Anda di halaman 1dari 20

MATAN

KEYAKINAN &
CITA-CITA HIDUP
MUHAMMADYAH
DI SUSUN OLEH :
1.

ANGGI ALHAMDINI

NIM : F120155033

2.

IRIANA MURDIASTUTIK

NIM : F120155047

PEMBAHASAN
1.

Cita-cita muhammadyah

2.

Islam dalam keyakinan muhammadyah

3.

Pemikiran muhammadyah dalam bidang


ibadah,akhlak, dan muamalah duniawiyah

4.

Gerakan muhammadyah dalam bidang akidah

5.

Gerakan muhammadyah dalam bidang ibadah

6.

Gerakan muhammadyah dalam bidang akhlak dan


muamalah duniawiyah

akidah,

CITA-CITA MUHAMMADYAH
Matan keyakinan dan cita-cita hidup muhammadiyah
Disahkan
yogyakarta

: pada muktamar ke-37 tahun 1968 di

Kedudukan

: sebagai hasil tajdid di bidang ideologi

Disempurnakan : sidang tanwir tahun 1969 di ponorogo


Pada periode
Fakhrudin

: K.H. Faqih usman dan K.H. A.R.

1.

5 teks cita-cita yang merupakan


sebuah impian yang diiringi
dengan sebuah keyakinan/Matan
Muhammadiyah adalah Gerakan Islam dan Dakwah Amar Maruf
Muhammadyah
Nahi Munkar, beraqidah
Islam dan bersumber pada Al-Quran dan

Sunnah, bercita-cita dan bekerja untuk terwujudnya masyarakat


utama, adil, makmur yang diridhoi Allah SWT, untuk melaksanakan
fungsi dan misi manusia sebagai hamba dan khalifah Allah di muka
bumi.

2.

Muhammdiyah berkeyakinan bahwa Islam adalah Agama Allah yang


diwahyukan kepada Rasul-Nya, sejak Nabi Adam, Nuh, Ibrahim,
Musa, Isa dan seterusnya sampai kepada Nabi penutup Muhammad
SAW, sebagai hidayah dan rahmat Allah kepada umat manusia
sepanjang masa, dan menjamin kesejahteraan hidup materil dan
spritual, duniawi serta ukhrawi.

3. Muhammadiyah dalam mengamalkan Islam berdasarkan:

Al-Quran: Kitab Allah yang diwahyukan kepada Nabi Muhammad SAW;

Sunnah Rasul: Penjelasan dan palaksanaan ajaran-ajaran Al-Quran yang


diberikan oleh Nabi Muhammad SAW dengan menggunakan akal fikiran sesuai
dengan jiwa ajaran Islam.

4. Muhammadiyah bekerja untuk terlaksananya ajaran-ajaran Islam yang meliputi


bidang-bidang:

Aqidah
Muhammadiyah bekerja untuk tegaknya aqidah Islam yang murni, bersih dari
gejala-gejala kemusyrikan, bidah dan khufarat, tanpa mengabaikan prinsip
toleransi menurut ajaran Islam.

Akhlak
Muhammadiyah bekerja untuk tegaknya nilai-nilai akhlak mulia dengan
berpedoman kepada ajaran-ajaran Al-Quran dan Sunnah rasul, tidak bersendi
kepada nilai-nilai ciptaan manusia

Ibadah
Muhammadiyah bekerja untuk tegaknya ibadah yang dituntunkan
oleh Rasulullah SAW, tanpa tambahan dan perubahan dari manusia.

Muamalah Duniawiyah

Muhammadiyah bekerja untuk terlaksananya muamalat duniawiyah


(pengolahan dunia & pembinaan masyarakat) dengan berdasarkan
ajaran Agama serta menjadi semua kegiatan dalam bidang ini sebagai
ibadah kepada Allah SWT.
5. Muhammadiyah mengajak segenap lapisan bangsa Indonesia yang
telah mendapat karunia Allah berupa tanah air yang mempunyai
sumber-sumber kekayaan, kemerdekaan bangsa dan Negara Republik
Indonesia yang berdasar pada Pancasila dan Undang-Undang Dasar
1945, untuk berusaha bersama-sama menjadikan suatu negara yang
adil dan makmur dan diridhoi AllahSWT:

Islam dalam keyakinan


Muhammadiyah / rumusan
Agama Agama Islam yang dibawa oleh Nabi Muhammad s.a.w. ialah
Masailul
Khamsah
apa yang diturunkan Allah di dalam al-Quran dan yang terdapat dalam

1.

as-Sunnah yang shahih, berupa perintah-perintah dan laranganlarangan serta petunjuk untuk kebaikan manusia di dunia dan akhirat.

2.

Dunia urusan dunia dalam sabda Rasulullah s.a.w.: kamu lebih


mengerti urusan duniamu ialah segala perkara yang tidak menjadi
tugas diutusnya para Nabi (yaitu perkara-perkara/ pekerjaanpekerjaan/urusan-urusan yang diserahkan sepenuhnya kepada
kebijaksanaan manusia).

3. Ibadah bertaqarrub (mendekatkan diri) kepada Allah dengan


jalan menaati segala perintah-perintah-Nya, menjauhi laranganlarangan-Nya dan mengamalkan segala yang diizinkan Allah.
Ibadah

umum ialah segala amalan yang diizinkan Allah

Ibadah

khusus ialah apa yang telah ditetapkan Allah akan


perincian-perinciannya, tingkah dan cara-caranya yang tertentu.

4. Sabilullah jalan yang menyampaikan kepada keridhaan


Allah, berupa segala amalan yang diizinkan oleh Allah untuk
memuliakan kalimat (agama)-Nya dan melaksanakan hukumhukum-Nya.

5. Qiyas , Muhammadiyah merumuskan:


Setelah

persoalan qiyas dibicarakan dalam waktu tiga kali


sidang, dengan mengadakan tiga kali pemandangan umum
dan satu kali Tanya-jawab antara kedua belak pihak.

Setelah

mengikuti dengan teliti akan jalannya pembicaraan


dan alasan-alasan yang dikemukakan oleh kedua belah pihak
dan dengan menginsyafi bahwa tiap-tiap keputusan yang
diambil olehnya itu hanya sekadar mentarjihkan di antara
pendapat yang ada, tidak berarti menyalahkan pendapat yang
lain.

Pemikiran
Muhammadiyah dalam
bidang
akidah,
ibadah,
BIDANG
AKIDAH
1. Nash
sebagai dasar rujukan.
kembali kepada Alquran dan
akhlak,
danSemangat
muamalah
Sunnah sebenarnya sudah menjadi tema umum pada setiap gerakan
duniawiyah
pembaharuan
2. Keterbatasan peranan akal dalam soal aqidah Muhammadiyah
termasuk kelompok yang memandang kenisbian akal dalam masalah
aqidah. Sehingga formulasi posisi akal sebagai berikut Allah tidak
menyuruh kita membicarakan hal-hal yang tidak tercapai pengertian oleh
akal dalam hal kepercayaan, sebab akal manusia tidak mungkin mencapai
pengertian tentang Dzat Allah dan hubungan-Nya dengan sifat-sifat yang
ada pada-

3. Kecondongan berpandangan ganda terhadap perbuatan manusia.


Pertama, segala perbuatan telah ditentukan oleh Allah dan manusia hanya
dapat berikhtiar. Kedua, jika ditinjau dari sisi manusia perbuatan manusia
merupakan hasil usaha sendiri. Sedangkan bila ditinjau dari sis Tuhan,
perbuatan manusia merupakan ciptaan Tuhan.
4. Percaya kepada qadha dan qadar. Dalam Muhammdiyah qadha dan
qadar diyakini sebagai salah satu pokok aqidah yang terakhir dari formulasi
rukun imannya, dengan mengikuti formulasi yang diberikan oleh hadis
mengenai pengertian Islam, Iman dan Ihsan.
5.Menetapkan sifat-sifat Allah. Seperti halnya pada aspek-aspek aqidah
lainnya, pandangan Muhammadiyah mengenai sifat-sifat Allah tidak
dijelaskan secara mendetail. Keterampilan yang mendekati kebenaran
Muhammadiyah tetap cenderung kepada aqidah salaf.

BIDANG IBADAH

Ibadah yang dimaksud ibadah mahda di tegaskan bahwa muhmmadiyah


bekerja untuk tegaknya ibadah yang di tuntunkan Rasulullah SAW,tambah ada
tambahan,pengurangan dan perubahan dari manusia. itulah sebabnya
Muhammadiyah slalu melakukn penelitian,terhadap dalil yang berkaitan dengan
ibadah, konsekwensinya apabila di temukan dalil-dalil yang lebih kuat,maka
muhammadiyah akan memperbaiki pendapat lamanya.

BIDANG AKHLAK

Sifat-sifat akhlak Islami dapat digambarkan sebagai berikut :


a.

Akhlaq Rabbani : Sumber akhlaq Islam itu wahyu Allah yang termaktub
dalam Al-Quran dan As-Sunnah, bertujuan mendapatkan kebahagiaan dunia
dan akhirat. Akhlaq Islamlah moral yang tidak bersifat kondisional dan
situasional, tetapi akhlaq yang memiliki nilai-nilai yang mutlak. Akhlaq
rabbanilah yang mampu menghindari nilai moralitas dalam hidup manusia.

b. Akhlak Manusiawi. Akhlaq dalam Islam sejalan dan


memenuhi fitrah manusia. Jiwa manusia yang merindukan
kebaikan, dan akan terpenuhi dengan mengikuti ajaran akhlaq
dalam Islam. Akhlaq Islam benar-benar memelihara eksistensi
manusia sebagai makhluk terhormat sesuai dengan fitrahnya.
c. Akhlak Universal. Sesuai dengan kemanusiaan yang
universal dan menyangkut segala aspek kehidupan manusia baik
yang berdimensi vertikal, maupun horizontal. (Q.S. Al-Annam :
151-152).

d. Akhlak Keseimbangan. Akhlaq Islam dapat memenuhi kebutuhan


sewaktu hidup di dunia maupun di akhirat, memenuhi tuntutan kebutuhan
manusia duniawi maupun ukhrawi secara seimbang, begitu juga memenuhi
kebutuhan pribadi dan kewajiban terhadap masyarakat, seimbang pula.
(H.R. Buhkori).
e. Akhlaq Realistik.
Akhlaq Islam memperhatikan kenyataan hidup manusia walaupun manusia
dinyatakan sebagai makhluk yang memiliki kelebihan dibanding dengan
makhluk lain, namun manusia memiliki kelemahan-kelemahan itu yaitu
sangat mungkin melakukan kesalahan-kesalahan. Oleh karena itu Allah
memberikan kesempatan untuk bertaubat. Bahkan dalam keadaan
terpaksa. Islam membolehkan manusia melakukan yang dalam keadaan
biasa tidak dibenarkan.

BIDANG

MUAMALAH DUNIAWIYAH

Prinsip-prinsip muamalah dunyawiyah yang terpenting


antara lain:
Menganut

prinsip mubah.

Harus

dilakukan dengan saling rela artinya tidak ada


yang dipaksa.

Harus

saling menguntungkan. Artinya muamalah


dilakukan untuk menarik mamfaat dan menolak
kemudharatan.

Harus

sesuai dengan prinsip keadilan.

Gerakan
Muhammadiyah
dalam
bidang
akidah
Ingin membersihkan
Islam dari segala
macam syirik,

misalnya pemujaan terhadap kuburan dan orang


yang ada di dalamnya. Meminta berkah dari orang
yang sudah meninggal dan menjadikannya sebagai
wasilah dalam berdoa kepada Allah adalah
perbuatan syirik.

Gerakan
Muhammadiyah
dalam
Gerakan tajdid pada persoalan ibadah adalah tidak
melakukan perbuatan bidah karena bidah itu adalah
bidang
ibadah
kesesatan dan kesesatan
itu tempatnya di neraka.

Persoalan bidah dalam ibadah telah menjadi


perbincangan yang lama sekali dalam sejarah Islam.
Secara garis besar dapat disimpulkan bahwa sebagian
ulama menyatakan bahwa ada dua macam bidah, yakni
dlalalah dan hasanah. Bidah dlalalah dikenakan pada
persoalan ibadah (agama), sedangkan bidah hasanah
dikenakan pada persoalan non-ibadah (dunyawiyah).

Gerakan Muhammadiyah dalam bidang


akhlak dan muamalah dunyawiyah

Dalam

bidang muamalah, membersihkan


kepercayaan dari khurafat, serta dalam
bidang pemahaman terhadap ajaran Islam,
ia merombak taklid untuk kemudian
memberikan kebebasan dalam ber-ijtihad.

KESIMPULAN

Sebagai usaha muhammadiyah untuk mencapai


tujuannya: menegakkan dan menjunjung tinggi agama
islam sehingga terwujud masyarakat utama, adil dan
makmur yang diridlai allah SWT.

Maka
alam
melaksanakan
usaha
tersebut,
muhammadiyah berjalan diatas prinsip gerakannya,
seperti yang dimaksud di dalam matan keyakinan citacita hidup muhammadiyah, salah satunya adalah
muhammadiyah bekerja untuk terlaksananya ajaranajaran islam yang meliputi bidang-bidang seperti aqidah,
akhlak,ibadah,muamalah duniawiyah.

TERIMA
KASIH

Anda mungkin juga menyukai