Dasar lapangan
الق ؟ ىضقت مب هلوسر لوسر ّقفو: هللاباتك يف امب. الق: هللاتك يف دجت مل ناف
الق ؟ با: هللالوسر هب ىضق امب ىضقا, الق: الق ؟هللالوسر هب ىضق اميف دجت مل ناف
يبآرب دهتجا, يذال للهدمحال الق
Dengan apa kamu memutuskan perkara Mu’adz ? Mu’adz menjawab: “Dengan sesuatu yang
terdapat didalam kitab Allah. Nabi bersabda : Kalau kamu tidak mendapatkannya dari kitab
Allah? Muadz menjawab :Saya akan memutuskannya dengan sesuatu yang telah di putuskan oleh
Rosu Allah. Nabi berkata: Kalau kamu tidak mendapatkan sesuatu yang telah diputuskan oleh
rosul Alah? Muadz menjawab : Saya akan berijtihad dengan pikiran saya. Nabi bersabda : Segala
puji bagi Allah Yang telah memberi taufiq kepada utusan dari rosul-Nya.
M A C A M -M AC AM
IJ TIH
Ijtihad Muthlaq AD
Mustaqil Ijtihad dalam mahzab
Merupakan tingkat paling tinggi yang Ijtihad ini menduduki urutan ketiga dalam
mana si mujtahid secara sendiri/berdiri mana si mujtahid mengikuti imam(tidak
sendiri tanpa terikat kepada orang lain, berijtihad) baik dalam ushul aupun furu’
baik dalam ushul maupun furu’. yang sudah diijtihadi imam. Dalam dua hal
ini ia terikat kepada imam. Ia hanya
Dalam tingkat ini si mujtahid langsung berijtihad dalam masalah-masalah yang
ber-istimbat dari al-qur’an dan sunnah belum digarap oleh imam-imam terdahulu
dengan menggariskan manhaj (sistem) dan dalam menggarap masalah-masalah
istimbat sendiri. tersebut ia menggunakan ushul imam yang
Ijtihad Muthlaq Muntasib diikutinya.
Merupakan tingkat lebih dibawah dari Ijtihab Tarjih
ijtihad Mutlak. Disini si mujtahid terikat Merupakan tingkat ijtihad paling rendah
kepada imam dalam ushul. Artinya ia yang mana mujtahid tidak berijtihad baik
berijtihad dengan menggunakan ushul dalam ushul, furu’, maupun dalam
imam, walaupun dalam furu’ yang masalah-masalah yang belum diijtihadkan
diijtihadinya itu ia tidak terikat kepada dan diriwayatkan hukumnya oleh imam.
hasil ijtihadd imam. Ia hanya berijtihad Mujtahid hanya memilih saja diantara
dalam furu’ saja. pendapat-pendapat sudah ada melalui
ARKANU IJTIHAD
Ijtihad dapat terjadi jika 4 rukun ini telah terpenuhi, yaitu :
1. Al-waqi’
2. Mujtahid
3. Mujtahid fih
4. Dalil syara’
KEDUDUKAN IJTIHAD
🢝Meski Al-quran diturunkan secara lengkap dan
sempurna tidak berarti didalamnya membahas
seluruh aspek yang berkaitan dengan kehidupan
manusia secara mendetail. Selain itu berhubung
zaman semakin modern dan banyak hukum baru
yang bermunculan sedangkan tidak ada ketika
turunnya al-quran dan diperlukan aturan-aturan
baru dalam menjalankan kehidupan di zaman
serba modern. Disinilah posisi ijtihad sebagai
sumber hukum yang ketiga bagi umat islam untuk
menjelaskan hal baru yang secara tidak detail
diterangkan dalam al-quran.
داهتجءالا مكح
Ulama berpendapat, maka hukum ijtihad bagi orang itu bisa wajib ‘ain, wajib kifayah, sunah,
atau haram, bergantung pada kapasitas orang tersebut.
1. Wajib ‘ain
2. Wajib kifayah
3. Sunnah
4. Haram
MUJTAHID DAN PERSYARATANNYA
Mujtahid ialah orang yang mampu melakukan ijtihad melalui cara istinbat (mengeluarkan hukum
dari sumber syariat) dan tatbiq (penerapan hukum). Syarat-syarat oleh Wahbah Zuhaili yang
telah mencakup semua syarat-syarat mujtahid, yakni sebagai berikut:
1. Mengetahui ayat ahkam dalam al-Quran
2. Mengetahiu hadist-hadist baik bahasa maupun istilah.
3.Mengetahui al-Quran dan hadis yang telah dinasikh dan mengethui ayat hadist yang
menaskhkan.
4.Mengetahui sesuatu yang hukumnya telah dihukumi ijma’, sehingga tidak menghukumi yang
bertentangan dengan ijma’
5. Mengetahui qiyas dan sesuatu yang berhubungan dengan qiyas.
6. Mengetahui bahasa Arab seperti nahwu, sharaf, maani, bayan dan uslubnya.
7. Mengetahui ilmu usul fiqh.
8. Mengetahui maqasid syariah dalam penetapan hukum, karena pemahaman nash dan
penerapannya dalam peristiwa berlangsung kepada maqasid syariah.
TINGKATAN IJTIHAD
Dalam ijtihad, ada beberapa kriteria atau tingkatan pada
pelaku ijtihad (mujtahid) . Ada 4 tingkatan mujtahid
yaitu :