Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

“Matan Keyakinan dan Cita-Cita Hidup Muhammadiyah”

Mata Kuliah: Kemuhammadiyahan

Dosen Pengampu: Drs. San Susilo, M.M

Disusun Oleh:

Nama: Rifki Ahad Ridwandhani

NIM : 212223049

PENDIDIKAN JASMANI KESEHATAN DAN REKREASI

STKIP MUHAMMADIYAH KUNINGAN

2022
KATA PENGANTAR

Dengan mengucapkan puji dan syukur kepada Allah SWT, yang telah melimpahkan
rahmat dan karunia-Nya kepada kami, sehingga saya dapat menyelesaikan penyusunan makalah
ini dengan judul “Matan Keyakinan dan Cita-Cita Hidup Muhammadiyah”.
Makalah ini disusun dengan harapan dapat menambah pengetahuan dan wawasan kita
semua.
 Kami menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih banyak kekurangan, oleh
sebab itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun. Dan semoga selesainya
makalah ini dapat bermanfaat bagi teman-teman sekalian.

Kuningan, 15 Oktober 2022

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR......................................................................................................................i
DAFTAR ISI...................................................................................................................................ii
PENDAHULUAN...........................................................................................................................1
A. Latar Belakang.......................................................................................................................1
B. Rumusan Masalah..................................................................................................................1
C. Tujuan....................................................................................................................................2
A. PEMBAHASAN....................................................................................................................2
B. Cita-Cita Muhammadiyah......................................................................................................3
C. Islam dalam Keyakinan Muhammadiyah..............................................................................4
D. Pemikiran dan Gerakan Muhammadiyah dalam Bidang Akidah, Ibadah, Akhlak dan
Muamalah Duniawiyah..........................................................................................................4
KESIMPULAN......................................................................................................................................... 9
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................................................ 10

ii
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Muhammadiyah adalah persyarikatan yang merupakan gerakan Islam. Maksud


geraknya ialah Da’wah Islam Amar- Ma’ruf nahi-munkar pada bidang yang perseorangan
dan masyarakat. Dakwah dan amar-ma’ruf nahi-munkar pada bidang yang pertama
terbagi menjadi dua golongan, kepada yang Islam (umat ijabah) bersifat pembaharuan
(tajdid) yaitu mengembalikan kepada ajaran ajaran agama Islam yang asli murni. Yang
kedua kepada yang belum islam (umat dakwah), bersifat seruan dan ajakan untuk
memeluk agama Islam. Adapun dakwah dana amar ma’ruf nahi-munkar pada bidang
yang kedua, ialah kepada masyarakat, bersifat perbaikan dan bimbingan serta peringatan.
Adapun sifat dakwah yang ditujukan kepada orang yang sudah Islam bukan lagi
bersifat ajakan untuk menerima Islam sebagai keyakinan hidupnya, akan tetapi bersifat
tajdid dalam arti pemurnian. Artinya bahwa tajdid yang dikenakan kepada golongan ini
adalah bersifat menata kembali amal keagamaan mereka sedemikian bersih dan murninya
sbagaimana yang diajarkan oleh Allah dan Rasul-Nya. Dalam hal tajdid atau pemurnian
terhadap amal keberagaman umat ijabah, muhammadiyah mempunyai pemikiran-
pemikiran yang meliputi bidang Aqidah, Ibadah Akhlak, dan Muamalah duniawiyah.
B. Rumusan Masalah

Rumusan Masalah dari Latar Belakang diatas yaitu:

1. Apa Cita-cita Muhammadiyah?


2. Bagaimana Islam dalam Keyakinan Muhammadiyah?
3. Bagaimana Pemikiran dan Gerakan Muhammadiyah dalam Bidang Akidah, Ibadah,
Akhlak dan Muamalah Duniawiyah?
C. Tujuan

1. Untuk mengetahui Cita-cita Muhammadiyah.


2. Untuk mengetahui Islam dalam Keyakinan Muhammadiyah.
3. Untuk mengetahui Pemikiran dan Gerakan Muhammadiyah dalam Bidang Akidah,
Ibadah, Akhlak dan Muamalah Duniawiyah.

1
PEMBAHASAN

A. Cita-Cita Muhammadiyah

Sebagai organisasi, Muhammadiyah mempunyai cita-cita. Cita-cita


Muhammadiyah itu tertuang dalam Matan Keyakinan dan Cita-cita Hidup
Muhammadiyah (MKCHM), Cita-cita Muhammadiyah adalah terwujudnya masyarakat
utama, adil, dan makmur yang diridai Allah SWT. Matan keyakinan dan cita-cita hidup
Muhammadiyah diputuskan oleh Tanwir Muhammadiyah tahun 1969 di Ponorogo,
1. Muhammadiyah adalah Gerakan berazas Islam, bercita-cita dan bekerja untuk
terwujudnya masyarakat Islam yang sebenar-benarnya,
2. Muhammadiyah berkeyakinan bahwa Islam adalah agama Allah yang di
wahyukan kepada rasulnya sejak nabi Adam, Ibrahim, Musa, Isa dan seterusnya
sampai kepada nabi penutup Muhammad SAW.
3. Muhammadiyah dalam mengamalkan islam berdasarkan: Al Qur’an dan Sunah
Rasul
4. Muhammadiyah bekerja untuk terlaksananya ajaran-ajaran islam yang meliputi
Akidah, Akhlak, Ibadah dan Muamalah Duniawiyah
5. Muhammadiyah mengajak segenap lapisan bangsa Indonesia untuk berusaha
bersama-sama menjadikan suatu Negara yang adil, makmur dan di ridhoi Allah
swt. Baldatun thayyibatun wa rabbun ghafur.

B. Islam dalam Keyakinan Muhammadiyah

Islam dalam keyakinan muhammadiyah. Muhammadiyah bekerja untuk tegaknya


aqidah Islam yang murni bersih dari gejala-gejala kemusyrikan bidah dan khurofat tanpa
mengabaikan prinsip toleransi menurut ajaran Islam. This study aims to describe the
progressive Islam emerging in Muhammadiyah and to elaborate it in the view of
Muhammadiyah. Islam satu-satunya agama yang diridhai Allah dan agama yang
sempurna.
Dipahami oleh Muhammadiyah bahwa al-Quran dan as-Sunnah bersifat tetap
sedang interpretasinya bisa berubah-ubah. Bangsa serta mempengaruhi kehidupan

2
Muhammadiyah. Unsur-unsur yang harus ada pada setiap ideologi adalah adanya
pandangan komprehensif tentang manusia dan dunia alam semesta di mana manusia
hidup adanya.
Hal ini bukan berarti Muhammadiyah tidak bersikap istiqamah dalam beragama
tetapi justeru memahami arti pentingnya ijtihad dalam menyusun dan merumuskan
kembali pemahaman agama Islam sebagaimana yang diisyaratkan oleh al-Quran dan as-
Sunnah. Islam dalam pandangan Muhammadiyah merupakan Pengikut nabi muhammad
apapun yang dikerjakan Nabi Muhammad adalah pedoman untuk pengikut
muhammadiyah. 1 Islamic terms and ideas progressive substantially and historically are
not new because they are attached to the presence of the Muhammadiyah since its birth
and became popular when it was used as the theme of the 47th Muhammadiyah.
Penjelasan dan palaksanaan ajaran-ajaran Al-Quran yang diberikan oleh Nabi
Muhammad SAW dengan menggunakan akal fikiran sesuai dengan jiwa ajaran Islam.
Muhammadiyah berkeyakinan bahwa Islam adalah agama Allah yang diwahyukan
kepada para Rasul-Nya sejak nabi Adam Nuh Ibrahim Musa Isa dan seterusnya sampai
kepada nabi penutup Muhammad saw sebagai hidayah dan rahmat Allah kepada umat
manusia sepanjang masa dan menjamin kesejahtraan hidup materiil dan sprituil duniawi
dan ukhrawi. Haedar Nashir dalam Memahami Ideologi Muhammadiyah 2016
menyatakan bahwa konsep ideologi adalah sistem keyakinan cita-cita dan perjuangan
Muhammadiyah sebagai gerakan Islam dalam mewujudkan masyarakat Islam yang
sebenar-benarnya Tidak hanya terkait dengan seperangkat paham pemikiran atau
pandangan hidup namun juga mencakup tentang teori dan.
Anggota Muhammadiyah sebagai penjabaran dan bagian dari Keyakinan Hidup
Islami Dalam Muhammadiyah yang menjadi amanat Tanwir Jakarta 1992 yang lebih
merupakan konsep filosofis. Muhammadiyah bekerja untuk tegaknya nilai-nilai akhlaq
mulia dengan berpedoman kepada ajaran-ajaran Al Quran dan Sunnah Rosul tidak
bersendi kepada nilai-nilai ciptaan manusia. Ijtihad terbuka disepanjang zaman.
C. Pemikiran dan Gerakan Muhammadiyah dalam Bidang Akidah, Ibadah, Akhlak

dan Muamalah Duniawiyah

1. Pemikiran Muhammadiyah dalam Bidang Akidah

3
Aqidah Islam menurut Muhammadiyah dirumukan sebagai konsekuensi logis
dari gerakannya. Formulasi aqidah yan dirumuskan dengan merujuk langsung kepada
sumber utama ajaran Islam itu disebut ‘aqidah shahihah’, yang menolak sebagai
bentuk campur tangan pemikiran teologis. Karakteristik aqidah muhammadiyah itu
secara umum dapat dijelaskan sebagai berikut:
 Pertama, nash sebagai dasar rujukan. Semangat kembali kepada Al-Qur’an
dan Sunnah sebenarnya sudah menjadi tema umum pada setiap gerakan
pembaharuan. Karena diyakini sepenuhnya bahwa hanya dengan berpedoman
pada kedua sumber utama itulah ajaran islam dapat hidup dan berkembang
secara dinamis. Muhammadiyah juga menjadikan hal ini sebagai tema sentral
gerakannya, lebih-lebih dalam masalah aqidah seperti dinyatakan: “ Inilah
pokok-pokok aqidah yang benar itu, yang terdapat dalam Al-Qur’an dan
dikuatkan dengan pemberitahuan- pemberitahuan mutawatir.”Berdasarkan
pernyataan diatas, jelaslah bahwa sumber aqidah Muhammadiyah adalah Al-
Qur’an dan Sunnah yang dikuatkan dengan berita-berita yang mutawatir.
 Kedua, keterbatasan peranan akal dalam soal aqidah Muhammadiyah
termasuk kelompok yang memandang kenisbian akal dalam masalah aqidah.
Sehingga formulasi posisi akal sebagai berikut “Allah tidak menyuruh kita
membicarakan hal-hal yang tidak tercapai pengertian oleh akal dalam hal
kepercayaan, sebab akal manusia tidak mungkin mencapai pengertian tentang
Dzat Allah dan hubungan-Nya dengan sifat-sifat yang ada pada-Nya.
 Ketiga, kecondongan berpandangan ganda terhadap perbuatan manusia.
Pertama, segala perbuatan telah ditentukan oleh Allah dan manusia hanya
dapat berikhtiar. Kedua, jika ditinjau dari sisi manusia perbuatan manusia
merupakan hasil usaha sendiri. Sedangkan bila ditinjau dari sisi Tuhan,
perbuatan manusia merupakan ciptaan Tuhan.
 Keempat, percaya Qada dan Qadar. Serta kelima, menetapkan sifat-sifat
Allah. Seperti halnya pada aspek-aspek aqidah lainnya, pandangan
Muhammadiyah mengenai sifat-sifat Allah tidak dijelaskan secara mendetail.
2. Pemikiran Muhammadiyah dalam Bidang Ibadah

4
Secara etimologis ibadah berasal dari kata ubudah, ubudiyah, dan abdiyah,
yang artinya tunduk dan merendahkan diri. Maksudnya menyerah dan tunduknya
seseorang terhadap orang lain secara patuh tanpa perlawanan, penyelewengan dan
pendurhakaan, hingga dilayaninya orang itu (yang dipatuhimya) menurut keinginan
dan kemauannya. Sementara Majlis Tarjih Muhammadiyah merumuskan pengertian
ibadah yakni “bertaqarruf (berserah diri) kepada Allah, dengan mentaati segala
perintah-Nya, menjauhi segala larangan-Nya, dan mengamalkan semua yang
diizinkan Allh SWT.”
Dari batasan ibadah di atas, selanjutnya Muhammadiyah membedakan ibadah
menjadi dua yaitu:
 Ibadah khusus atau ibadah mahdlah, yakni ibadah yang telah ditetapkan secara
pasti oleh Syara, baik rincian, tingkah laku, maupun tata caranya. Contohnya
thaharah, shalat umrah dan haji.
 Ibadah umum yaitu segala amalan keduniaan yang diizinkan Allah. Ibadah
umum ini dalam bidang politik, ekonomi, sosial, kebudayaan, pendidikan,
pertahanan dan keamanan.
Pengertian ibadah yang dimaksud dalam pembahasan di sini adalah ibadah
dalam arti khusus, atau yang disebut ibadah mahdliyah. Ibadah ini berupa aturan ilahi
yang mengatur hubungan ritual langsug antara hamba dengan Tuhannya, yang cara
atau tata caranya ditentukan dengan terperinci dalam Al-Qur’an da Sunnah Rasul.
Terhadap bidang ini tertutup sama sekali dan berbagai ragam ijtihad ataupun berbagai
macam bid’ah serta dalam pengamalan dan penerapannya dilarang sekedar dengan
sikap taqlid semata-mata.
3. Pemikiran Muhammadiyah dalam Bidang Akhlak
Mengingat pentingnya akhlak dalam kaitannya dengan keimanan seseorang,
maka Muhammadiyah sebagai gerakan Islam juga dengan tegas menempatkan akhlak
sebagai salah satu sendi dasar sikap keberagamannya. Dalam matan keyakinan dan
cita-cita Muhammadiyah dijelaskan “Muhammadiyah bekerja untuk tegaknya nilai-
nilai akhlak mulia dengan berpedoman kepada ajaran-ajaran Al-Qur’an dan Sunnah,
tidak bersendi pada nilai-nilai ciptaan manusia.”

5
Akhlak adalah nilai-nilai dan sifat yang tertanam dalam jiwa yang
menimbulkan perbuatan-perbuatan dengan gampang dan mudah, tanpa memerlukan
pemikiran dan pertimbangan. Nilai dan perilaku baik dan buruk seperti sabar, syukur,
tawakkal, birrul walidaini dan sebagainya (Al-Akhlaqul Mahmudah) dan sifat
sombong, takabur, dengki, ria dan sebagainya (Al-Akhlakul Madzmuham).
Mengenai muhammadiyah menjadikan akhlak sebagai salah satu garis
perjuangannya, hal ini selain secara tegas dinyatakan dalam nash, juga tidak dapat
dipisahkan dari akar historis yang melatarbelakangi kelahirannya. Kebodohan,
perpecahan diantara sesama orang Islam, melemahnya jiwa santun terhadap dhuafa,
penghormatan yang berlebih-lebihan terhadap orang yang dianggap suci adalah
bentuk realisasi tidak tegaknya ajaran akhlakul karimah.
Untuk menghidupkan akhlak yang islami, maka Muhammadiyah berusaha
memperbaiki dasar-dasar ajaran yang sudah lama menjadi keyakinan umat islam,
yaitu dengan menyampaikan ajaran yang benar-benar berdasar kepada Al-Qur’an dan
Sunnah Maqbulah, membersihkan jiwa dari kesyirikan, sehingga kepatuhan dan
ketundukannya hanya semata-mata kepada Allah usaha tersebut ditempuh melalaui
pendidikan. Sehingga sifat bodoh dan inferoritas berangsur-angsur habis kemudian
membina ukhluwah antar sesama muslim. \
Adapun sifat-sifat akhlak Islam dapat digambarkan sebagai berikut:
 Akhlak Rabbani: sumber akhlak Islam itu wahyu Allah yang termaktub dalam
Al-Qur’an dan As-Sunnah bertujuan mendapatkan kebahagiaan dunia dan
akhirat. Akhlak islamlah moral yang tidak bersifat kondisioanl dan
situasional, tetapi akhlak yang memiliki nilai yang mutlak. Akhlak rabbanilah
yang mampu menghindari nilai moralitas dalam hidup manusia. (QS Al-
An’am :153).
 Akhlak manusiawi: akhlak dalam Islam sejalan dan memenuhi fitrah manusia.
Jiwa manusia yang merindukan kebaikan, dan akan terpenuhi dengan
mengikuti ajaran akhlakdalam islam.
 Akhlak universal: sesuai dengan kemanusiaan yang universal dan menyangkut
segala apek kehidupan manusia baik yang berdimensi vertical, maupun
horizontal. (Q.S Al-An’am :151-152).

6
 Akhlak keseimbangan: akhak islam dapat memenuhi kebutuhan sewaktu
hidup di dunia maupun di akhirat, memenuhi tuntutan kebutuhan manusia
duniawi maupun ukhrawi secara seimbang, begitu juga memenuhi kebutuhan
pribadi dan kewajiban terhadap masyarakat, seimbang pula. (H.R Bukhori)
 Akhlak realistik: akhlak islam memperhatikan kenyataan hidup manusia
walaupun manusia dinyatakan sebagai makhluk yang memiliki kelebihan
disbanding dengan makhluk lain, namun manusia memiliki kelemahan-
kelemahan itu yaitu sangat mungkin melakukan kesalahan-kesalahan. Oleh
karena itu Allah memberikan kesempatan untuk bertaubat. (Q.S Al-
Baqarah :173)
4. Pemikiran Muhammadiyah dalam Bidang Muamalah Duniawiyah
Dari segi bahasa muamalat berarti berbagai macam amalan keduniaan.
Sementara kalau dilihat dari segi istilah mengandung pengertian tata aturan ilahi yang
mengatur hubungan manusia dengan sesama manusia dengan benda. Dalam hal ini
agama islam memberikan berbagai pedoman baik dalam bentuk qaidah-qaidah hukum
yang ditegaskan oleh ajaran islam, meliputi masalah hukum nikah, waris, dan masih
banyak lagi. Tajdid dalam bidang muamalah ini adalah bentuk membimbingkan,
menuntunkan kepada mereka agara dalam berkiprah di tengah-tengah masyarakat
dengan berbagai kegiatannya mereka selalu berpedoman kepada qaidah-qaidah yang
telah digariskan oleh ajaran agama.
Dalam bidang Muamalat Duniawiyat Muhammadiyah mengajarkan dalam
bentuk membimbing, menuntunkan kepada mereka agar dalam berkiprah ditengah-
tengah masyarakat dengan berbagai kegiatannya mereka selalu berpedoman kepada
qaidah-qaidah yang telah digariskan oleh ajaran agama. Muhammadiyah bekerja
untuk terlaksananya mu’amalat duniawiyah (pengolahan dunia dan pembinaan
masyarakat) dengan berdasarkan ajaran Agama serta menjadi semua kegiatan dalam
bidang ini sebagai ibadah kepada Allah SWT.
Di dalam prinsip-prinsip Majlis Tarjih poin 14 disebutkan “dalam hal-hal
termasuk Al-Umurud Dunyawiyah yang tidak termasuk tugas para nabi,
menggunakan akal sangat diperlukan, demi untuk tercapainya kemaslahatan umat.”
Adapun prinsip-prinsip muamalah yang terpenting antara lain:

7
 Menganut prinsip mubah
 Harus dilakukan dengan saling rela artinya tidak ada yang dipaksa
 Harus saling menguntungkan
 Harus sesuai dengan keadilan.

KESIMPULAN

Aqidah Islam menurut Muhammadiyah dirumukan sebagai konsekuensi logis dari


gerakannya. Secara etimologis ibadah berasal dari kata ubudah, ubudiyah, dan abdiyah, yang
artinya tunduk dan merendahkan diri. Sementara Majlis Tarjih Muhammadiyah merumuskan
pengertian ibadah yakni “bertaqarruf (berserah diri) kepada Allah, dengan mentaati segala
perintah-Nya, menjauhi segala larangan-Nya, dan mengamalkan semua yang diizinkan Allh
SWT.
Akhlak adalah nilai-nilai dan sifat yang tertanam dalam jiwa yang menimbulkan
perbuatan-perbuatan dengan gampang dan mudah, tanpa memerlukan pemikiran dan
pertimbangan. Adapun akhlak terbagi 5 yaitu Akhlak Rabbani, Akhlak manusiawi, Akhlak
universal, Akhlak keseimbangan, dan Akhlak realistik.
Dari segi bahasa muamalat berarti berbagai macam amalan keduniaan. Sementara kalau
dilihat dari segi istilah mengandung pengertian tata aturan ilahi yang mengatur hubungan
manusia dengan sesama manusia dengan benda

8
DAFTAR PUSTAKA

- https://ibtimes.id/cita-cita-hidup-muhammadiyah/
- https://dakwahislami.net/islam-dalam-keyakinan-muhammadiyah/
- https://sakinahekos.blogspot.com/2018/12/pemikiran-muhammadiyah-dalam-
bidang.html

Anda mungkin juga menyukai