Anda di halaman 1dari 38

PAHAM ISLAM DALAM

MUHAMMADIYAH DAN
DASAR DASAR
METODOLOGI PEMAHAMAN
ISLAM
OLEH :
1.202110380211007 RISTA CHOIRUN NISAQ
2.202110380211029 LEIDYANA WIDIYAKUSUMA
3.202110380211039 MUHAMMAD KHUSNUL IBAD
4.202110380211052 FIRZA RATRI SEKARDINI
5.202110380211023AHMADA RIVQY VIRDAUSA
POINT PAPARAN

keyakinan dasar keagamaan


Rekonstruksi islam
filsafat keterbukaan

ibadah dalam konteks makna sosial yang luas

dasar dasar pemahaman islam muhammadiyah

manhaj tarjih muhammadiyah


REKONTRUKSI ISLAM

Keyakinan Dasar Keagamaan

Muhammadiyah sebagai gerakan sosial keagamaan, keyakinan termasuk


pandangan dunia dan nilai nilai etika, dan sikap terhadap akal dalam
memahami agama dan Fungsi ajaran dasar islam dalam memberikan
prinsip prinsip pembaruan sosialnya.
• Ketika pemimpin Muhammadiya mengadopsi Islam sebagai ideologi dan inspirasi dasar gerakan ini,
mereka menegaskan bahwa Islam adalah wahyu yang diturukan oleh Tuhan kepada nabi nabi mulai
Adam sampai Muhammad dan dibukukan dalam kita kita suci seperti Zabur, Taurat , Injil, dan Al
Quran.
• Dalam pelaksanaan keyakinan ini terdapat dasar keyakinan Muhammadiyah bahwa kebenaran itu tidak
berasal dari seorang individu atau satu sumber tetapi dari banyak individu atau sumber
• Ulama Muhammadiyah berpandangan bahwa islam megandung petunjuk untuk memperoleh
kebahagiaan material dan spiritual bagi kehidupan manusia di dunia ini dan di akhirat nanti.
• Implikasi nyata disini iala bahwa Islam Sesungguhnya memperbolehkan penganutnya untuk mencari
kebahagiaan duni mereka, kebahagiaan ini dalam kenyataanya merupakan tujuan utama semua agama.
• Oleh karenanya, Ahmad Dahlan berpendapat bahwa kemiripan kemiripan dan perbedaan perbedaan itu
harus mendorong orang islam untuk mengkaji semua agama secara rasional untuk menemukan
kebenaram yang in heren dalam ajaran ajaranya
• Para pembaru Muhammadiyah berulang kali menekankan bahwa ajaran Islam
mencakup aspek akidah, akhlak dan ibadah, dan masalah masalah sosial (mu’amalah).
• Aspek Aspek ini dibagi dalam dua kategori yang berbeda yaitu yang tidak bisa
berubah dan yang bisa diubah
• Wilayah akidah, akhlak dan bentuk bentul ibadah tertentu adalah termasuk area yang
tidak bisa berubah dan tidak bisa diubah, meskipun terjadi perubahan perubahan
dalam ruang dan waktu, Tidak boleh ada penambahan atau pengurangan dalam hukum
ini
• Mu’amalah, di pihak lain, yang berhubungan dengan isu isu sosial seperti
perdagangan, pelayanan umum dan kegiatan politik adalah termasuk area yang bisa
berubah menurut waktu, ruang dan kemaslahatan umu
• Kaum pembaru berpendapat bahwa para sahabat Nabi yang hidup dan berinteaksi dengannya di
Mekah dan Madinah tidak punya masalah dalam melaksanakan Islam dalam kehidupan sehari hari.
Mereka sepenuhnya menjadikan Nabi Muhammad sebagai teladan mereka, tapi bagi mereka yang
hidup jauh dari tempat kelahiran islam dan jauh setelah meninggalnya Muhammad, situasinya
sangat lain.
• Pengaruh tradisi lokal dan kurangny apengetahuan dasar tentang iman mempengaruhi praktik
keislaman mereka.
• Kaum muslim di Indonesia pada awal abad ke 20 mengalami kesenjangan sekitar 14 abad antara
mereka dan masa hidup Muhammad
• Lebih lanjut, mereka hidup jauh dari pusat Islam, tempat dokrin Islam dirumuskan, karena faktor
ini kemungkinan kemerosotan agama sangat tinggi
• Unutk mengatasi kemerosotan ini dan untuk melaksanakan Islam dalam kehidupan
sehari hari orang islam, Muhammadiyah mengembangkan dakwah sebagai alat untuk
menyebarkan Islam dan mengarahkan kehidupan orang muslim di Hindia Belanda
berdaarkan ajaran ajaran islam.
• Karena Misi Muhammadiyah juga berkaitan dengan pengembangan wawasan tentang
islam yang lebih mendalam, lembaga dakwah menjadi elemen penting dalam
organisasi ini, dan memang benar bahwa misi gerakan ini menjelma dalam program
dakwahnya
• Misi Muhammadiyah tidak hanya terbatas pada pembaharuan keagamaan,sebagaian
besar kegiatanya sesungguhnya diarahkan untuk menumbuhkan solidaritas sosial,
yang pada giliran berikutnya memberikan inspirasi terhadap upaya upaya sosial dan
pendidikan.
• Jadi sementara purifikasi akidah dan ibadah dari pengaruh menyimpang sesungguhnya
diperlukan dan merupakan sine qua non bagi implementasi keyakinan dan ritual islam
dalam kehidupan sehari hari orang islam, namun diakui bahwa pengaruh pengaruh itu
akan hilang jika orang orang telah menguasai penetahuan agama yang cukup
PANDANGAN DUNIA MUHAMMADIYAH
Penegasan Muhammadiyah bahwa Islam tidak hanya mencakup seperangkat kewajiban seperti salat,
puasa, zakat dan haji, tapi juga bersinggungan dengan semua aspek kehidupan menyebabkan gerakan
ini menolak pendekatan terpisah pisah (tidak menyeluruh) terhadap agama dan menghindari
pembatasan islam dalam kategori atau wilayah yang sempit.
Menurut, Mas Mansoer, islam menjelaskan hikmah yang eksplisit dari tindakan tindakan tertentu dan
mendorong orang untuk belajar dari pengalaman sejarah. Islam memberi manusia kebebasan untuk
mengambil kemanfaatan dari usaha usaha dunia dan pada saat yang sama menghindari perangkap
perangkap yang menyertainya. Ini adalah prinsip dasar agama
Kecenderungan umum konsepsi Muhammadiyah tentang dunia dan urusan urusannya serta
hubungannya dengan dunia nanti, merupakan ide yang sesuai dengan semangat modernisasi yang
mempengaruhi orang islamindonesia pada abad 20
• Pemahaman dasar keagamaan gerakan ini tentang dunia melahirkan pandangan bahwa
pengetahuan dan kebahagiaan merupakan elemen elemen sosial yang penting, karena
itu ditekankan bahwa setiap muslim harus menguasai ilmu ilmu dunia sebagaimana ia
juga harus menguasai ilmu ilmu agama.
NILAI NILAI ETIKA

• Prinsip Islam yang lain yang ditekankan oleh Muhammadiyah adalah prinsip akhlak.
Prinsip ini menunjukan kualitas jiwa yang secara spontan mendorong perbuatan baik
atau buruk. Para Pemimpin Muhammadiyah memandang akhlak yang mulai sebagai
aspek penting dalam membangun karakter setiap individu
• Kualitas moral yang lain seperti amanah, kebajikan, cinta sesama, konsisten dalam
menepati janji dan keikhlasan merupakan komponen komponen penting dari etika ini
dalam pandangan muhammadiyah
• Ciri menonjol etika muhammadiyah ialah seruannya kepada setiap muslim untuk
mengabdi kepada Tuhan dan sesama umat manusia. Di dalam sebuah keluarga atau
mesyarakat setiap individu berada dalam hubungan sosial dengan tuhan dan
masyarakat manusia. Hubungan ganda ini termotivasi tanggung jawab sosialnya dan
mlalui hubungan ini diakitkan dengan keseluruhan kehidupan masyarakat
PRINSIP PRINSIP MEMAHAMI AGAMA

• Fondasi ideologis yang merupakan dasar dirumuskannya doktrin Muhammadiyah


menyatakan bahwa prinsip prinsip Islam terletak tidak pada madhab fikih maupun
hirarki keagamanaan, tetapi pada al quran dan as sunnah
• Untuk mengimplemantasikan ajaran ideal ini, menekankan pada peranan akal sebaai
alat yang penting. Secara alamiyah semua perintah hukum islam memiliki sanksi bagi
setiap individu.
FILSAFAT KETERBUKAAN

• Posisi ulama Muhammadiyah dalam memahami Islam menegaskan bahwa esensi


Islam adalah wahyu Tuhan, yang mengandung prinsip-prinsip yang mendasari
kehidupan sosial dan spiritual manusia di dunia dan akhirat.
• Mereka percaya bahwa keagamaan dan dunia merupakan aspek yang dibicarakan
dalam Ilam, atas dasar ayat Al-Quran yang menyatakan “maka carilak dengan cara
yang telah diberikan oleh Tuhanmu, untuk mencapai rumah akhirat, dan jangan lupa
nasibu didunia ini”.
• Kebenaran Islam itu terdapat dalam Al-Quran dan As-Sunah.
FILSAFAT KETERBUKAAN

• Ahmad Dahlan mengkritisi tendensi umum kaum muslim pada masanya yang
menganggap diri mereka sebagai pihak yang paling benar.
• Klaim yang seacam ini adalah keliru karena mereka bedasar pada persepsi kelompok
mereka sendiri dan penolakannya terhadap ide-ide orang lain.
• Ahmad Dahlan menegaskan bahwa sangat penting untuk belajar dari orang lain,
kerena dari mereka sebagaian kebenaran mungkin bisa diperoleh.
FILSAFAT KETERBUKAAN

• Menurut Ahmad Dahlan “yang benar dan baik harus dicari, tidak secara buta diterima,
karena yang pertama mendorong semangat aktivitas dan kreatifitas, sedangkan yang
kedua menyebabkan sikap pasif yang melahirkan kebodohan”.
• “Manusia umumnya membenci apa yang tidak mereka ketahui”. Dahlan menegaskan
bahwa ketertutupan agama itu terjadi karena kenyataan bahwa manusia dilahirkan
dalam tradisi mereka sendiri. Kaum muslim sebagai muslim, kaum kristen sebagai
kristen dan kaum yahudi sebagai yahudi.
FONDASI MUHAMMADIYAH OLEH AHMAD
DAHLAN
• Tauhid yang murni sebagai sumber kekuatan hidup yang membentuk manusia berjiwa merdeka.
• Memahami Al Quran dan As Sunnah secara mendalam, untuk mendapatkan kemudahan, kelapangan
dan keterbukaan dalam beragama.
• Melembagakan amal saleh yang fungsional dan solutif, sebagai pancaran iman yang sempurna dan
untuk merefleksikan ajaran Islam yang memberikan rahmat / kasih sayang bagi seluruh alam semesta
(rahmatan lil ‘alamin).
• Bersikap toleran, moderat dan suka bekerja sama, sehingga Muhammadiyah mudah diterima di mana-
mana.
MENURUT KUNTOWIJOYO
• Didirikannya Muhammadiyah oleh Ahmad Dahlan, dapat dianalisis sebagai lahirnya sebuah kesadaran teosentrik,
yakni kesadaran baru terhadap nilai-nilai keagamaan (Islam) yang muncul dari dalam.
• Menurut Kuntowijoyo, Ahmad Dahlan telah mewariskan dua daya hidup yang kemudian menjadi pegangan para
aktivis Muhammadiyah, yaitu teosentrisme dan aktivisme sosial.
• Dengan teosentrisme, segala sesuatu harus dikembalikan kepada Al Quran dan As Sunnah. Hal ini berarti, yang tidak
bertentangan dengan keduanya boleh diambil sekalipun berkebalikan dengan tradisi.
• Sementara dengan aktivisme sosial, Ahmad Dahlan mendirikan berbagai perhimpunan kesukarelaan (voluntary
association), mulai dari organisasi Muhammadiyah, sekolah-sekolah Muhammadiyah, majalah-majalah untuk
keperluan dakwah, dll, yang bertentangan dengan kebiasaan cara beragama orang pada waktu itu.
KETERBUKAAN AHMAD DAHLAN

• Keterbukaan dalam menerima gagasan-gagasan pembaruan Islam dari para ulama Timur Tengah.
• Keterbukaan untuk berkomunikasi dengan berbagai kalangan.
• Terbukti, merujuk pandangan A. Munir Mulkhan, Ahmad Dahlan selaku Ketua Muhammadiyah
mempunyai hubungan pergaulan yang sangat luas, sehingga donatur Muhammadiyah terdiri dari
berbagai kalangan di antaranya dari para politisi dan para birokrat, seperti pegawai kereta api dan
irigasi.
• Bahkan, Ahmad Dahlan mempunyai hubungan yang cukup baik dengan para pastur Katholik,
sebagian besar di antaranya terlibat dalam diskusi dan perdebatan teologis yang hangat.
MENURUT MUNIR MULKHAN

• Muhammadiyah mengembangkan keterbukaan, menghargai perbedaan, toleransi dan semacamnya


kepada para anggotanya melalui berbagai macam aktivitas atau forum seperti pengajian, training, dan
pertemuan pengurus-anggota di berbagai tingkatan.
• Muhammadiyah secara konsisten memposisikan dan memerankan diri sebagai organisasi gerakan
dakwah Islam yang berwawasan kemajuan (tajdid). Dalam hal ini Muhammadiyah mengembangkan
tabligh sebagai kegiatan awal terpenting organisasi.
• Muhammadiyah menanamkan nilai-nilai keadaban secara intensif seperti menghargai orang lain; serta
berpikir kritis dan konstruktif kepada masyarakat dan komunitas secara umum.
MAS MANSOER

• Islam tidak sulit dilaksanakan karena dua alasan:


 Salah satu karakteristik hukum Islam membolehkan perubahan atas dasar situasi atau
lingkungan.
 Islam tidak membatasi diri pada satu pandangan tertentu

• Prinsip relativisme dalam memahami agama melahirkan sikap yang menghargai ide-
ide lain karena diakui bahwa seseorang tidak bisa mencapai pemahaman yang
sempurna terhadap agama dengan pengetahuan yang terbatas.
AGAMA ISLAM

• Dalam salah satu Putusan Tarjih Muhammadiyah disebutkan bahwa Agama (yakni
Agama Islam yang dibawa oleh Nabi Muhammad SAW) ialah apa yang diturunkan
Allah di dalam Al-Qur’an dan yang tersebut dalam sunnah yang shahih, berupa
perintah-perintah dan larangan-larangan serta petunjuk-petunjuk untuk kebaikan
manusia di dunia dan akhirat.
DASAR PEMAHAMAN ISLAM DALAM
MUHAMMADIYAH
• Muhammadiyah dalam mengamalkan ajaran Islam berdasarkan Al-Quran dan Sunnah
Rasul. Al-Quran yaitu Kitab Allah yang diwahyukan kepada Nabi Muhammad SAW
dan Sunnah Rasul adalah penjelasan dan pelaksanaan ajaran-ajaran Al-Quran yang
diberikan oleh Nabi dengan menggunakan akal-fikiran sesuai dengan jiwa ajaran
Islam.
• Bahwa dasar mutlak untuk berhukum dalam agama Islam adalah Al-Quran dan Al-
Hadits.
• — Putusan Muktamar Tarjih pada tahun 1954/1955
ISLAM MENURUT SUDUT PANDANG
MUHAMMADIYAH
• Dalam Anggaran Dasar Muhammadiyah dinyatakan bahwa Muhammadiyah merupakan
Gerakan Islam, berasas Islam, bersumber pada Al-Qur’an dan Sunnah Nabi, yang
gerakannya melaksanakan dakwah amar ma’ruf nahi munkar dan tajdid, dengan maksud
dan tujuan menjunjung tinggi agama Islam sehinga terwujudnya masyarakat Islam yang
sebenar-benarnya. Rumusan tersebut merupakan formulasi dari esensi dan eksistensi
Muhammadiyah sebagai gerakan Islam yang bersifat pemurnian dan pembaruan. Faham
Islam dalam Muhammadiyah adalah kembali kepada Al-Qur’an dan As Sunnah. Ialah
faham Islam yang murni yang merujuk kepada sumber ajaran yang utama yaitu Al-
Qur’an dan Sunnah yang Shohihah dan Maqbulah serta berorientasi kepada kemajuan.
PEMAHAMAN ISLAM MENURUT
MUHAMMADIYAH
• 1. Hal yang menarik dari paham agama menurut Muhammadiyah selain sumber
ajarannya yang otentik (asli) karena berasal dari Allah dan dibawa oleh para Nabi-
Nya, juga menyangkut aspek ajarannya
• 2. Mengandung larangan-larangan (al-nawâhi)
3. Mengandung perintah-perintah (al-awâmir)
4. Dan juga mengandung petunjuk-petunjuk
(al-irsyâdat)
• Dengan dasar dan cara memahami agama yang seperti itu, Muhammadiyah
berpendirian bahwa ajaran Islam merupakan kesatuan ajaran yang tidak boleh dipisah-
pisahkan, dan juga meliputi aqidah, akhlak, ibadah, dan mu’amalat. Yang semuanya
bertumpu dan untuk mencerminkan kepercayaan tauhid dalam hidup dan kehidupan
manusia, dalam wujud dan bentuk hidup serta kehidupan yang semata-mata beribadah
kepada Allah dalam arti luas dan juga penuh.
Paham Islam dalam Muhammadiyah dan Dasar-dasar
Metodologi Pemahaman Islam
 MANHAJ TARJIH MUHAMMADIYAH : Frasa “manhaj tarjih” secara harfiah
berarti cara melakukan tarjih (metode melakukan istinbath).
 Tarjih dalam ilmu usul fikih: melakukan penilaian terhadap dalil-dalil syar’i yang
secara dzahir tampak saling bertentangan atau evaluasi terhadap pendapat-pendapat
(qaul) fikih untuk menentukan mana yang lebih kuat.
 Dalam lingkungan Muhammadiyah tarjih diartikan sebagai setiap aktivitas intelektual
untuk merespons permasalahan sosial dan kemanusiaan dari sudut pandang agama
Islam.
UNSUR-UNSUR DALAM MANHAJ TARJIH

• Unsur-unsur dalam Manhaj Tarjih:

1. wawasan manhaj (atau semangat/perspektif)

2. Sumber ajaran

3. Pendekatan

4. Metode (prosedur teknis).


WAWASAN MANHAJ

Wawasan paham agama, Wawasan tajdid, Wawasan toleransi, Wawasan keterbukaan,


Wawasan tidak berafiliasi mazhab tertentu.
a. Wawasan paham agama
 Putusan Tarjih mendefinisikan agama Islam yang dibawa Nabi Muhammad saw, yaitu:
Agama (yaitu agama Islam) yang dibawa oleh Nabi Muhammad saw ialah apa yang
diturunkan Allah dalam al-Qur’ an dan yang disebut dalam Sunnah yang shahihah berupa
perintah-perintah dan larangan-larangan serta petunjuk-petunjuk untuk kebaikan manusia di
dunia dan akhirat.
 Agama sebagai “suatu pengalaman imani yang terekspresikan dalam wujud amal saleh
yang dijiwai oleh “Islam”, ihsan dan syariah.
b. Wawasan tajdid
• Tajdid mempunyai dua arti:
 Dalam bidang aqidah dan ibadah berarti pemurnian, sesuai dengan Sunnah Nabi saw.
 Dalam bidang mu’malat duniawiyah, berarti mendinamisasikan kehidupan masyarakat
dengan semangat kreatif dan inovatif sesuai tuntutan zaman.
c. Wawasan toleransi
 Putusan Tarjih tidak menganggap dirinya saja yang benar, sementara yang lain tidak benar.
 Dalam “Penerangan tentang Hal Tarjih” yang dikeluarkan tahun 1936, dinyatakan,
“Keputusan tarjih mulai dari merundingkan sampai kepada menetapkan tidak ada sifat
perlawanan, yakni menentang atau menjatuhkan segala yang tidak dipilih oleh Tarjih itu.”
d. Wawasan keterbukaan
• Segala yang diputuskan oleh Tarjih dapat dikritik dalam rangka melakukan perbaikan, di mana apabila
ditemukan dalil dan argumen lebih kuat, maka Majelis Tarjih akan membahasnya dan mengoreksi dalil
dan argumentasi yang kurang kuat.

e. Wawasan tidak berafiliasi mazhab tertentu


 Muhammadiyah tidak berafiliasi kepada mazhab tertentu. Namun ini tidak berarti menafikan berbagai
pendapat fukaha yang ada.
 Pendapat-pendapat mereka itu sangat penting dan dijadikan bahan pertimbangan untuk menentukan
diktum norma/ajaran yang lebih sesuai dengan semangat di mana kita hidup.
SUMBER AJARAN

 Pasal 4 ayat (1) Anggaran Dasar Muhammadiyah: “Muhammadiyah adalah


Gerakan Islam, Dakwah Amar Makruf Nahi Munkar dan Tajdid bersumber
kepada al-Qur’an dan as-Sunnah.
 Putusan Tarjih di Jakarta tahun 2000 menegaskan: Sumber ajaran Islam adalah
al-Qur’an dan as-Sunnah al-Maqbulah
 Sumber-sumber yang mendampingi sumber pokok, seperti ijma’, qiyas,
istihsan, mashlahat mursalah, saddudz dzari’ah dan ‘urf (beberapa kalangan di
Muhammadiyah menyebutnya dengan metode bukan sumber).
PENDEKATAN

Tiga pendekatan dalam berijtihad:


a.Pendekatan bayani: merespon permasalahan dengan titik tolak nash-nash
Syari’ah (al Qur’an dan as-Sunnah).
b.Pendekatan Burhani, adalah merespons permasalahan dengan banyak
menggunakan pendekatan ilmu pengetahuan.
c.Pendekatan ‘Irfani, adalah pendekatan berdasarkan kepada upaya peningkatan
kepekaan nurani dan ketajaman intuisi batin melalui pembersihan jiwa, sehingga
keputusan tidak hanya didasarkan kecanggihan otak belaka, tetapi juga berdasar
kepekaan nurani atas petunjuk Yang Maha Tinggi.
METODE (PROSEDUR TEKNIS)

a. Asumsi metode

Metode Tarjih didasarkan kepada dua asumsi pokok, yaitu:

1) Asumsi integralistik: memandang adanya kolaborasi dan saling mendukung di antara berbagai elemen dalil guna
melahirkan suatu norma.

2) Asumsi hirarkis: anggapan bahwa norma itu berjenjang dari norma yang paling bawah hingga norma paling atas.

Jika dilihat dari atas ke bawah, maka jenjang norma itu ialah:

a) Prinsip-prinsip (nilai-nilai) dasar(‫ )القي ام األسس ية‬diambil dari nilai-nilai universal Islam seperti tauhid, akhlak karimah,
keadilan, persamaan, kebebasan, persaudaraan dsb yang bersumber kepada al Qur’an dan as-Sunnah.

b) Asas-asas al kulliyah (‫ )األسس الكلية‬yang diambil dari dua sumber pokok dan merupakan deduksi dari prinsip nilai dasar.

c) Al-Ahkam asy-Syar’iyyah, yaitu ketentuan-ketentuan Syar’i tentang suatu peristiwa hukum.


RAGAM METODE

1) Metode bayani (interpretasi), digunakan untuk menangani kasus-kasus yang sudah terdapat nas langsung
mengenainya, hanya saja nas itu bersifat masih kabur sehingga perlu diperjelas.

2) Metode ta’lili (kausasi), digunakan untuk memecahkan masalah yang tidak terdapat nash langsung mengenainya.

3) Metode sinkronisasi dikala terjadi ta’arudl (kontradiksi).

Jika terjadi ta’arudl al-adillah, diselesaikan dengan urutan cara-cara sebagai berikut:

a) Al-Jam’u wat taufiq, yakni sikap menerima semua dalil yang walaupun zahirnya ta‘ārud. Sedangkan pada dataran
pelaksanaan diberi kebebasan untuk memilihnya (takhyīr).

b) At-Tarjih, yakni memilih dalil yang lebih kuat untuk diamalkan dan meninggalkan dalil yang lemah.

c) An-Naskh, yakni mengamalkan dalil yang munculnya lebih akhir.

d) At-Tawaqquf, yakni menghentikan penelitian terhadap dalil yang dipakai dengan cara mencari dalil baru.
PERUBAHAN HUKUM

 Kaidah menyatakan: ‫ال ينكر تغير األحكام بتغير األزمنة واألمكنة‬


• (Tidak diingkari perubahan hukum karena perubahan zaman, tempat dan keadaan).
 Perubahan hukum dapat terjadi dengan memenuhi 4 syarat:
1. Adanya tuntutan mashlahat untuk berubah
2. Hukum itu tidak mengenai ibadah mahdlah, melainkan di luar ibadah mahdlah
3. Hukum itu tidak bersifat qath’i
4. Perubahan hukum juga harus berdasarkan dalil syar’i.
REFERENSI :

• 1. KH Ahmad Azhar Basyir. Mekanisme Ijtihad di Kalangan Muhammadiyah. (SM


No. 19/Th ke-67/1987).

2. Dr. H. Haedar Nashir, M.Si. Memahami Islam dalam Muhammadiyah.

3. Putusan Muktamar Tarjih pada tahun 1954/1955


• 4. Anwar, Syamsul. Manhaj Tarjih Muhammadiyah. Yogyakarta: Panitia Munas Tarjih
Muhammadiyah XXX, 2018.

Anda mungkin juga menyukai