Kata ijtihad berasal dari kata jahada,kata ini berarti pencurahan segala kemampuan untuk
memperoleh suatu dari berbagai urusan. Secara bahasa ijtihad berarti sungguh-sungguh atau
kerja keras untuk mendapatkan sesuatu.
Menurut Usul Fiqh, ijtihad adalah pengarahan segenap kesanggupan oleh seorang ahli
fiqih atau mujtahid untuk memperoleh pengetahuan tentang hokum-hukum syara. Hal ini
menunjukkan bahwa fungsi ijtihad adalah untuk mengeluarkan (istimbat) hokum syara, dengan
demikian ijtihad tidak berlaku dalam bidang teologi dan akhlak.
Menurut Dr. Muhammad Musa Towana, ijtihad adalah pengarahan kemampuan diri
seseoarang yang ahli untuk mengeluarkan hokum-hukum syara’ yang pokok dalam lapangan
I’tiqadiyat dari dalil-dalilnya yang terinci dan merenungkan masalh-masalah ijtihad dengan tarjih
dan tajarrud untuk mengetahui hukumnya lewat emanasi dan ilham, sehingga Allah memberi ilmu
kepada mujtahid itu tentang masalah-masalah tersebut.
Syarat-syarat Mujtahid
Untuk sampai ke drajat mujtahid kata al-Syatibi harus memiliki dua sifat yaitu mampu
memahami maksud-maksud syariat ( maqasid asy-syariah) dan sanggup mengistimbatkan hokum
berdasarkan pemahamannya sendiri terhadap maqasid asy-syariah
Muhammad Musa Towana mengelompokkan syarat-syarat ijtihad dalam bebrapa kelompok,
yaitu :
1. Persyaratan umum (al-syurut al-‘ammah) yang meliputi baligh, berakal sehat, kuat daya
nalarnya, dan beriman atau mukmin
2. Persyaratan pokok (al-syurut al-asasiyyah) yaitu syarat mendasar yang menuntut mujtahid
supaya memiliki kecakapan. Persyaratan ini meliputi mengetahui Al-Quran, memahami
sunnah, memahamu maksud-maksud hokum syariat, dan mengetahui kaidah-kaidah umum
(al-qawa’id al-kulliyat) hukum islam
3. Persyaratan penting (al-syurut al hammah) yaitu beberapa persyaratan yang penting dipunayi
mujtahid. Persyaratan ini meliputi menguasai bahasa arab, mengetahui ilmu usuk al-fiqh,
mengetahui ilmu mantik atau logika, dan mengetahui hukum asal suatu perkara (al-bara’ah
al-asliyah)
4. Persyaratan pelengkap (alsyurut al-takmilliyah) meliputi tidak ad adalil qat’I bagi masalah
yang diijtihadi, mengetahui tempat-tempat khilafiyah atau perbedaan pendapat, dan
memelihara kesalehan dan ketaqwaan diri
Yusuf Qardawi mengemukakan syarat-syarat yang pada umumnya di sepakati oleh para ulama
yang meliputi :
Adapun syarat –syarat tambahan yanhg tidak semua ulama sepakat mengenainya yaitu :
1. Mengetahui ilmu ushuludin
2. Mengetahui ilmu mantik
3. Mengetahui cabang-cabng fiqh
Adapun Syarat-syarat yang hamper selalu di sebut-sebut oleh umunya para ulama usul
adalah syarat-syarat yang berkenaan dengan soal keilmuan
1. Mujtahid Mustaqil adalah mujtahid yang mampu menggali hukum-hukum syariat langsung dari
sumbernya yang terpokok (Alquran dan Sunnah) dan dalam mengistimbangkan hukum dia
mempunyai dasar-dasar istimbat (usul al-istimbat) sendiri, tidak mengikuti usul al-istimbat
mujtahid yang lain. Mujtahid mustaqil ini lazim disebut dengan istikah mujtahid mutlak yakni
mujtahid yang memiliki kesangguapan untuk mengistimbatkan hukum-huklum syariat dari
sumbernya yang terpokok (Alquran dan hadis ) tanpoa terikatr dengan pendapat mujtahid yang
lain.
2. Mujtahid muntasib adalah mujtahid yang dalam mengistimbatkan hukum mengikuti (memilih)
usul al-istimbat imam mazhab tertentu walaupun dalam, masalah-masalah furu’ dia berbeda
pendapat dengan imamnya.
3. Mujtahiud mazhab adalah mujtahid yang menbgikuti imam mazhabvnya baik dalam masalah usul
maupun furu’. Kalauopun dia melakukan ijtihad, ijtihadnya terbatas dalam masalah yang
ketentuan hukumnya tidak dia peroleh dari imam mazhab yang dianutnya.
4. Mujtahid murajjih adalah mujtahid yang tidak mengistimbatkan hukum-hukum furu’ (apalagi
hukum-hukum asal ) akan tetapi dia hanya membandingkan beberapa pendapat mujtahid yang
ada untuk kemudian memilih salah satu pendapat yang dipandang paling kuat (arjah).
5. Mujtahid mustadil adalah ulama yang tidak mengadakan tarjih terhadap pendapat-pendapat yang
ada, akan tetapi dia mengemukakan dalil-dalil berbagai pendapat tersebut dan menerangkan
mana yang patut dipegang (diikuti) tanpa melakukan tarjih terlebih dahulu.