Anda di halaman 1dari 16

GERAKAN PEMURNIAN PAHAM KEAGAMAAN

MUHAMADIYAH

Sebagai Syarat Memenuhi Tugas Individual


Mata Kuliah Al Islam dan Kemuhamadiyahan
Dosen Pengampu:
Prof. Dr. H. Marzuki Noor, MS
Prof. Dr. H. Sudarman, M.Ag

KELOMPOK 12

1. YENI OKTARIA NPM: 23720027

PROGRAM STUDI MAGISTER ADMINISTRASI


PENDIDIKAN
PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS MUHAMADIYAH METRO
TAHUN AKADEMIK 2023/2024

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur atas kehadiran allah SWT, yang telah melimpahkan rahmat dan
hidayah Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul
" GERAKAN PEMURNIAN PAHAM KEAGAAMAN MUHAMADIYAH "
sebagai salah satu tugas individual untuk memenuhi mata kuliah kebijakan
sistem administrasi pendidikan. Shalawat serta salam disampaikan kepada
junjungan kita nabi Muhammad SAW, semoga kita mendapat syafa'at Nya
di hari akhir nanti.
Penyelesaian makalah ini tidak terlepas dari bantuan, dukungan, dan kerja
sama dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis menyampaikan terima
kasih kepada:
1. Prof. Dr. H. Marzuki Noor,MS dan Prof. H. Sudarman, M.Ag selaku
Dosen pengampu Mata Kuliah Al-Islam dan Kemuhamadiyahan.
2. Kedua orang tua kami yang telah memberi banyak bantuan, dorongan
dan motivasi sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini.
3. Teman-teman mahasiswa kami semua, Mahasiswa Magister Administrasi
Pendidikan angkatan Tahun 2023 yang telah membantu dalam memberikan
masukan dan saran.
4. Almamater tercinta yaitu Universitas Muhammadiyah Metro.
Ucapan terima kasih juga ditujukan kepada semua pihak yang namanya
tidak dapat disebutkan satu persatu. Kami menyadari penyusunan tugas ini
masih terdapat kesalahan, dan keterbatasan dalam beberapa hal, terutama
keluasan materi pembahasan, hal ini tidak lain karena keterbatasan dan
kemampuan kami. Semoga makalah ini bisa bermanfaat khususnya bagi
para pembaca, dan semoga semua pihak yang telah berjasa dalam
membantu penulisan maupun penyusunan makalah ini mendapat imbalan
dari Allah SWT. Amin.

Metro, 08 November 2023


Penulis

2
DAFTAR ISI

COVER JUDUL………………………………………………………… 1

KATA PENGANTAR………………………………………………….. 2

DAFTAR ISI…………………………………………………………….. 3

BAB I PENDAHULUAN……………………………………………….. 4
A. LATAR BELAKANG MASALAH……………………………... 4
B. RUMUSAN MASALAH………………………………………… 5
C. TUJUAN PENULISAN MAKALAH……………………………. 5

BAB II PEMBAHASAN………………………………………………… 6
A. Pengertian muhamadiyah………………………………………… 6
B. Gerakan pemurnian paham keagamaan muhamadiyah………….. 6
C. Pendiri muhamadiyah……………………………………………. 8
D. Sejarah munculnya muhamadiyah……………………………….. 9

BAB III PENUTUP……………………………………………………… 15


A. Kesimpulan………………………………………………………. 15

DAFTAR PUSAKA……………………………………………………… 16

3
BAB I PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Perkembangan organisasi gerakan islam di Indonesia tumbuh dan
berkembang sejak dari negri ini belim mencapai kemerdekaan secara
fisik sampai pada masa reformasi sekarang ini. Perkembangannya,
bahkan, kian pesat dengan dilakukannya tadjid (pembaharuan) di
masing-masing gerakan islam tersebut. Salah satu organisasi gerakan
islam adalah muhamadiyah. Muhamadiyah adalah sebuah organisasi
islam yang besar di Indonesia.
Bahkan merupakan gerakan kemanusiaan terbesar di dunia di luar
gerakan kemanusiaan yang dilaksanakan oleh gereja, sebagaimana yang
dilansir oleh seorang James L. Peacock. Di sebagian Negara di dunia,
Muhamadiyah memiliki kantor cabang internasional (PCIM) seperti
PCIM Belanda, PCIM Jerman, PCIM inggris, PCIM Libya, PCIM kuala
lumpur, PCIM perancis, PCIM amerika serikat, dan PCIM jepang.
PCIM PCIM-PCIM tersebut didirikan dengan dasar SK PP
muhamadiyah. Di tanah air, muhamadiyah tidak hanya berada di kota-
kota besar, tapi telah merambah sampai ke tingkat kecamatan di seluruh
Indonesia, dari mulai tingkat pusat sampai ujung tingkat ranting.
Nama organisasi ini diambil dari nama nabi Muhammad SAW,
sehingga muhamadiyah juga dapat dikenal sebagai orang-orang yang
menjadi pengikut nabi Muhammad SAW. Selain itu muhamadiyah
srbagai gerakan islam memiliki cita-cita ideal yang dengan sungguh-
sungguh ingin diraih, yaitu mewujudkan “masyarakat islam yang
sebenar-benarnya”. Dengan cita-cita yag ingin diwujudkan itu,
muhamadiyah memiliki arah yang jelas dalam gerakannya.

Dalam pembentukannya, muhamadiyah banyak merefleksikan kepada


perintah-perintah Al-Qur’an, diantaranya dalam QS. ALI IMRAN
AYAT 104 yang artinya:
“Dan hendaklah ada diantara kamu segolongan umat yang menyeru
kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma’ruf dan mencegah dari
yang munkar,merekalah orang-orang yang beruntung”

Ayat tersebut, menurut para tokoh muhamadiyah,mengandung isyarat


untuk bergeraknya umat dalam menjalankan dakwah islam secara
terorganisasi.

4
B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa pengertian muhamadiyah?
2. Apa yang di maksud dengan gerakan pemurnian paham keagamaan
muhamadiyah?
3. Siapa pendiri muhamadiyah?
4. Bagaimana sejarah berdirinya muhamadiyah
5. Apa maksud dan tujuan muhamadiyah?

C. TUJUAN PENULISAN MAKALAH


Maksud dalam pembuatan makalah ini yaitu untuk memberikan
penjelasan tentang pengertian dari muhamadiyah, maksud dari gerakan
paham keagamaan muhamdiyah, siapa pendiri muhamadiyah,
bagaimana sejarah berdirinya muhamadiyah, serta maksud dan tujuan
muhamadiyah didirikan. Tujuan dari makalh ini yaitu agar pembaca
mengetahui asal usul dari pergerakan muhamadiyah.

5
BAB II PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN MUHAMADIYAH
Secara etimologi Muhamadiyah berasal dari kata bahasa arab
“Muhammad”, yaitu nama nabi dan rasul allah yang terakhir. Kemudian
mendapatkan “ya” nisbiyah, yang artinya menjeniskan. Jadi, muhamadiyah
berarti “umat muhammad shallallahu ‘alaih wassalam” atau “pengikut nabi
muhammad shallallahu ‘alaihi wassalam”, yaitu semua orang islam yang
mengakui dan menyakini bahwa nabi Muhammad SAW adalah hamba dan
pesuruh allah yang terakhir.
Menurut istilah, dapat diberi batasan pengertian bahwa muhamadiyah
adalah organisasi islam yang didirikan oleh KH Ahmad Dahlan dengan
maksud agar umat islam di Indonesia dalam melaksanakan ajaran islam
sesuai dengan dituntun oleh rasulullah SAW.
Secara garis besar muhamadiyah adalah salah satu organisasi islam
pembaharuan di Indonesia. Gerakan muhamadiyah yang didirikan oleh K.H
Ahmad Dahlan sesungguhnya merupakan salah satu mata rantai yang
panjang dari gerakan pembaharuan islam yang dimulai sejak tokoh
pertamanya, yaitu taimiyah, ibnu qayyim al jauziyah, Muhammad bin abdul
wahab, sayyid jamaluddin al-afghani, Muhammad abduh, rasyid ridha, dan
sebagainya. Pengaruh gerakan pembaharuan tersebut terutama berasal dari
Muhammad abduh melalui tafsirnya, al manar, suntingan dari rasyid ridha
serta majalah al-urwatun wustqa.

B. GERAKAN PEMURNIAN PAHAM KEAGAMAAN


MUHAMADIYAH
1. Pemurnian ajaran agama (purifikasi)

Salah satu ciri dalam gerakan pemurnian paham keagamaan


muhamadiyah adalah gerakan purifikasi dan modernisasi
(pembaharuan) atau dalam bahasa arab “tadjid” keduanya memiliki
perbedaan yang cukup mendasar. Pada mulanya, muhamadiyah
dikenal dengan gerakan purifikas, yaitu kembali kepada semangat
dan ajaran islam yang murni dan membebaskan umat dari tahayul,
bid’ah, dan khufarat. Cita-cita dan gerakan pembaharuan yang
dipelopori muhamadiyah sendiri sebenarnya menghadapi konteks
kehidupan keagamaan yang bercorak ganda, sinkretik dan
tradisional.

Sebagai sebuah pergerakan social keagamaan, muhamadiyah


mempunyai cirri khusus dengan yang lain, tetapi cirri tersebut dibuat
bukan atas dasar teoritik belaka, melainkan berpijak pada proses
yang sesuai dengan lingkungan dan budaya masyarakat. Meskipun
muhamadiyah melakukan purifikasi keagamaan, namun
6
muhamadiyah dalam waktu yang bersamaan sangat menyadari
ketergantungan pada lingkungan social-budaya di tempat
muhamadiyah berada. Muhamadiyah mencerminkan dari 2 hal
yaitu:
1) Bentuk keteladanan seorang pemimpin yang simpatik
2) Pemikiran pembaharuan islam yang disebar luaskan oleh
muhamadiyah dalam bentuk amal nyata dengan tindakan
yang moderat

Dalam muhamadiyah, purifikasi adalah gerakan pembaharuan untuk


memurnikan agama dari syirik yang pada dasarnya merupakan
rasionalisasi yang berhubungan dengan ide mengenai transformasi
social dari masyarakat agraris ke masyarakat industrial,atau
masyarakat tradisional atau masyarakat modern. Dilihat dari segi ini
sangat jelas bahwa muhamadiyah telah memberi suatu ideologi baru
dengan suatu pembenaran teologi industrial, dan modern.
Tampaknya muhamadiyah memang mengidentifikasi diri untuk cita-
cita semacam itu.
Upaya muhamadiyah untuk melakukan persiapan ke arah
transformasi itu misalnya adalah dengan melepaskan beban-beban
cultural yang sampai sejauh itu dianggap dapat menghambat
kemajuan. Usaha pemurnian agama untuk membersihkan islam dari
praktek-praktek syirk, takhayul,bid’ah, dan khufarat, merupakan
bukti yang menjelaskan itu.
Muhamadiyah berusaha mendongkel budaya islam sinkritik dan
islam tradisional sekaligus, dengan menawarkan sikap keagamaan.
Gerakan pemurnian berarti rasionalisasi yang menghapus sumber-
sumber budaya lama untuk digantikan budaya baru, atau
menggantikan tradisi lama dengan etos yang baru. Muhamadiyah
tampak sekali dengan sadar melakukan berbagai upaya
pembaharuan demi mencapai cita-cita transformasi sosialnya. Perlu
digaris bawahi terlebih dahulu di sini bahwa program purifikasi
adalah cirri yang cukup menonjol dari persyarikatan muhamadiyah
generasi awal, hingga sampai sekarang ini . namun harus disadari
pula bahwa program purifikasi memang lebih berfokus pada aspek
aqidah.
Pemberantasan TBC (takhayul, bid’ah, chufarat) merupakan respon
konkrit muhamadiyah terhadap budaya setempat yang dianggap
menyimpang dari aturan akidah islamiyah. Bahwa sesuatu yang
berbau mistik harus dijauhkan dari sikap umat islam keseharian
dengan cara mengubah sesuatu yang berasal dari sufisme menjadi
akhlak.
Gerakan purifikasi muhamadiyah sampai saat ini masih melakukan
penguatan dan penyadaran terhadap pola kehidupan manusia.
Gerakan yang tidak kalah pentingnya adalah penajaman tauhid.
Karena formulasi tauhid adalah terletak pada realitas social. Apapun
bentuknya, tauhid menjadi titik sentral dalam melandasi dan
mendasari aktivitas. Tauhid harus diterjemahkan ke dalam realitas
7
historis-empiris. Ajaran agama harus diberi tafsir baru yang lebih
konstektual dan elaborative sesuai dengan konteks ruang dan waktu.
Tauhid harusnya dapat menjawab semua problematika kehidupan
modernitas, dan merupakan senjata pemungkas yang mampu
memberikan alternative baru yang lebih anggun dan segar. Jadi,
tujuannya adalah memberikan perubahan terhadap masyarakatnya.
Perubahan itu didasarkan pada cita-cita profetik yang diderivasikan
dari misi history sebagaiman tertera dalam surat ali imran ayat 110,
engkau adalah umat terbaik yang diturunkan di tengah manusia
untuk menegakkan kebaikan, mencegah kemungkaran dan beriman
kepada allah.
Gerakan di atas jelas nyata-nyata menjadi bidang garap
muhamdiyah, lebih-lebih dalam menghadaoi tantangan era
globalisasi. Arus budaya yang dihadapi muhamadiyah tempo dulu
dengan sekarang jauh lebih berbeda. Sehingga tantangan yang harus
dihadapi sekarang adalah memperkuat basis keagamaan yang
didukung oleh nilai-nilai social-religius.
Salah satu tantangan global adalah tingginya tingkat kompetitif
(persaingan) disemua sisi kehidupan. Untuk itu muhamadiyah perlu
memperkokoh basis iptek dan imtaknya. Sebagaimana sejak awal
muhamadiyah sangat getol dengan dunia pendidikan. Letak
semangat purifikasinya adalah meluruskan iptek yang sesuai dengan
cita-cita dan misi muhamadiyah khususnya, dan umat manusia pada
umumnya. Kerja keras dan etos keilmuan warga persyarikatan iptek
yang menyatu dalam etos keagamaan umat sangat diperlukan.
Pencapaian kenyataan bahwa aktifitas keilmuan bukannya berada di
luar kesadaran keagamaan.

C. PENDIRI MUHAMADIYAH
Organisasi islam muhamadiyah yang kini lebih dikenal dengan sebutan
persyarikatan muhamadiyah, didirikan oleh Muhammad Darwin yang
kemudian dikenal dengan nama K.H. Ahmad Dahlan di kauman
Yogyakarta, pada tanggal 8 dzulhijjah 1330 H / 18 November 1912.
Beliau adalah pegawai kesultanan kraton Yogyakarta sebagai seorang
khatib dan sebagai pedagang. Melihat keadaan ummat islam pada waktu
itu dalam keadaan jumud, beku dan penuh dengan amalan-amalan yang
bersifat mistik, beliau tergerak hatinya untuk mengajak mereka kembali
kepada ajaran islam yang sebenarnya berdasarkan qur’an dan hadist.

Pada masa kepemimpinan KH. Ahmad Dahlan (1912-1923), daerah


pengaruh muhamadiyah masih terbatas di karesidenan Yogyakarta,
Surakarta, pekalongan, dan pekajangan. Selain yogya, cabang-cabang
muhamadiyah berdiri di kota-kota tersebut pada tahun 1922. Pada tahun
1925, abdul karim amrullah membawa muhamadiyah ke sumatera barat
dengan membuka cabang di sungai batang, agam. Dalam tempo yang
relative singkat, arus gelombang muhamadiyah telah menyebar ke
8
seluruh sumatera barat, dan dari daerah inilah kemudian muhamadiyah
bergerak ke seluruh sumatera, Sulawesi, dan Kalimantan. Pada tahun
1938, muhamadiyah telah tersebar keseluruh Indonesia.

KH. Ahmad Dahlan memimpin muhamadiyah dari tahun 1912 hingga


tahun 1923 dimana saat itu masih menggunakan system
permusyarawaratan rapat tahunan. Pada rapat tahun ke 11, pemimpin
muhamadiyah dipegang oleh KH Ibrahim yang kemudian memegang
muhamadiyah hingga tahun 1932. Rapat tahunan itu sendiri kemudian
berubah menjadi kongres tahunan pada 1926 yang kemudian hari
merubah menjadi muktamar tiga tahunan dan seperti saat ini menjadi
muktamar 5 tahunan.

Di samping itu, muhamadiyah juga mendirikan organisasi untuk kaum


perempuan dengan nama ‘Aisyiyah yang disitulah istri KH. A. Dahlan,
yakni Nyi walidah ahmad dahlan berperan serta aktif dan juga menjadi
pemimpinnya.

Berikut adalah pimpinan muhamahadiyah Indonesia sejak berdirinya


sampai sekarang, yang dapat penulis susun sebagai berikut:

1. KH Ahmad Dahlan (1912-1923)


2. KH Ibrahim (1923-1932)
3. KH Hisyam (1932-1936)
4. KH Mas Mansur (1936-1942)
5. Ki Bagus Hadikusuma (1942-1953)
6. Buya AR Sutan Mansur (1953-1959)
7. H.M. Yunus Anis (1959-1962)
8. KH. Ahmad Badawi (1962-1968)
9. KH. Fiqih Usman (1968-1971)
10. KH. AR Fachruddin (1971-1990)
11. KHA. Azhar Basyir, M.A. (1990-1995)
12. Prof.Dr. H.M. Amien Rais (1995-2000)
13. Prof. Dr. H.A Syafii Ma’arif (2000-2005)
14. Prof. Dr. H.M. Din Syamsuddin (2005-sekarang)

D. SEJARAH LAHIRNYA MUHAMADIYAH


Bulan dzulhijjah (8 dzulhijjah 1330 H) atau november ( 18 november
1912 M) merupakan momentum penting lahirnya muhamadiyah. Itulah
kelahiran sebuah gerakan islam modernis terbesar di Indonesia, yang
melakukan perintisan atau peloporan pemurnian sekaligus pembaharuan
islam di negeri berpenduduk terbesar muslim di dunia. Sebuah gerakan
yang didirikan oleh seorang kiyai alim, cerdas, dan jiwa pembaru, yakni

9
kiyai haji ahmad dahlan atau Muhammad darwis dari kota santri
kauman Yogyakarta.

Kata “muhamadiyah” secara bahasa “prngikut nabi Muhammad”.


Penggunaan kata “muhamadiyah” dimaksud untuk menisbahkan
(menghubungkan) dengan ajaran dan jejak perjuangan nabi Muhammad.
Penisbahan nama tersebut menurut H. Djarnawi hadikudums
mengandung pengertian sebagai berikut: “Dengan nama itu dia
bermaksud untuk menjelaskan bahwa pendukung organisasi itu ialah
ummat Muhammad,dan asasnya adalah ajaran nabi Muhammad saw,
yaitu islam. Dan tujuannya ialah memahami dan melaksanakan agama
islam sebagai yang memang ajaran serta dicontohkan oleh nabi
Muhammad saw, agar supaya dapat menjalani kehidupan dunia
sepanjang kemauan agama islam. Dengan demikian ajaran islam yang
suci dan benar itu dapat member nafas bagi kemajuan ummat islam dan
bangsa Indonesia pada umumnya”.

Kelahiran dan keberadaan muhamadiyah pada awal berdirinya tidak


lepas dan merupakan menifesitasi dari gagasan pemikiran dan amal
perjuangan kyai haji ahmad dahlan (Muhammad darwis) yang menjadi
pendirinya. Setelah menunaikan ibadah haji ke tanah suci dan bermukim
yang kedua kalinya pada tahun 1903. Kyai dahlan mulai menyemaikan
benih pembaruan di tanah air. Gagasan pembaruan itu diperoleh kyai
dahlan setelah berguru kepada ulama-ulama Indonesia yang bermukim
di mekkah seperti syeikh ahamd khatib dari minangkabau. Kiyai
nawawi dari banten, kyai mas Abdullah dari Surabaya, dan kyai fakih
dari maskumbang: juga setelah membaca pemikiran-pemikiran para
pembaruan islam seperti ibn taimiyah, Muhammad bin abdul wahhab,
jamaluddin al-afghani, Muhammad abduh, dan rasyid ridha. Dengan
modal kecerdasan dirinya serta interaksi selama bermukim di Saudi
Arabia dan bacaan atas karya-karya para pemburu pemikiran islam itu
telah menanamkan benih ide-ide pembaruan dalam diri kiyai dahlan.
Jadi sekembalinya dari arab Saudi, kyai dahlan justru membawa ide dan
pergerakan, bukan malah menjadi konservatif.

Kelahiran muhamadiyah sebagaimana digambarkan itu melekat dengan


sikap, pemikiran, dan langkah kyai dahlan sebagai pendirinya, yang
mampu memadukan paham islam yang ingin kembali pada al-qur’an
dan sunah nabi dengan orientasi tadjid yang membuka pintu ijthad
untuk kemajuan, sehingga kemudian hari. Kyai dahlan, sebagaiman para
pembaruan islam lainnya, tetapi dengan tipikal yang khas, memiliki
cita-cita membebaskan umat islam dari keterbelakangan dan
membangun kehidupan yang berkemajuan melalui tajdid (pembaruan)
yang meliputi aspek-aspek tauhid (aqidah), ibadah, mu’amalah, dan
pemahaman terhadap ajaran islam terhadap ajaran islam dan kehidupan
umat islam, dengan mengembalikan sumbernya yang asli yakni al-
qur’an san sunah nabi yang shakhih, dengan membuka ijtihad.

10
Kepeloporan pembaruan kyai dahlan yang menjadi tonggak berdirinya
muhamadiyah juga ditunjukkan dengan merintis gerakan perempuan
aisyiyah tahun 1917, yang ide dasarnya dari pandangan kyai agar
perempuan muslim tidak hanya dirumah, tetapi harus giat di masyarakat
dan secara khusus menanamkan ajaran islam serta memajukan
kehidupan kaum perempuan. Langkah pembaharuan ini yang
membedakan kyai ahmad dahlan dari pemburu islam yang lain, yang
tidak dilakukan afghani, abduh, ahmad khan, dan lain-lain (mukti ali,
2000: 349-353). Perintisan ini menunjukan sikap dan visi islam yang
luas dari kyai dahlan mengenai posisi dan peran perempuan yang larir
dari pemahamannya yang cerdas dan bersemangat tadjid, padahal kyai
dahlan dari kauman ini tidak bersentuhan dengan idea tau gerakan
“feminism” seperti yang berkembang sekarang ini. Artinya, betapa
majunya pemikiran kyai dahlan yang kemudian melahirkan muhadiyah
sebagai gerakan iskam yang berkemajuan.

Kelahiran muhamadiyah dengan gagasan-gagasan cerdas dan


pembaruan dan pendirinya, kiyayi haji ahmad dahlan, didorong oleh dan
atas pergumulannya dalam menghadapi kenyataan hidup umat islam dan
masyarakat Indonesia kala itu, yang juga menjadi tantangan untuk
dihadapi dan dipecahkan. Adapun factor-faktor yang menjadi
pendorong lahirnya muhamadiyah ialah antara lain:
1. Umat islam tidak memegang teguh tuntunan al-qur’an dan sunah
nabi, sehingga menyebabkan merajalela syirik, bid’ah, dan
khufarat, yang mengakibatkan umat islam tidak merupakan
golongan yang terhormat dalam masyarakat, demikian pula
agama islam tidak memancarkan sinar kemurniaannya lagi.
2. Ketiadaan persatuan dan kesatuan di antara umat islam, akibat
dari tidak tegaknya ukhuwah islamiyah serta ketiadaan suatu
organisasi yang kuat.
3. Kegagalan dari sebagian lembaga-lembaga pendidikan islam
dalam memprodusir kader-kader islam, karena tidak lagi dapat
memenuhi tuntunan zaman.
4. Umat islam kebanyakan hidup dalam alam fanatisme yang
sempit, bertaklid buta serta berpikir secara dogmatis, berada
dalam konservatisme, formalism, dan tradisionalisme.
5. Dan karena keinsyafan akan bahaya yang mengancam
kehidupan dan pengaruh agama islam, serta berhubung dengan
kegiatan misi dan zending Kristen di Indonesia yang semakin
menanamkan pengaruhnya di kalangan rakyat (junus salam,
1968: 33)

Karena itu, jika disimpulkan, bahwa berdirinya muhamadiyah


adalah karena alas an-alasan dan tujuan-tujuan sebagai berikut:
a) Membersihkan islam di Indonesia dari pengaruh dan
kebiasaan yang bukan islam
b) Reformulasi doktrin islam dengan pandangan alam pikiran
modern
11
c) Reformulasi ajaran dan pendidikan islam
d) Mempertahankan islam dari pengaruh dan serangan luar
(H.A. Mukti Ali, dalam Sujarwanto & Haedar Nashir,
1990:332)

Muhamadiyah dengan inspirasi al-qur’an surat ali imran 104


tersebut ingin menghadirkan islam bukan sekedar ajaran
“transendensi” yang mengajak pada kesadaran iman dalam bangkai
tauhid semata. Bukan sekadar islam yang murni, tetapi tidak hirau
terhadap kehidup. Apalagi islam yang murni itu sekadar di pahami
secara parsial. Namun, lebih jauh lagi islam ditampilkan sebagai
kekuatan dinamis untuk transformasi social dalam dunia nyata
kemanusiaan melalui gerakan “humanisasi” (mengajak pada serba
kebaikan) dan “emanisipasi” atau “liberasi” (pembebasan dari
segala kemunkaran), sehingga islam diaktualisasikan sebagai agama
langit yang membumi, yang menandai terbitnya fajar baru
refornisme atau modernisme islam di Indonesia.

Faktor internal dan eksternal lahirnya muhamadiyah:


a. Faktor objrktif yang bersifat internal

-kelemahan praktek ajaran islam dapat dijelaskan melalui


dua bentuk yaitu:
1. Tradisionalisme

Pemahaman dan praktek islam tradisionalisme ini


ditandai dengan pengukuhan yang kuat terhadap
khasanah intelektual islam masa lalu dan menutup
kemungkinan untuk berijtihad dan pembaharuan-
pembaharuan dalam bidang agama. Paham dan
praktek agama seperti ini mempersulit agenda ummat
untuk dapat beradaptasi dengan perkembangan baru
yang banyak datang dari luar (barat). Tidak jarang
kegagalan dalam beradaptasi itu termanifestasikan
dalam bentuk-bentuk sikap penolakan terhadap
perubahan dan kemudia berapologi terhadap
kebenaran tradisional yang telah menjadi pengalaman
hidup selama ini.

2. Sinkretisme

Pertemuan islam dengan budaya local disampil telah


memperkaya khasanah budaya islam, pada sisi
lainnya telah melahirkan format-format sinkretik,
percampur adukan antara system kepercayaan asli
masyarakat budaya setempat. Sebagai proses budaya,

12
percampur adukan budaya ini tidakdapat
dihindari,namun kadang-kadang menimbulkan
persoalan ketika percampur adukan itu menyimpang
dan tidak dapat dipertanggung jawabkan dalam
tinjauan akidah islam. Orang jawa misalnya, meski
secara formal mengaku sebagai muslim, namun
kepercayaan terhadap agama asli mereka yang
animistis tidak berubah. Kepercayaan terhadap roh-
roh halus, pemujaan arwah nenek moyang,takut pada
yang angker, kuwalat dan sebagainya menyertai
kepercayaan orang jawa. Islam, hindu, budha dan
animism hadir secara bersama-sama dalam system
kepercayaan mereka, yang dalam aqidah islam tidak
dapat dipertanggung jawabkan secara tauhid.

-kelemahan lembaga pendidikan islam

Lembaga pendidikan tradisional islam, pesantren,


merupakan system pendidikan islam yang khas
Indonesia. Transformasi nilai-nilai keislaman ke
dalam pemahaman dan kesadaran umat secara
institusional sangat berhutang budi pada lembaga ini.
Namun terdapat kelemahan dalam system pendidikan
pesantren yang menjadi kendala untuk
mempersiapkan kader-kader umat islam yang dapat
tumbuh dan berkembang sesuai zaman. Salah satu
kelemahan itu terletak pada materi pelajaran yang
hanya mengajarkan pelajaran agama seperti: bahasa
arab, tafsir, hadis, ilmu kalam, tasawuf, dan ilmu
falak. Pesantren tidak mengajarkan materi-materi
pendidikan umum seperti, ilmu hitung, biologi,
kimia, fisika, ekonomi dan lain sebagainya, yang
justru sangat diperlukan bagi umat islam untuk
memahami perkembangan zaman dan dalam rangka
menunaikan tugas sebagai khalifah di muka bumi ini.
Ketiadaan lembaga pendidikan yang mengajarkan
kedua materi inilah yang menjadi latar belakang dan
sebab kenapa KH. Ahmad dahlan mendirikan
muhamadiyah, yakni untuk melayani kebutuhan umat
terhadap ilmu pengetahuan yang seimbang antara
ilmu agama dan ilmu duniawi.

b. Faktor objektif yang bersifat eksternal


1. Kristenisasi

Faktor objektif yang bersifat eksternal yang paling


banyak memprngaruhi kelahiran muhamadiyah
adalah kristenisasi, yakni kegiatan-kegiatan yang
13
terprogram dan sistematis untuk mengubah agama
penduduk asli, baik yang muslim maupun bukan,
menjadi Kristen. Kristenisasi ini mendapatkan
peluangbahkan didukung sepenuhnya oleh
pemerintah kolonialisme belanda. Misi Kristen, baik
katolik maupun protestan di Indonesia, memiliki
dasar hukum yang kuat dalam konstitusi
brlanda.bahkan kegiatan-kegiatan kristenisasi ini
didukung dan dibantu oleh dana-dana Negara
belanda. Efektifitas penyebaran agama Kristen inilah
yang terutama menggugah KH. Ahmad dahlan untuk
membentengi ummat islam dari pemurtadan.

2. Kolonialisme belanda

Penjajahan belanda telah membawa pengaruh yang


sangat buruk bagi perkembangan islam diwilayah
nusantara ini, baik secara social, politik, ekonomi
maupun kebudayaan. Ditambah dengan praktek
politik islam pemerintah hindia belanda yang secara
sadar dan terencana ingin menjinakkan kekuatan
islam, semakin menyadarkan umat islam untuk
melakukan perlawanan. Menyikap hal ini, KH.
Ahmad Dahlan dengan mendirikan muhamadiyah
berupaya melakukan perlawanan terhadap kekuatan
penjajahan melalui pendekatan cultural, terutama
upaya meningkatkan kualitas sumber daya manusia
melalui pendidikan.

3. Gerakan pembaharuan timur tengah

Gerakan muhamadiyah di Indonesia pada dasarnya


merupakan salah satu mata rantai dari sejarah
panjang gerakan pembaharuan yang dipelopori oleh
ibnu taimiyah, ibnu qayyim, Muhammad bin abdul
wahhab, jamaluddin al-afgani, Muhammad abduh,
rasyid ridha, dan sebagainya. Persentuhan itu
terutama diperolah melalui tulisan-tulisan jamaluddin
afgani yang dimaut dalam majalah al-urwatul wutsqa
yang dibaca oleh KH. Ahmad dahlan.tulisan-tulisan
yang membawa angin segar pembaharuan itu,
ternyata sangat mempengaruhi KH. Ahmad dahlan,
dan merealisasikan gagasan-gagasan pembaharuan ke
dalam tindakan amal yang real secara terlembaga.

14
BAB III PENUTUP

A. KESIMPULAN
Muhamadiyah adalah salah satu organisasi islam pembaharuan
di Indonesia yang dibangun K.H Ahmad Dahlan sesungguhnya
merupakan salah satu mata rantai yang panjang dari pergerakan
islam.
Maksud dan tujuan muhamadiyah, yaitu menegakan dan
menjunjung tinggi agama islam sehingga terwujud masyarakat
utama, adil dan makmur yang diridhoi allah subhanahu wa
ta’ala.
Muhamadiyah merupakan gerakan modernisasi islam yang
menjunjung tinggi humanitas, liberalisasi atau emansipasi dalam
menghadapi kehidupan zaman yang terus berdinamika.
Pembaharuan-pembaharuan secara pikiran dan logika sebagai
bentuk relevansi dan korelasi pada setiap masanya, yang
dipadukan dengan purifikasi pada landasan dasar yang teguh
yakni al-qur’an dan hadist merupakan kombinasi pola
pergerakan dan pola pikir yang sangat baik.
Gerakan muhamadiyah membuktikan bhawa islam merupakan
ajaran mendasar yang akan selalu mampu bertahan dan masuk
pada setiap zaman dengan kompleksitas dinamika yang ada,
tanpa harus kehilangan keotentikan serta pondasi islam itu
sendiri.

15
DAFTAR PUSAKA

Pendidikan islam. 2013. Pembahasan Lengkap Mengenai


MUHAMADIYAH (Pengertian, Sejarah, Organisasi, dll).
http://www.masuk-islam.com/pembahasan-lengkap-mengenai-
muhamadiyah-pengertian-sejarah-organisasi-dll.html.(Diakes 19
september 2014 19.00 WIB)

Julianto Toni. 2012. Sejarah berdirinya muhamadiyah di


Indonesia.
http://tonijulianto.wordpress.com/2012/12/14/sejarah-
berdirinya-muhamadiyah-di-indonesia/.(Diakes 20 september
2014 19.45 WIB)

16

Anda mungkin juga menyukai