Disusun :
Kelompok III
1. Benita Zerlindha 2015-182
2. Rawinda Novi Amy 2015-189
3. Rosi Dwi Indriani 2015-205
4. Yaomil Fitriyah 2015-222
Penulis
i
DAFTAR ISI
KATAPENGANTAR ......................................................................... i
DAFTAR ISI ....................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ..................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ................................................................................ 1
C. Tujuan .................................................................................................. 1
BAB II PEMBAHASAN
A. Cita-cita Muhammadiyah ..................................................................... 2
B. Islam dalam keyakinan Muhammadiyah ............................................. 4
C. Arah usaha Muhammadiyah dalam bidang Aqidah, Ibadah, Akhlak
dan Muamalah Duniawiyah .................................................................. 7
BAB III PENUTUP
A. Simpulan .............................................................................................. 13
B. Saran .................................................................................................... 14
DAFTAR PUSTAKA
ii
BAB I
PENDAHULUAN
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana cita-cita Muhammadiyah ?
2. Bagaimana Islam dalam keyakinan Muhammdiyah ?
3. Bagaimana arah usaha Muhammdiyah dalam bidang aqidah, ibadah, akhlak dan
muamalah duniawiyah ?
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui bagaimana cita-cita Muhammadiyah.
2. Untuk mengetahui terkait Islam dalam keyakinan Muhammadiyah.
3. Untuk mengetahui dan paham mengenai arah usaha Muhammadiyah dalam
bidang aqidah, ibadah, akhlak dan muamalah duniawiyah.
1
BAB II
PEMBAHASAN
2
b. Sunnah Rasul: Penjelasan dan palaksanaan ajaran-ajaran Al-Qur’an yang
diberikan oleh Nabi Muhammad SAW dengan menggunakan akal fikiran
sesuai dengan jiwa ajaran Islam.
4. Muhammadiyah bekerja untuk terlaksananya ajaran-ajaran Islam yang
meliputi bidang-bidang:
a. Aqidah
Muhammadiyah bekerja untuk tegaknya aqidah Islam yang murni, bersih
dari gejala-gejala kemusyrikan, bid’ah dan khufarat, tanpa mengabaikan
prinsip toleransimenurutajaranIslam.
b. Akhlak
Muhammadiyah bekerja untuk tegaknya nilai-nilai akhlak mulia dengan
berpedoman kepada ajaran-ajaran Al-Qur’an dan Sunnah rasul, tidak
bersendi kepada nilai-nilai ciptaan manusia
c. Ibadah
Muhammadiyah bekerja untuk tegaknya ibadah yang dituntunkan oleh
Rasulullah SAW, tanpa tambahan dan perubahan dari manusia.
d. Muamalah Duniawiyah
1) Muhammadiyah bekerja untuk tegaknya aqidah Islam yang murni, bersih
dari gejala-gejala kemusyrikan, bid’ah dan khurafat, tanpa mengabaikan
prinsip toleransi menurut Islam
2) Muhammadiyah bekerja untuk tegaknya nilai-nilai akhlaq mulia dengan
berpedoman ajaran-ajaran Al-Quran dan Sunnah Rasul, tidak bersendi
kepada nilai-nilai ciptaan manusia
3) Muhammadiyah bekerja untuk tegaknya ibadah yang dituntunkan oleh
Rasulullah saw, tanpa tambahan dan perubahan dari manusia
4) Muhammadiyah bekerja untuk terlaksananya muamalat duniawiyat
(pengolahan dunia dan pembinaan masyarakat) dengan berdasarkan
ajaran Agama serta menjadikan semua kegiatan dalam bidang ini sebagai
ibadah keppada Allah Swt.
3
B. Islam dalam Keyakinan Muhammdiyah
4
pandangan yang mendasar mengenai konsep dunia (ma hiya al-dunyâ). Menurut
Muhammaiyah, bahwa ”Yang dimaksud dengan ”urusan dunia” dalam Sabda
Rasulullah saw.:
”Kamu lebih mengerti urusan duniamu” (HR. Muslim) ialah segala perkara
yang tidak menjadi tugas diutusnya para Nabi; yaitu perkara-perkara/pekerjaan-
pekerjaan/urusan-urusan yang diserahkan sepenuhnya kepada kebijaksanaan
manusia (Kitab Masalah Lima, Al-Masâil Al-Khams tentang al-Dunýâ).
Bahwa dasar muthlaq untuk berhukum dalam agama Islam adalah Al-
Quran dan Al-Hadits. Bahwa di mana perlu dalam menghadapi soal-soal yang
telah terjadi dan sangat dihajatkan untuk diamalkannya, mengenai hal-hal yang
tak bersangkutan dengan ‘ibadah mahdhah padahal untuk alasan atasnya tiada
terdapat nash sharih dalam Al-Quran dan Sunnah shahihah, maka
5
dipergunakanlah alasan dengan jalan ijtihad dan istimbath dari nash yang ada
melalui persamaan ‘illat, sebagaimana telah dilakukan oleh ‘ulama salaf dan
Khalaf (Kitab Masalah Lima, Al-Masail Al-Khams tentang Qiyas).
Dengan dasar dan cara memahami agama yang seperti itu, Muhammadiyah
berpendirian bahwa ajaran Islam merupakan ”kesatuan ajaran” yang tidak boleh
dipisah-pisahkan dan meliputi ‘aqidah, akhlak, ‘ibadah, dan mu’amalat.; yang
semuanya bertumpu dan untuk mencerminkan kepercayaan ”Tauhid” dalam
hidup dan kehidupan manusia, dalam wujud dan bentuk hidup dan kehidupan
yang semata-mata beribadah kepada Allah dalam arti luas dan penuh (Pimpinan
Pusat Muhammadiyah, Himpunan Keputusan2 PP Muhammadiyah., hal. 8-10.).
Mengenai paham agama Islam juga cukup mendasar juga dapat dirujuk
pada tafsir Muqaddimah Anggaran Dasar Muhammadiyah yang tercantum
dalam ”Tafsir Anggaran Dasar Muhammadiyah” hasil Majelis Tanwir tahun
1951. Dalam menafsirkan kalimat ”radlitu bi Allah rabba wa bil al-Islami dina
wa bi Muhammad shalla Allah ‘alaihi wassalam nabiyya wa rasula”, ditafsirkan
ke dalam lima pokok ”penegasan”. Kelima pokok pernyataan penegasan
menganai Muqaddimah tersebut ialah (1) Tauhid, (2) Hidup Bermasyarakat, (3)
Hidup Beragama, (4) Hidup Berorganisasi (Bersyarikat), dan (5) Negara Indah
Tuhan Mengampuni. Substansi inilah yang digali dari matan dan rumusan
lengkap ”Muqaddimah Anggaran Dasar Muhammadiyah” yang digagas Ki
Bagus Hadikusuma tahun 1946, yang terdiri atas enam pernyataan fundamental
mengenai Muhammadiyah, yang dikenal pula sebagai ideologi Muhammadiyah,
yakni: (1) Hidup manusia harus berdasar tauhid, ibadah, dan taat kepada Allah;
(2)Hidup manusia bermasyarakat; (3) Mematuhi ajaran-ajaran agama Islam
dengan keyakinan bahwa ajaran Islam itu satu-satunya landasan kepribadian dan
ketertiban bersama untuk kebahagiaan dunia akhirat; (4) Menegakkan dan
menjunjung tinggi agama Islam dalam masyarakat adalah kewajiban sebagai
ibadah kepada Allah dan ihsan kepada kemanusiaan; (5) ‘Ittiba kepada langkah
perjuangan Nabi Muhammad s.a.w.; (6) Melancarkan amal-usaha dan
perjuangan dengan ketertiban organisasi.
Pandangan atau paham agama yang demikian mendasar dan luas tersebut
menunjukkan pemikiran yang komprehensif dan berorientasi tajdid dari
Muhammadiyah di masa lalu, yang menjadi basis bagi gerakan Muhammadiyah
untuk kurun berikutnya. Pemikiran tajdid tersebut baik yang berdimensi
pemurnian maupun pembaruan, sehingga keduanya merupakan pilar penting
dalam pandangan dan pengamalan ajaran Islam di lingkungan Muhammadiyah.
Dengan pemurnian Muhammadiyah merujuk dan menampilkan Islam yang
sesuai dengan pesan autentik Wahyu Allah dan Sunnah Nabi yang sahih
(maqbulah), sehingga beragama jelas sumber ajarannya dan tidak terkontaminasi
dengan pandangan dan praktik yang bersifat bid’ah atau tambahan-tambahan
6
manusia. Sebaliknya, dengan tajdid yang bersifat pembaruan, maka aspek ajaran
Islam yang murni itu sekaligus memiliki fungsi dalam kehidupan sehingga Islam
menjadi agama kehidupan. Lebih jauh lagi, dengan tajdid yang bersifat
pembaruan, maka Islam sebagai ajaran sekaligus dapat menjawab tantangan-
tantangan baru dalam setiap babakan kehidupan, sehingga agama ini benar-benar
menjadi rahmatan lil-’alamin:
1. Aqidah
Matan keyakinan cita-cita Muhammadiyah terbagi atas beberapa aspek
penting salah satunya yaitu aqidah. Keimanan (aqidah) seseorang muslim akan
menentukan arah dan tujuan hidupnya, keimanan menjadi landasan bagi segala
aspek kehidupan seorang muslim, dimana seluruh aktivitasnya akan senantiasa
terikat dari nilai-nilai Islam yang diimaninya. Seorang yang telah beriman
dituntut untuk berinteraksi secara totalitas /utuh (kaffah) dengan islam.
Sebagaimana firman Allah dalam surah al-baqarah ayat 208.
7
Artinya :
Katakanlah: sesungguhnya sembahyangku, ibadahku, hidup dan matiku
hanyalah untuk Allah, Tuhan semesta alam. (QS.al-An’am(6):162.
Menjadikan Allah sebagai stu-satunya tujuan hidup tidak bisa silepaskan
dengan pengangkatan kerasulan Muhammad SAW sebagai teladan, panutan,
qudwah dalam kehidupan, apakah dalam hal ber-islam, beraqidah, berakhlak,
bermu’amalah, beribadah, berekonomi, berpolitik, berperang, berjihad, dan
sebagainya. Tanpa adanya tuntutan dari Rasulullah, ibadah sebagai tugas pokok
hidup manusia mustahil dapat dilaksanakan dengan benar.
2. Akhlak
8
berpedoman kepada ajaran-ajaran Alquran dan Sunnah Rasul, tidak bersendi
pada nilai-nilai ciptaan manusia.”
Akhlak adalah nilai-nilai dan sifat yang tertanam dalam jiwa yang
menimbulkan perbuatan-perbuatan dengan gampang dan mudah, tanpa
memerlukan pemikiran dan pertimbangan (Imam Ghazali). Nilai dan perilaku
baik dan burruk seperti sabar, syukur, tawakal, birrul walidaini, syaja’ah dan
sebagainya (Al-Akhlaqul Mahmudah) dan sombong, takabur, dengki, riya’,
‘uququl walidain dan sebagainya (Al-Akhlaqul Madzmuham).
Artinya : “Dan perpeganglah kamu semuanya kepada tali (agama) Allah, dan
janganlah kamu bercerai-berai, dan ingatlah akan nikmat Allah kepadamu
ketika kamu dahulu (masa jahiliyah) bermusuh-musuhan, maka Allah
mempersatukan hatimu, lalu menjadikan kamu karena nikmat Allah menjadi
bersaudara; dan kamu telah berada di tepi jurang neraka, lalu Allah
menyelamatkan kamu dari padanya.” (Ali Imran : 103).
9
1. Akhlaq Rabbani : Sumber akhlaq Islam itu wahyu Allah yang termaktub dalam
Al-Qur’an dan As-Sunnah, bertujuan mendapatkan kebahagiaan dunia dan
akhirat. Akhlaq Islamlah moral yang tidak bersifat kondisional dan situasional,
tetapi akhlaq yang memiliki nilai-nilai yang mutlak. Akhlaq rabbanilah yang
mampu menghindari nilai moralitas dalam hidup manusia
“Dan bahwa (yang Kami perintahkan) ini adalah jalan-Ku yang lurus, maka
ikutilah dia; dan janganlah kamu mengikuti jalan jalan (yang lain), karena
jalan-jalan itu akan mencerai-beraikan kamu darijalan-Nya. Yang demikian itu
diperintahkan Allah kepadamu agar kamu bertakwa.” (QS. al-An’aam: 153)
2. Akhlak Manusiawi. Akhlaq dalam Islam sejalan dan memenuhi fitrah manusia.
Jiwa manusia yang merindukan kebaikan, dan akan terpenuhi dengan mengikuti
ajaran akhlaq dalam Islam. Akhlaq Islam benar-benar memelihara eksistensi
manusia sebagai makhluk terhormat sesuai dengan fitrahnya.
3. Akhlak Universal. Sesuai dengan kemanusiaan yang universal dan menyangkut
segala aspek kehidupan manusia baik yang berdimensi vertikal, maupun
horizontal.
Akan Kami masukkan ke dalam hati orang-orang kafir rasa takut, disebabkan
mereka mempersekutukan Allah dengan sesuatu yang Allah sendiri tidak
menurunkan keterangan tentang itu. Tempat kembali mereka ialah neraka; dan
itulah seburuk-buruk tempat tinggal orang-orang yang zalim.
Dan sesungguhnya Allah telah memenuhi janji-Nya kepada kamu, ketika kamu
membunuh mereka dengan izin-Nya sampai pada saat kamu lemah dan
10
berselisih dalam urusan itu dan mendurhakai perintah (Rasul) sesudah Allah
memperlihatkan kepadamu apa yang kamu sukai. Di antaramu ada orang yang
menghendaki dunia dan diantara kamu ada orang yang menghendaki akhirat.
Kemudian Allah memalingkan kamu dari mereka untuk menguji kamu, dan
sesunguhnya Allah telah memaafkan kamu. Dan Allah mempunyai karunia
(yang dilimpahkan) atas orang orang yang beriman.(Q.S. Al-An’nam : 151-
152).
3. Muamalah Duniawiyah
Mua’malah : Aspek kemasyarakatan yang mengatur pegaulan hidup manusia
diatas bumi ini, baik tentang harta benda, perjanjian-perjanjian, ketatanegaraan,
hubungan antar negara dan lain sebagainya.
Di dalam prinsip-prinsip Majlis Tarjih poin 14 disebutkan “Dalam hal-hal
termasuk Al-Umurud Dunyawiyah yang tidak termasuk tugas para nabi,
menggunakan akal sangat diperlukan, demi untuk tercapainya kemaslahatan
umat.”
Adapun prinsip-prinsip mu’amalah dunyawiyah yang terpenting antara lain:
a. Menganut prinsip mubah.
b. Harus dilakukan dengan saling rela artinya tidak ada yang dipaksa.
c. Harus saling menguntungkan. Artinya mu’amalah dilakukan untuk menarik
mamfaat dan menolak kemudharatan.
d. Harus sesuai dengan prinsip keadilan.
Contoh usaha yang dilakukan oleh Muhammadiyah dalam bidang ini adalah
melakukan penyaluran dan pembagian zakat fitrah dan maal kepada fakir
miskin, pendirian panti jompo, pasti miskin, panti asuhan, pendirian balai
kesehatan, rumah sakit Umum, dll.
4. Ibadah
11
Pembaharuan dalam bidang keagamaan ialah penemuan kembali ajaran
atau prinsip dasar yang berlaku abadi, yang karena waktu, lingkungan situasi
dan kondisi, mungkin menyebabkan dasar-dasar tersebut kurang jelas tampak
dan tertutup oleh kebiasaan dan pemikiran tambahan lain.
Di atas telah disebutkan bahwa yang dimaksud pembaharuan dalam bidang
keagamaan adalah memurnikan kembali dan mengembalikan kepada
keasliannya. Oleh karena itu dalam pelaksanaan agama baik menyangkut aqidah
(keimanan) ataupun ritual (ibadah) haruslah sesuai dengan aslinya, yaitu
sebagaimana diperintahkan oleh Allah dalam Al-Quran dan dituntunkan oleh
Nabi Muhammad SAW, lewat sunah-sunahnya.
Dalam masalah aqidah Muhammadiyah bekerja untuk tegaknya aqidah
Islam yang murni, bersih dari gejala-gejala kemusyrikan, bid’ah dan khufarat
tanpa mengabaikan prinsip-prinsip toleransi menurut ajaran Islam, sedang dalam
ibadah Muhammadiyah bekerja untuk tegaknya ibadah tersebut sebagaimana
yang dituntunkan Rasulullah SAW tanpa tambahan dan perubahan dari manusia.
Dengan kembali kepada ajaran dasar ini yang populernya disebut pada Al-
Qur’an dan Hadits, Muhammadiyah berusaha menghilangkan segala macam
tambahan yang datang kemudian dalam agama. Memang di Indonesia keadaan
ini terasa sekali, bahwa keadaan keagamaan yang nampak adalah serapan dari
berbagai unsur kebudayaan yang ada.
12
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Sebagai usaha Muhammadiyah untuk mencapai tujuannya: “menegakkan
dan menjunjung tinggi Agama Islam sehingga terwujud masyarakat utama, adil
dan makmur yang diridlai Allah SWT. Maka alam melaksanakan usaha tersebut,
Muhammadiyah berjalan diatas prinsip gerakannya, seperti yang dimaksud di
dalam Matan Keyakinan Cita-cita Hidup Muhammadiyah, Salah satunya
adalahMuhammadiyah bekerja untuk terlaksananya ajaran-ajaran Islam yang
meliputi bidang-bidang seperti Aqidah, Akhlak,Ibadah,MuamalahDuniawiyah.
B. Saran
Demikian makalah ini di buat untuk membantu dalam proses belajar
mengajar, jika ada kesalahan maka kami sebagai pembuat makalah ini bersedia
menerima kritik dan saran dari pembaca.
semoga makalah ini dapat di gunakan sebagai mestinya, dan mendatangkan
manfaat kepada pembaca amin.
13
DAFTAR PUSTAKA
https://guruilmu.wordpress.com/2011/08/15/matan-keyakinan-dan-cita-cita-hidup-
muhammadiyah/
http://pa-ponpes-muhammadiyah-madiun.blogspot.co.id/2013/01/matan-keyakinan-
dan-cita-cita-hidup.html
http://muhammadiyahstudies.blogspot.co.id/2010/01/memahami-islam-dalam-
muhammadiyah_6941.html
http://blog.umy.ac.id/feriferari/2012/01/11/paham-muhammadiyah/
http://tarjih.muhammadiyah.or.id/content-3-sdet-sejarah.html
Widagdo Bambang, 2015. AIK -Kemuhammadiyahan 3, Malang: UMM Press.
14