Anda di halaman 1dari 8

PEMIKIRAN ISLAM BERKEMAJUAN

NAMA ANGGOTA : ADELLYA OCTAURISTA R.


ANANDA RAHADIYAN W.T
CECIL ARTHITA N.
ILHAM ARDIAN
LIA ELVIANA
YULIA CITRA L.

KELAS : 12 MIPA 3
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Konsep, istilah, dan pandangan Islam yang berkemajuan di lingkungan
Muhammadiyah dideklarasikan pada Muktamar Satu Abad tahun 2010 di
Yogyakarta. Pandangan Islam yang berkemajuan tersebut merupakan bagian
dari substansi Pernyataan Pikiran Muhammadiyah Abad Kedua. Di dalamnya
terkandung pula pandangan tentang kebangsaan, gerakan pencerahan, dan
kosmopolitanisme Islam.
Pandangan Islam yang berkemajuan merupakan ikhtiar untuk menggali kembali
api pemikiran Islam yang digagas dan diaktualisasikan oleh pendiri
Muhammadiyah, Kyai Haji Ahmad Dahlan seratus tahun yang silam. Selain itu,
pandangan tersebut sekaligus menjadi bingkai pemikiran bagi Muhammadiyah
dalam memasuki abad kedua dalam perjalanannya ke depan, sehingga spirit
pembaruan tetap berkesinambungan dalam gerakan Muhammadiyah dan
seluruh komponen organisasinya.
Islam itu pada hakikatnya agama yang berkemajuan, karena itu penting untuk
ditonjolkan watak dasar Islam yang maju itu. Jika Muhammadiyah menekankan
pada pandangan Islam yang berkemajuan maka jangan ditarik ke konsep dan
pemikiran yang sempit dan formalistik. Muhammadiyah dengan pandangan
Islam yang berkemajuan itu bahkan memperdalam dan memperluas tentang
Islam sebagai ajaran yang menyeluruh atau komprehensif, yang diturunkan ke
muka bumi untuk membawa kemajuan kepada seluruh umatnya di alam
semesta.
Perumusan pandangan Islam yang berkemajuan bukanlah langkah yang tiba-tiba
dan bersifat slogan besar. Langkah tersebut diambil sebagai jalan strategis yang
memiliki fondasi dan orientasi yang kokoh dalam perjalanan gerakan
Muhammadiyah. Perumusan tersebut juga bukanlah langkah utopis atau
mengawang-awang dan seakan tidak membumi, karena pada kenyataannya
Muhammadiyah sejak awal kelahirannya hingga mampu bertahan sampai satu
abad lebih tidak lepas dari pandangan Islam yang berkemajuan. Dengan
demikian pandangan Islam yang berkemajuan dalam Muhammadiyah bersifat
aktual sehingga selalu dapat diaktualisasikan atau diwujudkan atau dilaksanakan
dalam berbagai aspek gerakan.
Karenanya pandangan Islam yang berkemajuan penting untuk diyakini,
dipahami, dan tidak kalah pentingnya diimplementasikan dalam seluruh gerakan
Muhammadiyah. Para anggota lebih-lebih kader dan pimpinan Muhammadiyah
di seluruh lingkungan dan komponennya dituntut untuk memahami secara luas
dan mendalam mengenai pandangan Islam yang berkemajuan. Setelah itu
bagaimana mewujudkan atau mengaktualisasikan pandangan Islam yang
berkemajuan dalam seluruh gerakannya termasuk dalam melaksanakan usaha-
usaha melalui amal usaha, program, dan kegiatan untuk mencapai tujuan
terbentuknya masyarakat Islam yang sebenar-benarnya dan menjadikan Islam
sebagai rahmatan lil-‘alamin.

B. PENGERTIAN ISLAM BERKEMAJUAN


Istilah Islam Berkemajuan yaitu dengan mengembangkan etos dari surah
Al-'Ashr bukan sekedar berbicara tentang kewajiban menyantuni orang-orang
miskin, tetapi juga berkewajiban berproses untuk membentuk peradaban utama.
Muhammadiyah merupakan gerakan pencerahan menuju Indonesia
Berkemajuan. islam berkemajuan nuga Islam tengahan dengan orientasi
kembali kepada al-Qur'an dan hadits dengan menolak bid'ah, khurafat dan
takhyul.
untuk membentuk peradaban islam yang berkemajuan di tampilkan gerakan
pencerahan yang diusung persyarikatan.
1. Gerakan Pencerahan Sebagai Misi Dakwah dan Tajdid
Gerakan pencerahan Muhammadiyah terus bergerak dalam mengemban misi
dakwah dan tajdid untuk menghadirkan islam sebagai ajaran yang
mengembangkan sikap tengahan (wasithiyah), membangun perdamaian,
menghargai kemajemukan, menghormati harkat dan martabat, mencerdaskan
kehidupan berbangsa, menjunjung tinggi akhlak mulia, dan memajukan
kehidupan umat manusia.
2. Gerakan Pencerahan Sebagai Transformasi Amal Usaha
Muhammadiyah dalam melakukan gerakan pencerahan berikhtiar
mengembangkan strategi dari revitalisasi (penguatan kembali) ke transformasi
(perubahan dinamis) untuk melahirkan amal usaha dan aksi-aksi sosial
kemasyarakatan yang memihak kaum dhu’afa dan mustadh’afin serta
memperkuat civil society (masyarakat madani) bagi kemajuan dan
kesejahteraan bangsa. Dalam pengembangan pemikiran Muhammadiyah
berpijak pada koridor tajdid yang bersifat purifikasi dan dinamisaai, serta
mengembangkan orientasi praksis untuk pemecahan masalah kehidupan.
Muhammadiyah mengembangkan pendidikan sebagai strategi dan ruang
kebudayaan bagi pengembangan potensi dan akal-budi manusia secara utuh.
Sementara pembinaan keagamaan semakin dikembangkan pada pengayaan
nilai-nilai aqidah, ibadah, akhlak, dan mu’amalatduniawiyah yang membangun
keshalihan individu dan sosial yang melahirkan tatanan sosial baru yang lebih
relijius dan humanistik.
3. Gerakan Pencerahan Sebagai Aktualisasi Perjuangan dan Jihad
Dalam gerakan pencerahan, Muhammadiyah memaknai dan mengaktualisasikan
jihad sebagai ikhtiar mengerahkan segala kemampuan (badlul-juhdi) untuk
mewujudkan kehidupan seluruh umat manusia yang maju, adil, makmur,
bermartabat, dan berdaulat. Jihad dalam pandangan Muhammadiyah bukanlah
perjuangan dengan kekerasan, konflik, dan permusuhan. Umat Islam dalam
berhadapan dengan berbagai permasalahan dan tantangan kehidupan yang
kompleks dituntut untuk melakukan perubahan strategi dari perjuangan
melawan sesuatu (al-jihad li-al-muaradhah) kepada perjuangan menghadapi
sesuatu (al-jihad li-almuwajahah) dalam wujud memberikan jawaban-jawaban
alternatif yang terbaik untuk mewujudkan kehidupan yang lebih utama.
4. Gerakan Pencerahan untuk Indonesia Berkemajuan
Dalam kehidupan kebangsaan Muhammadiyah mengagendakan revitalisasi visi
dan karakter bangsa, serta semakin mendorong gerakan mencerdaskan
kehidupan bangsa yang lebih luas sebagaimana cita-cita kemerdekaan. Dalam
menghadapi berbagai persaingan peradaban yang tinggi dengan bangsa-bangsa
lain dan demi masa depan Indonesia yang lebih maju maka diperlukan
transformasi mentalitas bangsa ke arah pembentukan manusia Indonesia yang
berkarakter kuat. Manusia yang berkarakter kuat dicirikan oleh kapsitas mental
yang membedakan dari orang lain seperti keterpercayaan, ketulusan, kejujuran,
keberanian, ketegasan, ketegaran, kuat dalam memegang prinsip, dan sifat-sifat
khusus lainnya yang melekat dalam dirinya. Sementara nilai-nilai kebangsaan
lainnya yang harus terus dikembangkan adalah nilai-nilai spiritualitas,
solidaritas, kedisiplinan, kemandirian, kemajuan, dan keunggulan
C. ISLAM BERKEMAJUAN DI ZAMAN K.H. AHMAD DAHLAN
Islam berkemajuan itu yang memiliki spirit untuk maju yang bisa membawa
masyarakat kepada era yang lebih modern yang lebih maju sehingga harus
kompatibel dengan perkembangan iptek. Di samping etos kerja juga harus
sesuai dengan etos kemoderenan seperti profesional bekerja keras, berbekal
ilmu dan lain sebagainya ya itulah Islam yang berkemajuan," kata Sekretaris
Umum PP Muhammadiyah Agung Danarto
Ciri Islam berkemajuan, lanjut Agung, sebenarnya ciri Islam yang dulu dipakai
oleh generasi awal Islam. Oleh karena itu dulu Islam bisa berdaya karena punya
spirit Islam berkemajuan.
Islam berkemajuan juga bukan konsep baru di Muhammadiyah. Konsep ini
sudah ada sejak awal pendirian Muhammadiah oleh KH Ahmad Dahlan.
"Kalau Islam berkemajuan di Muhammadiyah bukan istilah baru bahkan
istilahnya itu istilah KH Ahmad Dahlan termasuk Soekarno juga membawa
sebagai lawan dari Islam sontoloyo itu. Karena Islam berkemajuan ini makanya
concern Muhammadiyah lebih kepada pendidikan yang bisa memajukan
masyarakat," paparnya.
Presiden RI pertama Soekarno dalam bukunya berjudul Di Bawah Bendera
Revolusi tahun 1924 memang menuliskan Islam yang akan dikembangkan di
Indonesia adalah lslam yang berkemajuan.

D. K.H Ahmad Dahlan dan Teologi al-Ashr


Konsep teologi al-'Ashr ini muncul jauh sebelum organisasi ini terbentuk.
Konsep teologi ini adalah pemikiran KH. Ahmad Dahlan tentang surah al-'Ashr,
yaitu surah ke 103 yang terdiri dari 3 ayat dan diturunkan di Mekkah. KH.
Ahmad Dahlan membentuk sebuah pengajian yang dinamakan pengajian
wal-'Ashri.

Dalam pengajian ini, KH. Ahmad Dahlan suka mengulang-ulang ketika


mengajarkan surah al-'Ashr. Maksud dari mengulang-ulang al-'Ashr adalah agar
murid-muridnya terbiasa memiliki etos disiplin tepat waktu dan selalu mengisi
waktu dengan perbuatan yang bermanfaat (amal salih).
Ajaran yang selalu ditekankan adalah muridnya memiliki disiplin waktu,
memiliki iman kuat, berlomba-lomba dalam mengisi waktu dalam kebaikan,
tanggung jawab tinggi dalam kepekaan sosial, dan memiliki visoner seta
berpikiran maju pekerja keras.

Dalam surah Al-Ashr ayat-ayatnya menggunakan bentuk jamak dalam


meningkatkan kualitas hidup individu maupun masyarakat, yaitu kata-kata al-
insan, amanu, amilu, dan tawashau, maka kualitas hidup lebih bersifat kolektif.

Etos perjuangan merupakan nilai-nilai yang membentuk kepribadian seseorang


dalam bekerja. Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah Prof Dr Haedar
Nashir M.Si menyatakan, dalam diri Muhammadiyah dan orang-orang
Muhammadiyah ada sesuatu berharga yang dalam referensi keilmuan disebut
etos.

Dalam etos perjuangan Muhammadiyah digambarkan bahwa memberikan


tuntunan kepada umat manusia berupa keteladanan dan kepemimpinan yang
terbaik. Melihat dari konsep teologi Al-'Ashr dan etos perjuangan
Muhammadiyah perlu melihat etos perjuangan Muhammadiyah dari sudut
pandang islam dan dalam bidang sosial kemasyarakatan, yang bisa dijabarkan
secara mendalam.

Ketua Umum PP Muhammadiyah, Haedar Nashir mengatakan bahwa seluruh


anggota persyarikatan Muhammadiyah, baik Aisyiyah ataupun ortomnya harus
senantiasa mengambil spirit perjuangan KH. Ahmad Dahlan untuk
menggerakkan persyarikatan. Menurutnya, ada 5 etos milik KH. Ahmad Dahlan
yang bisa direproduksi dan dibangkitkan kembali menjadi spirit pergerakan
Muhammadiyah.

E.Pandangan Keislaman Muhammadiyah


sejatinya merupakan agama yang membawa misi kemajuan untuk membangun
peradaban dalam kehidupan umat manusia semesta. Inilah yang disebut dengan
istilah Islam sebagai Din al-Hadlarah, yakni Agama Berkemajuan. Banyak
sekali kandungan ajaran dalam Islam berbagai hal tentang kemajuan hidup
manusia, yang harus diwujudkan dalam peradaban yang utama atau
berkeunggulan.

Islam berkemajuan bukan hanya norma ajaran, tetapi menyejarah. Pada masa
Nabi Muhammad selama sekitar 23 tahun Islam telah mengubah bangsa Arab
yang jahiliyah menjadi agama yang membawa pencerahan peradaban, sehingga
terbentuk peradaban alMadinah al-Munawwarah. Setelah itu selama berabad-
abad lamanya Islam menjadi agama yang membangun peradaban dunia, yang
melahirkan era kejayaan Islam modern: The Golden Age of Islam, masa
keemasan Islam.

Islam di Indonesia juga membawa perubahan ke arah kemajuan, yang prosesnya


tidak sekali jadi. Pada awalnya Islam masuk ke Indonesia berhadapan dengan
kebudayaan masyarakat Indonesia yang bertumpu pada stratum masyarakat
petani yang banyak dipengaruhi oleh kepercayaan animisme (Dobbin, 2008:
185). Sejak itu seiring dengan kehadiran para penyebar Islam yang berpikiran
maju atau pembaruan, maka terjadi proses pengembangan keislaman yang
adaptif terhadap perubahan dan kemajuan.

Kehadiran Muhammadiyah

Muhammadiyah yang berdiri pada 8 Dzulhijjah 1330 H / 18 November 1912


hadir untuk menyambung matarantai kejayaan sejarah Islam khususnya yang
berorientasi pada kemajuan. Muhammadiyah hadir untuk melakukan pembaruan
atau pencerahan dari kondisi umat Islam dan Bangsa Indonesia yang kala itu
terjajah sekaligus tertinggal dalam banyak aspek kehidupan. Inilah spirit awal
dari Muhammadiyah dalam menggagas dan mewujudkan Islam sebagai agama
berkemajuan.
Muhammadiyah memandang bahwa Islam merupakan agama yang mengandung
nilai-nilai ajaran tentang kemajuan untuk mewujudkan peradaban umat manusia
yang utama. Kemajuan dalam pandangan Islam melekat dengan misi
kekhalifahan manusia yang sejalan dengan sunatulah kehidupan. Islam
mengajarkan agar manusia mengurus dunia dan menjadikannya sebagai
majra’at alakhirat atau ladang akhirat
F. PENUTUP
Muhammadiyah dengan pemikiran Islam yang berkemajuan telah berkiprah
mencerahkan umat dan bangsa. Pemerintah berkewajiban mendukung,
membantu, dan berperan dalam memfasilitasi gerakan-gerakan kemasyarakatan
yang dilakukan Muhammadiyah dan kekuatan masyarakat madani lainnya,
karena sejatinya Muhammadiyah telah meringankan beban pemerintah untuk
sebesar-besarnya mencerdaskan, memajukan, dan memakmurkan kehidupan
bangsa sebagai kewajiban yang utama. Sebaliknya manakala ada yang tidak
mendukung atau menghambat langkah Muhammadiyah tentu karena
subjektivitas dan tidak paham sejarah dan kiprah Muhammadiyah.
Muhammadiyah secara internal harus terlebih dulu memajukan dirinya sendiri
sebelum memajukan orang lain, sebab betapa besar tanggungjawab dan
konsekuensi mengusung ideologi atau pandangan Islam yang berkemajuan di
tengah dinamika peradaban modern pada saat ini, lebih-lebih untuk ke depan
ketika Muhammadiyah menjalani abad kedua di tengah pergumulan kehidupan
umat manusia yang bercorak pasca-modern.
Muhammadiyah dengan pandangan Islam yang berkemajuan tidak akan pernah
berhenti menyinari negeri dan semesta kehidupan. Kemajuan senantiasa
menyertai dan menjadi napas gerakan Muhammadiyah sepanjang perjalanan
gerakannya. Anggota, kader, dan elite pimpinan Muhammadiyah di seluruh
tingkatan dan lingkungan mesti menghayati dan memahami pandangan Islam
yang berkemajuan untuk kemudian mengimplementasikannya dalam seluruh
usaha-usaha gerakan. Dengan spirit dan pandangan Islam yang berkemajuan,
Muhammadiyah mencerahkan umat, bangsa, dan dunia kemanusiaan wujud dari
ijtihad dakwah Islam sebagai agama berkemajuan dan menyebar risalah
rahmatan lil-‘alamin untuk membangun peradaban yang utama di muka bumi
yang dianugerahkan Allah SWT

Anda mungkin juga menyukai