Oleh: Kelompok 3
A Keperawatan 2019
Semester 3
Puji syukur atas kehadirat Allah SWT, Yang telah memberikan Rahmat
dan Karunia-Nya kepadah kita semua sehingga saya bisa menyelesaikan makalah
Matan keyakinan dan cita-cita Muhammadiyah ini. sholawat serta salam selalu
tercurahkan kepadah nabi Muhammad SAW, beserta keluarga-nya, sahabat-nya
dan kita selaku umatnya hingga akhir zaman.
Saya menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna,hal ini
karena kemampuan dan pengalaman saya yang masih ada dalam keterbatasan.
untuk itu saya mengharapkan saran dan kritik yang sifatnya membangun,demi
perbaikan dalam makalah yang akan datang.
Akhir kata saya sampaikan terimah kasih semoga Allah SWT senantiasa
meridohi segala usaha kita aamiin.
Penyusun
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.........................................................................................i
DAFTAR ISI........................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN....................................................................................1
1.1 Latar Belakang.................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah...........................................................................................1
1.3 Tujuan penulisan.............................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN.....................................................................................3
2.1 Pengertian Matan Keyakinan dan Cita Cita Hidup Muhammadiyah..............3
2.2 Cita-cita Hidup Muhammadiyah.....................................................................3
2.3 Islam dalam keyakinan Muhammadiyah.........................................................4
2.4 Pemikiran dan gerakan Muhammadiyah dalam bidang aqidah, ibadah, akhlaq
dan muamalah duniawiyah..............................................................................6
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................13
ii
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1
3. Untuk mengathui bagaimana islam dalam keyakinan Muhammadiyah
4. Untuk mengetahui bagaiman arah uasaha Muhammadiyah dalam bidang
Aqidah,Ibadah,Akhlak dan Mu’amalah Dunyawiyah
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
- Ayat 3: Muhammadiyah dalam mengammalkan islam berdasarkan; a)
Al-Qur’an; b) Al Hadits, dengan menggunakan akal pikiran sesuai
dengan jiwa ajaran islam.
- Ayat 4: Muhammadiyah bekerja untuk ajaran-ajaran islam meliputi
bidang a) Aqidah, yaitu ajaran yang berhubungan dengan kepercayaan,
b) Akhlak, yaitu ajaran yang berhubungan dengan pembentukan sikap
mental, c) Ibadah, yaitu ajaran yang berhubungan dengan tatacara
hubungan manusia dengan Tuhan; d) Mu’amalah dunawiyah, yaitu
ajaran yang berhubungan dengan pengolahan dunia dan pembinaan
masyarakat.
Kelompok ketiga : mengenai fungsi dan misi Muhammadiah dalam
masyarakat negara indonesia, ialah ayat 5 yang berbunyi.:
- Ayat 5: Muhammadiyah mengajak segenap lapisan bangsa indonesia
yang telah karunia allah berupa tanah air yang mempunyai smber-
sumber kekayaan, kemerdekaan bangsa dan negara republik indonesia
yang berfilsafat pancasila, untuk berusaha bersama-sama menjadikan
suatu negara adil makmur dan di ridhai Allah SWT (Baldatun
thayyibatul wa rabbun ghafur).
2.3 Islam Dalam Keyakinan Muhammadiyah
1) Agama, yakni Agama Islam yang dibawa oleh Nabi Muhammad S.A.W.
ialah apa yang diturunkan Allah dalam Alquran dan yang disebut dalam
Sunnah maqbulah, berupa perintah-perintah, larangan-larangan, dan
4
petunjuk-petunjuk untuk kebaikan manusia di dunia dan akhirat (Kitab
Masalah Lima, Al-Masail Al-Khams tentang al-Din).
2) Muhammadiyah berkeyakinan bahwa Islam adalah Agama Allah yang
diwahyukan kepada para Rasul-Nya sejak Nabi Adam, Nuh, Ibrahim,
Musa, Isa, dan seterusnya sampai kepada Nabi Muhammad S.A.W.,
sebagai hidayah dan rahmat Allah kepada umat manusia sepanjang masa,
dan menjamin kesejahteraan hidup materiil dan spirituil, duniawi dan
ukhrawi (Matan Keyakinan dan Cita-cita Hidup
Muhammadiyah/MKCHM butir ke-2).
3) Muhammadiyah bekerja untuk terlaksananya ajaran-ajaran Islam yang
meliputi bidang-bidang: (a) ‘Aqidah; Muhammadiyah bekerja untuk
tegaknya aqidah Islam yang murni, bersih dari gejala-gejala kemusyrikan,
bid’ah dan khurafat, tanpa mengabaikan prinsip toleransi menurut ajaran
Islam; (b) Akhlaq; Muhammadiyah bekerja untuk tegaknya nilai-nilai
akhlaq mulia dengan berpedoman kepada ajaran-ajaran Alquran dan
Sunnah Rasul, tidak bersendi kepada nilai-nilai ciptaan manusia; (c)
‘Ibadah; Muhammadiyah bekerja untuk tegaknya ‘ibadah yang
dituntunkan oleh Rasulullah S.A.W. tanpa tambahan dan perubahan dari
manusia; (d) Mu’amalah dunyawiyat; Muhammadiyah bekerja untuk
terlaksananya mu’amalah dunyawiyat (pengolahan dunia dan pembinaan
masyarakat) dengan berdasarkan ajaran Agama serta menjadikan semua
kegiatan dalam bidang ini sebagai ‘ibadah kepada Allah S.W.T. (MKCH,
butir ke-4).
4) Islam adalah agama untuk penyerahan diri semata-mata karena Allah,
agama semua Nabi, agama yang sesuai dengan fitrah manusia, agama yang
menjadi petunjuk bagi manusia, agama yang mengatur hubungan dengan
Tuhan dan hubungan manusia dengan sesama, dan agama yang menjadi
rahmat bagi semesta alam. Islam satu-satunya agama yang diridhai Allah
dan agama yang sempurna. (Pedoman Hidup Islami Warga
Muhammadiyah/PHIWM, bab Pandangan Islam Tentang Kehidupan).
5
5) Bahwa dasar muthlaq untuk berhukum dalam agama Islam adalah Alquran
dan Sunnah. Bahwa di mana perlu dalam menghadapi soal-soal yang telah
terjadi dan sangat dihajatkan untuk diamalkannya, mengenai hal-hal yang
tak bersangkutan dengan ‘ibadah mahdhah padahal untuk alasan atasnya
tiada terdapat nash sharih dalam Alquran dan Sunnah maqbulah, maka
dipergunakanlah alasan dengan jalan ijtihad dan istinbath dari nash yang
ada melalui persamaan ‘illat, sebagaimana telah dilakukan oleh ‘ulama
salaf dan Khalaf (Kitab Masalah Lima, Al-Masail Al-Khams tentang
Qiyas).
6) Muhammadiyah dalam memaknai tajdid mengandung dua pengertian,
yakni pemurnian (purifikasi) dan pembaruan (dinamisasi) (Keputusan
Munas Tarjih di Malang).
2.4 Pemikiran Dan Gerakan Muhammadiyah Dalam Bidang Aqidah,
Ibadah, Akhlak Dan Muamalah Duniawiyah
1. Bidang Aqidah
Aqidah Islam menurut Muhammadiyah dirumukan sebagai konsekuensi
logis dari gerakannya. Formulasi aqidah yan dirumuskan dengan merujuk
langsung kepada sumber utama ajaran Islam itu disebut ‘aqidah shahihah’, yang
menolak sebagai bentuk campur tangan pemikiran teologis. Karakteristik aqidah
muhammadiyah itu secara umum dapat dijelaskan sebagai berikut :
6
Kedua, keterbatasan peranan akal dalam soal aqidah Muhammadiyah
termasuk kelompok yang memandang kenisbian akal dalam masalah aqidah.
Sehingga formulasi posisi akal sebagai berikut “Allah tidak menyuruh kita
membicarakan hal-hal yang tidak tercapai pengertian oleh akal dalam hal
kepercayaan, sebab akal manusia tidak mungkin mencapai pengertian tentang
Dzat Allah dan hubungan-Nya dengan sifat-sifat yang ada pada-Nya.
2. Bidang Ibadah
Secara etimologis ibadah berasal dari kata ubudah, ubudiyah, dan abdiyah,
yang artinya tunduk dan merendahkan diri. Maksudnya menyerah dan tunduknya
seseorang terhadap orang lai secara patuh tanpa perlawanan, penyelewengan dan
pendurhakaan, hingga dilayaninya orang itu (yang dipatuhimya) menurut
keinginan dan kemauannya. Sementara Majlis Tarjih Muhammadiyah
merumuskan pengertian ibadah yakni “ bertaqarruf (berserah diri) kepada Allah,
dengan mentaati segala perintah-Nya, menjauhi segala larangan-Nya, dan
mengamalkan semua yang diizinkan Allh SWT.”
Ibadah khusus atau ibadah mahdlah, yakni ibadah yang telah ditetapkan
secara pasti oleh Syara , baik rincian, tingkah laku, maupun tata caranya.
Contohnya thaharah, shalat umrah dan haji. Ibadah umum yaitu segala amalan
7
keduniaan yang diizinkan Allah. Ibadah umum ini dalam bidang politik, ekonomi,
sosial, kebudayaan, pendidikan, pertahanan dan keamanan. Pengertian ibadah
yang dimaksud dalam pembahasan di sini adalah ibadah dalam arti khusus, atau
yang disebut ibadah mahdliyah. Ibadah ini berupa aturan ilahi yang mengatur
hubungan ritual langsug antara hamba dengan Tuhannya, yang cara atau tata
caranya ditentukan dengan terperinci dalam Al-Qur’an da Sunnah Rasul.
Terhadap bidang ini tertutup sama sekali dan berbagai ragam ijtihad ataupun
berbagai macam bid’ah serta dalam pengamalan dan penerapannya dilarang
sekedar dengan sikap taqlid semata-mata.
3. Bidang Akhlak
Mengingat pentingnya akhlaq dalam kaitannya dengan keimanan
seseorang, maka Muhammadiyah sebagai gerakan Islam juga dengan tegas
menempatkan akhlaq sebagai salah satu sendi dasar sikap keberagamaannya.
8
dengan berpedoman kepada ajaran-ajaran Alquran dan Sunnah Rasul, tidak
bersendi pada nilai-nilai ciptaan manusia.”
Akhlak adalah nilai-nilai dan sifat yang tertanam dalam jiwa yang
menimbulkan perbuatan-perbuatan dengan gampang dan mudah, tanpa
memerlukan pemikiran dan pertimbangan (Imam Ghazali). Nilai dan perilaku baik
dan burruk seperti sabar, syukur, tawakal, birrul walidaini, syaja’ah dan
sebagainya (Al-Akhlaqul Mahmudah) dan sombong, takabur, dengki, riya’,
‘uququl walidain dan sebagainya (Al-Akhlaqul Madzmuham).
1. Akhlaq Rabbani : Sumber akhlaq Islam itu wahyu Allah yang termaktub
dalam Al-Qur’an dan As-Sunnah, bertujuan mendapatkan kebahagiaan
dunia dan akhirat. Akhlaq Islamlah moral yang tidak bersifat kondisional
dan situasional, tetapi akhlaq yang memiliki nilai-nilai yang mutlak.
Akhlaq rabbanilah yang mampu menghindari nilai moralitas dalam hidup
manusia (Q.S.) Al-An’am / 6 : 153).
9
2. Akhlak Manusiawi. Akhlaq dalam Islam sejalan dan memenuhi fitrah
manusia. Jiwa manusia yang merindukan kebaikan, dan akan terpenuhi
dengan mengikuti ajaran akhlaq dalam Islam. Akhlaq Islam benar-benar
memelihara eksistensi manusia sebagai makhluk terhormat sesuai dengan
fitrahnya.
3. Akhlak Universal. Sesuai dengan kemanusiaan yang universal dan
menyangkut segala aspek kehidupan manusia baik yang berdimensi
vertikal, maupun horizontal. (Q.S. Al-An’nam : 151-152).
4. Akhlak Keseimbangan. Akhlaq Islam dapat memenuhi kebutuhan sewaktu
hidup di dunia maupun di akhirat, memenuhi tuntutan kebutuhan manusia
duniawi maupun ukhrawi secara seimbang, begitu juga memenuhi
kebutuhan pribadi dan kewajiban terhadap masyarakat, seimbang pula.
(H.R. Buhkori).
5. Akhlaq Realistik. Akhlaq Islam memperhatikan kenyataan hidup manusia
walaupun manusia dinyatakan sebagai makhluk yang memiliki kelebihan
dibanding dengan makhluk lain, namun manusia memiliki kelemahan-
kelemahan itu yaitu sangat mungkin melakukan kesalahan-kesalahan. Oleh
karena itu Allah memberikan kesempatan untuk bertaubat. Bahkan dalam
keadaan terpaksa. Islam membolehkan manusia melakukan yang dalam
keadaan biasa tidak dibenarkan. (Q.S. Al- Baqarah / 27 : 173)
4. Bidang Muamalah Duniawiyah
Dari segi bahasa muamalat berarti berbagai macam amalan keduniaan.
Sementara kalau dilihat dari segi istilah mengandung pengertian tata aturan ilahi
yang mengatur hubungan manusia dengan sesama manusia dengan benda. Dalam
hal ini agama islam memberikan berbagai pedoman baik dalam bentuk qaidah-
qaidah hukum yang ditegaskan oleh ajaran islam, meliputi masalah hukum nikah,
waris, dan masih banyak lagi. Tajdid dalam bidang muamalah ini adalah bentuk
membimbingkan, menuntunkan kepada mereka agara dalam berkiprah di tengah-
tengah masyarakat dengan berbagai kegiatannya mereka selalu berpedoman
kepada qaidah-qaidah yang telah digariskan oleh ajaran agama.
10
Dalam bidang Muamalat Duniawiyat Muhammadiyah mengajarkan dalam
bentuk membimbing, menuntunkan kepada mereka agar dalam berkiprah
ditengah-tengah masyarakat dengan berbagai kegiatannya mereka selalu
berpedoman kepada qaidah-qaidah yang telah digariskan oleh ajaran agama.
Muhammadiyah bekerja untuk terlaksananya mu’amalat duniawiyah (pengolahan
dunia dan pembinaan masyarakat) dengan berdasarkan ajaran Agama serta
menjadi semua kegiatan dalam bidang ini sebagai ibadah kepada Allah SWT.
1. Menganut prinsip mubah.
2. Harus dilakukan dengan saling rela artinya tidak ada yang dipaksa.
3. Harus saling menguntungkan. Artinya mu’amalah dilakukan untuk
menarik manfaat dan menolak kemudharatan.
4. Harus sesuai dengan prinsip keadilan.
11
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Muhammadiyah berkeyakinan bahwa Islam adalah Agama Allah yang
diwahyukan kepada Rasul-Nya mulai dari nabi adam hingga nabi terakhir yaitu
nabi Muhammad SAW, sebagai hidayah dan rahmat Allah kepada umat manusia
sepanjang masa, dan menjamin kesejahteraan hidup materil dan spritual, duniawi
dan ukhrawi. Rumusan matan keyakinann dan cita-cita hidup muhammadiah
terdiri dari 5 lima angka 5 (lima) angka tersebut dibagi menjadi 3 (tiga) kelompok.
“agama (yakni agama islam yang di bawa oleh nabi muhammad saw) ialah apa
yang diturunkan allah didalam al-qur’an dan yang tersebut didalam sunnah shahih
berupa perintah-perintah dan larangan-larangan serta petunju-petunjuk untuk
kebaikan manusia di dunia dan di akhirat.”(PUTUSAN MAJLIS TARJIH).
3.2 Saran
Dengan belajarnya kemuhammadiyaan kita sebagai mahasiswa yang
kuliah dibawah naungan Muhammadiyah mampu mengetahui seperti apa
Muhammadiyah dan memahami aqidah, ibadah, akhlak dan muamalah dalam
perspektif Muhammadiyah yang dapat menambah wawasan kita semua.
12
DAFTAR PUSTAKA
Pasha, M.K., & Darban, A.A. (2003). Muhammadiyah sebagai gerakan islam.
Yogyakarta : Lembaga Pengkajian dan Pengamalan Islam
http://dewyrohmawati.blogspot.nl/2017/04/matan-keyakinan-dan-cita-cita.html
https://pandikalbar.wordpress.com/2010/02/25/paham-keagamaan
muhammadiyah/
https://waskitozx.wordpress.com/makalah/makalah-pendidikan-islam/makalah-
akidah/gerakan-akidah-corak-muhammadiyah/
13