Anda di halaman 1dari 11

Ayo Mengkaji

Fiqih
Untuk Madrasah
Aliyah Kelas XII
Bab IV
IJTIHAD DAN BERBAZHAB

Sumber : Dokumen Penerbit


A. Pengertian ijtihad
Pengertian ijtihad dari bentuk kata fi’il madhi
jahada yang bentuk masdarnya yaitu jahdun artinya
adalah kesungguhan atau sepenuh hati atau serius
Imam al-Syaukani dalam kitabnya Irsyadul al-Fuhuli
memberikan definisi Mengerahkan kemampuan
dalam memperoleh hukum syar’i yang bersifat amali
melalui cara istimbath.
B. Dasar hukum ijtihad dan hukum ijtihad

1. Dasar hukumnya adalah firman Allah SWT surat


2. Hukum berijtihad
a. Apabila seorang faqih ditanya tentang hukum suatu kasus yang telah
berlaku, sedangkan ia hanya satu-satunya faqih yang dapat
melakukan ijtihad
b. Apabila keadaan yang ditanyakan kepada faqih tersebut belum
terjadi secara praktis, tetapi umat menghendaki ketetapan
hukumnya, maka ijtihad hukumnya sunat
c. Berijtihad itu hukumnya haram untuk kasus yang telah ada
hukumnya
d. Dalam menghadapi suatu kasus yang sudah terjadi dalam
kenyataan atau belum terjadi, dan kasus tersebut belum
diatursecara jelas dalam nas , sedangkan kualifikasi sebagai
mujtahid ada beberapa orang, dalam hal ini hukum berijtihad adalah
mubah
3. Perkembangan ijtihad

a. pada masa Rasulullah Saw. ijtihad sudah mulai ada tetapi pada masa ini
masih belum bervariatif, ijthad dengan berbagai variasinya mulai
berkembang pada masa-masa sahabat dan tabi’in, serta masa-masa
generasi selanjutnya
b. Kegiatan ijtihad pada masa tabi’in dianggap sebagai perantara antara
ijtihad pada masa sahabat dengan ijtihad pada masa imam madzhab.
Hal ini berarti pada masa tabi’in telah dirintis usaha ijtihad yang
kemudian dikembangkan dengan sistematis pada masa-masa imam-
imam mazhab.
c. pada masa ini para mujtahid lebih menyempurnakan lagi karya
ijtihadnya antara lain dengan cara meletakkan dasar dan prinsip-prinsip
pokok dalam berijtihad yang kemudian disebut “ ushul ”
d. setiap mujtahid dapat menyusun pendapatnya secara sistematis, terinci
dan operasional yang kemudian disebut “ fikih
e. Jalan yang ditempuh seorang mujtahid dengan menggunakan ilmu
ushul dan metode tertentu untuk menghasilkan suatu pendapat tentang
hukum, kemudian disebut “mazhab” dan tokoh mujtahidnya dinamai
“imam mazhab.“
f. Pendapat tentang hukum hasil temuan imam mazhab itu disampaikan
kepada umat dalam bentuk “fatwa
4. Syarat-syarat menjadi mujtahid

a. Islam dan merdeka


b. b.baligh dan berakal serta mempunyai intelegensi yang tinggi.
c. Mengetahui dalil naqliyah dan kehujjahannya.
d. Mengetahui bahasa Arab dan berbagai disiplin ilmu yang berkaitan
dengan bahasa
e. Mengetahui ayat-ayat dan hadis-hadis yang berhubungan dengan
hokum
f. Mengetahui Ilmu Ushul Fikih,Mengetahui nasikh dan mansukh
g. Mengetahui permasalahan yang sudah ditetapkan melalui ijma’ ulama
h. Mengetahui sebab turun (asbabun nuzul) suatu ayat dan sebab
turunnya (asbabul wurud) suatu hadis
i. Mengetahui mana hadis shohih dan hadis dha’if serta keadaan
perawinya
5. Tingkatan mujtahid

a. Mujtahid mutlak yaitu seorang mujtahid yang mempunyai pengetahuan


lengkap untuk beristimbath dengan al-Qur’an dan alHadis dengan
menggunakan kaidah mereka sendiri
b. Mujtahid ghairu mutlak, yaitu Mujtahid tidak menciptakan sendiri kaidah
kaidahnya, tetapi mengikuti metode salah satu imam mazhab
c. Mujtahid fil mazhab(takhrij) yaitu mujtahid yang terikat oleh mazhab
imamnya Memang dia di beri kebebasan dan menentukan berbagai
landasannya bedasarkan dalil, tetapi tidak boleh keluar dari kaidah-kaidah
yang telah di pakai imamnya
d. Mujtahid Tarjih, yaitu mujtahid yang belum sampai derajatnya pada
mujtahid takhrij, tetapi menurut Imam Nawawi dalam kitab majmu’,
mujtahid ini sangat faqih, hafal kaidah-kaidah imamnya, mengetahui dalil-
dalilnya,dan cara memutuskan hukumnya
e. Mujtahid Fatwa, yaitu orang yang hafal dan paham terhadap kaidah-kaidah
imam mazhab, mampu menguasai permasalahan yang sudah jelas atau
yang sulit, dia masih lemah dalam menetapkan suatu putusan berdasarkan
dalil serta lemah dalam menetapkan qiyas
6. Pengertian mazhab

Mazhab menurut pengertian bahasa adalah pendapat, kelompok,


aliran, yang bermula dari pemikiran .Menurut istilah ijtihad
seseorang imam dalam memahami sesuatu hukum fikih.

Diantara mazhab fikih dan imamnya yang terkenal adalah:


a. Mazhab Hanafiyah, imamnya Abu Hanifah (80-150 H)
b. Mazhab Malikiyah, imamnya Malik ibn Anas (93-179 H)
c. Mazhab Syafi’iyah, imamnya Muhammad ibn Idris al-Syafi’I
(150-204 H)
d. Mazhab Hanabilah, imamnya Ahmad ibn Hanbal (164-241 H)
7. Dasar hukum bermazhab

Hadis Nabi Muhammad Saw. sebagai berikut: Para


ulama itu pewaris para Nabi dan sesungguhnya para
Nabi tidak mewariskan dinar ataupun dirham
(kekayaan), sebaliknya mereka mewariskan ilmu. Maka
barangsiapa yang mengambilnya (ilmu) maka dia telah
mengambil keuntungan yang banyak.HR. Abu Dawud
8. Klasifikasi bermazhab

1. Taqlid mempunyai arti menurut bahasa mengikuti, meniru, membuat


tiruan. Sedangkan menurut istilah taqlid adalah : Al-Ghazali
memberikan definisi: Menerima ucapan tanpa hujjah.
Hukum bertaqlid Dalam al-Qur’an terdapat ayat-ayat yang
mengisyaratkan melarang orang Islam ikut-ikutan dalam menjalankan
agama, diantaranya adalah firman Allah Swt. (QS. Al-Baqarah [2]: 170),
yang diperbolehkan bertaqlid ialah orang awam (orang biasa) yang
tidak mengerti metode ijtihad.
2. Ittiba’ mempunyai arti bahasa mengikuti. Sedangkan menurut istilah
definisinya : Ittiba’ ialah menerima (mengikuti) perkataan orang yang
mengatakan sedangkan engkau mengetahui atas dasar apa ia
berpendapat demikian
Hukum ittiba’ Ittiba’ dalam masalah agama diperintahkan sesuai firman
Allah SWT (QS. Ali Imran [3]: 31)
3. Talfiq berasal dari kata ‫ى‬ (‫( قلـــ‬yang artinya mempertemukan menjadi satu.
talfiq dalam arti istilah : “ beramal dalam urusan agama dengan
berpedoman kepada petunjuk beberapa mazhab”.
dapat disimpulkan bahwa boleh tidaknya talfiq tergantung kepada motivasi
dalam melakukan talfiq tersebut. Motivasi ini diukur dengan kemaslahatan
yang bersifat umum. Kalau motivasinya adalah negatif, dengan arti
mempermainkan agama atau mempermudah agama, maka hukumnya
tidak boleh.

Persyaratan dalam bertalfiq itu adalah:


a. Pendapat yang dikemukakan oleh mazhab lain itu dinilainya lebih
bersikap hati-hati dalam menjalankan agama.
b. Dalil dari pendapat yang dikemukakan mazhab itu dinilainya kuat dan
rojjih.

Anda mungkin juga menyukai