PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam agama Islam, terdapat banyak sekali ilmu yang perlu dipelajari
dan dikuasai oleh seorang muslim dan mukmin agar benar-benar mampu
melaksanakan semua perintah Allah dengan baik dan benar. Di antara ilmu-
ilmu tersebut adalah ilmu Tauhid, ilmu Akhlaq, ilmu Fiqh, ilmu Tafsir dan
masih banyak ilmu lainnya yang menjadi penunjang bagi ilmu-ilmu dasar
yang telah disebutkan sebelumnya.
Secara sekilas, dari kami tangkap melalui indera mata kami, ikhtilaf
dalam kitab tersebut adalah perdebatan mengenai banyak perkara dalam
agama yang menyebabkan terjadinya perpecahan kelompok ummat Islam
dalam beberapa kelompok yang disebut mazhab. Mazhab-mazhab tersebut
memiliki nama dan ciri sesuai dengan kelompoknya masing-masing. Karena
kami hanya membaca sekilas saja, jadi kami saat ini hanya bisa bertanya-
tanya, ikhtilaf atau perbedaan seperti apa dan dalam bentuk yang bagaimana
yang terjadi dalam umat Islam?. Bagaimanakah Al-Qur’an dan Hadits
berbicara mengenai ikhtilaf ini?. Seperti apakah akibat yang ditimbulkan
oleh ikhtilaf ini?. Apa saja penyebab munculnya ikhtilaf ini?. Lalu
bagaimanakah sejarah singkat dari mazhab-mazhab fiqh dalam Islam?.
Semua rasa penasaran kami akan kami puaskan dengan mengkaji dan
meneliti bersama ikhtilaf ini melalui beberapa referensi yang kami miliki.
Semoga setelah pembahasan singkat dalam makalah ini membuat
mahasiswa dan sekalian pembaca mengerti serta memahami secara
1|Ikhtilaf
mendalam Ikhtilaf dan sejarah singkat mazhab-mazhab dalam Islam,
khususnya mazhab-mazhab Fiqh. Serta mengambil pelajaran dan hikmah
dari adanya ikhtilaf ini. Amin.
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Makalah
2|Ikhtilaf
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Ikhtilaf
1
Huzaemah Tahido Yanggo, Pengantar Perbandingan Mazhab, (Jakarta: Logos Wacana Ilmu,
1997), 47.
2
Umar Sulaiman Al-Asyqar dkk, Masa’il fil Fiqh Al-Muqaran, (Yordania: Dar An-Nafais, 1997),
15.
3
Yanggo, Pengantar, 48.
4
Al-Asyqar, Masa’il, 15.
3|Ikhtilaf
Sesungguhnya kamu benar-benar dalam keadaan berbeda pendapat.
(QS Adz-Dzariyat: 8)
B. Pembagian Ikhtilaf
1. Ikhtilaf Maqbul
2. Ikhtilaf Madzmum
واhhر ثم اتمhh حتى يتبين لكم الخيط االبيض من الخيط االسود من الفجhو كلوا و اشربوا
الصيام الى الليل
C. Sebab-Sebab Ikhtilaf
11
Ibid., 20.
7|Ikhtilaf
Dalam ilmu Fisika, apabila ada aksi maka timbullah reaksi. Begitu
pula apabila ada akibat, tentu ada sebab yang mempengaruhinya. Dalam
ikhtilaf yang terjadi di antara pada ulama Fiqh ini, tentunya ada penyebab-
penyebab yang mengakibatkannya.
لم وhhد و مسhhة (رواه احمhhوم و ليلhhاليهن و للمقيم يhhام و ليhhة ايhh ثالثhافرhhللمس
)النسائي و ابن ماجه
17
Ibid., 31..
18
Ibid., 33.
19
Ibid., 40.
10 | I k h t i l a f
h. Kebodohan. Seperti yang terjadi pada kelompok Khawarij yang
memahami ayat tanpa dasar ilmu yang jelas hanya berdasarkan
pemikiran yang kosong tanpa ilmu.20
20
Ibid., 17.
21
Ibid., 18.
22
Ibid., 18; Muhammad Abu Zahroh, Tarikhul Madzahib Al-Islamiyah, (Kairo: Dar Al-Fikr), 263.
23
Ibid., 12.
24
Al-Asyqor, Masa’il,19.
11 | I k h t i l a f
2. Sebab dari Objek
a. Kosa kata Bahasa Arab yang multi makna dan multi tafsir. Dalam
bahasa Arab terdapat kata-kata yang mujmal, yakni kata yang
memiliki dua makna atau lebih. Contoh seperti lafadz quru’ dalam
ayat talak yang memiliki dua makna yakni waktu haid dan waktu
suci.25
25
Ibnu Rusyd, Al-Fiqh Al-Islami wa Adillatuh, (Beirut: Dar Al-Fikr), 86.
26
Abu Zahroh, Tarikh, 445.
27
Al-Asyqar, Masail, 40.
12 | I k h t i l a f
Mahromah: bahwasanya Umar bin Khattab berkata: aku mendengar
Hisyam bin Hakim bin Hizam membaca surat Al-Furqon, lalu saya dengar
bacaannya berbeda dengan yang saya dengar dari Rasulullah SAW, lalu
saya bertanya padanya: “siapa yang mengajarkan bacaan Al-Qur’an yang
baru saja kau baca?”. Dia menjawab ”Rasulullah SAW”. Lalu aku berkata:
“Demi Allah kau pasti berbohong, Rasulullah SAW tidak mengajarimu
demikian”. Lalu aku menarik tangannya dan kami menghadap pada
Rasulullah SAW, aku berkata kepada beliau: “Wahai Rasulullah, engkau
dulu pernah membacakan padaku surat Al-Furqon, namun baru saja
kudengar orang ini membacanya tidak sama sepertimu dulu”. Lalu
Rasulullah SAW bersabda: “Bacalah wahai Hisyam!”, Hisyam pun
membaca seperti sebelumnya, lalu Rasulullah SAW bersabda kembali:
“Demikianlah Al-Qur’an diturunkan”. Kemudian beliau berkata kepadaku:
“Bacalah”. Lalu aku membaca sesuai dengan yang aku dengar dari
Rasulullah SAW dahulu. Setelah selesai beliau pun bersabda kembali:
“Demikianlah Al-Qur’an ini, sungguh (Al-Qur’an) ini diturunkan dengan
tujuh huruf, maka bacalah yang paling mudah untuk kalian.” (HR Ahmad,
Bukhori dan Muslim).28
14 | I k h t i l a f
bin Abdul Aziz berkata “Pintu ijtihad yang terbuka untuk para mujtahid
merupakan rahmat Allah bagi umat Islam, sehingga para mujtahid dan
umat Islam itu sendiri tidak berada dalam sebuah kesempitan yang
menyulitkan, inilah yang dimaksud dengan perselisihan adalah rahmat
bagi umat”.29
Oleh sebab itu, Umar bin Abdul Aziz berpikir mencari jalan keluar
bagi perpecahan dan kerusakan yang terjadi. Karena para perusak umat itu,
29
Abu Zahroh, Tarikh, 242-244.
30
Ibid., 247.
15 | I k h t i l a f
mengarang dan menyebarkan hadits-hadits palsu yang mereka sandarkan
kepada Rasulullah SAW. Sehingga mulailah dikumpulkan hadits-hadits
yang sahih walaupun belum dibukukan dan dikodifikasi secara resmi.
Sejak itu pula, terdapat dua macam istilah dalam Fiqh, Fiqh Atsar dan Fiqh
Ra’yi. Fiqh atsar adalah fiqh yang hujjahnya banyak dari Al-Qur’an dan
hadits. Fiqh ra’yi adalah fiqh yang hujjahnya banyak dari ijtihad dan
pendapat mujtahid, namun tetap bersandar ke Al-Qur’an dan hadits. Yang
terkenal dengan keahliannya dalam Fiqh Atsar adalah daerah Hijaz dan
Fiqh Ra’yi dari daerah Irak.31
31
Ibid., 248.
32
Ibid., 248-249.
33
Idid., 249.
16 | I k h t i l a f
Munculnya beberapa madrasah kelimuan dari para sahabat
kemudian tabi’in di berbagai daerah merupakan titik awal dari munculnya
mazhab-mazhab dalam Fiqh. Bukan hanya itu, munculnya kelompok-
kelompok menyimpang seperti Khawarij dan Syi’ah juga salah satu faktor
pemicu munculnya mazhab-mazhab setelahnya.
34
Ahmad Warson Munawwir, Kamus Al-Munawwir, 453.
35
Yanggo, Pengantar, 72.
17 | I k h t i l a f
Qur’an dan Sunnah. Terpecahnya umat Islam menjadi beberapa kelompok
yang dalam bahasa Arab disebut Firqah, mengakibatkan terpecahnya pula
mazhab fiqh yang dianut oleh masing-masing firqah tersebut. Tiga firqah
ini disebut sebagai firqah siyasah, yang secara bahasa bermakna kelompok
politik.
1. Khawarij
36
Abu Zahroh, Tarikh, 261.
18 | I k h t i l a f
saja yang bertentangan dengan mereka harus dibunuh baik
anak-anak, wanita dan orang tua yang lemah.
b) Kelompok Sufriyah yang diketuai oleh Ziyad bin Ashfar.
c) Kelompok Najadat yang diketuai oleh Najdah bin Uwaimir.
Tiga kelompok di atas ini sama-sama ekstrim dan menganggap
kafir orang di luar mereka.
d) Kelompok Ibadiyah yang diketuai oleh Abdullah bin Ibadh
yakni seorang tabi’in. Mereka menganggap bahwa yang
menyetujui tahkim dan menentang kelompok mereka bukan
kafir musyrik tapi hanya kufur nikmat, dan darah mereka
haram untuk dibunuh. Di antara empat kelompok ini hanya
kelompok Ibadiyah inilah yang memiliki mazhab Fiqh. Mereka
memiliki kitab-kitab khusus membahas mengenai Aqidah dan
Fiqh mereka sendiri yang dinamakan Mazhab Ibadiyah.37
2. Syi’ah
37
Ibid., 267-268.
38
Ibid., 262.
19 | I k h t i l a f
c) Mughiriyah, yakni pengikut Mughiroh bin Sa’id.
d) Khithobiyah, pengikut Abul Khithob Al-Asadi.
e) Zaidiyah, yakni pengikut Imam Zaid bin Ali Zainal Abidin bin
Husain.
f) Kaysaniyah, yang dipimpin oleh Mukhtar bin Ubaid Ats-
Tsaqofi.39
g) Itsna Asyariyah atau disebut juga Imamiyah. Yang
berpendapat bahwasanya yang berhak atas kepemimpinan itu
adalah keturunan Fatimah Az-Zahra’ yang berasal sari
keturunan Husain. Mereka membatasi kepemimpinan ini hanya
pada dua belas imam saja, yakni Ali bin Abi Thalib, Hasan bin
Ali, Husain bin Ali, Ali Zainal Abidin bin Husain, Muhammad
Ai-Baqir, Ja’far As-Shodiq bin Muhammad Al-Baqir, Musa
Al-Kadhim bin Ja’far, Ali Ridha, Muhammad Jawwad, Ali Al-
Hadi, Al-Hasan Al-Askari, Muhammad bin Hasan Al-Askari.
h) Isma’iliyah yang dinisbahkan kepada Imam Ismail bin Ja’far
As-Shadiq.40
Di antara semua kelompok Syi’ah di atas ada beberapa yang
memiliki kitab khusus masing-masing baik dalam segi Aqidah
maupun Syari’ah. Yang diketahui jelas memiliki kitab Fiqh
pegangan sendiri adalah dua kelompok, yakni Mazhab Fiqh
Muqarrar Itsna Asyariyah atau Imamiyah, yang mereka sebut
Mazhab Ja’fari, karena dinisbahkan kepada Imam Ja’far Shadiq.
Yang kedua kelompok Zaidiyah, yang mazhab fiqhnya mendekati
mazhab Ahlus Sunnah wal Jama’ah, yang diimami oleh Zaid bin Ali
Zainal Abidin yang dikenal oleh mereka dengan Mazhab Zaidiyah.41
3. Jama’ah
39
Ibid., 262-264.
40
Ibid., 265.
41
Abu Zahroh, Tarikh, 268.
20 | I k h t i l a f
Akhir masa Tabi’in merupakan awal mula masa Tabi’ut
Tabi’in yang merupakan titik awal pembentukan mazhab Fiqh
Jama’ah ini. Para imam Mazhab Fiqh ini adalah murid-murid para
tabi’in. Sebagaimana yang telah dijelaskan bahwasanya terdapat
madrasah-madrasah yang menjadi pusat belajar para tabi’in. Lalu
pada masa tabi’ut tabi’in ini, seperti Abu Hanifah dan Malik bin
Anas, mereka banyak berguru kepada para tabi’in seperti Ibrahim
An-Nakha’i, Hammad bin Sulaiman, Atha’ bin Abi Rabah juga dari
Tabi’in yang terkenal dengan julukan Fuqoha’ Sab’ah yakni, Sa’id
bin Musayyab, Urwah bin Zubair, Abu Bakar bin Ubaid bin Harits,
Al-Qasim bin Muhammad bin Abu Bakar As-Shiddiq, Ubaidullah
bin Abdullah bin Utbah bin Mas’ud, Salman bin Yasar dan Khorijah
bin Zaid bin Tsabit. Dari mereka Ibnu syihab Az-Zuhri dan Rabi’ah
berguru yang kemudian dari mereka berdualah Malik bin Anas
berguru pula.42
43
Ibid., 257.
44
Yanggo, Pengantar, 72-73.
22 | I k h t i l a f
Rahawaih (wafat 238 H) dan imam-imam mazhab lain yang tidak
sampai sejarahnya, mazhabnya bahkan hanya sekedar namanya saja
yang sampai pada kita.45
Oleh karena itu mazhab fiqh ahlus sunnah wal jama’ah ini
kami bagi menjadi dua, yakni mazhab yang lestari hingga saat ini
dan mazhab yang telah musnah.
45
Ibid., 73.
46
Ibid., 95 dan 102; Abu Zahroh, Tarikh, 355-356.
47
Yanggo, Pengantar, 102-114.
23 | I k h t i l a f
masih diikuti sebagian besar kaum muslimin di Maroko, Al-
Gers, Tunisia, Tripoli, Libiya dan Mesir.48
48
Ibid., 120.
49
Ibid., 120-126.
50
Ibid., 136.
24 | I k h t i l a f
bin Hanbal adalah Al-Qur’an, Sunnah, Fatwa dan Qaul
Sahabat, Hadits Mursal dan Qiyas.51 Tersiarnya mazhab
Hambali tidak seperti tersiarnya mazhab lainnya. Mazhab ini
mulai tersebar di kota Baghdad tempat kediaman beliau sendiri,
kemudian berkembang pula ke negeri Syam. Sekarang mazhab
Hanbali menjadi mazhab resmi dari pemerintah Saudi Arabia
dan mempunyai pengikut yang tersebar di semenanjung jazirah
Arab, Palestina, Syiria dan Irak.52
b. Mazhab Adz-Dhahiri yang diimami oleh Abu Daud bin Ali bin
Khollaf Al-Ashbahani. dilahirkan di kuffah pada tahun 202 H.
Mazhab Daud ini terus berkembang sampai pada abad ke-5,
kemudian surut.
51
Ibid., 137-144.
52
Ibid., 146.
25 | I k h t i l a f
d. Mazhab Al-Laits. Pembangun mazhab ini adalah Abu al Harits
Al-Laitsi bin Sa’ad al Fahmy, wafat pada tahun 174 H. Mazhab
ini lenyap pada pertengahan abad ke-3 H. Pengikut-pengikut
mazhab Laitsi ini kurang bersungguh-sungguh
mengembangkan mazhabnya sehingga berangsur-angsur lenyap
pada pertengahan abad ke-tiga Hijriah.53
BAB III
PENUTUP
53
Ibid., 82.
54
Ibid., 81.
26 | I k h t i l a f
a. Sebab dari Subjek
Sebab dari objek ikhtilaf di antaranya karena lafadz dan kosakata bahasa
Arab yang multi makna, juga karena terdapat dalil-dalil yang bertentangan
ddan berbedanya adat, kebiasaan dan keadaan di setiap daerah.
1. Khawarij
2. Syiah
27 | I k h t i l a f
3. Jama’ah
Untuk Jama’ah atau yang dikenal juga dengan sebutan Ahlus Sunnah wal
Jama’ah, memiliki banyak sekali mazhab Fiqh. Ada yang mengatakan tiga
belas, sembilan dan lain sebagainya. Namun yang terkenal dan lestari
hingga saat ini hanya empat yakni: Mazhab Hanafi, Mazhab Maliki,
Mazhab Syafi’i dan Mazhab Hanbali. Sedangkan di antara mazhab-mazhab
yang telah punah yakni: Mazhab Auza’i, Mazhab Dhahiri, Mazhab Thabari
dan Mazhab Laitsi. Penyebab punahnya mazhab-mazhab tersebut adalah
karena kurangnya ketekunan murid dari imam-imam mereka dan mereka
juga tidak membukukan fatwa imam mereka masing-masing sebagaimana
yang dilakukan oleh murid-murid mazhab empat yang lestari sebelumnya.
28 | I k h t i l a f
Jadi mari kita tiru apa yang dilakukan oleh sahabat dan imam-imam
mazhab ketika mereka berselisih. Bukan berselisih lalu bertikai dan saling
menyalahkan. Justru perbedaan mereka itu semakin mempererat persaudaraan dan
persahabatan yang terjalin di antara mereka.
DAFTAR PUSTAKA
Al-Asyqar, Umar Sulaiman, dkk. 1997. Masa’il fil Fiqh Al-Muqaran. Yordania:
Dar An-Nafais.
Khatib, Ajjaj. 1980. As-Sunnah Qobla At-Tadwin. Libanon Beirut: Dar Al-Fikr.
30 | I k h t i l a f