Pemahaman Kontekstual
Terhadap Sumber Ajaran
6
Islam
Kelompok 7 :
1. Gama Setyo Nughroho (0317040005)
2. Moch. Rozzaq Aminudin (0317040006)
3. M. Alif Mujibur Rochman (0317040007)
4. Rudy Gunawan (0317040008)
Pengertian Ijtihad
Secara etimologi (lughowi) kata ijtihad berarti mengerahkan segala kemampuan atau menanggung beban. Ijtihad
dapat berarti mengerjakan sesuatu dengan segala kesungguhan.
Sedangkan menurut pengertian syara, ijtihad adalah menggunakan seluruh kesanggupannya untuk menetapkan
hukum syara dengan jalan memetik atau mengeluarkan dari kitab dan sunnah.Adapun pengertian ijtihad adalah
mencurahkan segala tenaga dan pikiran untuk menemukan hukum agama (syara) melalui salah satu dalil syara dan dengan
cara tertentu.
Dari uraian tersebut dapat diuraikan bahwasanya ijtihad memiliki garis besar sebagai berikut :
Pekerjaan : Pengarahan daya pikir sekuat-kuatnya.
Pelaku : Ahli fiqih,ahli hukum agama islam yang memenuhi persyaratan yang disebut mujtahid.
Tujuan : Mendapatan/menemukan hukum tentang suatu masalah.
Sifat hukum : dzanny,bukan qot’ie (dugaan kuat,bukan kepastian).
Dasar hukum : Alquaran dan Hadist
Sistem/kaidah: Menurut jalan pikiran,logika dan metode tertentu dan teratur dalam ilmu ushul
fiqih,dibantu dengan qowa’idul ahkam,al qowaidul fiqhiyah (kaedah-kaedah fiqih,dsb)
Dasar Ijtihad
• Surah An-Nisa/4 ayat 105
• Surah An-Nisa/4 ayat 59
• Hadis Mu’adz bin jabal
Dengan apa kamu memutuskan perkara mu’adz? Mu’adz menjawab :
Dengan sesuatu yang terdapat didalam kitab allah. Nabi bersabda : kalau kamu
tidak mendapatkannya dari kitab allah ? Muadz menjawab : saya akan
memutuskannnya dengan sesuatu yang telah diputuskan oleh rasul allah . Nabi
berkata kalau kamu tidak mendapatkan sesuatu yang telah diputuskan oleh rasul
allah ? Muadz menjawab : Saya akan berijtihad dengan pikiran saya. Nabi
bersabda : segala puji bagi allah yang telah memberi taufiq kepada utusan dari
rasulnya.
Macam-Macam Ijtihad
1. Wajib’ain
2. Wajib Kifayah
3. Sunnah
4. Haram
Lapangan Ijtihad
Lapangan ijtihad atau wilayah ijtihad atau ma’jal al ijtihad adalah
masalah-masalah yang diperbolehkan penetapan hukumnya denga
cara ijtihad.
Ijma’
Ijma’ adalah persetujuan atau kesesuaian pendapat para ahli mengenai suatu masalah pada
suatu tempat di suatu masa
Qiyas
Qiyas adalah menyamakan hukum suatu hal yang tidak terdapat ketentuannya di dalam al
Qur’an dan as Sunnah dengan hukum hal lainnya yang terdapat dalam al Qur’an dan as
Sunnah karena persamaan illatnya.
Contoh :
Transaksi sewa menyewa yang dilakukan pada saat azan shalat Jum’at, hukumnya makruh.
Sebagaimana ketentuan larangan jual beli pada saat azan shalat Jum’at dalam Q.S. (62) ayat
9.
Metode Ijtihad
Istihsan
Istihsan adalah cara menentukan hukum dengan jalan menyimpang dari ketentuan yang sudah ada
demi keadilan dan kepentingan sosial. Contoh :
• Mewakafkan tanah yang di dalamnya terdapat jalan dan sumber air minum. Apakah jalan dan
sumber air minum termasuk bagian yang diwakafkan?
- Dalil transaksi jual beli (qiyas dhahir) hanya tanah
- Dalil sewa menyewa (qiyas khafi) tanah serta jalan dan sumber air minum
• Pencurian pada masa kelaparan (paceklik). Hukuman apa yang harus diterapkan?
- Dalil umum pencuri laki-laki dan pencuri perempuan, potonglah tangannya
(Q.S. Al Maidah (5) ayat 37)
- Dalil khusus situasi paceklik menjadi ‘halangan’ berlakunya hukum potong
tangan
Metode Ijtihad
Maslahah Mursalah
Maslahah Mursalah adalah cara menemukan hukum suatu hal yang tidak terdapat dalam
ketentuannya dalam syari’ah, berdasarkan pertimbangan kemaslahatan masyarakat atau
kepentingan umum.
. Contoh :
- Penetapan hukum lalu lintas
- Penetapan hukum pajak
Suududz Dzariah
Tindakan memutuskan sesuatu yang mubah menjadi makruh,atau haram demi kepentingan
umat.
Contoh :
diharamkannya pernikahan beda agama di Indonesia meskipun sebenarnya
ada sedikit peluang melakukannya (Lihat QS. Al-Baqarah 221 dan al-Maidah 5).
Metode Ijtihad
Istishab
Istishab adalah melangsungkan berlakunya hukum yang ada karena belum ada ketentuan lain yang
membatalkannya. Contoh :
apabila ada pertanyaan bolehkan seorang perempuan menikah lagi apabila yang bersangkutan
ditinggal suaminya bekerja di perantauan dan tidak jelas kabarnya? Maka dalam hal ini yang berlaku
adalah keadaan semula bahwa perempuan tersebut statusnya adalah istri orang sehingga tidak boleh
menikah (lagi) kecuali sudah jelas kematian suaminya atau jelas perceraian keduanya.
Urf
Urf adalah adat istiadat atau kebiasaan dari masyarakat tertentu yang tidak bertentangan dengan
hukum Islam, sehingga tetap dapat berlaku bagi masyarakat tersebut.
Contoh :
- Diyat (uang tebusan darah) dari keluarga pembunuh terhadap keluarga korban, merupakan hukum
yang berlaku di masyarakat Arab dan ditetapkan menjadi hukum Islam
- Penggunaan jenis mata uang di suatu negara
Contoh Ijtihad Tentang Persoalan Masa Kini
1. Zakat Profesi 13. Tindik bagi laki-laki
2. Operasi Jenis Kelamin 14. Donor darah
3. Perbankan Syariah 15. Mengecat Rambut
4. Transpantasi organ tubuh 16. Kb
5. Bayi Tabung dan Kloning 17. Mendidik yang tidak pada tempatnya
6. Penggunaan Internet 18. Nyambung rambut
7. Rebonding 19. Olahraga tinju
8. Shalat di Luar Angkasa 20. Pegadaian Syariah
9. Infotainment di televisi 21. Pernikahan (Ijab melalui media televisi)
10. Masalah rokok 22. Perdagangan on line
11. Operasi plastik 23. Facebook
12. Pakai behel 24. Membonceng ngangkang bagi perempuan
Studi Kasus : Metode Ijtihad MUI
4 Sebab Fatwa dikeluarkan MUI