Mujtahid adalah seseorang yang melakukan ijtihad. Syarat untuk menjadi seorang mujtahid adalah
harus Islam, Baligh, Berakal dan Adil. Ada juga syarat terkait penguasaan ilmu yang harus dimiliki
seorang mujtahid. Berikut syarat-syaratnya;
Mujtahid adalah orang yang melakukan ijtihad. Selain harus Islam, baligh, berakal dan adil, ada
lagi beberapa syarat terkait penguasaan ilmu yang harus dimiliki oleh seorang Mujtahid; paham
ilmu terkait al-Qur’an dan Hadis, menguasai Bahasa Arab dan Ushul Fikih sekaligus tahu ijma’-
ijma’ ulama yang telah ada sebelumnya.
Namun, untuk menyempurnakan proses ijtihadnya, seorang Mujtahid juga dianjurkan untuk
menguasai beberapa hal lainnya yaitu:
Mengetahui al-Bara’ah Al-Ashliyyah (hukum asal). Yaitu seputar hal-hal yang belum
diatur dan dijelaskan hukumnya oleh syariat. Entah karena ia belum disebutkan secara
jelas, atau ia belum memenuhi syarat-syarat untuk dihukumi sesuatu. Jadi tidak boleh asal
menghukumi ini wajib, ini haram dan seterusnya!
Mengetahui Maqashid al-Syariah (tujuan/maksud syariah). Apa rahasia di balik regulasi
waris? Apa hikmah yang ada di balik aturan rukhsoh (keringanan hukum) berupa
bolehnya menqashar sholat dan tidak berpuasa ketika kita sedang ada di perjalanan sejauh
80 km? Nah seorang mujtahid harus paham soal ini.
Mengetahui kaidah-kaidah umum (al-Qawa’id al-Kulliyah). Yakni kaidah yang disarikan
dari berbagai kejadian dan hukum, yang kemudian diringkas dalam satu teori umum. Ini
biasanya ada dalam qawa’id ushuliyyah dan qawa’id fiqhiyyah.
Mengetahui letak perbedaan pendapat. Selain itu, seorang Mujtahid harus paham
mengenai mawadli’ul ikhtilaf (letak-letak perbedaan) yang terjadi di kalangan para
ulama. Dengan mengetahui hal itu, diharapkan seorang Mujtahid mampu menganalisis
argumentasi di antara kedua belah pihak dan mampu menemukan solusi atau jalan keluar
bagi perbedaan yang ada.
Mengetahui kebiasaan (‘urf) yang tengah berlangsung. Selain harus jeli dalam membaca
teks-teks keagamaan, seorang Mujtahid haruslah peka terhadap kondisi masyarakat atau
mukallaf yang merupakan obyek hukum. Kepekaan dan pemahaman terhadap tradisi dan
kebiasaan masyarakat dapat membantu seorang Mujtahid untuk bijak dalam merumuskan
hukum dan menerapkannya.\
Tingkatan-tingkatan Mujtahid
Secara umum, ada tiga tingkatan Mujtahid, yakni Mujtahid Mutlak Mustaqil, Mujtahid
Mutlak Muntasib dan Mujtahib Madzhab.