Anda di halaman 1dari 10

LAPORAN LITERATUR ARTIKEL ILMIAH

ORIENTASI PRAKSIS UNTUK PEMAHAMAN ISLAM

Untuk Memenuhi Tugas UTS Mata Kuliah Al-Islam dan Kemuhammadiyahan

Dosen Pengampu :

Dr.Supriyadi, M.Pd.I

Disusun Oleh :

1. Efy Durotul Fikriyah (228610800024)


2. Lizana Nadiyah (228610800027)

PROGRAM PASCASARJANA

FAKULTAS AGAMA ISLAM

PRODI MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SIDOARJO

Mei 2023
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Berdasarkan definisi Muhammadiyah yakni sebuah gerakan Islam amar ma‟ruf
nahi munkar dan tajdid yang berlandaskan kepada Al-Qur`an dan as-Sunnah.
Berangkat dari fakta Muhammadiyah sebagai sebuah persyarikatan yang identik
dengan pergerakan Muhammadiyah selalu berinovasi untuk mewujudkan Islam
Berkemajuan dalam berbagai aspek kehidupan umat manusia mulai dari bidang
pemikiran, pendidikan, kesehatan, ekonomi, dan sederet bidang sosial lainnya
sehingga organisasi ini sukses dengan puluhan ribu amal usahanya.
Aspek penting ideologi Muhammadiyah yang menonjol selama periode
formtifnya adalah penegasannya bahwa implementasi ajaran agama dalam
kehidupan praktis merupakan tujuan akhir agama. Meskipunelemen pengetahuan
dan wawasan keagamaan menduduki posisi penting dalam pandangan keagamaan
Muhammadiyah, namun pelaksanaan dalam tindakan nyata dianggap jauh lebih
penting. Oleh karena itu Ahmad Dahlan berpendapat bahwa orientasi praktis
seseorang merupakan identitas seseorang sebagai muslim. Lebih lanjut Ahmad
Dahlan menyatakan bahwa seseorang tidak bisa mengaku sebagai muslim kecuali
jika ia menjalankan ajaran-ajaran Islam.
Setiap muslim yang berjiwa mukmin, mukhsin dan muttaqin yang
paripurna itu dituntut untuk memiliki keyakinan (aqidah) berdasarkan tauhid yang
istiqamah dan bersih dari syirik, bid'ah, dan khurafat; memiliki cara berfikir bayani,
burhani, dan irfani; dan perilaku serta tindakan yang senantiasa dilandasi oleh dan
mencerminkan akhlaq al-karimah yang menjadi rahmatan li al- 'alamin.
Dalam kehidupan di dunia ini menuju kehidupan di akhirat nanti pada
hakekatnya Islam yang serba utama itu benar-benar dapat dirasakan, diamati,
ditunjukkan, dibuktikan dan membuahkan rahmat bagi semesta alam sebagai
sebuah manhaj kehidupan (sistem kehidupan) apabila sungguh-sungguh secara
nyata diamalkan oleh para pemeluknya. Dengan demikian Islam menjadi sistem
keyakinan, sistem pemikiran, dan sistem tindakan yang menyatu dalam diri setia
muslim dan kaum muslimin sebagaimana menjadi pesan utama risalah dakwah
Islam.
Program-program Muhammadiyah diaplikasikan dengan tujuan untuk mengubah
masyarakat berdasarkan teologi praksis. Islam sesungguhnya mendorong perbaikan
kolektif, namun upaya ini tidak dapat tercapai apabila individu-individu didalamnya
sendiri masih perlu diperbaiki. Warga Muhammadiyah dewasa ini memerlukan
pedoman kehidupan yang bersifat panduan dan pengkayaan dalam menjalani
berbagai kegiatan sehari-hari
B. Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka bagaimanakah peran pedoman hidup
islami warga Muhammadiyah dalam kehidupan seorang muslim
PEMBAHASAN
A. Pandangan Islam tentang Kehidupan
Islam adalah agama Allah SWT yang diturunkan kepada para Rasul sebagai
petunjuk, bimbingan dan Rahmat Allah SWT bagi umat manusia sepanjang hayat,
yang sudah menjamin kesejahteraan hidup material dan spiritual di dunia dan
akhirat. Agama Islam adalah agama yang dibawa oleh Nabi Muhammad Nabi akhir
zaman. Perintah yang diturunkan oleh Allah SWT yang terdapat dalam Al-Qur'an
dan dalam sunnah Nabi yang otentik (maqbul) dalam bentuk perintah. Larangan
dan petunjuk untuk kemaslahatan hidup manusia di dunia dan di akhirat.
Ajaran Islam bersifat menyeluruh dan tidak dapat dipisahkan satu sama lain.
Diantaranya adalah aqidah, akhlak, ibadah dan urusan dunia.(Fuadi, 2018)
Islam adalah agama ketundukan kepada Allah SWT saja, agama para nabi,
agama yang sesuai dengan fitrah manusia, agama yang menjadi pedoman bagi umat
manusia. Agama yang mengatur hubungan antara manusia dengan Tuhan dan
hubungan antara manusia dengan sesamanya. Agama yang menjadi rahmat bagi
alam semesta. Islam adalah satu-satunya agama yang menyenangkan Tuhan, agama
yang sempurna. Melalui pengamalan Islam, setiap muslim memiliki
penghidupan/penghidupan untuk tauhid Allah, misi/peran dalam kehidupan berupa
ibadah dan pelaksanaan kekhalifahan, dan tujuannya untuk mencapai Ridho dan
ridho Allah SWT. Islam yang mulia dan unggul menjadi kenyataan di dunia ketika
semua pemeluknya benar-benar meyakini, memahami, menghayati dan
mengamalkannya secara kaffah dan penuh ketundukan atau ketaqwaan. Melalui
pengamalan Islam yang tanpa batas dan ikhlas, terbentuklah manusia muslim
dengan sifat-sifat yang utama. (Firmansyah, Iman, 2019)
Allah menciptakan Islam sesuai dengan sifat dan karakteristik manusia yang
mengamalkannya, agar manusia benar-benar dapat memenuhi tujuan hidupnya
sesuai dengan tujuan penciptaannya. Islam adalah satu-satunya agama yang selaras
dengan kodrat manusia. Hanya melalui Islam orang dapat menyadari pentingnya
eksistensi mereka dengan benar sesuai dengan kehendak Allah SWT yang
menciptakan mereka. Mungkin orang bisa hidup tanpa Islam. Bahkan, dia mungkin
bahagia. Namun, hidupnya tidak berjalan sesuai dengan kehendak Allah SWT.
Tidak ada aturan Islam yang bertentangan dengan keadaan dan kebutuhan
masyarakat, juga tidak ada yang merugikan mereka. Pada saat yang sama, ajaran
lain yang dianut banyak orang tidak sesuai, meski bertentangan dengan kodratnya.
(Alfurqon & Harmonedi, 2017)
Jadi dapat disimpulkan bahwa agama islam merupakan agama yang paling
sempurna dari agama – agama lain, karena agama islam adalah agama yang
berpedoman kepada Al – Quran dan Sunnah dimana mampu dijadikan sebagai
pedoman hidup manusia baik di dunia dan di akhirat kelak. Sehimgga mampu
membuat kehidupan manusia menjadi terarah serta mampu membuat manusia
menjadi bahagia dunia dan akhirat.
B. Prinsip-Prinsip Tindakan Nyata
Ajaran islam yang mengatur kehidupan manusia tidak hanya tertulis di atas
kertas, tetapi juga ditemukan dalam pengalaman sehari-hari. Hubungan ini
melambangkan seperti teks dan konteks. Teks tertuang dalam Al-Qur’an,
sedangkan konteks merupakan praktik contoh keidupan Nabi Muhammad SAW.
1. Pandangan Ahmad Dahlan
Ahmad Dahlan menyatakan bahwa seberapapun bagusnya sebuah program,
tidak akan tercapai tujuan program tersebut apabila tidak dipraktikkan. Bahkan
Ahmad Dahlan juga menyampaikan bahwa seorang mukmin yang tidak
mempraktikkan apa yang diperintahkan Allah SWT bukanlah seorang mukmin
melainkan seorang munafik. Sebuah hadist juga mengkritik orang semacam ini,
yakni senantiasa mengajak orang lain untuk menghindari perbuatan buruk
namun dirinya sendiri menurutkan kata hatinya untuk berbuat jahat. Dalam
prinsip organisasi Muhammadiyah meyakini bahwa komitmen untuk
mempraktikkan ajaran Islam dalam kehidupan sehari-hari memiliki landasan
yang kuat. Hal ini merujuk pada QS 9:105 yang artinya “Berbuatlah seperti
yang kau mau. Tuhan akan menyaksikan karya-karyamu, demikian pula Rasul-
Nya dan orang beriman, kemudian kamu akan kembali kepada-Nya yang maha
mengetahui yang tersembunyi dan yang nyata, dan Ia akan menyatakan
kepadamu apa yang telah kamu perbuat”. Konsistensi antara teori, praktik, dan
iman harus menjadi etika individual setiap muslim. Jika kondisi dimana
mayoritas muslim hidup, namun islamnya tidak menjadi titik tolak ukur untuk
perubahan internal dirinya, hal ini memiliki arti bahwa agama tidak
berhubungan secara berarati dengan situasi nyata.
2. Ahmad Dahlan dan Ulama
Ahmad Dahlan menganggap pemimpin muslim dan ulama sebagai orang-orang
yang bertanggung jawab untuk mengubah keadaan masyarakat. Ulama diyakini
sebagai orang yang bertanggung jawab untuk membimbing umat, membantu
masyarakat mengatasi tantangan-tantangan di era modern. Mengingat
pentingnya peranan ulama, maka pemimpin Muhammadiyah senantiasa
mengingatkan para ulama untuk senantiasa mengambil contoh-contoh praktik
kehidupan Nabi Muhammad SAW dalam membimbing masyarakat. Ulama
seharusnya tidak hanya berkosentrasi pada pengembangan pengetahuan mereka
sendiri sementara membiarkan umat berada dalam kegelapan. Sehingga saat
seorang ulama menjumpai seorang muslim yang berpindah keyakinan
memeluk agama lain tidak serta merta menyalahkan tanpa mempertimbangkan
alasan seseorang melakukan hal tersebut. Demikian pula Muhammadiyah juga
berpendapat bahwa ulama tidak harus menyalahkan muslim yang menurut kata
hatinya melakukan praktik-praktik yang dilarang dalam Islam,padahal
merekalah yang keliru karen atidak menjelaksan status dari praktik-praktik itu.
3. Arti Menjadi Muslim
Pengetahuan dan wawasan memang memiliki peranan penting dalam
pandangan keagamaan Muhammadiyah, namun pelaksanaan dan tindakan
nyata jauh lebih penting. Oleh karena itu, Ahmad Dahlan berpendapata bahwa
orientasi praktis seseorang merupakan identitas seorang muslim. Seseorang
tidak bisa mengaku sebagai muslim kecuali telah menjalankan ajaran-ajaran
Islam.
4. Individu dan Masyarakat
Program-program Muhammadiyah diaplikasikan dengan tujuan untuk
mengubah masyarakat berdasarkan teologi praksis, sehingga dalam hal ini
peran individu sangat dibutuhkan. Setiap usaha memobilisasi masyarakat untuk
berbuat baik, tidak akan berhasil kecuali jika individu yang mengajak orang
lain untuk berbuat baik itu telah melibatkan dirinya untuk berbuat yang sama.
(Jainuri, 2002)
C. Deskripsi Nilai Pedoman Hidup Islami Warga Muhammadiyah
Kebijaksanaan hidup Islami bagi anggota Muhammadiyah yang
ditetapkan melalui Surat Keputusan Muhammadiyah ke-44 No. tanggal 8-11 Juli
2000 di Jakarta, meliputi masalah keimanan, cita-cita hidup Muhammadiyah,
Cabang-cabang yang berlaku dari kebijaksanaan formal di Persatuan, seperti
Mukadima Hukum Muhammadiyah, Mata Kepribadian Muhammadiyah,
Ringkasan Pertempuran Keputusan Muhammadiyah dan Dewan Tarjih. Adapun
tujuan PHIWM adalah terbentuknya perilaku masyarakat baik sebagai individu
maupun bersama, agar bisa menjadi teladan yang baik menuju terwujudnya
masyarakat islam yang sebenarnya. PHIWM terdiri dari 5 bagian, yaitu;
Pendahuluan, Pandangan Islam Tentang Kehidupan, Kehidupan Islami Warga
Muhammadiyah, Tuntunan Pelaksanaan dan Penutup. Cakupan materi PHIWM
terdiri dari beberapa tuntunan kehidupan sehari-hari seperti: Kehidupan pribadi,
keluarga, bermasyarakat, dan juga cara mengatur bagaimana mengimplementasi
kehidupan dalam berorganisasi, mengelola amal usaha, kehidupan dalam
berbisnis, etika mengembangkan profesi, kehidupan dalam berbangsa dan
bernegara (Fatahillah et al., 2022)
Petunjuk untuk kehidupan Muslim Warga Muhammadiyah (PHIWM)
merupakan kumpulan nilai dan norma Islam tentang Al-Qur'an dan As-Sunnah.
Pola perilaku warga Muhammadiyah dalam kehidupan sehari-hari sehingga
mencerminkan kepribadian muslim dalam perjalanan menuju masyarakat Islam
yang mana yang benar. Petunjuk untuk kehidupan Muslim Warga
Muhammadiyah adalah pedoman untuk menjalani hidup sepenuhnya pribadi,
keluarga, sosial, organisasi, manajemen amal, bisnis, untuk mengembangkan
profesi, bangsa dan seterusnya. Perlindungan Lingkungan Bangsa,
mengembangkan pengetahuan dan perkembangan teknologi dan seni dan artistik
Sebuah budaya yang menunjukkan kepada kita bagaimana berperilaku Hasana
(teladan yang baik).(Amri Yusuf et al., 2021)
Sebagaimana dijelaskan dalam uraian “Pedoman Hidup Islami Bagi
Warga Muhammadiyah (PHIWM)”, kerja keras berarti seluruh umat
Muhammadiyah memiliki etos kerja yang Islami. Pedoman Hidup Islami Warga
Muhammadiyah (PHIWM) juga merekomendasikan optimalisasi kerja dalam
kaitannya dengan pencapaian tujuan organisasi, khususnya persatuan
Muhammadiyah. Rumusan Pedoman Hidup Islami Warga Muhammadiyah
dikatakan oleh(Samsidar, 2017) merupakan suatu rumusan Tasawuf yaitu suatu
bentuk ajaran mengenai bagaimana membersihkan jiwa, yang dapat membangun
akhlakul kharimah, berupa tuntunan mengenai; 1) Tuntunan Tauhid kepada
Allah SWT yang benar, ikhlas, dan ketaatan sebagai bentuk prinsip hidup dan
kesadaran imani yang membentuk sifat mukmin, muslim, muttaqin dan muhsin;
2) akhlak mulia yang didasarkan pada perilaku Nabi Muhammad SAW yang
sidiq, amanah, dan fathanah; 3) Melaksanakan amal-amal shalih dan ihsan dalam
berkehidupan; 4) Melakukan Pekerjaan agar meninggalkan Praktek Korupsi dan
Kolusi serta Praktik yang merugikan Publik dan membuat kehancuran di dunia;
5) Melaksanakan Ibadah sebaik-baiknya yang menjauhkan diri dari jiwa dan
nafsu buruk, 6) Menjadi khalifah di muka Bumi yang selalu menyikapi
kehidupan dunia secara aktif dan positif; 7) selalu berpikir Islami yang Burhani,
Bayani dan Irfani; dan 8) selalu memiliki Etos Kerja Islami yakni Kerja Keras,
Disiplin, tidak menyia-nyiakan waktu, berusaha secara maksimal/optimal untuk
mencapai suatu tujuan. Nilai-Nilai yang telah dijabarkan di atas merupakan
sumber-sumber pokok pikiran bagi segenap Warga Muhammadiyah dalam
kedudukannya sebagai Warga Negara dan Warga Masyarakat maka dari itu
perlu di internalisasikan ke dalam pokok-pokok akal pikiran peserta didik sejak
dini melalui langkah-langkah pengajaran dan pembelajaran. (Muh.Firyal Akbar,
Sri Handyani Suprapto, 2017)
KESIMPULAN

Agama islam merupakan agama yang paling sempurna dari agama – agama lain,
karena agama islam adalah agama yang berpedoman kepada Al – Quran dan
Sunnah dimana mampu dijadikan sebagai pedoman hidup manusia baik di dunia
dan di akhirat kelak. Sehimgga mampu membuat kehidupan manusia menjadi
terarah serta mampu membuat manusia menjadi bahagia dunia dan akhirat. Dalam
orientasi praksis pemahaman islam terdapat prinsip - prinsip Tindakan nyata yang
diekmukakan oleh KH Ahmad Dahlan dan Ulama. Petunjuk untuk kehidupan
Muslim Warga Muhammadiyah (PHIWM) merupakan kumpulan nilai dan norma
Islam tentang Al-Qur'an dan As-Sunnah yang dapat membangun akhlakul kharimah
setiap manusia yang ada dimuka bumi ini.

DAFTAR PUSTAKA

Alfurqon, & Harmonedi. (2017). Jurnal Educative. Journal of Educational Studies, 2(2),
129–144.
Amri Yusuf, A. H. A., Sunarya, E., & Rachmawati, I. (2021). Implementasi Kebijakan
Tentang Pedoman Hidup Islami Warga Muhammadiyah. Jurnal Governansi, 7(2),
111–120. https://doi.org/10.30997/jgs.v7i2.4593
Fatahillah, F., Budiarti, Y., & Ashidiqqie, I. (2022). Penggunaan Konsep Steam
Education Era 4.0. dalam Internalisasi Literasi Kewarganegaraan Pedoman Hidup
Islami Warga Muhammadiyah. Edu Cendikia: Jurnal Ilmiah Kependidikan, 2(02),
331–344. https://doi.org/10.47709/educendikia.v2i02.1646
Firmansyah, Iman, M. (2019). Pendidikan Agama Islam: Pengertian, Tujuan, Dasar Dan
Fungsi. Jurnal Pendidikan Agama Islam, 17(2), 79–90.
Fuadi, A. (2018). Studi Islam (Islam Eksklusif dan Inklusif). Ö Jurnal Wahana Inovasi,
7(2).
Jainuri, A. (2002). Ideologi Kaum Reformis. Lembaga Pengkajian Agama dan
Masyarakat (LPAM).
Muh.Firyal Akbar, Sri Handyani Suprapto, W. K. M. (2017). Deskripsi Budaya
Organisasi dalam Amal Usaha Muhammadiyah (Studi Kasus Universitas
Muhammadiyah Gorontalo). 7(1), 1–23.
Samsidar, M. . (2017). Persepsi Muhammadiyah Dalam Memahami Tasawuf. Al-
Muaddib. Ilmu-Ilmu Sosial dan Keislaman. 2, 212–137.

Anda mungkin juga menyukai