Anda di halaman 1dari 28

LAPORAN KEGIATAN

DINAMIKA ORGANISASI PERIODE 2015-2020

PIMPINAN DAERAH MUHAMMADIYAH


KABUPATEN PESAWARAN
Sekretariat : Komplek Perguruan Muhammadiyah Jalan Raya
Kedondong Gedongtataan Email. pdmpesawaran69@gmail.com
Kode POS 35371 Hp. 08127966071
LAPORAN KEGIATAN
PIMPINAN DAERAH MUHAMMADIYAH
KABUPATEN PESAWARAN
PERIODE 2015-2020

A. PENDAHULUAN
Dakwah sebagai gerakan dalam rangka Islamisasi di seantero muka bumi,
secara teologis merupakan kewajiban setiap muslim untuk melaksanakannya.
Karena tanggung jawab dan konsekuensi dari seorang yang telah berislam
adalah menyebarkannya. Prosesnya tentu memanfaatkan
potensi sumberdaya yang dimiliki masing-masing dari muslim.
Pelaksanaannya bisa dengan perbuatan, lisan, tulisan maupun dengan hati.

Dia harus terkonstruksi dalam seluruh dimensi kehidupan muslim, suatu


filosofi yang mengarahkan segala dinamika kehidupan bahkan menjadi
bagian dari ideologi yang mewarnai dan mendasari segala pikiran dan
langkah dalam mengarungi kehidupan.
Di Indonesia gerakan dakwah identik dengan ideologi masing masing
ormas Islam, berkaitan dengan ideologi di Indonesia dapat dikategorikan ke
dalam tiga macam, yaitu: Islam fundamental, Islam moderat, dan Islam liberal.
Islam fundamental beranggapan bahwa Agama Islam sudah sempurna tanpa
ada penambahan-penambahan hal baru lagi yang tidak ada dalam al-quran
dan hadist, mereka menamakan hal baru tersebut dengan Bid’ah. Islam
moderat adalah Islam yang memperhatikan nilai toleransi dalam
keberagaman, toleransi antara budaya lokal dengan syariat Islam. Islam
liberal adalah islam ke-kirian yaitu pemahaman islam yang didasarkan atas
realitas logika manusia dan juga berangggapan bahwa semua agama adalah
benar.

Salah satu ormas Islam adalah Muhammadiyah, ormas Islam yang didirikan
oleh K.H Ahmad Dahlan pada tanggal 18 november 1912 M/ 8 dzulhijjah
1330 di Yogyakarta merupakan ormas Islam tertua di Indonesia. Menurut
Haedar Nashir, Muhammadiyah sebagai sebuah gerakan keagamaan
memiliki dua arah (orientasi) sekaligus. Pertama, Muhammadiyah sebagai
gerakan keagamaan mengarahkan diri pada pemahaman Islam murni (tanzih:
purifikasi) sehingga kita lebih akrab ketika mendengar jargon “kembali pada
al-Quran dan Hadist”. Kedua, Muhammadiyah mengarahkan gerakannya
pada perubahan-perubahan dalam konteks Horizontal (hablun min an-
nas). Terutama dengan hal-hal yang bernuansa kedunawian dengan
optimalisasi peran tajdid-nya disegala bidang kehidupan. Kedua orientasi
tersebut memiliki karakter serta wilayah garapan yang berbeda. Konteks
purifikasi lebih memfokuskan diri pada persoalan-persoalan mahdlah,
sementara, tajdid cenderung menggarap persoalan-persoalan yang masih
terbuka kemungkinan untuk melakukan ijtihad. Sederhananya, purifikasi lebih
menggarap persoalan-persoalan dalam konteks hablun min
Allah. Sedangkan, tajdid menggarap persoalan-persoalan dalam
konteks hablun min an-Nas.
Dalam perjalanan sejarahnya, Muhammadiyah mengalami ketimpangan
orientasi dengan hanya terfokus pada satu arah semata, yaitu purifikasi.
Ketimpangan tersebut terkadang justru menyebabkan Muhammadiyah sering
dipandang “ke-kanan-kanan-an” yang sejatinya sangat dekat dengan arti
gerakan fundamentalis. Kemudian memunculkan kesan bahwa persyarikatan
seolah memiliki corak keagamaan yang keras, sinis, dan anti terhadap
lokalitas. Dalam hal ini, Muhammadiyah sudah terlanjur sering
mengatakan“syirik”, “takhayul”, “bid’ah”,dan “khurafat” (TBC) untuk segala
jenis perbuatan yang tidak senafas dengan ajaran Islam murni, termasuk
budaya lokal yang sudah menjadi tradisi turun-temurun.

Melalui serangkaian langkah yang telah diatur secara tepat dan


akutrat, syiar Islam diharapkan dapat berjalan sesuai dengan sasaran.
Meskipun dakwah kultural Muhammadiyah menggunakan medium lokalitas,
namun orientasi purifikasi tetap menjadi tujuan utama. Praktek kongkritnya
seorang da’i dapat mengambil sebuah contoh tentang bentuk budaya
setempat seperti: Wayang. Dalam seni pertunjukan wayang, seorang da’i
harus memahami seluk beluk budaya tersebut. Di manakah letak signifikansi
wayang dengan ajaran-ajaran Islam, atau sebaliknya. Memahami seluk beluk
tradisi merupakan modal utama seorang dalam membersihkan unsure-unsur
penyelewengan yang tidak sesuai dengan ajaran Islam, setelah kondisi
psikologis umat berhasil dipahami, selanjutnya menjadi lebih mudah untuk
merubah bentuk-bentuk budaya warisan Agama lain agar lebih Islami pada
titik inilah, konsep dakwah kultural Muhammadiyah yang dimaksudkan.
Dakwah kultural merupakan sebuah konsep dakwah yang mencoba
mengIslamkan kultur lokal secara bertahap dan terencana.

Kendati persyarikatan menggunakan metode kultural sebagai dakwah,


namun terdapat perbedaaan mendasar anatara dakwah kultural yang digagas
Muhammadiyah dengan model yang dignakan oleh kalangan Nahdlatul
Ulama. Dalam konteks dakwah kultural, meskipun melibatkan lokalitas
sebagai medium dakwah, namun tetap berorientasi pada purifikasi(tanzih).
Sedangkan metode dakwah yang dijalankan kalanganNahdliyin cenderung
bernuansa sinkretis, yakni meleburkan diri dalam lokalitas dengan tanpa
berorientasi pada aspek pemurnian. Dengan demikian, karakter keIslaman
versi Nahdliyin cenderung sinkretis, sedangkan
keIslaman ala Muhammadiyah tetap berorientasi pada purifikasi. Namun
agenda dakwah kultural Muhammadiyah belum sepenuhnya berhasil,
Muhammadiyah lebih sering dianggap fundamental karena orientasi
pemurnian islam yang lebih banyak terlihat.

Berangkat dari kegelisahan diri. Melihat kebodohan, keterbelakangan,


kemiskinan dan keterhinaan yang dialami warga pribumi di Yogyakarta.
Kiyai Dahlan Bergerak. Meratapi pengrusakan tauhid melalui tahayul, bid’ah
dan churafat serta perbagai penyelewengan ajaran Islam serta Kristenisasi.
Kiyai Dahlan Bergerak. Menatap feodalisme Kiyai, taglidifikasi umat Islam
Jawa, Kiayi Dahlan pun, Bergerak dan melawan.

Orientasi gerakan Muhammadiyah, yang di inisiasi oleh Kiyai Dahlan


adalah “Keadilan Sosial”, melalui kepedulian sosial tinggi yang ditunjukkan
oleh Kiyai Dahlan. Jauh sebelum ilmuaan dan para cendikiawan masa kini
berkoar tentang gerakan Islam Transformatif, yang membebaskan dan
mampu mewujudkan keadilan sosial. Kiyai Dahlan mampu melahirkan
pemikiran dan gerakan Islam yang mampu menjawab permasalahan sosial
sesungguhnya, yang dimasanya dianggap aneh dan kufur, karena
mengancam eksitensi kelompok tertentu_penjajah maupun kelompok ulama
yang feodal.

Menjawab permasalahan kebodohan, keterbelakangan yang pada


akhirnya melahirkan kemiskinan, Kiyai Dahlan mengintensifikasikan
gerakan pendidikan. Lahirlah sekolah- sekolah Muhammadiyah yang selain
mengajarkan ilmu agama juga mengajarkan ilmu pengetahuan umum.
Gerakan anti kemiskinan lainnya, pun tercetus melalui pengajian-pengajian
intensif yang langsung dibina oleh Kiyai Dahlan. Cerita tentang pembahasan
Surat Al Maun yang terus menerus diajarkan oleh Kiyai Dahlan pada santri-
santrinya, sangat populer di kuping simpatisan, aktivis dan kader
Muhammadiyah. Pengajian tentang surat Al Maun ini, yang melatarbelakangi
lahirnya lembaga-lembaga altruistic (sosial) milik Muhammadiyah, seperti
Panti Asuhan, Panti Jompo, dan Rumah Sakit.
Generasi awal Muhammadiyah mulai KH. Ahmad Dahlan, KH. Ibrahim,
KH. Hisyam, Haji Muhtar, Haji Muhammad Suj’a, Haji Fakhrudin, R.H.
Hadjid. Maupun mantan-mantan Ketua Pengurus Besar (PB)
Muhammadiyah seperti Ki Bagoes Hadikoesumo (1942-1953), KH. Ahmad
Badawi (1962-1968) yang cemerlang telah membangun pondasi kuat bagi
pergerakan Muhammadiyah selanjutnya. MKCHM, Keperibadian
Muhammadiyah, Khittah Perjuangan, Muqadimmah Anggaran Dasar
merupakan panduan bagi seluruh kader pergerakan untuk melanjutkan
perjuangan Muhammadiyah kini dan nanti.
Generasi dulu, atau Muhammadiyah Al awalun mampu
mentransformasikan pemahaman ke-Islaman-nya dalam sebuah
pergerakan sosial yang massal, untuk mencapai keadilan sosial bagi seluruh
umat Islam di Indonesia, yakni masyarakat utama. Dengan semangat ikhlas,
tanpa pamrih, dijiwai oleh dakwah amar ma’ruf nahi munkar dan Tajdid.
II. PROGRAM KERJA TAHUN 2015 – 2020

Program Pimpinan Muhammadiyah Kabupaten Pesawaran 2015-2020


merupakan penjabaran dan pemfokusan program jangka panjang untuk lima
tahun. Dengan demikian, Program Muhammadiyah 2015-2020 disesuaikan
dengan penahapan program sebagaimana dicantumkan dalam program
jangka pendek, menengah dan panjang sesuai dengan masalah, konteks dan
visi pengembangan yang akan dicapai pada periode tersebut.

Pada program lima tahunan sebagaimana program jangka panjang


ditetapkam dua aspek yaitu visi pengembangan dan program
pengembangan. Visi pengembangan adalah kondisi atau keadaan yang ingin
diwujudkan sebagai tujuan khusus dari setiap program Muhammadiyah.
Adapun program pengembangan yakni rencana kegiatan yang akan
dilaksanakan melalui jenis-jenis kegiatan dari program Muhammadiyah
tersebut. melalui program pengembangan terjadi proses kesinambungan dan
penekanan atau pemfokusan sesuai dengan target yang ingin dicapai.

Program Muhammadiyah dikategorisasikan kedalam dua aspek yaitu


program umum dan program perbidang. Program umum merupakan
rangkaian kegiatan yang bersifat lintas aspek dan lintas Majelis/Lembaga
yang koordinasinya langsung oleh Persyarikatan atau Majelis/lembaga
tertentu atau badan lain yang dimandati Pimpinan Persyarikatan untuk
menjadi koordinator dalam pelaksanaan program tersebut. Adapun program
perbidang merupakan rencana kegiatan yang bersifat aspek tertentu yang
pelaksanaanya dibawah Majelis/Lembaga tertentu.

Dalam kerangka kebijakan program jangka panjang disebutkan bahwa


kebijakan program Muhammadiyah pada (2015-2020) difocuskan pada tahap
pengembangan visi atau tujuan jangka menengah sebagai berikut :
(1) Terciptanya transformasi (perubahan cepat kearah kemajuan) sistem
organisasi dan jaringan yang maju, profesional dan modern;
(2) Berkembangnya system gerakan dan amal usaha yang berkualitas utama
dan mandiri bagi terciptanya kondisi dan faktor-faktor pendukung terwujudnya
masyarakat Islam yang sebenar-benarnya; serta
(3) Berkembangnya peran strategis Muhammadiyah dalam kehidupan umat,
bangs dan dinamika global.

Dalam penentuan program lima tahun kedepan dipertimbangkan konteks


kondisi dan permasalahan yang berkembang dan dihadapi Muhammadiyah
sebagi salah satu yang menjadi pijakan. Dalam lima tahun terakhir diakui
adanya masalah dilingkungan internal maupun eksternal yang mendorong
Pimpinan Muhammadiyah Kabupaten Pesawaran melakukan sejumlah
kebijakan yang diantaranya memerlukan kelanjutan seperti gerakan jihad
konstitusi, pengembangan unit-unit bisnis, perluasan amal usaha dan
langkah-langkah terobosan lainya. Perkembangan sosial politik, sosial
ekonomi dan sosial budaya dalam kehidupan nasional maupun global yang
semakin kompleks dan dinamis menuntut Muhammadiyah melakukan
konsolidasi dan reaktualisasi peran gerakannya. Demikian halnya dengan
pengembangan orientasi hidup masyarakat yang semakin terbuka, bebas dan
menunjukkan banyak kecenderungan perilaku sosial heterogen mendorong
Muhammadiyah untuk merumuskan pandangan dan langkah antisipatif,
responsif dan soluti. Lebih jauh dengan semakin dinamisnya perkembangan
kehidupan diranah lokal, nasional dan global dalam berbagai aspeknya yang
bersifat kontemporer dan sangat kompleks menuntut Muhammadiyah untuk
menyusun program-program yang mampu mengantisipasi dan memberikan
jawaban aktual sejalan misi utama dakwah dan tjdid dalam gerakannya.

Dalam lima tahun terakhir terdapat perkembangan positif dalam usaha-usaha


memajukan gerakan Muhammadiyah yang ditandai oleh sejumlah terobosan
amal usaha, program dan kegiatan yanng disebut "model praksis gerakan".
Model praksis gerakan merupakan iktiar mempertajam dan mengembangkan
berbagai usaha (amal usaha, program, dan kegiatan) kearah yang lebih baik,
berkualitas, dan berkeunggulan sehingga menjadi model yang dapat
diresplikasi diseluruh lingkungan Muhammadiyah sesuai dengan kapasitas
dan kreasi setempat. Model praksis gerakan dalam bentuk program unggulan
atau program yang direvitalisasikan diharapkan mempunyai dampak strategis
bagi kemajuan Muhammadiyah pad setiap bidang dan tingkatan pimpinan
Persyarikatan sesuai dengan kapaitas dan kreasi masing-masing dalam satu
kesatuan gerakan.

Dalam kaitan dengan gerakan pencerahan yang menjadi komitmen


Muhammadiyah sebagaimana terkandung dalam Pernyataan Pikiran
Muhammadiyah Abad Kedua, pengembangan "Model Praksis Gerakan"
secara umum dapat memperkuat proses pengembangan strategi dari
revitalisasi menuju transformasi, yakni berkembangnya program dab langkah-
langkah strategis Muhammadiyah yang bersifat membebaskan,
membedayakan dan memajukan. Ketiga proses tersebut merupakan
perwujudan dari gerakan pencerahan Muhammadiyah untuk kemajuan umat,
bangsa dan dunia kemanusiaan universal.

Dalam menghadapi gerakan-gerakan lain perkembangan "Model Praksis


Gerakan" dapat meningkatkan keunggulan komparasi dan kompetisi
Muhammadiyah secara objectif dan elegan. Kini makin berkembang berbagai
usaha dan kegiatan di berbagai bidang seperti lembaga pendidikan,
kesehatan, pelayanan sosial, pemberdayaan ekonomi dan model-model
dakwah atau misi gerakan lain yang lebih majudan diminati masyarakat luas.
Banyak hal yang dulu dipelopori Muhammadiyah kini dikembangkan pihak lain
yang boleh jadi jauh lebih baik dan kompetitif. Jika kecenderungan tersebut
tidak diantisipasi an dihadapi Muhammadiyah dengan usaha-usaha kreatif,
inovatif dan alternatif yang lebih unggul atau kompetitif maka pelan tapi pasti
Muhammadiyah akan ketinggalan dan tidak tertutup kemungkinan
ditinggalkan masyarakat.
Semangat kemandirian yang kini digelorakan dapat dijadikan momentum
untuk menyukseskan model-model praksis gerakan diseluruh tingkatan
pimpinan. Kemandirian harus ditujukan pada penguatan pilar-pilar sistem
gerakan, organisasi dan kepemimpinan, jaringan, sumber daya, serta aksi
dan pelayanan yang benar-benar optimal, unggul dan berdampak langsung
atau dapat dibuktikan keberhasilanya bagi kemajuan Muhammadiyah.
Kemandirian harus ditunjukkan dengan mengerahkan segala kemampuan
dalam melakukan kerja-kerja kongkrit dan strategis yang membangkitkan
kekuatan "indigeneous" (kekuatan dari dalam) atau "inner dynamics"
(dinamika inti) yangn selam ini dimilki Muhammadiyah untuk melahirkan
gelombang besar bagi perubahan dan kemajuan Muhammadiyah.
Kamandirian juga dapat dioptimalkan denan menggalang jaringan, sinergi
dan kerjasama dengan semua pihak baik didalam maupun keluar lingkungan
Persyarikatan termasuk pemerintah disetiap tingkatan dengan sikap cerdas,
arif dan bermartabat sesuai Kepribadian Muhammadiyah.

Dalam memobilisasi potensi dan mensuksekan " Model Praksis Gerakan"


peran pimpinan sangat menentukan. Segenap anggota pimpinan diseluruh
tingkatan harus mengerahkan segenap kemampuan disertai komitemen,
kebersamaan, konsistensi dan pengkhidmatan yang tinggi dalam
mensukseskanya. Ukuran aktif dan keberhasilan kepemimpinan justru
terletak pada pencapaian optimal amanah Muktamar, termasuk dalam
melaksanakan program dan pengembangan "Model Praksis Gerakan".
Seluruh ihktiar, kemampuan dan daya dukung dikerahkan secara optimal
untuk melaksanakan program dan menjalankan amanat Muktamar. Dengan
demikian fungsi kepemimpinan disetiap tingkatan benar-benar bekerja nyata
dan bergerak nyata secara sejalan dengan komitmen dalam menunanikan
amanah sebagai wujud keikhlasan dan pengkhidamatan yang selama ini
menjadi spirit dan etos kerja dalam memimpin Muhammadiyah.
Berdasar pada dasar kebijakan, pemikiran dan pengalaman gerakan tersebut
maka Muhammadiyah menyusun kerangka program periode 2015-2020.
Dalam periode lima tahun kedepan sebagaimana pada periode 2010-2015
program perbidang mengalami perubahan atau pengembangan, sehingga
jenis program perbidang tidak persis sama denan bidang-biang program
jangka panjang.

TUJUAN
Terciptanya transformasi (perubahan cepat kearah kemajuan) sistem
organiasi dan jaringan yang maju, profesional dan modern.
1. Berkembangnya sistem gerakan dan amal usaha yang berkualitas
utama dan mandiri bagi terciptanya kondisi dan faktor-faktor
pendukung terwujudnya masyarakat Islam yang sebenar-benarnya.
2. Berkembangnya peran strategis Muhammadiyah dalam kehidupan
umat, bangsa dan dinamika global

PRIORITAS PENGEMBANGAN
Pada periode lima tahun (2015-2020) beberapa program dijadikan
sebagai prioritas, sebagai program pengembangan sebagai bagian dari
strategi pengembangan untuk mencapai visi Muhammadiyah 2020, yakni
sebagai berikut :
1. Pengembangan kuantitas dan kualitas Cabang-Ranting sebagai basis
penguatan, pemberdayaan dan perluasan gerakan Muhammadiyah di
akar rumput sebagai bagian penting dan strategis dalam
mengembangkan kekuatan civil Islam (masyarakat madani, civil
society) di masyarakat.
2. Pengembangan sistem gerakan yang ditekankan pada pengayaan
dan penyebarluasan ideologi dan pemikiran yang menjadi basis bagi
pengembangan nilai-nilai keagamaan, intelektual dan praksis gerakan
yang bersifat pembaruan sebagai bagian penting dan strategis bagi
pengembangan tajdid Muhammadiyah untuk pencerahan masyarakat.
3. Pengembangan kualitas sumberdaya manusia anggota dan kader
Pimpinan Daerah Muhammadiyah Kabupaten Pesawaran Sebagai
pelaku gerakan yang mampu mendinamisasi dan memperluas peran
strategis Muhammadiyah dalam dinamika kehidupan umat, bangsa
dan percaturan global.
4. Pengembangan amal usaha Muhammadiyah yang unggul dengan
mengintensifkan dan memperluas program ekonomi, Pemberdayaan
masyarakat dan gerakan jama'ah sebagai basis kemandirian dan
kekuatan strategi Muhammadiyah.
5. Pengembangan model gerakan pencerahan Muhammadiyah ke
dalam program berbasis komunitas yang bersifat membebaskan,
memberdayakan dan memajukan bagi kehidupan umat, bangsa dan
kemausiaan universal.
6. Pengembangan peran strategis Muhammadiyah dalam kehidupan
bangsa dan negara serta percaturan global yang berbasis pada
prinsip, kepribadian, kemandirian, keseimbangan dan kemaslahatan
sesuai misi utama Muhammadiyah.

PENGEMBANGAN

Pimpinan Daerah Muhammadiyah Kabupaten Pesawaran Dalam


menyusun program periode 2015-2020 ditetapkan ciri pengembangan yang
mengandung aspek-aspek yang penting, strategis dan memiliki pengaruh
yang luas dan diwujudkan secara terukur dalam gerakan Muhammadiyah.
Ciri pengembangan tersebut harus tercermin dalam setiap program, baik
program umum maupun perbidang, yang penjabarannya disusun dalam
kerangka kebijakan program dalam bentuk kegiatan-kegiatan yaang
dapat diukur keberhasilannya. Adapun ciri-ciri pengembangan program
Muhammadiyah tersebut adalah sebagai berikut :
1. SISTEM GERAKAN
Hal yang berkaitan dengan aspek-aspek nilai, konsep dan pemikiran
yang berkaitan dengan hal-hal mendasar dalam Gerakan
Muhammadiyah.
1. Berkembangnya sistem gerakan Muhammadiyah yang maju,
profesional, modern dan mencerahkan.
2. Berkembangnya sistem gerakan Muhammadiyah yang dilandasi
keikhlasan, komitmen, militansi dan kebersamaan dari seluruh
anggotanya.
3. Berkembangnya pemahaman dan aktualisasi ideologi serta visi
gerakan Muhammadiyah dalam seluruh struktur Persyarikatan.

2. ORGANISASI DAN KEPEMIMPINAN


Hal yang berkaitan dengan kelembagaan dan kekuatan penggerak
dalam
Muhammadiyah :
1. Berkembangnya sistem manajemen organisasi Muhammadiyah yang
dinamis dan produktif.
2. Berkembangnya sistem kepemimpinan kolektif-kolegial yang
transformatif yang mampu me mberikan keteladanan, memobilisasi
potensi, memproyeksikan masa depan.
3. Berkembangnya dinamika organisasi dan kepemimpinan daerah,
Cabang dan Ranting sebagai basis gerakan di tingkat bawah.
4. Berkembangnya fungsi organisasi yang bercorak gerakan yang
intensif antara lain yang berasas potensial, responif dan
desentralisasi sejalan dengan prinsip gerakan Muhammadiyah yang
bersifat kesatuan (Persyarikatan).
3. JARINGAN
Hal yang berkaitan dengan hubungan internal dan eksternal
Muhammadiyah :
1. Berkembangnya peran dan jaringan keumatan, kebangsaan dan
kemanusiaan universal sejalan dengan prinsip, misi, kapasitas dan
kepentingan Persyarikatan.
2. Berkembang dan meluasnya jaringan amal usaha, kegiatan dan
perangkat Persyarikatan yang bersifat sinergitas dan dinamis.

4. SUMBERDAYA
Hal yang berkaitan dengan aspek pendukung dan pelaku gerakan
Muhammadiyah.
1. Berkembangnya pembinaan, pengembangan dan pemberdayaan
anggota Muhammadiyah sebagai subjek gerakan .
2. Berkembangnya sistem kaderisasi dan regenerasi dalam
Muhammadiyah secara konsisten, dinamis dan berkelanjutan.
3. Berkembangnya jumlah simpatisan sebagai basis rekruitmen anggota
Muhammadiyah.
4. Berkembangnya sistem pengelolaan sumber-sumber dana, harta
kekayaan dan aset Persyarikatan secara transparan, akuntabel dan
bertatakelola baik sesuai prinsip dan ketentuan Persyarikatan.

5. AKSI DAN PELAYANAN


Hal yang berkaitan dengan aktivitas secara langsung dan dapat dinikmati
hasilnya oleh anggota Muhammadiyah dan masyarakat luas.
1. Berkembangnya kualitas, sinergitas dan perluasan amal usaha,
program dan kegiatan Muhammadiyah yang mampu memperkuat
kemandirian Persyarikatan.
2. Berkembangnya pelayanan publik melalui amal usaha, program dan
kegiatan Muhammadiyah yang berkualitas.
3. Berkembangnya praksis dan fungsi advokasi yang bersifat
membebaskan, memberdayakan dan memajukan kehidupan
masyarakat dalam gerakan Muhammadiyah.
4. Berkembangnya pelayanan publik melalui amal usaha, program dan
kegiatan Muhammadiyah yang berkualitas unggul.
III. PELAKSANAAN PROGRAM KERJA PDM PESAWARAN

LAPORAN REALISASI PROGRAM KERJA PDM PESAWARAN

NO PROGRAM TERLAKSANA KETERANGA


SUDAH BELUM N
1 Prioritas Program Pewngembangan
Pengembangan kuantitas dan √ Belum
kualitas Cabang-Ranting terlaksana
semua masih
sebagai basis penguatan, dalam proses
pemberdayaan dan perluasan pengembanga
gerakan Muhammadiyah di akar n selanjutnya
rumput sebagai bagian penting
dan strategis dalam
mengembangkan kekuatan civil
Islam (masyarakat madani, civil
society) di masyarakat.
Pengembangan sistem gerakan √ Dalam
yang ditekankan pada pelaksanaany
a masih
pengayaan dan penyebarluasan banyak
ideologi dan pemikiran yang kendala
menjadi basis bagi
pengembangan nilai-nilai
keagamaan, intelektual dan
praksis gerakan yang bersifat
pembaruan sebagai bagian
penting dan strategis bagi
pengembangan tajdid
Muhammadiyah untuk
pencerahan masyarakat.
Pengembangan kualitas √
sumberdaya anggota dan kader
sebagai pelakugerakan yang
mampu mendinamisasi dan
memperluas peran strategis
Muhammadiyah dalam dinamika
kehidupan umat, bangsa dan
percaturan global.
Pengembangan amal usaha dan √ Sedang
praksis sosial Muhammadiyah proses
pembenahan
yang unggul dengan amal Usaha
mengintensifkan dan
memperluas program ekonomi,
pemberdayaan masyarakat dan
gerakan jama'ah sebagai basis
kemandirian dan kekuatan
strategi Muhammadiyah.
Pengembangan model gerakan √ Belu
pencerahan Muhammadiyah ke sepenuhnya
berjalan
dalam program berbasis
komunitas yang bersifat
membebaskan, memberdayakan
dan memajukan bagi kehidupan
umat, bangsa dan kemausiaan
universal.
Pengembangan peran strategis √ Perlu
Muhammadiyah dalam peningkatan
dalam
kehidupan bangsa dan negara pelaksanaan
serta percaturan global yang
berbasis pada prinsip,
kepribadian, kemandirian,
keseimbangan dan
kemaslahatan sesuai misi utama
Muhammadiyah

2 PENGEMBANGAN

1. Berkembangnya sistem √ Masih perlu


gerakan Muhammadiyah adanya
penyempurnaa
yang maju, profesional, n dalam
modern dan pelaksanaany
mencerahkan. a agar lebih
2. Berkembangnya sistem konkrit
gerakan Muhammadiyah
yang dilandasi
keikhlasan, komitmen,
militansi dan
kebersamaan dari seluruh
anggotanya.
3. Berkembangnya
pemahaman dan
aktualisasi ideologi serta
visi gerakan
Muhammadiyah dalam
seluruh struktur
Persyarikatan.

3 ORGANISASI DAN
KEPEMIMPINAN
o Berkembangnya sistem √ Pada poin 1 dan
4 perlu adanya
manajemen organisasi evaluasi lagi
Muhammadiyah yang dinamis dalam
implemntasinya
dan produktif.
o Berkembangnya sistem
kepemimpinan kolektif-
kolegial yang transformatif
yang mampu me mberikan
keteladanan, memobilisasi
potensi, memproyeksikan
masa depan,
mengagendakan perubahan
dan menggerakkan kegiatan
diseluruh lini Persyarikatan.
o Berkembangnya dinamika
organisasi dan kepemimpinan
daerah, Cabang dan Ranting
sebagai basis gerakan di
tingkat bawah.
o Berkembangnya fungsi
organisasi yang bercorak
gerakan antara lain yang
berasas potensial, responif
dan desentralisasi sejalan
dengan prinsip gerakan
Muhammadiyah yang bersifat
kesatuan (Persyarikatan).

4 JARINGAN
1. Berkembangnya peran √
dan jaringan keumatan,
kebangsaan dan
kemanusiaan universal
sejalan dengan prinsip,
misi, kapasitas dan
kepentingan
Persyarikatan.
2. Berkembang dan
meluasnya jaringan amal
usaha, kegiatan dan
perangkat Persyarikatan
yang bersifat sinergitas
dan dinamis.
3. Menguatnya hubungan
dan kerjasama
internasional sesuai
dengan prinsip, misi,
kapasitas dan
kepentingan
Persyarikatan.

5 SUMBERDAYA
1. Berkembangnya √ Sudah mulai
pembinaan, dilaksanakan
untuk
pengembangan dan mencapai
pemberdayaan anggota program ini
Muhammadiyah sebagai
subjek gerakan secara
konsisten, dinamis dan
berkelanjutan.
2. Berkembangnya sistem
kaderisasi dan regenerasi
dalam Muhammadiyah
secara konsisten, dinamis
dan berkelanjutan.
3. Berkembangnya jumlah
simpatisan sebagai basis
rekruitmen anggota
Muhammadiyah.
4. Berkembangnya sistem
pengelolaan sumber-
sumber dana, harta
kekayaan dan aset
Persyarikatan secara
transparan, akuntabel dan
bertatakelola baik sesuai
prinsip dan ketentuan
Persyarikatan.

6 AKSI DAN PELAYANAN


1. Berkembangnya kualitas, √ Sedang
sinergitas dan perluasan dilaksanakan
mengupayaka
amal usaha, program dan n Amal Usaha
kegiatan Muhammadiyah Untuk dapat
yang berkeunggulan dan bertahan dan
mampu memperkuat bersaing
kemandirian dalam dunia
pendidikan
Persyarikatan.
2. Berkembangnya
pelayanan publik melalui
amal usaha, program dan
kegiatan Muhammadiyah
yang berkualitas unggul.
3. Berkembangnya praksis
dan fungsi advokasi yang
bersifat membebaskan,
memberdayakan dan
memajukan kehidupan
masyarakat dalam
gerakan Muhammadiyah
4. Berkembangnya
pelayanan publik melalui
amal usaha, program dan
kegiatan Muhammadiyah
yang berkualitas unggul.
V. KENDALA-KENDALA

Perjuangan menghidupkan dakwah Islam tidaklah mudah, banyak jalan yang


berliku dan penuh tantangan, penulis memilih tema ini karena menumbuhkan
kesadaran untuk dakwah harus dimulai dari sekarang dan dilanjutkan dengan
aksi sabagai perwujudan iman yang tidak hanya terpatri dalam hati tetapi juga
dalam amal perbuatan. Karena Islam adalah din al-‘amal. Islam sebagai
agama amal . Inilah yang menjadi terobosan Muhammadiyah dalam
berdakwah. Kyai Dahlan mendahulukan beramal, mendirikan musholla,
madrasah, dan mengadakan pengajian-pengajian, dakwah, membela dengan
harta dan jiwa untuk menegakkan agama Islam. Kemudian setelah beramal
terus memberi keterangan-keterangan lisan tentang kewajiban kita kepada
Islam.
Seiring gerak Muhammadiyah telah lama membina umat selama lebih dari
satu abad, dan Muhammadiyah banyak berperan dalam dakwah serta
pembangunan bangsa ini. Semakin banyak lahan dakwah Muhammadiyah
maka akan semakin banyak tantangan dakwah yang dihadapi baik bersifat
lokal maupun internasional. Persyarikatan ini juga dikenal banyak memiliki
amal usaha dalam berbagai bidang, seperti pendidikan dari tingkat taman
kanak-kanak sampai perguruan tinggi, bidang perekonomian seperti koperasi
dan BMT, bidang kesehatan dengan berdirinya Rumah Sakit Muhammadiyah,
Pusat Kesehatan Umum (PKU), dan Balai Pengobatan. Balai Pengobatan
yang terbesar berada di Lamongan, Jatim. Dan banyak amal usaha lain yang
dikembangkan Muhammadiyah. Berikut adalah Kendala-kendala PDM
Pesawaran :
Pertama, kendala sumber daya nilai, yaitu melemahnya etos gerakan. Etos
gerakan Muhammadiyah yang melatari kelahirannya seabad yang lalu, yaitu
etos al-maun (melayani dan memberi yang berguna) dan fastabiqul khoirat
(bersaing untuk keunggulan), dan al ghirrah ‘ala al-din (bersemangat tinggi
menegakkan agama) melentur dan mengendur di kalangan pegiat gerakan.
Walaupun etos-etos ini masih terpelihara, namun aktualisasinya tidak lagi
sedasyat pada dasawarsa-dasawarsa awal Muhammadiyah. Kecenderungan
meminta dan dilayani sudah mulai merajalela, begitu pula semangat dan daya
juang untuk menciptakan kemajuan dan keunggulan sudah mulai berkurang.
Kedua, kendala sumber daya material. Melemahnya sumber daya ini
diakibatkan oleh berurangnya jumlah penguasaha atau wiraswastawan yang
dimilki atau berafilasi dengan Muhammadiyah. Sebagai akibat runtuhnya
ekonomi umat Islam dan robohnya “kedai kaum santri” sejak masa Orde Baru,
Muhammadiyah mengalami defisit logistik yang berarti. Pembangunan
ekonomi kapitalistik yang kurang memberi peluang pada kaum santri telah
membawa dampak sistemik terhadap perekonimian umat Islam. Bersamaan
dengan itu, pergeseran basis dukungan dengan Muhammadiyah , dari
sebelumnya banyak kaum saudagar ke bukan saudagar, ikut mempengaruhi
kekuatan sumber daya material organisasi. Keadaan, pada dasawarsa
terakhir, diperparah oleh kecenderungan tabligh Muhammadiyah “kurang
laku” dan “kurang penetratif” di kalangan kelas menengah Muslim (eksekutif,
pengusaha dan professional), yang dulu merupakan andalan utama bagi
menggerakan amal usaha Muhammadiyah. Kelemahan sumber daya material
ini pada tingkat tertentu mengubah budaya Muhammadiyah dari memberi dan
melayani menjadi meminta dan dilayani.

Ketiga, kendala sumber daya manusia. Proses dekadensi atau pelemahan


juga terjadi pada sumber daya manusia. Pelemahan ini ditandai oleh
melemahnya kuantitas dan kualitas kader, yang berakibat pada melemahnya
kualitas tenaga pimpinan pad banyak lini, baik organisasi maupun amal
usaha. Keadaan ini dapat disebabkan oleh kurang berfungsi efektifnya
lembaga-lembaga perkaderan (seperti Gerakan Kepanduan Hizbul Wathan
pada masa lampau) taupun lembaga-lembaga pendidikan, dan organisasi-
organisasi otonom Muhammadiyah, yang sejatinya adalah sarana
pengkaderan.
Keempat, kendala dinamika luaran. Kendala ini, berupa perkembangan diluar
Muhammadiyah baik nasional maupun global. Modernisasi Indonesia sejak
awal masa Orde Baru dan kemudian pada Era Reformasi telah membawa
perubahan mendasar dalam kehidupan bangsa Indonesia. Terjadi perubahan
struktur sosial, pusat penguasaan ekonomi dan politik. Muncul banyak
kelompok masyarakat baru, yang masing-masing berupaya untuk berperan di
pentas nasional. Depolitisasi masyarakat dan depolitisasi Islam waktu itu
berandil dalam melemahkan peran umat Islam. Era reformasi yang memberi
kebebasan, selain membawa manfaat juga memdatangkan mudarat. Arus
liberalisasi politik, ekonomi, dan budaya membawa dampak sistemik terhadap
kehidupan bangsa. Bahkan, reformasi politik, termasuk di dalamnya
mandemen konstitusi dan turunnya pada undang-undang , berpengaruh pada
gerak organisasi-organisasi masyarakat termasuk Muhammadiyah. Kondisi
nasional ini dipengaruhi oleh oleh perkembangan global. Arus globalisasi dan
dinamika kawasan Asia Timur ikut mempengaruhi kondisi domestik
Indonesia. Aneka krisis dunia, baik krisis energi, krisis pangan, krisis
lingkungan, dan krisis ekonomi atau keuangan tentu membawa dampak juga
ke dalam negeri. Perkembangan nasional dan global tadi berdimensi ganda:
membawa hal positif dan hal negatif sekaligus. Kendala yang dihadapi
Muhammadiyah adalah ketidak mudahan Muhammadiyah dalam
menjalankan misi sucinya sebagai gerakan pencerahan. Terhadapa hal positif
Muhammdiyah tidak mudah memenangkan persaingan, dan terhadap hal
negatif Muhammadiyah tidak mudah menanggulangi kerusakan.

VI. REKOMENDASI DAN SARAN

Berikut 13 rekomendasi Muhammadiyah untuk isu-isu strategis keumatan,


kebangsaan, dan kemanusiaan universal:
1. Membangun Masyarakat Ilmu

Muhammadiyah mengajak perguruan tinggi, khususnya perguruan


tinggi Muhammadiyah, untuk menjadi Center of Excellence (pusat
inovasi unggulan) berbasis sustainability dan center of
technopreneurshop dalam bentuk universitas riset.

2. Toleransi dan Kerukunan Antar Umat Beragama

Muhammadiyah mengajak umat Islam, khususnya warga


Persyarikatan, untuk bersikap kritis dengan berusaha membendung
perkembangan kelompok takfiri melalui pendekatan dialog, dakwah
yang terbuka, mencerahkan, mencerdaskan, serta interkasi sosial
yang santun.

3. Peningkatan Daya Saing Umat Islam

Muhammadiyah menganjurkan agar umat Islam Indonesia berperan


lebih aktif di tingkat internasional dan berkompetisi dengan umat Islam
lain.

4. Penyatuan Kalender Islam

Muhammadiyah memandang perlu untuk adanya upaya penyatuan


kalender hijriyah yang berlaku secara internasional, sehingga dapat
memberikan kepastian dan dapat dijadikan sebagai kalender transaksi.
Penyatuan kalender Islam tersebut meniscayakan pemanfaatan ilmu
pengetahuan dan teknologi.

5. Melayani dan Memberdayakan Kelompok Difabel dan Kelompok


Rentan Lainnya

Muhammadiyah diperlukan komitmen dan kepedulian masyarakat dan


Pemerintah untuk memperhatikan, memihak, melayani, dan
melindungi kaum difabel sehingga mereka mendapatkan hak azasinya
sebagai insan Tuhan. Jaminan konstitusional dan pemenuhannya
secara bersunguh-sungguh sangat bermakna bagi kaum difabel
terutama dalam bidang pendidikan, kesehatan, politik, ekonomi,
hukum, dan sosial.

6. Pengendalian Narkotika Psikotropika dan Zat Adiktif

Muhammadiyah menyerukan kepada pemerintah dan segenap elemen


masyarakat untuk melakukan tindakan tegas dan menyatakan perang
terhadap narkotika, psikotropika, dan zat adiktif lainnya. Aspek lainnya
adalah upaya pendidikan dan rehabilitasi yang diupayakan oleh negara
dan pemangku kepentingan terkait.

Muhammadaiyah akan menggalang kerjasama dan sinergi dengan


seluruh potensi masyarakat sipil, organisasi kepemudaan, keagamaan
maupun organisasi profesi untuk memberi perhatian dan berperan aktif
dalam menanggulangi darurat zat adiktif (rokok, alkohol dan narkotika)
di negara ini.

7. Tanggap dan Tangguh Menghadapi Bencana

Muhammadiyah telah menerbitkan buku Teologi Bencana serta


memiliki Lembaga Penanggulangan Bencana (LPB), Muhammadiyah
Disaster Management Center (MDMC) dan relawan kemanusiaan
yang piawai.

8. Memaksimalkan Bonus Demografi

Dalam dua dasa warsa ke depan Indonesia mendapatkan anugerah


kependudukan atau bonus demografi dimana mayoritas penduduk
terdiri atas kelompok usia produktif. Untuk memaksimalkan hal
tersebut, Muhammadiyah mendorong Pemerintah dan seluruh
kekuatan bangsa lebih bersungguh-sungguh meningkatkan kualitas
dan akhlak bangsa, terutama generasi muda, melalui pendidikan,
pelatihan, memberantas penyalahgunaan narkoba, menindak tegas
pelaku kriminal, membangun sarana sosial, dan lingkungan yang
sehat.

9. Gerakan Berjamaah Lawan Korupsi

Muhammadiyah mendorong gerakan melawan korupsi terus


diduplikasi secara massif dengan melibatkan semua elemen
masyarakat sipil. Di tingkat internal Muhammadiyah bisa mendorong
seluruh amal usaha Muhammadiyah untuk menerapkan good
corporate governance dan melahirkan fatwa tarjih baru tentang haram
memilih pemimpin yang korupsi.

10. Jihad Konstitusi

Muhammadiyah menjadikan Jihad Konstitusi sebagai bagian tidak


terpisahkan dari dakwah pencerahan menuju Indonesia berkemajuan
untuk penyelamatan Indonesia dan masa depan generasi bangsa.

11. Adaptasi dan Mitigasi Perubahan Iklim

Muhammadiyah mendorong aksi nyata secara bersama-sama dan


berkelanjutan untuk mengurangi dampak pemanasan global melalui
usaha-usaha penghijauan hutan, mengubah gaya hidup yang boros
energi, membersihkan polusi, membangun infrastruktur fisik yang
ramah lingkungan, mengurangi penggunaan kertas dengan
penghematan, daur ulang, dan meminimalkan penggunaan kertas
melalui budaya paperless dengan pemanfaaatan kemajuan teknologi
informasi dan komunikasi seperti penggunan email dan media sosial
untuk komunikasi antar manusia, pengembangan e-book, e-news
papers, e-magazine dan website untuk referensi ilmiah dan
pengetahuan mutakhir.

2. Pemanfaatan Teknologi Komunikasi

Muhammadiyah mendorong umat Islam menguasai teknologi


informasi. Kemampuan menguasai teknologi akan bermanfaat untuk
sarana dakwah

dan penyebarluasan faham dan gagasan yang utama. Jejaring antar


manusia dapat dikembangkan menjadi jejaring ideologi, advokasi dan
kerja sama yang membuana. Perlu dikembangkan etika virtual yang
menjujung tinggi kesopanan, penghargaan terhadap sesama, dan
akhlak mulia sehingga relasi media sosial tidak liar dan tetap berada
dalam koridor nilai-nilai kemanusiaan yang luhur.

13. Human Trafficking dan Perlindungan Buruh Migran

Muhammadiyah memandang perlu dilakukan advokasi secara serius


terhadap para pekerja Indonesia di luar negeri dan memberikan
wacana yang benar mengenai kesamaan derajat manusia.
Muhammadiyah mengecam praktik perbudakan apapun bentuknya
seperti yang terjadi pada korban human trafficking dan eksploitasi
terhadap tenaga kerja serta menuntut pemerintah menindak tegas pelaku
perdagangan dan eksplotasi manusia tersebut.

Anda mungkin juga menyukai