Anda di halaman 1dari 22

Filsafat Perkaderan IPM

Azaki Khoirudin
Pendahuluan

N Rezim Dinamika Sosial Politik IPM SPI


o Pemerintahan
1 Orde Baru I Pancasila sebagai Asas Organisasi IPM SPI Merah
(1966-1988) (1986) (1986)
2 Orde Baru II Perubahan Nama IPM ke IRM (1992) SPI Biru (1994)
(1988-1998)
3 Reformasi I Kegagalan Pengembalian Nama IRM ke SPI Hijau
(1998-2008) IPM (1998) (2002)
4 Reformasi II Keberhasilan Perubahan IRM ke IPM SPI Kuning
(2008-2015) (2008) (2014)
Filsafat Pendidikan

Product (Barat) Product (Islam)


• Konservatisme (al-Muhafiz)
• Esensialisme • Rasionalisme (Al-’Aqlaniy)
• Perenialisme • Pragmatisme (Al-Dzara’iy)
• Progresivisme
• Rekonstruksionisme
Filsafat Pendidikan (Barat)
1. Perenialisme
• Perenialisme adalah paham filsafat pendidikan yang muncul pada
awal abad XX sebagai reaksi dari gerakan progresivisme di Amerika
Serikat. Perenialisme sering juga disebut sebagai aliran filsafat
pendidikan yang regresif, yaitu menengok ke belakang; ke zaman
Yunani Kuno dan Abad Pertengahan di Eropa.
• Manusia adalah hewan rasional. Hakikat watak dasar manusia
secara universal tidak berubah. Karena itu pendidikan harus sama
setiap orang.
• Materi kajian, bukan subyek didik harus berada pada inti usaha
serius kependidikan. Karya-karya besar masa lampau adalah
sebuah “gudang” pengetahuan dan kebijaksanaan yang teleh teruji
waktu dan relevan dengan masa kini.
• Pengalaman pendidikan adalah (lebih dari) sebuah persiapan untuk
hidup daripada sebuah kondisi kehidupan nyata.
2. Esensialisme

• Essensialisme dipengaruhi juga oleh filsafat idealisme dan realisme


dengan tokoh Plato dan Aristoteles.
• Essensialisme merupakan aliran filsafat pendidikan yang ingin
kembali kepada kebudayaan-kebudayaan lama sebagai warisan
sejarah yang telah membuktikan keunggulan dalam kebaikan-
kebaikan bagi kehidupan manusia.
• Pendidikan harus berpijak pada nilai-nilai yang dapat memiliki
kejelasan dan tahan lama yang memberikan kestabilan dan nilai-
nilai terpilih yang mempunyai tata yang jelas.
• Tugas pertama sekolah adalah mengajarkan pengetahuan
dasariyah dan menyiapkan peserta didik supaya berfungsi di
masyarakat. Belajar adalah usaha keras dan menuntut kedisiplinan.
Guru adalah lokus otoritas di ruang kelas.
3. Progresivisme
• Pendidikan dalam aliran progresivisme berakar pada pragmatisme.
Progresivisme melihat peserta didik sebagai makhluk yang aktif dan
kreatif.
• Pendidikan progresif menekankan pada ”learning by doing”, belajar
melalui pengalaman, belajar aktif, belajar secara kelompok serta
problem solving. Perhatian progresivisme banyak difokuskan pada
sekolah yang mengutamakan dinidik (child-centered school) dan
menekankan kurikulum yang mengutamakan aktivitas (activity-centered
curriculum). Program sekolah terefleksi pada kebutuhan dan minat
peserta didik.
• Proses pendidikan menemukan asal-muasal dan tujuannya pada anak.
Peran guru sebagai penasihat, pembimbing dan pemandu daripada
sebagai rujukan otoriter atau pengarah kelas. Sekolah adalah dunia
kecil miniatur masyarakat, Aktifitas pembelajaran fokus pada
pemecahan masalah. Atmosfir sekolah partisipatif dan demokratis.
4. Rekonstruksionisme
• Rekonstruksionisme adalah perkembangan dari aliran pendidikan progresif.
Pendidikan rekonstruksionisme berangkat dari asumsi bahwa pendidikan
progresif belum bisa memperbaiki masyarakat. Progresivisme hanya
memperhatikan problem-problem masyarakat pada saat itu saja, padahal
yang diperlukan pada abad ‘kemajuan’ teknologi yang pesat ini adalah
“rekonstruksi masyarakat dan penciptaan tatanan dunia baru secara
menyeluruh”.
• Pendidikan adalah rekonstruksi atau reorganisasi pengalaman hingga
mampu menambah makna pengalaman tersebut, serta dapat meningkatkan
kemampuan untuk menentukan arah pada pengalaman berikutnya.
• Pendidikan rekonstruksi sosial bertujuan meningkatkan kesadaran peserta
didik tentang problem sosial, politik, ekonomi dan budaya yang dihadapi
masyarakat secara global. Untuk mendidik mereka dibekali dengan
kemampuan dasar agar dapat menyelesaikan persoalan-persoalan
kehidupan.
4. Rekonstruksionisme (2)
• Masyarakat Dunia Sedang dalam Kondisi Krisis, Jika Praktik-Praktik yang Ada
Sekarang Tidak Dibalik (Diubah secara Mendasar), Maka Peradaban yang
Kita Kenal Ini Akan Mengalami Kehancuran.
• Solusi Efektif Satu-Satunya bagi Persoalan-Persoalan Dunia Kita adalah
Penciptaan Tatanan Sosial yang Menjagat.
• Pendidikan Formal Dapat Menjadi Agen Utama dalam Rekonstruksi Tatanan
Sosial.
• Metode-Metode Pengajaran Harus Didasarkan pada Prinsip-Prinsip
Demokratis yang Bertumpu pada Kecerdasan ‘Asali Jumlah Mayoritas Untuk
Merenungkan dan Menawarkan Solusi yang Paling Valid bagi Persoalan-
Persoalan Umat Manusia.
• Jika Pendidikan Formal adalah Bagian Tak Terpisahkan dari Solusi Sosial
dalam Krisis Dunia Sekarang, maka Ia Harus secara Aktif Mengajarkan
Perubahan Sosial.
• Penyesuaian diri dengan tuntutan perubahan dan perkembangan masyarakat
sebagai akibat adanya pengaruh dari ilmu pengetahuan dan teknologi.
Filsafat Pendidikan (Islam)
Filsuf/Aliran Metafisika Manusia
Peripatetik (Masya’i) Esensi dan Wujud adalah realitas. Jiwa Rasional
Ibnu Sina Wujudlah satu-satunya hakikat atau Filsafat jiwa : (1) Nafsu Nabati, (2)
;3-6H / 9-12M realitas yang dimiliki Tuhan. Nafsu Hewani, (3) Manusia – yakni
jiwa yang rasional
Iluminasi (Isyraqi’) Esensi: Manusia Bijaksana: theosopher
Suhrawardi Realitas satu-satunya adalah Cahaya. (‫)الحكيم الهي‬
;6H/12M “Cahaya dari segala cahaya” (nur al-anwar)

Teosofi Transenden Wujud: Jiwa Spiritual


(Hikmah Muta’aliyah) - Wahdatul Wujud (Kesatua Wujud) - Safar min al-khalq ila al-Haqq
Mulla Sadra ke-11 H/ 17 M - Taskik al-Wujud (Gradasi Wujud) - Safar bi al-Haqq fi al-Haqq
(1571-1640M) - Asalat al-Wujud (Keutamaan - Safar min al-Haqq ila al-khalq
Eksistensi) - Safar bi al-Haqq fi al-khalq
- Al-Harakah al-Jauhariyah (Gerak
Substantif)
1. Konservatisme
• Aliran ini bergumul dalam persoalan pendidikan yang cenderung
murni dalam menyikapi urusan keagamaan. Mereka memaknai
ilmu dalam pemahaman sempit, mencakup ilmu-ilmu yang
dibutuhkan saat di dunia ini, yang tentunya membawa manfaat
untuk kehidupan di akhirat kelak.
• -Ilmu yang wajib dipelajari oleh setiap individu (wajib ain), yaitu
ilmu yang berhubungan tentang tata cara melakukan kewajiban,
seperti ibadah dll.
• -Ilmu yang wajib dipelajari oleh salah satu perwakilan (wajib
kifayah), yaitu ilmu yang dapat menyokong kehidupan bersosial,
seperti kedokteran, tehnik, matematika dll.
2. Rasionalisme
• Aktivitas pendidikan menurut mereka sudah dimulai sejak sebelum
lahir. Perhatian pendidikan anak sejak masih dalam kandungan
ibunya. Perumpamaan bayi seperti kertas putih kosong yang belum
tertulis apa pun. Jika sudah terisi dengan pengetahuan sesuatu,
baik benar atau pun salah, maka berarti sebagian dari yang sudah
tertulis ini akan sulit untuk dihapus.
• Mereka membuat penjenjangan dakwah dan mengikuti empat
lapisan: Pertama, kelompok remaja yang berusia 15-30 tahun,
perkembangan jiwa yang relative sesuai fitrahnya. Kedua, kelompok
dewasa, usia 30-40 tahun, diharapkan mampu menguasai wisdom
keduniaan. Ketiga, kelompok yang berusia 40-50 tahun, dan
keempat adalah mereka yang berusia diatas 50 tahun.
• Aktualisasi penyempurnaan potensi akal, yakni akal praktis maupun
akal teoritis menjadi manusia yang rasional.
3. Pragmatisme

• Ibn Khaldun, satu-satunya tokoh dalam aliran ini.


Pemikirannya dalam bidang pendidikan terkesan
pragmatis dan cenderung aplikatif-praktis. Beliau membagi
pengetahuan berdasarkan tujuan dan fungsionalnya,
bukan hanya berdasarkan nilai substansialnya semata.
• Ada dua klasifikasi ilmu dalam pemikiran pendidikan
beliau, yaitu:
• -Ilmu yang bernilai instrinsik, seperti ilmu syariat
keagamaan; Tafsir, Hadis, Fikih, Kalam, dll.
• -Ilmu yang bernilai ekstrinsik instrumental bagi ilmu yang
pertama
IPM SEBAGAI ORGANISASI
KADER MUHAMMADIYAH SP

O
R
T
`AISYIYAH O
NA HW M

d
Muhammadiyah a
l
PM a
TS m

SPM
IPM IMM
DINAMIKA PARADIGMA IPM
SPI
No Era Periodesasi Dinamika Paradigma
.
1. Orde Ideologis IPM dan Muqaddimah, Khittah SPI Tomang
(1961-1975) Komunisme Perjuangan, dan (1969, 1073,
Lama
Kepribadian IPM 1976)

2. Orde Developmentalis - IPM menjadi Tri Tertib (Ibadah.


Baru I (1976-1992) pendukung Belajar, dan SPI
Pembangunan Berorganisasi) Merah
- Pancasila sebagai (1986)
Asas IPM (1986)
3. Orde Inklusif Perubahan Nama Tri Tertib (Ibadah. SPI Biru
Baru II (1992-2000) IPM ke IRM (1992) Belajar, dan (1994)
Berorganisasi)
4. Reformas Populis Kegagalan Manifesto GKT
iI (2000-2008) Perubahan IRM ke (Gerakan Kritis- SPI Hijau
IPM (1998) Transformatif) (2002)

5. Reformas Kosmopolitan Pengembalian nama GPB (Gerakan Pelajar-


i II (2008-2015) IRM ke IPM (2008) Berkemajuan) SPI Kuning
(2014)
ORDE BARU REFORMASI
Era Tahap I Tahap II Tahap I Tahap II
(1966-1988) (1988-1998) (1998-2008) (2008-2015)
Developmentali Pragmatis- Kosmopolita
Periode Populis
s Inklusif n
Manifesto
GPB
GKT
Tri Tertib (Gerakan
Paradigma (Gerakan
(Ibadah, Belajar, dan Organisasi) Pelajar
Kritis
Berkemajuan)
Transformatif)

Epistem Think Globaly, Global


Local Citizenship
Sosial Act Localy Citizenship

Teologi Ali Imran (104) Ali Imran (110) Al-Ma’un Al-‘Ashr


Wacana Islam Islam
Islam Murni Islam Modernis
Islam Transformatif Berkemajuan
SPI SPI Merah SPI Biru SPI Hijau SPI Kuning
SPI Merah SPI Biru SPI Hijau SPI Kuning
SPI
(1985) (1994) (2002) (2014)
Wacana Islam
Islam Murni Islam Modernis Islam Berkemajuan
Islam Transformatif
AMT
AMT
(Achievemen
(Achievement Pendidikan
Paradigma t Motivation Pendidikan Hadhari:
Motivation Kritis:
Pendidikan Training): Amin Abdullah
Training): David Paulo Freire
David
McClelland
McClelland
Ideologi
Konservatif Liberal Radikal Progresif
Pendidikan
Pendekatan Problem
Analisis SWOT Analisis Sosial Apresiatif Inquiry:
Masalah Solving
Pedagogis-
Pedagogis-
Metode Pedagogis Andragogis Andragogis-
Andragogis
Heutagogis
Pengelola Instruktur Instruktur Fasilitator Fasilitator
Implikasi SPI terhadap Karakter Pelajar
SPI
MERAH BIRU HIJAU KUNING
Karakter Militan Kreatif Kritis Inovatif

Generasi Baby Boom Generasi X Generasi Y Generasi Z

Lahir 1946-1964 1965-1976 1977-1997 1998-2010

Usia 52-70 tahun 40-51 tahun 19-39 tahun 6-18 tahun

Perumus Haedar Nashir, Arif Mustofa Saud El-Hujjaj Azaki Khoirudin


Albuni
Skema

AL-QUR’AN & SUNNAH

Paham Agama: Falsafah Pemikiran


Muhammadiyah Perkaderan KH Ahmad Dahlan

Ontologi Epistemologi Aksiologi

Tarbiyah & Pencerahan Profil Kader


Dakwah (tanwir)

Kecerdasan
Fitrah Ulul Albab
Ma’rifat
Ilmu

Berkemajua
n

Dzikr Fikr
Kyai PROFIL
KADER

Iman

Mahir Amal

Nyambut gawe
KESIMPULAN

• SPI MERAH: Perenialis-Konservatif


• SPI BIRU: Esensialis-Pragmatis
• SPI HIJAU: Rasional-Progresif-
• SPI KUNING: Rekonstruksionis

Anda mungkin juga menyukai