A. PENDAHULUAN
Dakwah sebagai gerakan dalam rangka Islamisasi di seantero muka bumi,
secara teologis merupakan kewajiban setiap muslim untuk melaksanakannya.
Karena tanggung jawab dan konsekuensi dari seorang yang telah berislam
adalah menyebarkannya. Prosesnya tentu memanfaatkan
potensi sumberdaya yang dimiliki masing-masing dari muslim.
Pelaksanaannya bisa dengan perbuatan, lisan, tulisan maupun dengan hati.
Salah satu ormas Islam adalah Muhammadiyah, ormas Islam yang didirikan
oleh K.H Ahmad Dahlan pada tanggal 18 november 1912 M/ 8 dzulhijjah
1330 di Yogyakarta merupakan ormas Islam tertua di Indonesia. Menurut
Haedar Nashir, Muhammadiyah sebagai sebuah gerakan keagamaan
memiliki dua arah (orientasi) sekaligus. Pertama, Muhammadiyah sebagai
gerakan keagamaan mengarahkan diri pada pemahaman Islam murni (tanzih:
purifikasi) sehingga kita lebih akrab ketika mendengar jargon “kembali pada
al-Quran dan Hadist”. Kedua, Muhammadiyah mengarahkan gerakannya
pada perubahan-perubahan dalam konteks Horizontal (hablun min an-
nas). Terutama dengan hal-hal yang bernuansa kedunawian dengan
optimalisasi peran tajdid-nya disegala bidang kehidupan. Kedua orientasi
tersebut memiliki karakter serta wilayah garapan yang berbeda. Konteks
purifikasi lebih memfokuskan diri pada persoalan-persoalan mahdlah,
sementara, tajdid cenderung menggarap persoalan-persoalan yang masih
terbuka kemungkinan untuk melakukan ijtihad. Sederhananya, purifikasi lebih
menggarap persoalan-persoalan dalam konteks hablun min
Allah. Sedangkan, tajdid menggarap persoalan-persoalan dalam
konteks hablun min an-Nas.
Dalam perjalanan sejarahnya, Muhammadiyah mengalami ketimpangan
orientasi dengan hanya terfokus pada satu arah semata, yaitu purifikasi.
Ketimpangan tersebut terkadang justru menyebabkan Muhammadiyah sering
dipandang “ke-kanan-kanan-an” yang sejatinya sangat dekat dengan arti
gerakan fundamentalis. Kemudian memunculkan kesan bahwa persyarikatan
seolah memiliki corak keagamaan yang keras, sinis, dan anti terhadap
lokalitas. Dalam hal ini, Muhammadiyah sudah terlanjur sering
mengatakan“syirik”, “takhayul”, “bid’ah”,dan “khurafat” (TBC) untuk segala
jenis perbuatan yang tidak senafas dengan ajaran Islam murni, termasuk
budaya lokal yang sudah menjadi tradisi turun-temurun.
TUJUAN
Terciptanya transformasi (perubahan cepat kearah kemajuan) sistem
organiasi dan jaringan yang maju, profesional dan modern.
1. Berkembangnya sistem gerakan dan amal usaha yang berkualitas
utama dan mandiri bagi terciptanya kondisi dan faktor-faktor
pendukung terwujudnya masyarakat Islam yang sebenar-benarnya.
2. Berkembangnya peran strategis Muhammadiyah dalam kehidupan
umat, bangsa dan dinamika global
PRIORITAS PENGEMBANGAN
Pada periode lima tahun (2015-2020) beberapa program dijadikan
sebagai prioritas, sebagai program pengembangan sebagai bagian dari
strategi pengembangan untuk mencapai visi Muhammadiyah 2020, yakni
sebagai berikut :
1. Pengembangan kuantitas dan kualitas Cabang-Ranting sebagai basis
penguatan, pemberdayaan dan perluasan gerakan Muhammadiyah di
akar rumput sebagai bagian penting dan strategis dalam
mengembangkan kekuatan civil Islam (masyarakat madani, civil
society) di masyarakat.
2. Pengembangan sistem gerakan yang ditekankan pada pengayaan
dan penyebarluasan ideologi dan pemikiran yang menjadi basis bagi
pengembangan nilai-nilai keagamaan, intelektual dan praksis gerakan
yang bersifat pembaruan sebagai bagian penting dan strategis bagi
pengembangan tajdid Muhammadiyah untuk pencerahan masyarakat.
3. Pengembangan kualitas sumberdaya manusia anggota dan kader
Pimpinan Daerah Muhammadiyah Kabupaten Pesawaran Sebagai
pelaku gerakan yang mampu mendinamisasi dan memperluas peran
strategis Muhammadiyah dalam dinamika kehidupan umat, bangsa
dan percaturan global.
4. Pengembangan amal usaha Muhammadiyah yang unggul dengan
mengintensifkan dan memperluas program ekonomi, Pemberdayaan
masyarakat dan gerakan jama'ah sebagai basis kemandirian dan
kekuatan strategi Muhammadiyah.
5. Pengembangan model gerakan pencerahan Muhammadiyah ke
dalam program berbasis komunitas yang bersifat membebaskan,
memberdayakan dan memajukan bagi kehidupan umat, bangsa dan
kemausiaan universal.
6. Pengembangan peran strategis Muhammadiyah dalam kehidupan
bangsa dan negara serta percaturan global yang berbasis pada
prinsip, kepribadian, kemandirian, keseimbangan dan kemaslahatan
sesuai misi utama Muhammadiyah.
PENGEMBANGAN
4. SUMBERDAYA
Hal yang berkaitan dengan aspek pendukung dan pelaku gerakan
Muhammadiyah.
1. Berkembangnya pembinaan, pengembangan dan pemberdayaan
anggota Muhammadiyah sebagai subjek gerakan .
2. Berkembangnya sistem kaderisasi dan regenerasi dalam
Muhammadiyah secara konsisten, dinamis dan berkelanjutan.
3. Berkembangnya jumlah simpatisan sebagai basis rekruitmen anggota
Muhammadiyah.
4. Berkembangnya sistem pengelolaan sumber-sumber dana, harta
kekayaan dan aset Persyarikatan secara transparan, akuntabel dan
bertatakelola baik sesuai prinsip dan ketentuan Persyarikatan.
2 PENGEMBANGAN
3 ORGANISASI DAN
KEPEMIMPINAN
o Berkembangnya sistem √ Pada poin 1 dan
4 perlu adanya
manajemen organisasi evaluasi lagi
Muhammadiyah yang dinamis dalam
implemntasinya
dan produktif.
o Berkembangnya sistem
kepemimpinan kolektif-
kolegial yang transformatif
yang mampu me mberikan
keteladanan, memobilisasi
potensi, memproyeksikan
masa depan,
mengagendakan perubahan
dan menggerakkan kegiatan
diseluruh lini Persyarikatan.
o Berkembangnya dinamika
organisasi dan kepemimpinan
daerah, Cabang dan Ranting
sebagai basis gerakan di
tingkat bawah.
o Berkembangnya fungsi
organisasi yang bercorak
gerakan antara lain yang
berasas potensial, responif
dan desentralisasi sejalan
dengan prinsip gerakan
Muhammadiyah yang bersifat
kesatuan (Persyarikatan).
4 JARINGAN
1. Berkembangnya peran √
dan jaringan keumatan,
kebangsaan dan
kemanusiaan universal
sejalan dengan prinsip,
misi, kapasitas dan
kepentingan
Persyarikatan.
2. Berkembang dan
meluasnya jaringan amal
usaha, kegiatan dan
perangkat Persyarikatan
yang bersifat sinergitas
dan dinamis.
3. Menguatnya hubungan
dan kerjasama
internasional sesuai
dengan prinsip, misi,
kapasitas dan
kepentingan
Persyarikatan.
5 SUMBERDAYA
1. Berkembangnya √ Sudah mulai
pembinaan, dilaksanakan
untuk
pengembangan dan mencapai
pemberdayaan anggota program ini
Muhammadiyah sebagai
subjek gerakan secara
konsisten, dinamis dan
berkelanjutan.
2. Berkembangnya sistem
kaderisasi dan regenerasi
dalam Muhammadiyah
secara konsisten, dinamis
dan berkelanjutan.
3. Berkembangnya jumlah
simpatisan sebagai basis
rekruitmen anggota
Muhammadiyah.
4. Berkembangnya sistem
pengelolaan sumber-
sumber dana, harta
kekayaan dan aset
Persyarikatan secara
transparan, akuntabel dan
bertatakelola baik sesuai
prinsip dan ketentuan
Persyarikatan.