PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pokok bahasan dalam ilmu fiqh pun beragam. Dalam makalah ini,
kelompok kami akan menjelaskan secara terperinci mengenai Ijtihad, Mujtahid
dan Ikhtilaf. Dari mulai pengertian, hingga pembahasannya.
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penulisan
1
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Ijtihad
1. Fungsi Ijtihad
2
tersebut merupakan perkara yang tidak jelas atau tidak ada ketentuannya
dalam Al Quran dan Al Hadist, pada saat itulah maka umat Islam
memerlukan ketetapan Ijtihad. Tapi yang berhak membuat Ijtihad adalah
mereka yang mengerti dan paham Al Quran dan Al Hadist.
2. Jenis-jenis Ijtihad
a. Ijmak
b. Qiyas
3
4) menetapkan sesuatu hukum terhadap sesuatu hal yg belum
di terangkan oleh al-qur'an dan hadits.
c. Istihsan
d. Maslahah Mursalah
e. Sudzuz Dzariah
f. Istishab
4
statusnya adalah istri orang sehingga tidak boleh menikah(lagi)
kecuali sudah jelas kematian suaminya atau jelas perceraian
keduanya.
g. Urf
3. Tingkatan-tingkatan
a. Ijtihad Muthlaq
b. Ijtihad fi al-Madzhab
a. Ijtihad at-Takhrij
5
syara' yang tidak terdapat dalam kumpulan hasil ijtihad imam
mazhabnya, dengan berpegang kepada kaidah-kaidah atau
rumusan-rumusan hukum imam mazhabnya. Pada tingkatan ini
kegiatan ijtihad terbatas hanya pada masalah-masalah yang belum
pernah difatwakan imam mazhabnya, ataupun yang belum pernah
difatwakan oleh murid-murid imam mazhabnya.
b. Ijtihad at-Tarjih
c. Ijtihad al-Futya
1
https://id.m.wikipedia.org/wiki/ijtihad diakses pada tanggal 10 November 2019.
6
C. Pengertian Mujtahid
2
http://id.wikishia.net/view/Mujtahid diakses pada tanggal 10 November 2019.
3
Yazdi, al-'Urwah al-Wutsqa, jld. 1, hlm. 4; Rahman Setayesy, Taqlid, hlm. 789.
7
dibenarkan bertaklid kepada mujtahid mutajazzi; sebagian
lainnnya berpendapat boleh bertaklid kepada seorang mujtahid
mutajazzi dalam istinbath hukum yang ia lakukan.
c. Mujtahid bil fi'il: Mujtahid yang di samping memiliki
kemampuan melakukan istinbath hukum, dalam tataran praktis
juga ia banyak melakukan istinbath hukum.
d. Mujtahid bil quwwa: Mujtahid yang mampu melakukan
istinbath hukum-hukum syariat namun pada tataran praktis ia
tidak banyak melakukan inferensi hukum.
e. Mujtahid Infitahi: Mujtahid yang meyakini bahwa jalan
definitif atau asumtif yang dapat diandalkan untuk sampai
kepada hukum-hukum syariat itu tetap terbuka; artinya
keyakinan ini dilakukan bahwa melalui dalil-dalil definitif atau
asumtif yang dapat diandalkan (muktabar) kita dapat
melakukan inferensi hukum-hukum syariat.
f. Mujtahid Insidadi: Mujtahid yang menilai bahwa jalan
definitif atau asumtif yang dapat diandalkan untuk sampai
kepada hukum-hukum syariat itu tidak mungkin tercapai. Di
antara fakih terdapat perbedaan pendapat apakah mukalid
dapat bertaklid kepada seorang mujtahid insidadi.
g. Mujtahid A'lam: Fakih yang memenuhi segala persyaratan
dalam melakukan istinbath hukum syariat dan dibanding
dengan fakih yang lain ia lebih memiliki kemampuan.
Sebagian fakih menilai wajib hukumnya untuk bertaklid
kepada mujtahid a'lam apabila ia dapat mengidentifikasinya
dan sebagian lainnya mewajibkan taklid kepada mujtahid a'lam
berdasarkan prinsip kehati-hatian.
h. Mujtahid Jami' al-Syaraith: Mujtahid yang memiliki syarat-
syarat yang diperlukan untuk dapat ditaklidi orang lain.
Sebagian syarat itu adalah: laki-laki, berakal, dari keturunan
baik-baik dan menganut mazhab Imamiyah, hidup, adil dan
a'lam.
8
i. Marja Taklid: Mujtahid yang ditaklidi oleh orang lain; artinya
amalan-amalan keagamaan dilakukan berdasarkan pendapat-
4
pendapat keagamaannya (fatwa).
a. Laki-laki
b. Baligh
c. Aqil
d. Bermazhab Syiah Imamiyah
e. Keturunan baik-baik
f. Hidup
g. Adil
h. A'lam (lebih menonjol keilmuannya).5
4. Ijazah Ijtihad
4
Markaz Itthila’at wa Madarik Islami, Farhang Nameh Ushul Fiqh, hlm. 696.
5
Imam Khomeini, Taudhih al-Masail, jld. 1, hlm. 13-15.
6
Makarim Syirazi, Dairah al-Ma'arif Fiqh Muqaran, jld. 1, hlm. 259-266.
9
5. Fakih Ternama Syiah
a. Syaikh Mufid
b. Sayid Murtadha
c. Syaikh Thusi
d. Muhaqqiq Hilli
e. Allamah Hilli
f. Syahid Awwal
g. Syahid Tsani
h. Wahid Behbahani
i. Mirza Qummi
j. Muhammad Hasan Najafi (Shahib al-Jawahir)
k. Syaikh Murtadha Anshari
l. Mirza Syirazi
m. Akhund Khurasani
n. Sayid Muhammad Kazhim Thabathabai Yazdi
o. Abdul Karim Hairi Yazdi
p. Mirza Naini
q. Sayid Abul Hasan Isfahani
r. Sayid Husain Thabathabai Burujerdi
s. Sayid Muhsin Hakim
t. Sayid Ruhullah Musawi Khomeini
u. Sayid Abul Qasim Khui.7
7
Badri, Mu'jam Mufradat Ushul al-Fiqh al-Maqaran, hlm. 253.
10
Hilli dan setelahnya hingga masa sebelum generasi pertama para fakih
kontemporer disebut sebagai "mutaakhir". Adapun fakih kontemporer juga
disebut sebagai muta'akhir dan al-muta'akhirun (para fakih pasca
muta'akhirun).
8
Maliki Isfahani, Farhang Ishthilahat Ushul, jld. 2, hlm. 60.
11
E. Pengertian Ikhtilaf
Ikhtilaf adalah istilah dalam kajian hukum Islam yang berarti perbedaan,
perselisihan, dan pertukaran. Alquran sebagai pedoman hidup bagi umat Islam
menyebutkan kata ikhtilaf pada tujuh ayat dan kata jadiannya pada sembilan
tempat. Kata ikhtilaf yang memiliki arti perbedaan dan perselisihan dapat dilihat
pada Alquran surah Al-Baqarah ayat 176, 213, dan 253. Kata ikhtilaf sering pula
disebut dengan kata "khilafiyah" yang memiliki arti perbedaan pandangan di
antara ulama terhadap suatu persoalan hukum. Namun demikian, khilafiyah juga
dapat terjadi pada aspek lain seperti politik, dakwah, dan lain-lain.9
9
Dewan Redaksi, Ensklopedia Islam (2001). ensklopedia Islam. Jakarta: PT. Ichtiar Baru Van
Hoeve. hlm. 193.
12
satu dari pendapat mereka (para sahabat), ia telah menempuh sunnah”.
(Sunan Ad Darimi, 1/151)
10
https://www.hidayatullah.com/kajian/ikhtilaful-ummah/read/2015/10/06/80173/memaknai-
ikhtilaf-dan-cara-menyikapinya.html diakses pada tanggal 10 November 2019.
13
G. Macam-Macam Ikhtilaf
14
Sebagian Ulama berkata:
معتبرا
ً ٌّ النظر إالَّ ِخالف له َح
وليس ُك ُّل ِخالف جاء...ظ ِمن
11
http://manhajul-haq.blogspot.com/2017/10/macam-macam-ikhtilaf-tidak-semua.html diakses
pada tanggal 10 November 2019.
15
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Jika terjadi persoalan baru bagi kalangan umat Islam di suatu tempat
tertentu atau di suatu masa waktu tertentu maka persoalan tersebut dikaji apakah
perkara yang dipersoalkan itu sudah ada dan jelas ketentuannya dalam Al Quran
atau Al Hadist. Sekiranya sudah ada maka persoalan tersebut harus mengikuti
ketentuan yang ada sebagaimana disebutkan dalam Al Quran atau Al Hadits itu.
Namun jika persoalan tersebut merupakan perkara yang tidak jelas atau tidak ada
ketentuannya dalam Al Quran dan Al Hadist, pada saat itulah maka umat Islam
memerlukan ketetapan Ijtihad. Tapi yang berhak membuat Ijtihad adalah mereka
yang mengerti dan paham Al Quran dan Al Hadist.
16
mujtahid bil fi'il dan bil quwwah, mujtahid a'lam dan mujtahid jami' al-syarāith
merupakan bagian-bagian dari fakih atau mujtahid. Syaikh Thusi, Muhaqqiq
Hilli, Allamah Hilli, Syaikh Anshari dan Mirza Syirazi adalah mujtahid-
mujtahid Syiah yang terkenal dan memiliki nama.
Ikhtilaf adalah istilah dalam kajian hukum Islam yang berarti perbedaan,
perselisihan, dan pertukaran. Alquran sebagai pedoman hidup bagi umat Islam
menyebutkan kata ikhtilaf pada tujuh ayat dan kata jadiannya pada sembilan
tempat. Kata ikhtilaf yang memiliki arti perbedaan dan perselisihan dapat dilihat
pada Alquran surah Al-Baqarah ayat 176, 213, dan 253. Kata ikhtilaf sering pula
disebut dengan kata "khilafiyah" yang memiliki arti perbedaan pandangan di
antara ulama terhadap suatu persoalan hukum. Namun demikian, khilafiyah juga
dapat terjadi pada aspek lain seperti politik, dakwah, dan lain-lain.
17
DAFTAR PUSTAKA
2
http://id.wikishia.net/view/Mujtahid diakses pada tanggal 10 November 2019.
3
Yazdi, al-‘Urwah al-Wutsqa, jld. 1, hlm. 4; Rahman Setayesy, Taqlid, hlm. 789.
4
Markaz Itthila’at wa Madarik Islami, Farhang Nameh Ushul Fiqh, hlm. 696.
5
Imam Khomeini, Taudhih al-Masail, jld. 1, hlm. 13-15.
6
Makarim Syirazi, Dairah al-Ma’arif Fiqh Muqaran, jld. 1, hlm. 259-266.
7
Badri, Mu’jam Mufradat Ushul al-Fiqh al-Maqaran, hlm. 253.
8
Maliki Isfahani, Farhang Ishthilahat Ushul, jld. 2, hlm. 60.
9
Dewan Redaksi, Ensklopedia Islam (2001). ensklopedia Islam. Jakarta: PT.
Ichtiar Baru Van Hoeve. hlm. 193.
10
https://www.hidayatullah.com/kajian/ikhtilaful-
ummah/read/2015/10/06/80173/memaknai-ikhtilaf-dan-cara-menyikapinya.html
diakses pada tanggal 10 November 2019.
11
http://manhajul-haq.blogspot.com/2017/10/macam-macam-ikhtilaf-tidak-
semua.html diakses pada tanggal 10 November 2019.
18