2
Sejarah singkat ikhtilaf
Ikhtilaf di kalangan umat Islam mulai terlihat sejak para sahabat besar berpindah ke
berbagai kota. Sebelumnya, sebagaimana diriwayatkan oleh Al-Baghawi di dalam
kitabnya Mashabihul Huda bahwa apabila orang yang berperkara datang menghadap
Abu Bakar beliau pun memperhatikan Kitabullah. Jika beliau menemukan hukum yang
dimaksudkan, beliau pun menerapkan hukum itu. tapi apabila beliau tidak juga
mendapatkannya di dalam sunah, beliau pun bertanya kepada para sahabat yang lain.
Setelah sahabat-sahabat besar pindah ke berbagai kota, maka khilafah menghadapi
kesukaran untuk mengumpulkan para ahli. Maka mulailah para sahabat ahli hukum
menetapkan hukum secara sendiri-sendiri, dan mulailah timbul perselisihan paham
antara mereka dalam menetapkan hukum itu.
3
Sebab sebab munculnya ikhtilaf
4
Sementara itu, menurut sebagian ulama faktor-faktor khusus penyebab
ikhtilaf dalam masalah furu’ adalah sebagai berikut:
Ikhtilaf dalam qira’at
Ikhtilaf sahabat dalam memahami hadis
Ikhtilaf dalam menetapkan dan menilai suatu hadis
Adanya Nas Al-Qur’an yang memiliki makna ganda
5
Bermazhab dan urgensinya
Dalam kajian hukum Islam, Mazhab merupakan sebuah tema yang selalu menarik untuk di diskusikan.
Mazhab dapat diartikan sebagai aliran. Istilah Mazhab realitasnya tidak hanya digunakan dalam konteks
fikih, tetapi juga dalam bidang akidah dan politik. Sebagai contoh, Abu Zahrah menulis buku yang
berjudul Tarikh Al-Madzahib (Sejarah aliran-aliran Islam; Aliran politik dan akidah serta sejarah fikih
Islam). Secara faktual, potensi intelektual yang diberikan Allah kepada masing-masing orang jelas
berbeda. Dengan perbedaan potensial tersebut, mustahil semua orang bisa menarik kesimpulan yang sama
ketika berhadapan dengan nas-nas (teks-teks syariah). Belum lagi uslub (ungkapan dan gaya bahasa) Al-
Qur’an dan hadis nabi yang berbahasa arab.
Oleh karena itu, bisa disimpulkan bahwa terjadinya perbedaan pendapat yang melahirkan beragam mazhab
merupakan suatu keniscayaan. Namun tidak berarti bahwa keniscayaan tersebut bersifat mutlak dalam
segala hal. Demikian pula dengan potensi nas-nas syariah. Untuk kepentingan itu ulama membaginya
menjadi dua, yakni qathi’ dan dzanni. Qathi artinya mutlak, absolut dan bebas dari penafsiran. Sementara,
dzanni artinya interpretatif dan mungkin ditafsirkan.
6
Ragam mazhab fiqih
Bagi muslim sunni, mazhab- kalangan syiah memiliki Mazhab dasar pegangan Mazhab Hanafi
mazhab tersebut adalah Mazhab Ja’fari, Ismailiyah dan Zaidiyah tersebut adalah Kitabullah (Al-
Hanafi, Mazhab Malik, Mazhab Qur’an), Hadis Rasulullah, Ijma’,
Syafii, dan Mazhab Hambali Qiyas, Istihsan, Urf, dan fatwa
sahabat.
Dan menurut Al-Satibi, dalam metode istimbat hukum Imam adapun pokok-pokok Mazhab
kitab Al-Muwafaqot Syafii menggunakan Nas-nas (Al- Hambali antara lain: Al-Nushush,
menyimpulkan dasar-dasar Imam Qur’an dan sunah yang fatwa sahabat, ikhtilaf sahabat,
Malik ada empat yaitu, Al- merupakan sumber utama bagi hadis mursal dan dhoif, qiyas.
Qur’an, Hadis, Ijma’, dan Rayu para fikih islam), Ijma’, pendapat
para sahabat, dan Qiyas.
7
kesimpulan
Perbedaan pendapat dalam masalah fikih bukan lagi masalah baru, melainkan sudah ada sejak jaman
Rasulullah SAW wafat. Perbedaan masalah fikih terus berkembang seiring dengan perkembangan zaman dan
timbulnya masalah-masalah baru dalam kehidupan. Pasca Rasulullah SAW wafat mulai timbul perbedaan
pendapat yang kemudian melahirkan Mazhab-Mazhab.
Fiqih ikhtilaf adalah pemahaman tentang perbedaan pemahaman di antara ahli hukum Islam (fuqoha)
dalam menetapkan sebagian hukum Islam yang bersifat furu’iyah, bukan ushuliyah. Disebabkan perbedaan
pemahaman dalam mengartikan dalam mengartikan kata atau istilah; dalil (dasar hukum); metodologi peng-
istimbath-an hukum; tempat; masa; dan guru.
8
WASSALAMUALAIKUM
WR.WB