Anda di halaman 1dari 12

TUGAS AGAMA ISLAM PENERAPAN ISLAM

DALAM KEHIDUPAN SEHARI HARI

Ditulis Oleh :
Angger Ghufron Pangestu (1611031014)
Chahyo Humairoh (1611032009)
Muhammad Arief (1611031004)

Dosen:
Deni Wahyuni., S.Pd.I., M.A

D-IV TEKNIK PERENCANAAN IRIGASI DAN RAWA


JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI PADANG
2020
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Di era modern ini arus globalisasi semakin kuat, kebebasan dan gemerlap
dunia telah menyilaukan umat islam. Ini tampak dengan mulai bergesernya
keimanan umat muslim, terlebih di Indonesia. Sebenarnya hal ini berawal dari
pemahaman, bahwa islam hanya dipahami dengan solat dan berpuasa, tapi
kenyataannya tidak, karena islam mencakup seluruh aspek kehidupan.
Ibadah dalam islam tidaak boleh diartikan sebagai sesuatu yang bersifat
sempit yang hanya berkisar sekitar ibadah mahdhah atau ibadah ritual. Namun
ibadah dalam arti sesungguhnya adalah setiap aktivitas manusia yang
disesuaikan dengan kehendak Allah selama 24 jam karena Allah telah
menegaskan kepada manusia bahwa satu-satunya alasan hidupnya adalah
beribadah. Apabila ibadah hanya seputar shalat dan ritual yang lain maka
bagimana dengan segment hidup manusia lainnya, seperti ekonomi, politik,
budaya, pergaulan, dan lainnya, apakah itu bukan ibadah? Inilah yang disebut
islam kaffah, yaitu islam secara keseluruhan , sebagai bentuk penghambaan total
kepada Allah sesuai dengan yang disampaikan Allah dalam Al-Qur’an. Oleh
karena itu sejatinya bagi seorang muslim, setiap aktivitasnya baik seperti shalat,
zakat, puasa,haji,bekerja, berinteraksi dengan manusia lain, berekonomi,
berpolitik dan pemerintahan adalah ibadah yang harus diselesaikan menurut
solusi yang telah diberikan Allah SWT dalam al-Qur’an surat Al-Baqarah ayat
108 :
“Hai orang-orang yang beriman , masuklah kamu ke dalam islam secara
keseluruhan.”
Oleh karena itu miris sekali melihat keadaan muslim saat ini,mereka
mengaku sebagai seorang muslim,mengucapkan syahadat dan memiliki al-
Qur’an. Hanya al-Qur’an tidak menjadi sesuatu bagi mereka kecuali hanya
sekedar pajangan di ruang tamu atau di atas lemari. Al-Qur’an hanya sebagai
pertanda bahwa mereka adalah muslim. Ada sebagian dari kaum muslim yang
selalu membawa al-qur’an kemanapun mereka pergi, membaca ketika selesai
wirid dan dzikir, namun sayang apa yang mereka baca tidak dipahami dan
dimengerti. Ada lagi sebagian kaum muslim yang mengerti tapi mereka tidak
dapat memahami dan mengaplikasikannya, ajaran islam hanya dijadikan ilmu-
ilmu teori padahal apapun yang terkait dengan islam tidak lain untuk
diaplikasikan untuk mencapai kehidupan yang hakiki. Selain itu ada pula kaum
muslim yang membaca al-Qur’an memahami dan menerapkannya, tapi Ia
memilah-milah aturan , dan yang dapat memberikan resiko akan ditinggalkan
dan yang mudah dilaksanakan akan dilaksanakan.
Begitulah kondisi masyarakat kita sekarang, penerapan islam hanya
sebagian saja, tentu jika yang dilaksanakan hanya sebagian keindahan dari islam
itu takkan sempurna seperti pada zaman keemasan islam, dimana kedamaian dan
kesejahteraan senatiasa tercipta selama berabad-abad.
Oleh karena itu sebagai bentuk kepedulian dan media dakwah penulis berusaha
untuk mengambil tema ini sebagai pembahasan dalam makalah ini, dengan
harapan pembaca dapat mengerti makna dan penerapan islam dalam kehidupan
sehari-hari.

1.2 Rumusan Masalah


Bagaimana penerapan islam dalam kehidupan sehari-hari?
1.3 Tujuan
Mengetahui bagaimana penerapan islam dalam kehidupan sehari-hari.
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Penerapan islam dalam Kehidupan Sehari-hari


Dalam kehidupan ini sebagai umat muslim kita diwajibkan untuk hidup
secara islami, dimana segala hal dalam kehidupan harus dijalankan sesuai
dengan ketentuan Allah SWT. Di sini setiap muslim harus berusaha
mewujudkannya dengan cara meniatkan segala hal yang dilakukannya adalah
bagian dari ibadah.
Syari’at Islam mengatur seluruh pola perilaku manusia dalam segala
aspek kehidupannya, baik aqidah, ibadah, syari’ah (dalam arti khusus),
muamalah maupun siyasah. Syari’at Islam merupakan rahmat bagi seluruh alam
(rahmatan lil ‘alamiin). Untuk itu harus diterapkan, agar rahmat tersebut dapat
dinikmati oleh seluruh umat manusia dan alam sekitarnya.
Penerapan syari’at Islam secara benar akan melahirkan masyarakat Islam
dengan sistemnya yang khas. Menurut Sayyid Qutb, alasan utama yang
menyebabkan tersendirinya Masyarakat Islam dengan sistemnya yang khas itu
ialah kenyataan bahwa ia sebenarnya suatu masyarakat yang tercipta oleh
syari’at yang khas, ciptaan Allah sendiri. Syari’at ini tumbuh dengan sempurna
semenjak dia diciptakan, tanpa melalui proses evolusi sejarah. Syari’at inilah
yang menciptakan masyarakat Islam, dibangun di atas landasan-landasan yang
dikehendaki Allah untuk hamba-hamba-Nya, bukan menurut konsep yang
ditetapkan atas kemauan segolongan manusia terhadap sejumlah manusia yang
selebihnya. Dan di bawah naungan syari’at ini, menjadi lengkaplah
pertumbuhan jama’ah yang bercorak Islam.
Bersama-sama dengan itu, terciptalah hubungan kerja dan produksi,
hukum dan kaidah moral menyangkut perseorangan dan masyarakat, pokok-
pokok budi pekerti dan undang-undang pergaulan, bahkan mencakup segenap
upaya tertentu untuk mengokohkan tata kehidupan sosial dan menggariskan
jalan untuk tumbuh dan berkembang.
Islam adalah jalan hidup (way of life) yang dihadirkan untuk umat
manusia. Keislaman seseorang tidaklah cukup hanya dalam ucapan syahadah
saja, atau lebih luas dengan apa yang disebut sebagai rukun Islam. Islam harus
diterima secara kaffah atau totalitas (QS 2:208, Al Baqarah) -termasuk dalam
menerapkan syari’atnya-, tidak menerima sebagian ajaran Islam dan menolak
sebagian yang lain karena tidak sesuai dengan ketentuan Allah SWT.
Dengan ini kita semua mengerti bahwa islam mencakup keseluruhan
termasuk dalam kehidupan sehari-hari segala perbuatan kita harus bersandar
pada hukum-hukum islam, baik itu dari hubungan kita dengan Allah
(Hbluminallah), dengan diri sendiri , maupun orang lain(Habluminannas).
Habluminallah
Manusia diciptakan oleh Allah untuk mengabdi kepadaNya. Allah
memerintahkan manusia untuk menyembah hanya kepada Allah, dan beribadah
kepadaNya. Ibadah dalam kaitan yang diperintahkan oleh Allah ada banyak,
baik itu sholat, membaca al-qur’an, haji dan sebagainya, sebagai contoh antara
lain;

* Sholat
Sholat adalah salah satu ibadah wajib yang diperintahkan oleh Allah.
Perintah Sholat disebutkan berkali2 di Al Qur’an mulai dari Surat Al Baqarah
ayat 3, 43, 45, 83, 110, 153, 177, 238, 277, Surat Annisa ayat 43, 102, 103, 162,
dsb, dan masih banyak lagi. Begitu pentingnya Sholat sehingga kelak Sholat
adalah ibadah pertama yang diperiksa dalam perhitungan amal di akherat dan
menjadi tolok ukur seluruh amal ibadah lainnya. Bila sholatnya baik maka
seluruh amal ibadahnya baik, begitu juga sebaliknya bila sholatnya jelek (atau
tidak pernah sholat) maka jeleklah seluruh amal lainnya.
Begitu pentingnya sholat maka ia disebutkan sebagai tiangnya agama, siapa
yang mendirikan sholat maka dia telah menegakkan tiang agama, sebaliknya
yang meninggalkan sholat berarti telah meruntuhkan tiang agama. Itulah
sebabnya sholat diwajibkan bagi seluruh umat muslim dewasa yang berakal
tanpa kecuali. Sesungguhnya sholat juga diperintahkan dan dilakukan oleh
umat-umat terdahulu sebelum umat Muhammad saw. Jadi sebenarnya seluruh
umat manusia mulai dari nabi Adam a.s. diperintahkan untuk sholat sebagai
bentuk penyembahan dan ketundukan (sujud) dari seorang hamba kepada
Tuhannya yaitu Allah swt. Barangsiapa yang enggan melakukan sholat maka
akan mendapatkan siksa yang amat pedih sejak di alam barzah (kubur) hingga
di kehidupan akhirat nanti.
* Membaca Al Qurán
Semua orang tahu bahwa kitab suci umat Islam adalah Al Qurán. Di
dalamnya terdapat hukum, aturan, dan pedoman dan harus dipatuhi oleh umat
Islam. Terdapat juga ilmu pengetahuan dan sejarah (cerita) bisa dijadikan
hikmah bagi umat manusia. Al Qurán harus dibaca dan dipelajari untuk
dilaksanakan dan dijadikan acuan dalam kehidupan sehari2. Bila umat Islam
selalu bersandar kepada Al Qurán (dan Hadits) maka akan menjadi umat yang
kuat. Sebaliknya bila umat Islam tidak mau membaca dan mempelajari Al Qurán
maka mereka tidak mengerti aturan yang harus dianut sebagai seorang muslim
– dengan kata lain menjadi orang yang bodoh (jahil) yaitu bodoh dalam ilmu
agama – akibatnya bisa diduga, umat Islam akan semakin jauh dari Islam dan
menjadi kaum yang lemah bahkan menuju kepada kehancuran.

Hubungan manusia dengan dirinya sendiri


Hal ini berkaitan dengan segala aktivitas dan tingkah laku setiap individu
harus berdasarkan islam, mulai dari berpakaian, cara bersikap dan sebagainya.
Adapun akhlak pada diri sendiri diantaranya mencakup hal-hal berikut;
Berakhlak terhadap jasmani.
1. menjaga kebersihan dirinya
Islam menjadikan kebersihan sebagian dari Iman. Ia menekankan kebersihan
secara menyeluruh meliputi pakaian dan juga tubuh badan. Rasulullah
memerintahkan sahabat-sahabatnya supaya memakai pakaian yang bersih, baik
dan rapi terutamanya pada hari Jum'at, memakai wewangian dan selalu bersugi.
2. Menjaga makan minumnya.
Bersederhanalah dalam makan minum, berlebihan atau melampau di tegah
dalam Islam. Sebaiknya sepertiga dari perut dikhaskan untuk makanan, satu
pertiga untuk minuman, dan satu pertiga untuk bernafas.
3. tidak mengabaikan latihan jasmaninya
Riyadhah atau latihan jasmani amat penting dalam penjagaan kesehatan,
walau bagaimnapun ia dilakukan menurut etika yang ditetapkan oleh Islam tanpa
mengabaikan hak-hak Allah, diri, keluarga, masyarakat dan sebagainya, dalam
artikata ia tidak mengabaikan kewajiban sembahyang, sesuai kemampuan diri,
menjaga muruah, adat bermasyarakat dan seumpamanya.
4. Rupa diri.
Seorang muslim mestilah mempunyai rupa diri yang baik. Islam tidak pernah
mengizinkan budaya tidak senonoh, compang-camping, kusut, dan
seumpamanya. Islam adalah agama yang mempunyai rupa diri dan tidak
mengharamkan yang baik.

Sesetengah orang yang menghiraukan rupa diri memberikan alasan


tindakannya sebagai zuhud dan tawadhuk. Ini tidak dapat diterima karena
Rasulullah yang bersifat zuhud dan tawadhuk tidak melakukan begitu. Islam
tidak melarang umatnya menggunakan nikmat Allah kepadanya asalkan tidak
melampau dan takabbur.
Berakhlak terhadap akalnya
1. memenuhi akalnya dengan ilmu
Akhlak Muslim ialah menjaganya agar tidak rusak dengan mengambi
sesuatu yang memabukkan dan menghayalkan. Islam menyuruh supaya
membangun potensi akal hingga ke tahap maksimum, salah satu cara
memanfaatkan akal ialah mengisinya dengan ilmu.
Ilmu fardh 'ain yang menjadi asas bagi diri seseorang muslim hendaklah
diutamakan karena Ilmu ini mampu dipelajari oleh siapa saja, asalkan dia
berakal dan cukup umur. Pengabaian ilmu ini seolah-olah tidak berakhlak
terhadap akalnya.
2. penguasaan ilmu
Sepatutnya umat Islamlah yang selayaknya menjadi pemandu ilmu supaya
manusia dapat bertemu dengan kebenaran. Kekufuran (kufur akan nikmat) dan
kealfaan ummat terhadap pengabaian penguasaan ilmu ini.
Perkara utama yang patut diketahui ialah pengetahuan terhadap kitab Allah,
bacaannya, tajwidnya, dan tafsirnya. Kemudian hadits-hadits Rasul, sirah,
sejarah sahabat, ulama, dan juga sejarah Islam, hukum hakam ibadat serta
muamalah.
Sementara itu umat islam hendaklah membuka tingkap pikirannya
kepada segala bentuk ilmu, termasuk juga bahasa asing supaya pemindahan ilmu
berlaku dengan cepat. Rasulullah pernah menyuruh Zaid bin Tsabit supaya
belajar bahasa Yahudi dan Syiria. Abdullah bin Zubair adalah antara sahabat
yang memahami kepentingan menguasai bahasa asing, beliau mempunyai
seratus orang khadam yang masing-masing bertutur kata berlainan, dan apabila
berhubungan dengan mereka, dia menggunakan bahasa yang dituturkan oleh
mereka.
Berakhlak terhadap jiwa
manusia pada umumnya tahu sadar bahwa jasad perlu disucikan selalu, begitu
juga dengan jiwa. Pembersihan jiwa beda dengan pembersihan jasad. Ada
beberapa cara membersihkan jiwa dari kotorannya, antaranya:
1. Bertaubat
2. Bermuqarabah
3. Bermuhasabah
4. Bermujahadah
5. Memperbanyak ibadah
6. Menghadiri majlis Iman
Untuk meningkatkan tahap kejiwaan kita tidak boleh keseorangan. Lantaran dari
pada itu kita perlu sahabat yang boleh memperingatkan diri kita. Disamping itu
kita perlu berdoa kepada Allah.
Habluminannas
Allah memerintahkan manusia untuk saling menyayangi dan berbuat baik
satu dengan yang lainya. Allah mengatur masalah hubungan yang baik sesama
manusia antara lain tentang :
1. mendahulukan kepentingan orang lain (QS 2:177, 59:9),
2. berbuat baik adalah merupakan sebaik-baik amalan (QS 3:92, 3:134),
3. menyempurnakan takaran dan timbangan, serta tidak merugikan orang
lain (QS 7:85, 11:84, 11:85, 17:35, 26:181, dsb) – mengurangi takaran
termasuk korupsi kecil2an.
4. berinfak atau memberikan sebagian rizki kepada orang lain (QS 2:254,
3:92, 14:31, 32:16, 35:29, 42:38, dsb)
5. tolong menolong dan kasih sayang (QS 5:2, 48:29, 24:22, 90:17), dan
masih banyak banyak lagi.
Kesimpulannya adalah segala perbuatan baik kepada sesama manusia, tidak
merugikan orang lain, tolong menolong dan kasih sayang memang
diperintahkan oleh Allah kepada manusia, artinya hubungan baik kepada sesama
manusia itu dalam rangka hubungan baik kepada Allah (dalam rangka
melaksanakan perintah Allah). Dengan kata lain habluminannas dalam rangka
habluminallah. Keduanya sejalan dan tidak untuk dipertentangkan. Orang yang
mengabaikan habluminannas selain mendapatkan murka dari Allah dan
konsekuensi di akherat, juga akan menerima konsekuensi dari sesama manusia
lainya yaitu berupa perlakuan atau sangsi atau hukuman dari aturan/hukum atau
norma masyarakat di mana ia berada.
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Penerapan islam dalam kehidupan sehari-hari adalah penerapan yang
kaffah (menyeluruh), disini apapun yang dilakukan seorang muslim hendaknya
dilandaskan ibadah atau niat semata-mata karena Allah, karena pada dasarnya
hukum-hukum islam telah mencakup semuanya dalam kehidupan, apalagi
kehidupan individu dan masyarakat yang sangat kecil orientasinya, bahkan
urusan yang lebih besar seperti pemerintahan pun telah diatur di dalam islam.

3.2 Saran
Umat islam hendaknya lebih mengenal islam dengan sebenar-benarnya,
tidak memandang ibadah dalam islam hanya sebagai cultural seperti solat dan
puasa saja, tapi berusaha meniatkan segala kegiatannya di dunia ini sebagai
ibadah hingga ia mampu berlaku baik.
Semua umat muslim hendaknya saling mengingatkan untuk pentingnya aplikasi
islam secara kaffah, serta mengenalkan bagaimana keindahan islam ketika Ia
ditegakkan.
DAFTAR PUSTAKA

Siauw, Felix Y.2010. Beyond the Inspiration.Khilafah Press. Jakarta Barat


Uwshikum wa iyyaya nafsi Dikutip dari "Pedoman Ibadah Muslim" Pusat Islam
Universiti Utara Malaysia.

Anda mungkin juga menyukai