Anda di halaman 1dari 21

KELOMPOK 6

NAMA KELOMPOK : Nurul Aeni ( A0D022095)

Rizki Magfira Andayani (A0D022112)

Shazy Suci Oktamevia ( A0D022115)

Teza Nuansa Andita ( A0D022120 )

Muhamad Saeful Andhikara (A0D022128


MATERI ke-2 “IJITIHAD”

 Definisi Ijitihad

 Pemabagian Ijitihad,

 Macam- macam ijitihad, Tujuan, Hukum, Syarat, dan


Contoh Ijitihad

 Fungsi dan Manfaat Ijitihad


 Definisi Ijitihad
• Ijtihad Menurut Bahasa, ijtihad artinya adalah bersungguh-sungguh.
Menurut Istilah istilah, ijtihad adalah proses penetapan hukum
syariat dengan mencurahkan seluruh pikiran dan tenaga secara
bersungguh-sungguh.
 Definisi Ijitihad menurut Ulama ;
• Definisi Menurut al-Ghozali
Ijitihad Artinya upaya maksimal seorang mujtahid dalam
memperoleh pengetahuan tentang hukum-hukum Syara’.
Definisi yang menurut al-Ghozali diatas lebih bersifat umum ,dan
ditekankan pada adanya upaya yang maksimal bagi seorang mujtahid
untuk mengetahui hukum-hukum Syara`.
• Ijitihad Menurut Aly Khasbullah ;
Menurut Khasbullah artinya usaha seorang faqih dengan sungguh-
sungguh dalam menggali hukum Syara` dari dalilnya, sehingga dirinya
tidak mampu lagi mengupayakan lebih dari itu.
Definisi yang diketengahkan Aly Khasbullah ini menekankan pada
seorang faqih untuk menggali hokum Syara dari dalilnya 
- Dari definisi yang diketengahkan oleh para ulama ahli Ushul Fiqih
diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa ijtihad adalah upaya optimal
seorang faqih untuk menyatakan suatu hukum yang bersifat
amaliah/praktis dari dalil-dalil Syara`yang terperinci pada masalah-
masalah yang belum ada nash-nashnya yang dijelaskan secara eksplisit
dalam al-Qur`an dan nash-nash yang bersifat dzanni.
 

 Pembagian Ijitihad
Menurut al-Syathibi Tokoh Ulama Ushul Malikiyah membagi menjadi dua:
  
 1.Ijtihad Istinbathi
Ijtihad istinbathi adalah ijtihad yang dilakukan mendasarkan pada nash-nash
Syara`dalam meneliti dan menyimpulkan ide hukum yang terkandung di
dalamnya.Dan hasil ijtihad yang diperoleh tersebut selanjutnya menjadi
tolak ukur dan diterapkan dalam suatu permasalahan hukum yang dihadapi .
Oleh karena ijtihad ini berhadapan langsung dengan nash-nash Syara`maka
seorang mujtahid harus memenuhi persyaratan-persyaratan untuk berijtihad
dengan sempurna, karena sulitnya untuk mencapai persyaratan-persyaratan
itu menurut al-Sathibi mujtahid dalam ijtihad istinbath di zaman modern ini
kemungkinan terputus. Khususnya sekarang ini dengian diperketat dan
dipersempitnya spesialisasi ilmu sehingga cenderung seseorang hanya
menguasai satu bidang ilmu saja. Berbeda dengan Ulama-ulama zaman
terdahulu pada umumnya menguasai berbagai bidang ilmu secara integral.
2.Ijtihad Tathbiqi
 Jika ijtihad isthinbati mendasarkan pada nash-nash, maka ijtihad tathbiqi
mendasarkan pada suatu permasalahan yang terjadi dilapangan . Dalam hal
ini seorang mujtahid mujtahid berhadapan langsung dengan objek hukum
dimana ide atau subtansi hukum dari produk ijtihad istinbathi akan
diterapkan.
Bagi seorang mujtahid ijtihad ini dituntut untuk memahami Maqashid as-
Syar`i secara  mendalam ,hal ini dimaaksudkan apakah ide hukum yang
dihasilkan jika diterapkan pada kaus yang dihadapi dapan mencapai
Maqashid as-Syar`i atau tidak. Menurut al-Syathibi ijtihad inilah yang
nantinya takkan terputus sampai kapanpun, sebab hal ini menyangkut
hubungan masalah-masalah kehidupan sepanjang masa.
 Macam-Macam Ijtihad
Ijtihad dapat dibagi menjadi 7 jenis yaitu
1. Ijma’
Pengertian Ijma adalah suatu kesepakatan para ulama dalam menetapkan
hukum agama Islam berdasarkan Al-quran dan hadits dalam suatu perkara.
Hasil dari kesepakatan para ulama tersebut berupa fatwa yang dilaksanakan
oleh umat Islam.
2. Qiyas
Pengertian Qiyas adalah suatu penetapan hukum terhadap masalah baru yang
belum pernah ada sebelumnya, namun mempunyai kesamaan (manfaat,
sebab, bahaya) dengan masalah lain sehingga ditetapkan hukum yang sama.
3. Maslahah Mursalah
Pengertian Maslahah Mursalah adalah suatu cara penetapan hukum
berdasarkan pada pertimbangan manfaat dan kegunaannya.
4. Sududz Dzariah
Pengertian Sududz Dzariah adalah suatu pemutusan hukum atas hal yang
mubah makruh atau haram demi kepentingan umat.
5. Istishab
Pengertian Istishab adalah suatu penetapan suatu hukum atau aturan hingga
ada alasan tepat untuk mengubah ketetapan tersebut.
6. Urf
Pengertian Urf adalah penepatan bolehnya suatu adat istiadat dan
kebebasan suatu masyarakat selama tidak bertentangan dengan Al-quran
dan hadits.
7. Istihsan
Pengertian Istihsan adalah suatu tindakan meninggalkan satu hukum
kepada hukum lainnya karena adanya dalil syara yang mengharuskannya.
 Syarat-Syarat Ijtihad
hanya orang-orang tertentu dan telah memenuhi syarat saja yang bisa
melakukan Ijtihad. Adapun syarat-syarat menjadi Ijtihad adalah sebagai
berikut:
1. Harus memahami tentang ayat dan sunnah terkait dengan hukum.
2. Harus memahami berbagai masalah yang telah di-ijmakan oleh para
ahlinya.
3. Harus mengerti bahasa Arab dan segala ilmunya dengan sempurna.
4. Harus mengerti tentang nasikh dan mansukh.
5. Harus mengetahui dan memahami tentang ushul fiqh.
6. Harus memahami secara dalam tentang rahasia-rahasia tasyrie
(Asrarusyayariah).
7. Harus memahami secara mendalam tentang seluk-beluk qiyas.
 MUJTAHID DAN PERSYARATANNYAMujtahid adalah orang
yang mampu melakukan ijtihad melalui cara istinbat (mengeluarkan
hukum dari sumber syariat) dan tatbiq (penerapan hukum). Syarat-
syarat oleh Wahbah Zuhaili yang telah memenuhi semua syarat
syarat mujtahid, yakni sebagai berikut:
 Syarat-Syarat Menjadi Seorang Mujtahid
• Seorang Mujtahid harus mengetahui betul ayat dan sunnah yang
berhubungan dengan  hukum.
• Seorang Mujtahid harus mengetahui masalah-masalah yang telah di
ijma’kan oleh para ahlinya
• Seorang Mujtahid harus mengetahui bahasa arab dan ilmu-ilmunya
dengan sempurna.
• Seorang Mujtahid harus mengetahui nasikh dan mansukh.
• Seorang Mujtahid harus mengetahui ushul fiqih
• Seorang Mujtahid harus  mengetahui dengan jelas rahasia-rahasia
tasyrie'.
• Seorang Mujtahid harus menghetahui kaidah-kaidah ushul fiqih
• Seorang Mujtahid harus mengetahui seluk beluk qiyas.
 Tujuan Ijitihad
Tujuan ijtihad adalah untuk memenuhi keperluan
umat manusia akan pegangan hidup dalam beribadah
kepada Allah di suatu tempat tertentu atau pada
suatu waktu tertentu. Orang yang melakukan ijtihad
disebut mujtahid"dan Mujtahid itu adalah orang yang
melakukan ijtihad".
Hukum Ijtihad
Menurut Syeikh Muhammad Khudlari bahwa hukum jtihad itu dapat
dikelompokan menjadi:
1. Wajib ‘ain 
Yaitu bagi seseorang yang ditanyai tentang sesuatu masalah, dan masalah itu akan
hilang sebelum hukumnya diketahui. Atau ia sendiri juga ingin mengetahui
hukumnya.
2. Wajib kifayah 
Yaitu apabila seseorang ditanyai tentang sesuatu dan sesuatu itu tidak hilang
sebelum diketahui hukumnya, sedang selain dia masih ada mujtahid lain.
Apabila seorang mujtahid telah menyatakan dan menetapkan hukum sesuatu
3. Sunnah
Yaitu ijtihad terhadap suatu masalah atau peristiwa yang belum terjadi .
 Contoh – Contoh Ijitihad
• Adapun salah satu contoh pelaksanaan Ijtihad adalah dalam proses
penentuan 1 Ramadhan dan 1 Syawal, dimana para ulama berdiskusi
berdasarkan hukum Islam untuk menentukan dan menetapkan 1 syawal.
Setiap ulama memiliki dasar hukum dan cara dalam penghitungannya, jika
telah ditemukan maka muncullah kesepakatan dalam penentuan 1 ramadhan
dan 1 Syawal.
Contoh Kasus :
• Masalihul Mursalah Ada beberapa tanggapan para ulama tentang masalah
ini. Ada yang mengatakan makruh karena babi adalah hewan najis, ada
yang mengatakan bahwa tidak masalah berobat menggunakan hewan najis,
ada pula yang mengatakan haram karena berobat menggunakan hewan najis
 Fungsi Ijitihad
Fungsi Ijitihad yaitu, untuk membantu manusia dalam menemukan
solusi hukum atas suatu masalah yang belum ada dalilnya di dalam
Al-quran dan hadits. Sedangkan tujuan Ijtihad adalah untuk
memenuhi kebutuhan umat Islam dalam beribadah kepada Allah pada
waktu dan tempat tertentu.
Manfaat Ijtihad
Ijtihad memiliki banyak manfaat untuk umat muslim. Adapun beberapa
manfaat ijtihad adalah sebagai berikut.
1.Ijtihad dapat membantu umat muslim saat menghadapi masalah yang
belum ada hukumnya dalam agama Islam.
2.Ijtihad berguna untuk menyesuaikan hukum yang berlaku dalam Islam.
Agar hukum tersebut sesuai dengan waktu, keadaan, serta pekembangan
zaman.
3.Ijtihad dapat menentukan dan menetapkan fatwa atas segala permasalah
yang tidak berhubungan dengan halal- dan haram.

Anda mungkin juga menyukai