Anda di halaman 1dari 14

HUBUNGAN GERAKAN PEMBAHARUAN

(MUHAMMADIYAH) DENGAN PELURUSAN


TAUHID
Di ajukan Untuk memenuhi Tugas Mata Kuliah
Gerakan Pembaharuan Islam

Nama:Hasti Prastikasari
NIM:10321343

Dosen Pembina:Drs.MAHMUD ISRO’I

Jurusan Pendidikan Matematika


Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Muhammadiyah Ponorogo
Tahun 2011

1
ABSTRAKSI (b) Akhlaq; Muhammadiyah bekerja untuk tegaknya nilai-
nilai akhlaq mulia dengan berpedoman kepada ajaran-ajaran
Bagi Muhammadiyah sebagai sebuah gerakan pembaharuan
Alquran dan Sunnah Rasul, tidak bersendi kepada nilai-nilai
Islam di Indonesia, Aqidah dan keyakinan Adalah hal yang
ciptaan manusia;
sangat fundamental dan tidak dapat dipisahkan, sebab
sebagai perkumpulan yang meneguhkan jalannya pada Al- (c) ‘Ibadah; Muhammadiyah bekerja untuk tegaknya
quran dan Hadist, Muhammadiyah meyakini bahwa hal ‘ibadah yang dituntunkan oleh Rasulullah S.A.W. tanpa
pertama mesti dikukuhkan adalah Aqidah (Q.S. 21:25). tambahan dan perubahan dari manusia;
Bahkan jika dilihat dari kacamata histori, Ahmad Dahlan (d) Mu’amalah dunyawiyat; Muhammadiyah bekerja untuk
(selanjutnya disebut Dahlan) dalam mengamati fenomena terlaksananya mu’amalah dunyawiyat (pengolahan dunia dan
ritual Agama Islamdalam dinamika masyarakat jawa pada pembinaan masyarakat) dengan berdasarkan ajaran Agama
masa itu, dimana Islam tidak lagi mencerminkan sebuah serta menjadikan semua kegiatan dalam bidang ini sebagai
agama yang hanya menganut faham ketuhanan yang maha ‘ibadah kepada Allah S.W.T. (MKCH, butir ke-4)
esa melainkan bercampur aduk dengan ritual ajaran agama
hindu budha yang telah berkembang dimasyarakat,
sebelumnya. Fenomena tersebut itulah yang
melatarbelakangi Dahlan untuk mengadakan pelurusan
aqidah Islamiyah yang kemudian dilanjutkan oleh
perkumpulan Muhammadiyah menjadi salah satu tujuan
falsafah organisasi .Muhammadiyah bekerja untuk
terlaksananya ajaran-ajaran Islam yang meliputi bidang-
bidang:

(a) ‘Aqidah; Muhammadiyah bekerja untuk tegaknya aqidah


Islam yang murni, bersih dari gejala-gejala kemusyrikan,
bid’ah dan khurafat, tanpa mengabaikan prinsip toleransi
menurut ajaran Islam;

2
DAFTAR ISI

1. HALAMAN JUDUL
2. ABSTRAKSI
3. DAFTAR ISI
4. KATA PENGANTAR
5. ISI MATERI
6. KESIMPULAN
7. DAFTAR PUSTAKA

3
KATA PENGANTAR ISI MATERI

Assalamu’alaikum Wr.Wb. A.GERAKAN PEMBAHARUAN ISLAM


(MUHAMMADIYAH) DAN PELURUSAN TAUHID
Segala puji dan syukur penulis limpahkan
kehadirat Allah SWT, karena hanya atas limpahan Bagi Muhammadiyah sebagai sebuah gerakan
rahmat dan karuniaNya, penulis dapat menyeleseikan pembaharuan Islam di Indonesia, Aqidah dan keyakinan
makalah ini dengan lancar.Makalah ini disusun atas Adalah hal yang sangat fundamental dan tidak dapat
dorongan dan arahan dari dosen pembimbing guna dipisahkan, sebab sebagai perkumpulan yang meneguhkan
melengkapi tugas mata kuliah Gerakan Pembaharuan Islam jalannya pada Al-quran dan Hadist, Muhammadiyah
jurusan Pendidikan Matematika FKIP tahun 2011. meyakini bahwa hal pertama mesti dikukuhkan adalah
Aqidah (Q.S. 21:25). Bahkan jika dilihat dari kacamata
Penulis selaku makhluk biasa menyadari bahwa histori, Ahmad Dahlan (selanjutnya disebut Dahlan) dalam
penyusunan makalah ini tidak mutlak atas jerih payah mengamati fenomena ritual Agama Islamdalam dinamika
sendiri melainkan ada pihak tertentu yang turut masyarakat jawa pada masa itu, dimana Islam tidak lagi
mendorong terselesaikannya penyusunan makalah ini.Oleh mencerminkan sebuah agama yang hanya menganut faham
karena itu penulis mengucapkan terima kasih kepada ketuhanan yang maha esa melainkan bercampur aduk
pihak yang telah memberikan dorongan dan semangat atas dengan ritual ajaran agama hindu budha yang telah
terselesaikannya makalah ini terutama kepada berkembang dimasyarakat, sebelumnya. Fenomena tersebut
Drs.Mahmud Isro’i selaku dosen pembimbing. itulah yang melatarbelakangi Dahlan untuk mengadakan
Kritik dan saran sangat diharapkan untuk perbaikan pelurusan aqidah Islamiyah yang kemudian dilanjutkan oleh
makalah ini selanjutnya.terimakasih. perkumpulan Muhammadiyah menjadi salah satu tujuan
falsafah organisasi .
Wassalamu’alaikum Wr.Wb. Tambahan pula, sendi tauhid Muhammadiyah diabadikan
dalam bentuk kebesaran yaitu prasasti berwarna hijau
Ponorogo, Mei 2011
bendera dengan lambang matahari yang berarti memberi
Penyusun penerangan terhadap kegelapan. dalam hal ini

4
Muhammadiyah menurunkan sebuah konsekuensi spiritual Muhammadiyah melaksanakan amar ma’ruf nahi munkar dan
terhadap semua individu dengan kemampuan yang tajdid yang diwujudkan dalam usaha di segala bidang
merupakan bagian kemampuan prinsipal. Penjelasan yang kehidupan. Dalam pengembangan bidang keagamaan dan
bersifat rasional dari prasasti itu, seperti munculnya dakwah ditangani oleh dua majlis yaitu Majlis Tarjih dan
paradigma keyakinan bahwa sesungguhnya ada formula Tajdid (MTT) dan Majlis Tabligh dan Dakwah Khusus (MT-
kesatuan kemanusiaan yang hakiki, kesatuan penciptaan DK).
yang hakiki, kesatuan pedoman hidup dengan agama wahyu 2.Pemahaman Ajaran Islam
yang hakiki, dan kesatuan tujuan yang hakiki, yaitu berupa Hal-hal yang berkaitan dengan paham agama dalam
totalitas pengabdian kepada Allah SWT. Muhammadiyah secara garis besar dan pokok-pokoknya
Dalam upayanya memurnikan aqidah, muhammadiyah ialah sebagai berikut:
sangat menjaga nilai-nilai hakiki agama Islam yaitu: 1)Agama, yakni Agama Islam yang dibawa oleh Nabi
1. Sumber Ajaran Islam Muhammad S.A.W. ialah apa yang diturunkan Allah
Muhammadiyah, sebagai gerakan keagamaan yang dalam Alquran dan yang disebut dalam Sunnah maqbulah,
berwatak sosio kultural, dalam dinamika kesejarahannya berupa perintah-perintah, larangan-larangan, dan petunjuk-
selalu berusaha merespon berbagai perkembangan petunjuk untuk kebaikan manusia di dunia dan akhirat
kehidupan dengan senantiasa merujuk pada ajaran Islam (Kitab Masalah Lima,Al-Masail Al-Khams tentang al-Din).
yang bersumber dari dua sumber primer ajaran ini. Yakni 2) Muhammadiyah berkeyakinan bahwa Islam adalah Agama
Alquran dan Assunnah Almaqbulah. Hal ini bisa kita lihat di Allah yang diwahyukan
dalam Anggaran Dasar Muhammadiyah BAB II Pasal 4 ayat kepada para Rasul-Nya sejak Nabi Adam, Nuh, Ibrahim,
1. Hanya saja istilah Assunnah Almaqbulah baru digunakan Musa, Isa, dan seterusnya sampai kepada Nabi Muhammad
setelah diresmikan istilahnya pada Keputusan Musyawarah S.A.W., sebagai hidayah dan rahmat Allah kepada umat
Nasional Majlis Tarjih XXV tentang Manhaj Tarjih dan manusia sepanjang masa, dan menjamin kesejahteraan
Pengembangan Pemikiran Islam di Jakarta tahun 2000, dan hidup materiil dan spirituil, duniawi dan ukhrawi (Matan
sebelumnya digunakan istilah Assunnah Ashshahihah.Untuk Keyakinan dan Cita-cita Hidup Muhammadiyah/MKCHM
mencapai maksud dan tujuannya yaitu mewujudkan butir ke-2).
masyarakat Islam yang sebenar-benarnya, maka

5
3) Muhammadiyah bekerja untuk terlaksananya ajaran- Islami Warga Muhammadiyah/PHIWM, bab Pandangan
ajaran Islam yang meliputi bidang-bidang: Islam Tentang Kehidupan).
(a) ‘Aqidah; Muhammadiyah bekerja untuk tegaknya aqidah 5) Bahwa dasar muthlaq untuk berhukum dalam agama
Islam yang murni, Islam adalah Alquran dan Sunnah. Bahwa di mana perlu
bersih dari gejala-gejala kemusyrikan, bid’ah dan khurafat, dalam menghadapi soal-soal yang telah terjadi dan sangat
tanpa mengabaikan prinsip toleransi menurut ajaran Islam; dihajatkan untuk diamalkannya, mengenai hal-hal yang tak
(b) Akhlaq; Muhammadiyah bekerja untuk tegaknya nilai- bersangkutan dengan ‘ibadah mahdhah padahal untuk alasan
nilai akhlaq mulia dengan berpedoman kepada ajaran-ajaran atasnya tiada terdapat nash sharih dalam Alquran dan
Alquran dan Sunnah Rasul, tidak bersendi kepada nilai-nilai Sunnah maqbulah, maka dipergunakanlah alasan dengan
ciptaan manusia; jalan ijtihad dan istinbath dari nash yang ada melalui
(c) ‘Ibadah; Muhammadiyah bekerja untuk tegaknya persamaan ‘illat, sebagaimana telah dilakukan oleh ‘ulama
‘ibadah yang dituntunkan oleh Rasulullah S.A.W. tanpa salaf dan Khalaf (Kitab Masalah Lima, Al-Masail Al-Khams
tambahan dan perubahan dari manusia; tentang Qiyas).
(d) Mu’amalah dunyawiyat; Muhammadiyah bekerja untuk 6) Muhammadiyah dalam memaknai tajdid mengandung dua
terlaksananya mu’amalah dunyawiyat (pengolahan dunia dan pengertian, yakni pemurnian (purifikasi) dan pembaruan
pembinaan masyarakat) dengan berdasarkan ajaran Agama (dinamisasi) (Keputusan Munas Tarjih di Malang). Salah
serta menjadikan semua kegiatan dalam bidang ini sebagai satu dari enam prioritas program Muhammadiyah periode
‘ibadah kepada Allah S.W.T. (MKCH, butir ke-4). 2005-2010 ialah pengembangan tajdid di bidang tarjih dan
4) Islam adalah agama untuk penyerahan diri semata-mata pemikiran Islam secara intensif dengan menguatkan
karena Allah, agama semua Nabi, agama yang sesuai dengan kembali rumusan-rumusan teologis seperti tauhid sosial,
fitrah manusia, agama yang menjadi petunjuk bagi manusia, serta gagasan operasional seperti dakwah jamaah, dengan
agama yang mengatur hubungan dengan Tuhan dan tetap memperhatikan prinsip dasar organisasi dan nilai
hubungan manusia dengan sesama, dan agama yang menjadi Islam yang hidup dan menggerakkan (Keputusan Muktamar
rahmat bagi semesta alam. Islam satu satunya agama yang ke-45 di Malang tahun 2005).
diridhai Allah dan agama yang sempurna. (Pedoman Hidup Mengingat kecenderungan atau gejala melemahnya
dan dangkalnya pemahaman mengenai Islam dalam

6
Muhammadiyah, pada saat yang sama, terdapat fenomena secara rutin maupun dengan memanfaatkn momentum-
orang Muhammadiyah mengembangkan paham sendiri- momentum tertentu.
sendiri atau malah mengikuti paham lain, maka diperlukan 4. Menyebarluaskan paham agama (Islam) dalam
ikhtiar sistematis untuk menanamkan atau memantapkan Muhammadiyah ke berbagai
kembali paham Agama (Islam) dalam Muhammadiyah. Di lingkungan serta media publik, termasuk melalui website,
antara langkah-langkah untuk menanamkan (memantapkan) internet, dakwah seluler, dan sebagainya sehingga paham
kembali paham Islam dalam Muhammadiyah ialah sebagai Islam yang dikembangkan Muhammadiyah dapat dibaca,
berikut: dipahami, dan diamalkan oleh umat Islam dan masyarakat
1. Majelis Tarjih memproduksi/menghasilkan berbagai luas.
pedoman/tuntunan tentang ajaran Islam dalam berbagai 5. Menghidupkan kembali kultum/pengajian singkat di
aspek kehidupan baik yang menyangkut aqidah, ibadah, berbagai kegiatan, yang antara lain menjelaskan tentang
akhlak, maupun mu’amalat duniawiyah secara lengkap, berbagai aspek ajaran Islam yang dipahami dan dipraktikan
mudah dipahami, dan bervariasi untuk dijadikan pedoman Muhammadiyah, sehingga bukan sekadar membahas
dan dimasyarakatkan/dipublikasikan sesuai dengan masalah-masalah organisasi belaka, kendati tetap penting.
keputusan- keputusan Muktamar/Munas Tarjih. Hal yang penting yang perlu menjadi pemahaman
2. Pimpinan Persyarikatan diikuti oleh Organisasi Otonom, bersama bahwa paham Islam dalam Muhammadiyah
amal usaha, dan berbagai bersifat komprehensif dan luas, sehingga tidak sempit dan
institusi dalam Muhammadiyah di berbagai tingkatan dari parsial. Agama dalam pandangan atau paham Muhammadiyah
Pusat hingga Ranting menggiatkan kembali Kajian Intensif tidaklah sepotong-sepotong, serpihan- serpihan, dan hanya
Islam dalam Muhammadiyah, serta menyelenggarakan hukum/fikih belaka. Paham agama yang ditanamkan bukan
Pengajian Pimpinan dan Pengajian Anggota, yang di ajaran yang terbatas, tetapi luas dan mulsti aspek. Karena
dalamnya dipaketkan materi khusus secara mendalam dan Muhammadiyah merupakan gerakan Islam, maka paham
luas tentang Paham Agama (Islam) dalam Muhmmadiyah. tentang Islam merupakan kewajiban atau keniscayaan yang
3. Menggiatkan pengajian-pengajian umum yang membahas fundamental, yang intinya pada memperdalam sekaligus
tentang Islam multi aspek dalam Muhammadiyah baik memperluas paham Islam bagi seluruh warga
Muhammadiyah, kemudian menyebarkan/mensosialisasikan

7
dan mengamalkan dalam kehidupan umat serta masyarakat juga terkait erat dengan perosalan-persoalan historis
sehingga Islam yang didakwahkan Muhammadiyah kultural yang juga merupakan keniscayaan
membawa/menjadi rahmatan lil-‘alamin manusiawi belaka (ibadah ghoiru maghdoh), yah
(http://www.pdmbontang.com/cetak.php?id=306). menyangkut:
a. Bidang Aqidah
B.GERAKAN PEMBAHARUAN ISLAM (MUHAMMADIYAH) Aqidah Islam menurut Muhamadiyah dirumuskan
DAN PEMURNIAN IBADAH sebagai konsekuensi logis dari gerakannya. Formulasi
Ketidakmurnian ibadah (bercampurnya agama islam aqidah yang dirumuskan dengan merujuk langsung kepada
dengan ajaran agama lain) adalah fenomena yang justru suber utama ajaran Islam itu disebut ‘aqidah shahihah,
menjadi kewajiban masyarakat jawa pada abad 19 hal itu yang menolak segala bentuk campur tangan pemikiran
menyebabkan kerancuan ritual dan komplik batin dalam diri teologis. Karakteristik aqidah Muhammadiyah itu secara
darwis (Dahlan muda) setelah pulang dari tanah suci Dahlan umum dapat dijelaskan sebagai berikut:
selaku pendiri Muhammadiyah melakukan sebuah reformasi Pertama, nash sebagai dasar rujukan. Semangat kembali
dalam hal ibadah agama islam dengan kembali pada Quran kepada Alquran dan Sunnah sebenarnya sudah menjadi
dan Hadist agar pemurnian ajaran itu bisa tercapai tanpa tema umm pada setiap gerakan pembaharuan. Karena
ada unsur percampur adukan dengan ajaran dan ritual diyakini sepenuhnya bahwa hanya dengan berpedoman pada
agama lain. Dalam diskursus keagamaan, kontemporer kedua sumber utama itulah ajaran Islam dapat hidup dan
dijelaskan bahwa agama mempunyai banyak wajah dan berkembang secara dinamis. Muhammadiyah juga
bukan lagi single face. Agama tidak lagi seperti orang menjadikan hal ini sebagai tema sentral gerakannya, lebih-
dahulu memahaminya, yaitu semata-mata terkait dengan lebih dalam masalah ‘aqidah, seperti dinyatakan: “Inilah
persoalan ketuhanan, kepercayaan, keimanan,credo, pokok-pokok ‘aqidah yang benar itu, yang terdapat dalam
pedoman hidup, dan seterusnya. Menurut Amin Abdullah Alquran dan dikuatkan dengan pemberitaan-pemberitaan
(2005), Selain ciri dan sifat konvensionalnya yang memang yang mutawatir.”
mengasumsikan bahwa persoalan ketuhanan adalah masalah Berdasarkan pernyataan di atas, jelaslah bahwa sumber
terpokok dari agama (ibadah maghdoh), agama ternyata aqidah Muhammadiyah adalah alquran dan Sunnah yang
dikuatkan dengan berita-berita yang mutawatir. Ketentuan

8
ini juga dijelaskan lagi dalam pokok-pokok Manhaj Tarjih ditentukan oleh Allah dan manusia hanya dapat berikhtiar.
sebagai berikut: “(5) Di dalam masalah aqidah hanya Kedua, jika ditinjau dari sisi manusia perbuatan manusia
dipergunakan dalil-dalil yang mutawatir, (6) Dalil-dalil umum merupakan hasil usaha sendiri. Sedangkan bila ditinjau dari
Alquran dapat ditakhsis dengan hadits ahad, kecuali dalam sisi Tuhan, perbuatan manusia merupakan ciptaan Tuhan.
bidang aqidah, (16) dalam memahami nash, makna zhahir Keempat, percaya kepada qadha’ dan qadar. Dalam
didahulukan daripada ta’wil dalam bidang aqidah dan takwil Muhammdiyah qadha’ dan qadar diyakini sebagai salah satu
sahabat dalam hal itu tidak harus diterima.” pokok aqidah yang terakhir dari formulasi rukun imannya,
Ketentuan-ketentuan di atas jelas menggambarkan bahwa dengan mengikuti formulasi yang diberikan oleh hadis
secara tegas aqidah Muhammadiyah bersumber dari mengenai pengertian Islam, Iman dan Ihsan.
Alquran dan Sunnah tanpa interpretasi filosofis seperti Kelima, menetapkan sifat-sifat Allah. Seperti halnya
yang terdapat dalam aliran-aliran teologi pada umumna. pada aspek-aspek aqidah lainnya, pandangan Muhammadiyah
Sebagai konsekuensi dari penolakannya terhadap pemikiran mengenai sifat-sifat Allah tidak dijelaskan secara
filosofis ini, maka dalam menghadapi ayat-ayat yang mendetail. Keterampilan yang mendekati kebenaran
berkonotasi mengundang perdebatan teologis dalam Muhammadiyah tetap cenderung kepada aqidah salaf.
pemaknaannya, Muhammadiyah bersikap tawaqquf seperti
halnya kaum salaf. b. Bidang Hukum
Kedua, keterbatasan peranan akal dalam soal aqidah Muhammadiyah melarang anggotanya bersikap taqlid,
Muhammadiyah termasuk kelompok yang memandang yaitu sikap mengikuti pemikiran ulama tanpa
kenisbian akal dalam masalah aqidah. Sehingga formulasi mempertimbangkan argumentasi logis. Dan sikap
posisi akal sebagai berikut “Allah tidak menyuruh kita keberagaman menumal yang dibenarkan oleh
membicarakan hal-hal yang tidak tercapai pengertian oleh Muhammadiyah adalah ittiba’, yaitu mengikuti pemikiran
akal dalam hal kepercayaan, sebab akal manusia tidak ulama dengan mengetahui dalil dan argumentasi serta
mungkin mencapai pengertian tentang Dzat Allah dan mengikutinya dengan pertimbangan logika. Di samping itu,
hubungan-Nya dengan sifat-sifat yang ada pada-Nya.” Muhammadiyah mengembangkan ijtihad sebagai
Ketiga, kecondongan berpandangan ganda terhadap karakteristik utama organisasi ini. Adapun pokok-pokok
perbuatan manusia. Pertama, segala perbuatan telah

9
utama pikiran Muhammadiyah dalam bidang hokum yang mendahulukan nash daripada akal memiliki kelenturan dalam
dikembangkan oleh Majlis Tarjih antara lain: menghadapi perubahan.
1. Ijtihad dan istinbath atas dasar ‘illah terhadap hal-hal c. Bidang Akhlak
yang terdapat di dalam nash, dapat dilakukan sepanjang Mengingat pentingnya akhlaq dalam kaitannya dengan
tidak menyangkut bidang ta’abbdi dan memang merupakan keimanan seseorang, maka Muhammadiyah sebagai gerakan
hal yang diajarkan dalam memenuhi kebutuhan hidup Islam juga dengan tegas menempatkan akhlaq sebagai salah
manusia. satu sendi dasar sikap keberagamaannya. Dalam Matan
2. Tidak mengikatkan diri kepada suatu madzhab, tetapi Keyakinan dan Cita-cita Hidup Muhammadiyah dijelaskan
pendapat madzhab dapat “Muhammadiyah bekerja untuk tegaknya nilai-nilai akhlaq
menjadi bahan pertimbangan dalam menetapkan hukum. mulia dengan berpedoman kepada ajaran-ajaran Alquran
3. Berprinsip terbuka dan toleran dan tidak beranggapan dan Sunnah Rasul, tidak bersendi pada nilai-nilai ciptaan
bahwa hanya Majlis Tarjih manusia.”
yang paling benar. Koreksi dari siapa pun akan diterima Akhlak adalah nilai-nilai dan sifat yang tertanam dalam jiwa
sepanjang diberikan dalil-dalil yang lebih kuat. Dengan yang menimbulkan perbuatan- perbuatan dengan gampang
demikian, Majlis Tarjih dimungkinkan mengubah keputusan dan mudah, tanpa memerlukan pemikiran dan pertimbangan
yang pernah ditetapkan. (Imam Ghazali). Nilai dan perilaku baik dan buruk seperti
4. Ibadah ada dua macam, yaitu ibadah khusus, yaitu apa sabar, syukur, tawakal, birrul walidaini, syaja’ah dan
yang telah ditetapkan Allah akan perincian-perinciannya, sebagainya (Al-Akhlaqul Mahmudah) dan sombong, takabur,
tingkah dan cara-caranya yang tertentu, dan ibadah umum, dengki, riya’, ‘uququl walidain dan sebagainya(Al-Akhlaqul
yaitu segala perbuatan yang dibolehkan oleh Allah dalam Madzmuham).Mengenai Muhammadiyah menjadikan akhlaq
rangka mendekatkan diri kepadaNya. sebagai salah satu garis perjuangannya, hal ini selain secara
5. Dalam bidang ibadah yang diperoleh ketentuan- tegas dinyatakan dalamnash, juga tidak dapat dipisahkan
ketentuannya dari Alquran dan dari akar historis yang melatarbelakangi kelahirannya.
Sunnah, pemahamannya dapat menggunakan akal sepanjang Kebodohan, perpecahan di antara sesama orang Islam,
diketahui latar belakang dan tujuannya. Meskipun harus melemahnya jiwa santun terhadap dhu’afa’, pernghormatan
diakui bahwa akal bersifat nisbi, sehingga prinsip yang berlebi-lebihan terhadap orang yang dianggap suci dan

10
lain-lain, adalah bentuk realisasi tidak tegaknya benar-benar memelihara eksistensi manusia sebagai
ajaranakhlaqul karimah. Untuk menghidupkan akhlaq yang makhluk terhormat sesuai dengan fitrahnya.
islami, maka Muhammadiyah berusaha memperbaiki dasar- 3. Akhlak Universal. Sesuai dengan kemanusiaan yang
dasar ajaran yang sudah lama menjadi keyakinan umat universal dan menyangkut segala aspek kehidupan manusia
Islam, yaitu dengan menyampaikan ajaran yang benar-benar baik yang berdimensi vertikal, maupun horizontal. (Q.S. Al-
berdasar pada ajaran Alquran dan Sunnah An’nam : 151-152).
Maqbulah,membersihkan jiwa dari kesyirikan, sehingga 4. Akhlak Keseimbangan. Akhlaq Islam dapat memenuhi
kepatuhan dan ketundukan hanya semata-mata kepada kebutuhan sewaktu hidup di
Allah. Usaha tersebut ditempuh melalui pendidikan, dunia maupun di akhirat, memenuhi tuntutan kebutuhan
sehingga sifat bodoh dan inferoritas berangsur-angsur manusia duniawi maupun ukhrawi secara seimbang, begitu
habis kemudian membina ukhuwah antar sesame muslim juga memenuhi kebutuhan pribadi dan kewajiban terhadap
yang disemangati oleh Surat Ali Imron ayat 103. masyarakat, seimbang pula. (H.R. Buhkori).
Adapun sifat-sifat akhlak Islam dapat digambarkan 5. Akhlaq Realistik. Akhlaq Islam memperhatikan kenyataan
sebagai berikut: hidup manusia walaupun
1. Akhlaq Rabbani : Sumber akhlaq Islam itu wahyu Allah manusia dinyatakan sebagai makhluk yang memiliki
yang termaktub dalam Al- kelebihan dibanding dengan makhluk lain, namun manusia
Qur’an dan As-Sunnah, bertujuan mendapatkan memiliki kelemahan-kelemahan itu yaitu sangat mungkin
kebahagiaan dunia dan akhirat. Akhlaq Islamiah moral yang melakukan kesalahan-kesalahan. Oleh karena itu Allah
tidak bersifat kondisional dan situasional, tetapi akhlaq memberikan kesempatan untuk bertaubat. Bahkan dalam
yang memiliki nilai-nilai yang mutlak. Akhlaq rabbanilah keadaan terpaksa. Islam membolehkan manusia melakukan
yang mampu menghindari nilai moralitas dalam hidup yang dalam keadaan biasa tidak dibenarkan. (Q.S.Al-
manusia (Q.S.) Al-An’am / 6 : 153). Baqarah / 27 : 173)
2. Akhlak Manusiawi. Akhlaq dalam Islam sejalan dan (http://luqm.multiply.com/journal/item/74).
memenuhi fitrah manusia. Jiwa
manusia yang merindukan kebaikan, dan akan terpenuhi
dengan mengikuti ajaran akhlaq dalam Islam. Akhlaq Islam

11
d. Bidang Mu’amalah Duniawiyah mengandung arti musytarak ataupun karena pengertian
Mua’malah : Aspek kemasyarakatan yang mengatur pegaulan lafadz dalam ungkapan yang
hidup manusia diatas bumi ini, baik tentang harta benda, konteksnya mempunyai arti yang jumbuh (mutasyabih)
perjanjian-perjanjian, ketatanegaraan, hubungan antar ataupun adanya beberapa dalil yang bertentangan
negara dan lain sebagainya. (ta’arrudl) dalam hal terakhir digunakan cara jama’ dan
Di dalam prinsip-prinsip Majlis Tarjih poin 14 disebutkan talfiq.
“Dalam hal-hal termasuk Al- Umurud Dunyawiyah yang
tidak termasuk tugas para nabi, menggunakan akal sangat 2. Ijma’: Kesepakatan para imam mujtahid di kalangan umat
diperlukan, demi untuk tercapainya kemaslahatan umat.” Islam tentang suatu hokum Islam pada suatu masa (masa
Adapun prinsip-prinsip mu’amalah dunyawiyah yang sahabat setelah Rasulullah wafat). Menurut kebanyakan
terpenting antara lain: para ulama, hasil ijma’ dipandang sebagai salah satu sumber
1. Menganut prinsip mubah. hukum Islam sesudah Alquran dan Sunnah. Pemikiran
2. Harus dilakukan dengan saling rela artinya tidak ada tentang ijma’berkembang sejak masa sahabat sampai masa
yang dipaksa. sekarang, sampai masa para imam mujtahid.
3. Harus saling menguntungkan. Artinya mu’amalah 3.Qiyas: Menyamakan sesuatu hal yang tidak disebutkan
dilakukan untuk menarik mamfaat hukumnya di dalam nash,
dan menolak kemudharatan. dengan hal yang disebutkan hukumnya di dalam nash,
4. Harus sesuai dengan prinsip keadilan. karena adanya persamaan illat(sebab) hukum pada dua
macam hal tersebut, contoh: hukum wajib zakat atas padi
C.METODOLOGI JIHAD yang dikenakan pada gandum. Untuk Qiyas digunakan dalam
Jalan Ijtihad yang ditempuh Majlis Tarjih meliputi : bidang muamalah duniawiyah, tidak berlaku untuk bidang
1. Ijtihad Bayan : yaitu ijtihad terhadap ayat yang mujmal ibadah mahdlah. La qiyasa fil ibadah.
baik karena belum jelas 4. Maslahah, atau Istislah. Yaitu, menetapkan hukum yang
maksud lafadz yang dimaksud, maupun karena lafadz itu sama sekali tidak disebutkan dalam nash dengan
mengandung makna ganda, pertimbangan untuk kepentingan hidup manusia yang
bersendikan manfaat dan menghindarkan madlarat. Contoh,

12
mengharuskan pernikahan dicatat, tidak ada satu nash pun KESIMPULAN
yang membenarkan atau membatalkan. Hal ini dilakukan
untuk memperoleh kepastian hukum atas terjadinya Dari Penjelasan di atas dapat disimpulkan sebagai berikut:
perkawinan yang dipergunakan oleh negara. Hal ini 1. Sumber otentik untuk mempelajari Islam adalah Alquran
dilakukan untuk melindungi hak suami istri. Tanpa dan Sunnah Maqbulah.
pencatatan negara tidak mempunyai dokumen otentik, atas 2. Muhammadiyah bergerak dalam berbagai bidang
terjadinya perkawinan. kehidupan manusia baik dalam
5. Istihsan: yaitu memandang lebih baik, sesuai dengan rangka ibadah maghdoh maupun ibadah goiru maghdoh yang
tujuan syariat, untuk meninggalkan ketentuan dalil khusus antara lain dapat
dan mengamalkan dalil umum. Contoh: Harta zakat tidak diklasisfikasikan sebagai berikut:
boleh dipindah tangankan dengan cara dijual, diwariskan, (a) ‘Aqidah; Muhammadiyah bekerja untuk tegaknya aqidah
atau dihibahkan. Tetapi kalau tujuan perwakafan (tujuan Islam yang murni, bersih dari gejala-gejala kemusyrikan,
syar’i) tidak mungkin tercapai, larangan tersebut dapat bid’ah dan khurafat, tanpa mengabaikan prinsip toleransi
diabaikan, untuk dipindah tangankan, atau dijual, diwariskan menurut ajaran Islam;
atau dihibahkan. Contoh : Mewakafkan tanah untuk tujuan
(b) Akhlaq; Muhammadiyah bekerja untuk tegaknya nilai-
pendidikan Islam. Tanah tersebut terkena pelebaran jalan,
nilai akhlaq mulia dengan berpedoman kepada ajaran-ajaran
tanah tersebut dapat dipindahtangankan dengan dijual,
Alquran dan Sunnah Rasul, tidak bersendi kepada nilai-nilai
dibelikan tanah ditempat lain untuk pendidikan Islam yang
ciptaan manusia;
menjadi tujuan syariah diatas.
(c) ‘Ibadah; Muhammadiyah bekerja untuk tegaknya
‘ibadah yang dituntunkan oleh Rasulullah S.A.W. tanpa
tambahan dan perubahan dari manusia;
(d) Mu’amalah dunyawiyat; Muhammadiyah bekerja untuk
terlaksananya mu’amalah dunyawiyat (pengolahan dunia dan
pembinaan masyarakat) dengan berdasarkan ajaran Agama

13
serta menjadikan semua kegiatan dalam bidang ini sebagai DAFTAR PUSTAKA
‘ibadah kepada Allah S.W.T. (MKCH, butir ke-4) Referensi buku :
-,2007. Al-Hikmah; AL-QURAN DAN TERJEMAHANNYA.
3. Dalam menjalankan perannya dalam berbagai bidang
Semarang: Penerbit Diponegoro
tersebut maka Muhammadiyah melakukan ijtihad dengan
berbagai metodenya antara lain:
Mulkam, Abdul Munir, et al. 2005. BEGAWAN
1) Ijtihad bayani, MUHAMMADIYAH: BUNGA RAMPAI PIDATO
2) Ijma’, PENGUKUHAN GURU BESAR TOKOH MUHAMMADIYAH.
3) Ijtihad Qiyasi, Jakarta Pusat : PSAP MUHAMMADIYAH.
4) Ijtihad Ishtishlahiy, dan
5) Istihsan. Mas, Subhan. 2005. MUHAMMADIYAH PINTU GERBANG
PROTESTANISME ISLAM. Mojokerto : CV. Al-Hikmah

Referensi Web:
- pandikalbar.wordpress.com.
http://www.pdmbontang.com/cetak.php?id=306

14

Anda mungkin juga menyukai