Anda di halaman 1dari 10

Makalah Al Islam Kemuhammadiyahan 3

KELOMPOK 4

“Matan Keyakinan dan Cita-Cita Hidup Muhammadiyah”

DISUSUN OLEH :

Sarah Firdaus 21150155

Vachrel Syahratal Ghaniy 21150106

Arif’an 21150181

DOSEN PENGAMPU :

Dr. Syaflin Halim, MA

FAKULTAS HUKUM

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SUMATERA BARAT

2022
Kata Pengantar

Puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala nikmat yang Allah berikan, nikmat
iman, islam dan nikmat sehat sehingga saya dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini.
Shalawat dan salam semoga selalu tercurah kepada Nabi Muhammad SAW. Makalah ini
disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Al-Islam Kemuhammadiyahan dengan judul
“MATAN KEYAKINAN HIDUP DAN CITA-CITA MUHAMMADIYAH”. Saya berharap
makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman bagi saya pribadi dan bagi para
pembaca pada umumnya.

Dalam penyusunan makalah ini tentunya masih banyak kekurangan. Oleh karena itu
saya harapkan kepada para pembaca untuk memberikan masukan-masukan yang bersifat
membangun untuk kesempurnaan makalah ini .
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Dalam sebuah perkumpalan, persyarikatan, jam’iyyah, atau organisasi,tak
terkecuali persyarikatan Muhammadiyah, pasti didirikan dengan cita-
cita,maksud atau tujuan tertentu. Bahkan, kekuatan, kejayaan dan
kelangsungansuatu organisasi sangat tergantung pada kemuliaan dan
keluhuran cita-citapara pendiri dan penerusnya, kemaslahatan
(idealitas) dan kemanfaatan (fungsionalitas) maksud atau tujuan yang
diperjuangkan. Cita-cita dan tujuanorganisasi itu biasanya dirumuskan
dalamcore bilief, core value,visi, misi dantujuan organisasi yang dalam
Muhammadiyah disebut MKCH atau MKCHM s ingkatan dari M atan
K eyakinan dan Cita- cita H idup M uhammadiyah.D engan demikian,
M K CH M itu meliputi core bilief atau keyakinan inti organisasi massa
(ormas) keagamaan lain, core value atau nilai-nilai inti/dasar menjadi pedoman
atau nilai-nilai dasar perjuangan.Visi atau khittah menjadi b l u e p r i n t a r a h
g e r a k d a n p e r j u a n g a n . Misi atau c o r e b u s i n e s s atau bidang/tugas
utama menjadi medan gerakan dan perjuangan, dan tujuan atau objectiveyaitu
sasaran langsung yang hendak diwujudkan dari gerakan danperjuangannya.

B. Rumusan Masalah
1. Apa Cita-Cita Muhammadiyah?
2. Bagaimana islam dalam keyakinan Muhammadiyah?
3. Apa saja pemikiran dan gerakan Muhammadiyah dalam bidang akidah,
akhlak, dan muamalah dunyawiyah?
BAB II

PEMBAHASAN

A. Cita-Cita Muhammadiyah
Muhammadiyah adalah gerakan Islam dan Dakwah Amar Makruf Nahi
Munkar, berakidah Islam dan bersumber pada Al-Qur'an dan Sunnah, bercita-cita dan
bekerja untuk terwujudnya masyarakat utama, adil, makmur yang diridhai Allah
SWT, untuk melaksanakan fungsi dan misi manusia sebagai hamba dan khalifah
Allah di muka bumi.
Tujuan atau cita-cita Muhammadiyah adalah menjunjung tinggi agama Islam
sehingga terwujud masyarakat Islam yang sebenar-benarnya. Sementara
itu, Muhammadiyah merupakan gerakan Islam dakwah amar ma'ruf nahi munkar dan
tajdid (pembaruan tentang pokok ajaran Islam) yang bersumber pada al-Qur'an dan
as-Sunnah as-Sohihah.

B. Islam dalam keyakinan Muhammadiyah

Muhammadiyah berkeyakinan bahwa Islam adalah agama Allah yang


diwahyukan kepada Rasul-Nya sejak Nabi Adam, Nuh, Ibrahim, Musa, Isa dan
seterusnya sampai kepada Nabi penutup Muhammad SAW., sebagai hidayah dan
rahmat Allah kepada umat manusia sepanjang masa, dan menjamin kesejahteraan
hidup materil dan spiritual, duniawi dan ukhrawi.

Muhammadiyah dalam mengamalkan Islam berdasarkan: (a) Al-Qur’an. Kitab


Allah yang diwahyukan kepada Nabi Muhammad SAW. (b) Sunnah Rasul. Penjelasan
dan pelaksanaan ajaran-ajaran Al-Qur’an yang diberikan oleh Nabi Muhammad
SAW, dengan menggunakan akal pikiran sesuai dengan jiwa ajaran Islam.
C. Pemikiran dan gerakan Muhammadiyah dalam bidang akidah, ibadah, akhlak,
dan muamalah dunyawiyah

a. Pemikiran Muhammadiyah Dalam Bidang Akidah


Aqidah Islam menurut Muhammadiyah dirumukan sebagai konsekuensi
logis dari gerakannya. Formulasi aqidah yan dirumuskan dengan merujuk
langsung kepada sumber utama ajaran Islam itu disebut ‘aqidah shahihah’,
yang menolak sebagai bentuk campur tangan pemikiran teologis. Karakteristik
aqidah muhammadiyah itu secara umum dapat dijelaskan sebagai berikut:

1) Nash sebagai dasar rujukan. Semangat kembali kepada Al-Qur’an dan


Sunnah sebenarnya sudah menjadi tema umum pada setiap gerakan
pembaharuan. Karena diyakini sepenuhnya bahwa hanya dengan
berpedoman pada kedua sumber utama itulah ajaran islam dapat hidup
dan berkembang secara dinamis. Muhammadiyah juga menjadikan hal ini
sebagai tema sentral gerakannya, lebih-lebih dalam masalah aqidah seperti
dinyatakan: “ Inilah pokok-pokok aqidah yang benar itu, yang terdapat
dalam Al-Qur’an dan dikuatkan dengan pemberitahuan- pemberitahuan
mutawatir.”Berdasarkan pernyataan diatas, jelaslah bahwa sumber aqidah
Muhammadiyah adalah Al-Qur’an dan Sunnah yang dikuatkan dengan
berita-berita yang mutawatir.
2) Keterbatasan peranan akal dalam soal aqidah Muhammadiyah termasuk
kelompok yang memandang kenisbian akal dalam masalah aqidah.
Sehingga formulasi posisi akal sebagai berikut “ Allah tidak menyuruh
kita membicarakan hal-hal yang tidak tercapai pengertian oleh akal dalam
hal kepercayaan, sebab akal manusia tidak mungkin mencapai pengertian
tentang Dzat Allah dan hubungan-Nya dengan sifat-sifat yang ada pada-
Nya.
3) Kecondongan berpandangan ganda terhadap perbuatan manusia. Pertama,
segala perbuatan telah ditentukan oleh Allah dan manusia hanya dapat
berikhtiar. Kedua, jika ditinjau dari sisi manusia perbuatan manusia
merupakan hasil usaha sendiri. Sedangkan bila ditinjau dari sisi Tuhan,
perbuatan manusia merupakan ciptaan Tuhan.
4) Keempat, percaya Qada dan Qadar. Serta kelima, menetapkan sifat-sifat
Allah. Seperti halnya pada aspek-aspek aqidah lainnya, pandangan
Muhammadiyah mengenai sifat-sifat Allah tidak dijelaskan secara
mendetail.

b. Pemikiran Muhammadiyah Dalam Bidang Ibadah


Secara etimologis ibadah berasal dari kata ubudah,ubudiyah, dan
abdiyah, yang artinya tunduk dan merendahkan diri. Maksudnya menyerah
dan tunduknya seseorang terhadap orang lai  secara patuh tanpa perlawanan,
penyelewengan dan pendurhakaan, hingga dilayaninya orang itu (yang
dipatuhimya) menurut keinginan dan kemauannya. Sementara Majlis Tarjih
Muhammadiyah merumuskan pengertian ibadah yakni “ bertaqarruf (berserah
diri) kepada Allah, dengan mentaati segala perintah-Nya, menjauhi segala
larangan-Nya, dan mengamalkan semua yang diizinkan Allh SWT.”
Dari batasan ibadah di atas, selanjutnya Muhammadiyah membedakan
ibadah menjadi dua yaitu:
Ibadah khusus atau ibadah mahdlah, yakni ibadah yang telah ditetapkan secara
pasti oleh Syara , baik rincian, tingkah laku, maupun tata caranya. Contohnya
thaharah, shalat umrah dan haji. Ibadah umum yaitu segala amalan keduniaan
yang diizinkan Allah. Ibadah umum ini dalam bidang politik, ekonomi, sosial,
kebudayaan, pendidikan, pertahanan dan keamanan. Pengertian ibadah yang
dimaksud dalam pembahasan di sini adalah ibadah dalam arti khusus, atau
yang disebut ibadah mahdliyah. Ibadah ini berupa aturan ilahi yang mengatur
hubungan ritual langsug antara hamba dengan Tuhannya, yang cara atau tata
caranya ditentukan dengan terperinci dalam Al-Qur’an da Sunnah Rasul.
Terhadap bidang ini tertutup sama sekali dan berbagai ragam ijtihad ataupun
berbagai macam bid’ah serta dalam pengamalan dan penerapannya dilarang
sekedar dengan sikap taqlid semata-mata.
c. Pemikiran Muhammadiyah Dalam Bidang Akhlak
Mengingat pentingnya akhlak dalam kaitannya dengan keimanan
seseorang, maka Muhammadiyah sebagai gerakan Islam juga dengan tegas
menempatkan akhlak sebagai salah satu sendi dasar sikap keberagamannya.
Dalam matan keyakinan dan cita-cita Muhammadiyah dijelaskan “
Muhammadiyah bekerja untuk tegaknya nilai-nilai akhlak mulia dengan
berpedoman kepada ajaran-ajaran Al-Qur’an dan Sunnah, tidak bersendi pada
nilai-nilai ciptaan manusia.” Akhlak adalah nilai-nilai dan sifat yang tertanam
dalam jiwa yang menimbulkan perbuatan-perbuatan dengan gampang dan
mudah, tanpa memerlukan pemikiran dan pertimbangan. Nilai dan perilaku
baik dan buruk seperti sabar,syukur, tawakkal, birrul walidaini dan sebagainya
(Al-Akhlaqul Mahmudah) dan sifat sombong, takabur,dengki,ria dan
sebagainya (Al-Akhlakul Madzmuham).
Mengenai muhammadiyah menjadikan akhlak sebagai salah satu garis
perjuangannya, hal ini selain secara tegas dinyatakan dalam nash, juga tidak
dapat dipisahkan dari akar historis yang melatarbelakangi kelahirannya.
Kebodohan, perpecahan diantara sesama orang Islam, melemahnya jiwa
santun terhadap dhuafa, penghormatan yang berlebih-lebihan terhadap orang
yang dianggap suci adalah bentuk realisasi tidak tegaknya ajaran akhlakul
karimah. Untuk menghidupkan akhlak yang islami, maka Muhammadiyah
berusaha memperbaiki dasar-dasar ajaran yang sudah lama menjadi keyakinan
umat islam, yaitu dengan menyampaikan ajaran yang benar-benar berdasar
kepada Al-Qur’an dan Sunnah Maqbulah, membersihkan jiwa dari kesyirikan,
sehingga kepatuhan dan ketundukannya hanya semata-mata kepada Allah
usaha tersebut ditempuh melalaui pendidikan.
Adapun sifat-sifat akhlak Islam dapat digambarkan sebagai berikut:
1. Akhlak Rabbani : sumber akhlak Islam itu wahyu Allah yang
termaktub dalam Al-Qur’an dan As-Sunnah bertujuan
mendapatkan kebahagiaan dunia dan akhirat. Akhlak islamlah
moral yang tidak bersifat kondisioanl dan situasional, tetapi
akhlak yang memiliki nilai yang mutlak. Akhlak rabbanilah
yang mampu menghindari nilai moralitas dalam hidup manusia.
(QS Al-An’am :153).
2. Akhlak manusiawi : akhlak dalam Islam sejalan dan memenuhi
fitrah manusia. Jiwa manusia yang merindukan kebaikan, dan
akan terpenuhi dengan mengikuti ajaran akhlakdalam islam.
3. Akhlak universal : sesuai dengan kemanusiaan yang universal
dan menyangkut segala apek kehidupan manusia baik yang
berdimensi vertical, maupun horizontal. ( Q.S Al-An’am :151-
152).
4. Akhlak keseimbangan : akhak islam dapat memenuhi
kebutuhan sewaktu hidup di dunia maupun di akhirat,
memenuhi tuntutan kebutuhan manusia duniawi maupun
ukhrawi secara seimbang, begitu juga memenuhi kebutuhan
pribadi dan kewajiban terhadap masyarakat, seimbang pula.
(H.R Bukhori)
5. Akhlak realistik : akhlak islam memperhatikan kenyataan
hidup manusia walaupun manusia dinyatakan sebagai makhluk
yang memiliki kelebihan disbanding dengan makhluk lain,
namun manusia memiliki kelemahan-kelemahan itu yaitu
sangat mungkin melakukan kesalahan-kesalahan. Oleh karena
itu Allah memberikan kesempatan untuk bertaubat. (Q.S Al-
Baqarah :173)

d. Pemikiran Muhammadiyah Dalam Bidang Muamalah Duniawiyah


Dari segi bahasa muamalat berarti berbagai macam amalan keduniaan.
Sementara kalau dilihat dari segi istilah mengandung pengertian tata aturan
ilahi yang mengatur hubungan manusia dengan sesama manusia dengan
benda. Dalam hal ini agama islam memberikan berbagai pedoman baik dalam
bentuk qaidah-qaidah hukum yang ditegaskan oleh ajaran islam, meliputi
masalah hukum nikah, waris, dan masih banyak lagi. Tajdid dalam bidang
muamalah ini adalah bentuk membimbingkan, menuntunkan kepada mereka
agara dalam berkiprah di tengah-tengah masyarakat dengan berbagai
kegiatannya mereka selalu berpedoman kepada qaidah-qaidah yang telah
digariskan oleh ajaran agama.
Dalam bidang Muamalat Duniawiyat Muhammadiyah mengajarkan
dalam bentuk membimbing, menuntunkan kepada mereka agar dalam
berkiprah ditengah-tengah masyarakat dengan berbagai kegiatannya mereka
selalu berpedoman kepada qaidah-qaidah yang telah digariskan oleh ajaran
agama. Muhammadiyah bekerja untuk terlaksananya mu’amalat duniawiyah
(pengolahan dunia dan pembinaan masyarakat) dengan berdasarkan ajaran
Agama serta menjadi semua kegiatan dalam bidang ini sebagai ibadah kepada
Allah SWT.
BAB III

PENUTUP

KESIMPULAN

Sebagai usaha Muhammadiyah untuk mencapai tujuannya: “menegakkan dan


menjunjung tinggi Agama Islam sehingga terwujud masyarakat utama, adil dan
makmur yang diridlai Allah SWT. Maka alam melaksanakan usaha tersebut,
Muhammadiyah berjalan diatas prinsip gerakannya, seperti yang dimaksud di dalam
Matan Keyakinan Cita-cita Hidup Muhammadiyah, Salah satunya
adalahMuhammadiyah bekerja untuk terlaksananya ajaran-ajaran Islam yang meliputi
bidang-bidang seperti Aqidah, Akhlak,Ibadah,MuamalahDuniawiyah

Anda mungkin juga menyukai