhan kebutuhan akan hukum karena
permasalahan manusia semakin hari semakin kompleks di mana membutuhkan
hukum Islam sebagai solusi terhadap problematika tersebut. Dan Jenis-jenis ijtihad
adalah ijma', qiyas, dan maslahah mursalah,Ijtihad Muthlaq,Ijtihad at-Takhrij,Ijtihad
at-Tarjih,Ijtihad al-Futya.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai