Anda di halaman 1dari 7

BAB 3

   Pedoman Hidup Islam Warga Muhammadiyah Dalam Kehidupan Individu 


A. Pengerti Pedoman Hidup Islam Warga Muhammadiyah 
Sejak awal berdirinya hingga memasuki abad kedua,muhammadiyah telah merumuskan
berbagai produk hukum yang berisi tentang peraturan dan tuntunan.Berbagai rumusan
dan hukum tersebut dibuat dan digunakan untuk warga persyarikatan muhammadiyah
maupun masyarakat pada umumnya.Selain itu pula,adanya peraturan dan tuntunan
tersebut dirumuskan sebagai usaha bersama untuk mencapai visi ideal
Muhammadiyah,yakni mewujudkan masyarakat islam sebenar benarnya.Dalam rangka
mewujudkan visi ideal tersebut,persyarikatan merumuskan panduaan yang dapat di
gunakan sebagai pegangan hidup bagi warga muhammadiyah maupun masyarakat
pada umumnya.Rumusan itu diberi nama Pedoman hidup islam warga muhammadiyah
(PHIWM).

    PHIWM memuat kualitas individu ideal yang sesuai Al-Qur’an dan As-Sunnah meliputi
seluruh aspek kehidupan seseorang agar menjadi muslim,mukmin,muttaqin dan muhsin
yang sebenar benarnya.PHIWM berupa pola perilaku islami yang harus dimiliki dan
diamalkan oleh setap umat islam dan khususnya bagi warga atau pelajar
Muhammadiyah.Pedoman ini dirancang dan disusun untuk mencetak karakteristik warga
atau pelajar muhammadiyah agar dapat menjadi teladan yang baik sebagaimana
keteladanan Nabi Muhammad saw.Dengan pola perilaku warga yang menjadi teladan
itu,makan akan terwujud masyarakat islam yang sebenar benarnya,sebagaimana tujuan
muhammadiyah.
    Berangkat dari keterangan diatas,maka pengertian PHIWM adalah seperangkat nilai
dan norma islam yang bersumber pada Al-Qur’an dan As-Sunnah untuk menjadi pola
bagi perilaku warga atau pelajar muhammadiyah dalam menjalani kehidupan sehari hari
sehingga tercermin kepribadian islam menuju terwujudnya masyarakar islam yang
sebenar benarnya.Selain itu,PHIWM juga dapat di artikan sebagai pedoman untuk
menjalani kehidupan dalam lingkup
pribadi,keluarga,bermasyarakat,berorganisasi,mengelola amal
usaha,berbisnis,mengembangkan profesi,berbangsa dan bernegara,melestarikan
lingkungan,mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi,dan mengembangkan
seni dan budaya yang menunjukkan perilaku uswatun hasanah (teladan yang baik ).
  Landasan dan sumber PHIWM adalah Al-Qur’an dan As-Sunnah Nabi Muhammad saw
yang merupakan pengembanngan dan pengayaan dari pemilikiran pemikiran formal
dalam muhammadiyah.
Di antara pemikiran formal yang di maksud adalah matan keyakinan dan cita cita hidup
muhammadiyah (MKCHM),muqaddiman Anggaran dasar muhammadiyah,Khittah
perjuangan muhammadiyah serta hasil keputusan majelis Tarjh.Dengan landasan dan
sumber sumber tersebut,maksud dan tujuan dirumuskannya PHIWM adalah untuk
membentuk perilaku individu dan kolektif seluruh anggota,tidak terkecuali pelajar
muhammadiyah,yang menunjukkan keteladanan yang baik menuju terwujudnya
masyarakat islama yang sebenar benarnya.

B. Latar Belakang Perumusan Pedoman Hidup Islami Warga Muhammadiyah 


 Memasuki awal tahun 1990,terlihat adanya keresahan dan krisis identitas dalam
bermuhammadiyah.Krisis identitas yang berdampak pada munculnya sejumlah
keresahan ini,salah satunya disebabkan oleh belum adanya rumusan baku yang
mempertegas dan mempertegu jati diri Muhammadiyah.Kondisi ini mendorong
munculnya keinginan untuk menyusun rumusan yang utus tentang konsep keislaman
dan ideologi Muhammadiyah,sehingga hal tersebut dapat di pergunakan sebagai
pedoman muhammadiyah,baik secara individu maupun organisasi.
    Tahun 1992,kondisi tersebut dapat direspon muhammadiyah dengan membentuk tim
perumus tentang jati Diri muhammadiyah.Hal rumusan yang telah disusun oleh tim
kemudian untuk pertama kalinya disampaikan dalam sidang Tanwir memutuskan untuk
menerima saran pimpinan pusat muhammadiyah tenteng Pandangan hidup
Muhammadiyah dengan saran agar di sempurnakan dan judulnya diubah menjadi
keyakinan hidup islam menurut muhammadiyah.
   Pada saat sidang Tanwir di surabaya tahun 1993 rumusan tersebut kembali
disempurnakan dengan beberapa perbaikan.selain itu,Tanwir juga memberi amanat
kepada Buya Ahmad Syafi’i Ma’arif untuk menyelesaikan tugasnya dan memberi
wewenang kepadanya untuk melakukan penyerangan tim kerjanya.
Hingga Muktamar di Aceh pada 1995,penyempurnaan konsep keyakinan hidup islam
muhammadiyah belum juga selesai,sehingga permusyawaratan tertinggi itu
mengamatkan untuk segera menyelesaikan penyusun dan penerbitnya.Hingga
akhirnya,pada tahun 2002,dalam Muktamar Muhammadiyah ke-44 di jakarta,rumusan
tersebut kembali mengalami penyempurnaan dan disahkan menjadi pedoman hidup
islami warga muhammadiyah.

     Latar belakang perumusan PHIWM karena warga Muhammadiyah seamkin


memerlukan pedoman hidup yang bersifat panduan dan pengayaan dalam menjalani
berbagai kegiatan sehari hari.Tuntunan ini didasarkan atas perkembangan situasi dan
kondisi,seperti.

1. Kepentingan akan adanya pedoman yang bisa menjadi acuan bagi segenap
anggota Muhammadiyah sebagai penjabaran dan bagian dari keyakinan  hidup
islami dalam muhammadiyah yang menjadi amanat sidang Tanwir di jakarta
pada tahun 1992,yang lebih merupakan konsep filisof.
2. Perubahan perubahan sosial politik dalam kehidupan nasional di era reformasi
yang menumbuhkan dimanika tinggi dalam kehidupan umat dan bangsa serta
mempengaruhi kehidupan muhammadiyah yang memerlukan pedoman bagi
warga dan pimpinan persyarikatan bagaimana menjalani kehidupan di tengah
gelombang perubahan itu.
3. Perubahan perubahan alam pikiran yang cenderung pragmatis (berorientasi
pada nilai guna semata),materialistis( berorientasi pada kepentingan materi
semata),dan hedonistis (berorientasi pada pemenuhan kesenangan duniawi)
yang menumbuhkan budaya inderawi(kebudayaan duniawi yang sekuler) dalam
kehidupan modern abad ke-20 yang disertai dengan gaya hidup  modern
memasuki era baru pada abad ke-21. 
4. Penetrasi budaya (masuknya budaya asing secara meluas)dan multikulturalisme
(kebydayaan masyarakat dunia yang majemuk dan melintasi) yang di bawah
oleh globalisasi (proses hubungan hubungan sosial,ekonomi,politik,budaya yang
membentuk tatanan sosial yang mendunia) yang semakin nyata dalam
kehidupan bangsa.
5. Perubahan orientasi nilai dan sikap dalam bermuhammadiayah karena berbagai
faktor (internal dan eksternal) yang memerlukan standar nilai dan norma yang
jelas dari muhammadiyah  sendiri
    Muhammadiyah sebagai organisasi yang bergerak dalam dakwah amar ma’ruf
nahi munkar tentunnya tidak menginginkan masyarakat indonesia mengalami
keterpurukan.Perlu diingat bahwa arti dan maksud dari tujuan muhammadiyah
telah dirumuskan yaitu menegakkan dan menjunjung tinggi agama islam
sehingga terwujud masyarakat islam yang sebenar benarnya.Mustafa kamal
pasha dan Ahmad Adaby Darban menguraikan arti maksud dan tujuan
muhammadiyah sebagai berikut:
  
1. Menegakkan,berarti membuat dan mengupayakan agar tetap tegak dan
tidak condong apalagi roboh, yang semua itu dapat dilaksanakan jika
sesuatu yang ditegakkan tersebut diletakkan di atas dasar (fondasi) yang
kokoh dan solid,dipegang erat erat,dipertahankan dibela serta
diperjuangkan dengan penuh konsekuensi.
2. Menjunjung tinggi,berarti bahwa akan membawa atau menjunjung di atas
segala galanya,mengindahkan serta menghormati.
3. Agama islam,agama yang dibawa oleh Nabi Muhammad Saw yang
bersumber pada Al-Qur’an dan As-Sunnah Rasulullah Saw
4. Terwujud,artinya menjadi satu kenyataan adanya atau terwujud.
5. Masyarakat islam yang sebenar benarnya,yaitu masyarakat yang
memiliki struktur kehidupan manusia secara bersama (kolektif) dengan
corak masyarakat tengahan (ummatan wasathan) yang berkemuajuan
baik dalam wujud sistem nilai sosial budaya,sistemsosial dan lingkungan
fissik yang dibangunya.Masyarakat islam adalah masyarakat yang
memiliki keseimbangan antara kehidupan akhirat dan dunia serta
menampilkan corak masyarakat yang mengamalkan nilai-nilai
keadilan,kejujuran,kesejahteraan,kerjasama,kerja keras,kedisiplinan dan
keunggulan dalam segala lapangan kehidupan.

C. Sifat Pedoman Hidup Islam Warga Muhammadiyah

1. Mengandung hal hal yang pokok atau prinsip dan penting dalam
bentuk acuan nilai dan norma;
2. Pengayaan dalam arti memberikan banyak khasanah untuk
memmbentuk keluhuran dan kemuliaan ruhani dan tindakan ,
3. Aktual,yaitu memiliki keterkaitan dengan tuntunan dan
kepentingan kehidupan sehari hari
4. Memberikan arah bagi tindakan individu maupun kolektif yang
bersifat keteladanan
5. Ideal,yaitu dapat menjadi panduan umum untuk kehidupan sehari
hari yang bersifat pokok dan utama
6. Rabbani,artinya mengandung ajaran ajaran dan pesan pesan
yang bersifat akhlaki yang membuahkan keshalihan 
7. Taisir,yaitu panduan/petunjuk yang mudah difahami dan
diamalkan  oleh setiap muslim khususnya warga muhammadiya

D. Matan (Isi) Hidup Islam Warga Muhammadiyah Bidang Individu


            Manusia yang telah diciptakan Allah Swt merupakan
makhluk yang sempurna.Di dalam diri manusia terdapat beberapa
bagian yang akan membentuk kepribadiannya.Sebagai individu
tentunya memiliki keinginan untuk menjadi pribadi yang
mencerminkan nilai nilai ajaran islam.Maka diperlukan pedoman
pedoman yang harus dilakukan dalam bidang akidah yang
benar,akhlak yang baik,ibadah yang diterima Allah Swt dan
mu’amalan yang dapat diterima oelh orang lain.

        Dalam PHIWM terdapat matan/isi yang berhubungan


deengan individu.Individu yang sesuai dengan Al-Qur’an dan Al-
Hadiits tentunyan akan memberikan kebaikan bagi orang -orang
di sekitarnya.
Matan PHIWM bidang individu meliputi bidang
akidah,akhlak,ibadah dan muamalah.

1. PHIWM Individu Dalam Akidah 


   Akidah bagaikan pondasi bangunan.Pondasi harus
dirancang dan dibangun terlebih dahulu sebelum
merancang dan membangun bagian yang lain.Kualitas
pondasi yang dibangun akan berpengaruh terhadap
kualitas bagunan yang ditegakkan.Bagunan yang ingin
dibangun itu sendiri adalah islam yang sempurna
(kamil),menyeluruh(syamil),dan benar (shahih).Akidah
tidak berubah ubah karena pergantian zaman dan
tempat,atau karena perbedaan golongan atau masyarakat.
Akidah adalah aspek kepercayaan kepada Allah Swt sebagai satu satunya dzat yang wajib di
sembah.Setiap warga muhammadiyah harus memiliki prinsip hidup dan kesadaran imani
berupa percaya kepada Allah Swt yang benar,ikhlas dan penuh ketundukan,sehingga terpancar
sebagai ibad al-rahmman yang menjalani hidup dengan benar-benar menjadi mukmin,muslih
dan muttaqin yang pari purna.
        Percaya kepada Allah  Swt dengan benar adalah asas utama bagi warga
muhammadiyah.Sikap menyerahkan semua yang menjadi kehendak Allah setelah kalian
berusaha dengan maksimal adalah ciri dari sikap keikhlasan,yaitu meletakkan semua hal
kepada Allah Swt.
   Kalau setiap individu memiliki keimanan dengan penuh keikhlasan tentunya akan terpancar
seseorang yang memiliki sikap yang penuh kerendahan hati (tawadlu) sehingga sangat
mencerminkan pribadi yang bertakwa.Jika setiap individu mampu menundukkan hatinya maka
sesungguhnya setiap manusia pasti kecil di hadapan Allah.
  Aspek akidah yang benar ini merupakan benteng terakhir bagi setiap individu dalam menahan
berbagai godaan dan hawa nafsu.
   Setiap warga muhammadiyah wajib menjadika iman dan tauhid sebagai sumber dari seluruh
kegiatan hidup,tidak boleh mengingkarinya,tetap menjauhi serta menolak takhayul,bid’ah dan
khurafat yang merusak kesempurnaan iman serta tauhid kepada Allah Swt.Dalam kehidupan ini
tidak bisa dilepaskan dari aspek ketauhidan,karena hanya Allah-lah satu satunya dzat yang
mengatur dan memelihara alam raya ini.Masih banyak dijumpai individu yang belum mengimani
secara total dengan adanya Allah Swt.Dengean bukti bahwa masih banyak individu yang
melakukan perbuatan yang menduakan Allah atau yang di sebut syirik.
  Selain syirik,masih banyak dijumpai individu yang masih melanggekan kepercayaan nenek
moyang yang tidak ada dasar dan sumbernya yang jelas.
Warga Muhammadiyah tentunya harus berani menolak kegiatan kegiatan yang tidak sesuai
ajaran islam yang didasarkan Al-Qur’an dan As-Sunnah.

ISTILAH DEFENISI

Takhayu Mengkait-kaitkan kejadian-kejadian yang di anggap aneh dalam ajaran islam.


l

Khurafat  Menggangap sesuatu memiliki kekuatan yang dapat mempengaruhi manusia.

Bid’ah Amalan baru dalam ibadah  yang belum perna ada dalam ajaran islam sesuai Al-
Qur’an  dan As-Sunnah 

2. PHIWM Individu Dalam Akhlak


Akhlak adalah suatu sikap yang melekat dalam jiwa seseorang yang melahirkan perbuatan
perbuatan berdasarkan kemauan dan pilihan,baik dan buruk,terpuji dan tercela.Akhlak tersebut
dapat menjadi tabiat seseorang berdasarkan pengaruh pendidikan yang diterima.Ibnu
Miskawaih (w.421 H/1030M) yang dikenal sebagai pakar bidang akhlak terkemuka mengatakan
bahwa akhlak adalah sifat yang tertanam dalam jiwa yang mendorongnya untuk melakukan
perbuatan tanpa memerlukan pemikiran dan pertimbangan.
Rasulullah Muhammad adalah suri teladan bagi umat.Beliau terkenal sebagai orang yang
jujur,berbudi luhur dan memiliki kepribadian yang sangat tinggi sehingga dijuluki dengan gelar
al-amin.Warga muhammadiyah dituntut untuk meneladani perilaku Nabi Muhammad saw dalam
mengammalkan akhlak mulia,sehingga dapat menjadi uswatun hasanah yang diteladani oleh
sesama berupa sifat sidiq,amanah,tabligh dan fathanah.
Setiap warga muhammadiyah dalam melakukan amal dan kegiatan sehari hari hendaknya
didasarkan kepada niat yang ikhlas dalam wujud amal saleh dan ihsan, serta menjauhkan diri
dari perilaku riya,sombong,ishraf,fahsya dan kemungkaran.setiap warga muhammadiyah
dituntut menunjukkan akhlak yang mulia (akhlak karimah)sehingga disukai /diteladani dan
menjauhkan diri dari akhlak yang tercela (akhlak madzmumah)yang menyebabkan dibenci dan
dijauhi sesama.Setiap warga muhammadiyah dimana pun berada,harus benar-benar
menjauhkan diri dari perbuatan tercela,merugikan hak hak orang lain dan membawa
kehancuran dalam kehidupan di dunia ini.
3. PHIWM Individu Dalam Ibadah
Ibadah secara bahasa adalah tunduk atau merendahkan diri.Sedangkan secara istilah atau
syara,ibadah merupakan suatu ketaatan yang dilakukan dan dilaksanakan sesuai
perintahnya,merendahkan diri kepada Allah Swt dan mencakup atas segala apa yang Allah
ridhai baik yang berupa ucapan atau perkataan maupun perbuatan yang lahir atau pun batin.

Ibadah meliputi segala bentuk perbuatan seseorang mukmin,yang dilakukan dalam rangka
mendekatkan diri kepada Allah.Dalam islam,ibadah tidak terbatas pada ibadah ritual saja
seperti shalat,dan puasa.Namun,semua amal perbuatan yang bermanfaat dengan niat tulus dan
maksud benar sudah termasuk ibadah yang mendapatkan pahala.Apabila seseorang
makan,minum,atau bahkan tidur sekalipun,namun diniatkan untuk meningkatkan ketakwaan
dan ketaatan kepada Allah,maka semua itu sama dengan ibadah yang mendapatkan
pahala.Dengan demikian,setiap perbuatan seorang muslim bisa bernilai ibadah kepada
Allah.Apa pun yang dilakukan setiap muslim,mulai dari berdagang,bekerja dikantor,dan mencari
nafkah merupakan ibadah bagian dari ibadah.
 Setiap warga muhammadiyah dituntut untuk senantiasa
membersihkan jiwa dan hati  kearah terbentuknya pribadi
yang muttaqin dengan beribadah yang tekun serta
menjauhkan diri dari niat dan perbuatan tercela,sehingga
terpancar kepribadian saleh yang menghadirkan
kedamaian,kemanfaatan bagi diri dan sesamanya.Setiap
warga muhammadiyah dalam melaksanakan ibadah
khusus harus dilaksanakan dengan sebaik baiknya dan
meningkatkan amal nawafil (ibadah sunnah)sesuai dengan
tuntunan Rasulullah saw.Sebagai individu hendaknya
meneghiasi diri dengan iman yang kokoh,ilmu yang luas
dalam amal saleh,sehingga tercermin kepribadian dan
tingkah laku yang terpuji.
4. PHIWM Individu Dalam Muamalah
     Muamalah berarti perlakuan atau tindakan terhadap orang lain,hubungan kepenting.Kata-
kata semacam ini adalah kata kerja aktif yang minimal harus mempunyai dua pelaku,yang satu
terhadap yang lain saling melakukan pekerjaan secara aktif.Lebih mudahnya,muamalah adalah
hukum yang mengatur hubungan antarindividu atau sesama manusia (hablu minannas).
   Setiap warga muhammadiyah harus selalu menyadari bahwa dirinya sebagai hamba Allah
dan menjadi pemimpin dimuka bumi.
Sehingga dalam memandang dan menyikapi kehidupan dunia haruslah secara aktif dan positif
serta tidak menjauhkan diri dari masyarakat.

  Allah telah menciptakan manusia untuk mengolah bumi dan memanfaatkan sebanyak mungkin
untuk kebahagiaan manusia itu sendiri.Untuk itu,Allah memberi manusia akal yang
cerdas,pikiran yang tajam dan perasaan luhur serta kesanggupan luar biasa untuk
melaksanakan tugasnya sebagai khalifah di bumi.
            Dengan akal dan nafsu yang dimiliki oleh manusia dapat mendorongnya  untuk
maju,bekerja keras tiada mengenal lelah,berjuang tanpaa mengenal mundur,sehingga
terciptalah perubahan dan pembangunan besar yang menyebabkan bumi berubah
berikutnya.Ketajaman pikiran,kehalusan perasaan dan keluhuran budi pekerti yang ditanamkan
Allah dalam jiwa manusia,menjadikan manusia dapat membedakan baik dan buruk,mana yang
boleh dan mana yang tidak boleh.Perlu kalian ingat,bahwa manusia memikul kewajiban yang
berat untuk memakmurkan bumi.Manusia bertanggungjawab kepada Allah yang telah
menciptakan,memberikan nikmat yang tidak terhitung jumlahnya,agar mempergunakannya
dengan sebaik baiknya dan mengamalkan petunjuk dan ajaran Allah dengan penuh keikhlasan.
   Setiap warga muhammadiyah harus senantiasa berpikir secara burhani (pendekatan
fakta),bayani (pendekatan rasio),irfani (pendekatan hati nurani),yang mencerminkan cara
berpikir islam,dapat membuahkan karya karya pemikiran amaliah,mencerminkan perpaduan
antara hablun minallah dan hablum minannas serta maslahat bagi kehidupan umat
manusia.Maka disini perlu ketelitian dan kehati hatian dalam memecahkan sebuah
masalah,sehingga keputusan yang diambil tidak merugikan pihak lain.Dalam berpikir,diperlukan
sebuah bukti yang nyata dan benar karena sebagai seorang muslim harus selalu menjunjung
tinggi sifat sidiq yang artinya jujur atau benar.Sehingga jika sesuai dengan bukti yang nyata dan
benar maka kepercayaan dari orang lain pasti akan diperoleh.
Pendekatan yang sesuai dengan rasio atau nalar atau dapat di jangkau dengan akal fikiran
menjadi aspek yang penting pula dalam berfikir.Hal ini karena sebagai bukti bahwa manusia
sebagai individu juga menggunakan akal sehat yang telah diberikan oleh Allah Swt.
  Dalam kehidupan di dunia ini,setiap individu pastilah memiliki cita cita atau target yang akan
dicapai.Dalam Al-Qur’an terdapat perintah untuk mencari penghidupan di dunia dengan tidak
mengesampingkan kehidupan akhirat.Artinya bahwa sebagai individu haruslah terus bekerja
untuk mencari penghidupan di dunia dan juga tetap rajin beribadah kepada
Allah.Keseimbangan dalam kehidupan inilah sebagai salah satu ciri individu warga
muhammadiyah.Oleh karena itu, setiap warga muhammadiyah harus mempunyai etos kerja
islami, seperti kerja keras,disiplin,tidak menyia nyiakan waktu,berusaha secara
maksimal/optimal untuk mencapai suatu tujuan.
        Dalam Al-Qur’an surat ar-Ra’ad ayat 11 dijelaskan bahwa Allah tidak akan mengubah
keadaan suatu kaum,sebelum mereka merubah keadaannya sendiri.Ayat ini menegaskan
bahwa manusia harus bekerja keras untuk mencapai keberhasilan,baik di dunia maupu
akhirat.Dalam sebuah hadits Nabi Muhammad saw bersabda,bekerjalah seolah olah akan hidup
selama lamanya dan beribadah seolah akan mati besok pagi.Hadits tersebut mengajarkan
untuk meningkatakan etos kerja yang tinggi,baik untuk dunia dan akhirat.

Anda mungkin juga menyukai