Secara etimologi kata mazhab berarti jalan (thoriqoh), pendapat atau paham.
Adapun secara terminologi mazhab ialah metode dan hukum tentang berbagai
masalah yang telah dilakukan, diyakini, dan juga dirumuskan oleh para mujtahid.
Jadi, maksud bermazhab ialah mengikuti jalan berpikir salah seorang mujtahid
(orang yang telah melakukan ijtihad) dalam mengeluarkan hukum (istinbat) dari
sumber nash berupa Alquran dan hadis.
Bermadzhab adalah bertaqlidnya orang awam atau orang yang belum
mencapai tingakatan mujtahid, kepada madzhab imam mujtahid, baik konsisten
mengikuti satu madzhab saja atau berpindah dari satu madzhab ke yang lain.
Secara bahasa, bid’ah adalah membuat sesuatu yang baru yang belum ada
contohnya. Sedang menurut istilah yang disampaikan oleh mayoritas ulama,
bid’ah adalah segala hal baru yang dinilai ibadah yang tidak memiliki dalil sama
sekali, baik Al Qur`an, hadits maupun ijma’, serta tidak bisa diqiyaskan dan tidak
tercakup dalam makna umum suatu dalil.
Kiai Hasyim Asyari seperti yang ditulis di dalam kitab beliau, Kitab Risalah
Ahlussunnah Wal Jamaah, menurut beliau bid’ah secara syara’ adalah hal baru
kaitannya dengan agama yang mirip dengan isi ajaran agama tersebut, meski
sebenarnya bukan sama sekali. Kemiripan itu bisa terletak pada bentuk luarnya,
atau terletak pada inti perkara baru tersebut. Menurut al-Imam Abu Muhammad
Izzudin bin Abdissalam, “Bid’ah adalah mengerjakan sesuatu yang tidak pernah
di kenal(terjadi) pada masa Rasulullah SAW”. (qawa’id al- Ahkam fi mashalih
al-Anam, juz 11, hal 172)
Bid’ah terbagi dua yaitu:
1. Bidah hasanah adalah bidah yang tidak menyimpan dari nash, artinya masih
sejalan dengan Al Quran, hadits, ijma’, dan qiyas. Di dalamnya ada nilai
ketaatan terhadap Allah SWT yang dapat memperbaiki amal ibadah umat
Muslim.Contoh bidah hasanah adalah menambah jumlah rakaat sholat
tarawih. Seperti yang diketahui, sholat tarawih dilaksanakan dengan jumlah
rakaat yang berbeda-beda. Ada yang mengerjakannya sebanyak 8 rakaat
maupun 20 rakaat bid’ah hasanah.
2. Bid’ah sayyiah merupakan bidah yang menyimpang dari nash atau dalil-
dalil syariat Islam. Misalnya mengikuti aliran-aliran sesat yang
menyimpang dari syariat agama, terutama terkait aqidah, seperti
membolehkan sholat dengan bahasa Indonesia, menyatakan Allah punya
tangan, kaki, dan dapat berjalan atau duduk.
a) Hadits Mutawatir adalah hadis yang diriwayatkan oleh sejumlah orang pada
setiap tingkat sanadnya, yang menurut tradisi mustahil mereka bersepakat
untuk berdusta dan karena itu diyakini kebenarannya
b) Hadits Ahad adalah hadits yang diriwayatkan oleh seorang perawi saja.
a) Hadits Shahih didefinisikan oleh Ibnu Ash Shalah sebagai berikut: "Hadist
yang disandarkan kepada Nabi saw yang sanadnya bersambung,
diriwayatkan oleh (perawi) yang adil dan dhabit hingga sampai akhir
sanad, tidak ada kejanggalan dan tidak ber'illat
b) Hadits Hasan menurut Imam Tirmidzi dalam kitab Dar Al-Fikr, penjelasan
soal Hadist Hasan adalah“Hadits Hasan merupakan tiap-tiap hadits yang
pada sanadnya tidak terdapat perawi yang tertuduh dusta (pada matan-
nya), tidak ada kejanggalan (syadz), dan (hadist tersebut) diriwayatkan pula
melalui jalan lain.
c) Hadits Dhaif hadits yang tidak memenuhi persyaratan hadits shahih dan
hasan.
d) Hadits Maudhu' adalah segala sesuatu (riwayat) yang disandarkan pada Nabi
Muhammad saw, baik perbuatan, perkataan, maupun taqrir secara di buat-
buat atau disengaja dan sifatnya mengada-ada atau berbohong