Anda di halaman 1dari 99

30

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Praktek Magang.

Program kerja praktek magang merupakan kegiatan akademik

intrakulikuler menjadi salah satu alternatif mahasiswa untuk dapat

mengenal lebih jauh dunia kerja karena dengan magang mahasiswa dapat

mengimplementasikan ilmu yang didapat di bangku kuliah ke dunia kerja

dan mendapat ilmu dan pengalaman baru dalam dunia kerja yang nantinya

diharapkan akan sangat bermanfaat saat mahasiswa lulus dan bekerja.

Melalui kegiatan magang ini diharapkan adanya suatu kecocokan

materi yang telah dipelajari mahasiswa di bangku kuliah dengan

pelaksanaan kegiatan magang. Di sisi lain akan diperlukan suatu

kerjasama antara dunia kerja dengan lembaga pendidikan dalam

meningkatkan kualitas sumber daya manusia.

Menimbang hal tersebut serta berdasar himbauan dari Program

Diploma Administrasi Rumah Sakit, maka kami termotivasi untuk

melaksanakan praktek magang di Rumah Sakit Muhammadiyah Bandung.

Kami berharap dengan memilih dan mengikuti praktek kerja magang ini

kami akan menjadi sumber daya manusia yang handal dan profesional.
31

B. Ruang Lingkup Praktek Magang.

Dalam peran serta untuk mensukseskan pembangunan Indonesia

seutuhnya, maka Universitas Muhammadiyah Sumatera Barat (UMSB)

sebagai lembaga pendidikan dapat melahirkan alumni-alumni yang

mampu mengisi pembangunan nasional dengan memperaktekan ilmu dan

keterampilan yang dimilikinya ke dunia kerja nyata.

Untuk merealisasikan tujuan tersebut, maka UMSB khususnya

fakultas Kesehatan membuat suatu program yang dinamakan program

magang. Dalam pelaksanaan program ini UMSB menjalin kerjasama

dengan rumah sakit yang ada di Indonesia baik pemerintah maupun

perusahaan swasta.

Magang adalah suatu sarana latihan operasi dimana seseorang

ditempatkan pada lingkungan sesungguhnya mengembangkan

keterampilan, sikap dan tanggung jawab dalam melaksanakan tugas serta

menerapkan ilmu yang diperoleh dari lembaga pendidikan dan

merealisasikan dalam pekerjaan.

Magang merupakan langkah awal sebagai alat perkenalan mahasiswa

pada dunia kerja nyata. Karena dengan adanya magang para mahasiswa

tidak akan merasa canggung lagi jika bekerja nantinya, juga telah memiliki

kemampuan, keterampilan, tanggung jawab, dan profesionalisme dalam

pekerjaan. Ruang lingkup magang adalah suatu bentuk batasan bidang

bagi penulis dalam melakukan kegiatan penulisan laporan magang. Hal ini

bertujuan agar penulis dapat memusatkan pikiran serta dapat menjelaskan


32

bagian-bagian kegiatan yang dilaksanakan peserta magang dalam kegiatan

yang dilaksanakan peserta magang dalam kegiatan magang itu sendiri.

C. Tujuan Praktek Magang.

Adapun tujuan magang yang ingin dicapai dalam melaksanakan

magang tersebut adalah sebagai berikut :

1. Sebagai peningkatan kerjasama antara lembaga pendidikan khususnya

Universitas Muhammadiyah Sumatra Barat dengan dunia usaha,

sehingga arah pendidikan dapat disesuaikan dengan kebutuhan dunia

industri.

2. Untuk memberikan kemampuan kepada maahsiswa berkenaan dengan

aktivitas nyata pada dunia kerja atau dunia usaha, sehingga akan

memberikan gambaran sesungguhnya tentang dunia kerja.

3. Untuk mengantisipasi kebutuhan dunia usaha sebagai pengguna utama

lulusan lembaga pendidikan terutama lembaga pendidikan Universitas

Muhammadiyah Sumatera Barat sehingga dapat diketahui kebutuhan-

kebutuhan dunia usaha.

4. Mengembangkan ilmu yang diperoleh serta untuk membandingkan

ilmu yang didapat diperkuliahan dengan yang ada di lingkungan kerja

yang sebenarnya.

5. Serta dapat meningkatkan dan memperluas serta menetapkan

keterampilan yang membentuk kemampuan mahasiswa sebagai bekal

untuk memasuki lapangan pekerjaan.


33

D. Manfaat Praktek Magang.

1. Bagi Mahasiswa.

a. Meningkatkan tanggung jawab serta kedisiplinan mahasiswa untuk

menghadapi persaingan dalam dunia kerja nantinya.

b. Menjadi tolak ukur kemampuan diri serta ilmu pengetahuan yang

telah dimiliki.

c. Melatih kemampuan mahasiswa dalam menghadapi situasi dan

kondisi dalam dunia kerja yang berbeda antara teori dan praktek.

d. Mendapatkan pengalaman baru dalam mengenal dunia kerja

sehingga dari pelaksanaan magang tersebut mahasiswa bisa

mengaplikasikannya ke dalam dunia kerja.

e. Menciptakan suasana semangat kerja sejak dini. Hal ini akan

membentuk etos kerja dalam kepribadian mahasiswa.

f. Memupuk attitude yang baik ke semua pihak.

2. Bagi Universitas Muhammadiyah Sumatra Barat.

a. Dapat mencetak generasi yang handal dan profesional yang bisa

menambah kualitas mahasiswa Universitas Muhammadiyah

Sumatra Barat.

b. Menambah wawasan dan pengalaman mahasiswa yang nantinya

bisa diterapkan dalam dunia kampus, yang akan membawa

dampak positif bagi Universitas Muhammadiyah Sumatra Barat


34

agar menjadi sumber daya manusia yang ulet, disiplin dan

bertanggung jawab .

c. Dapat menambah relasi antara Universitas Muhammadiyah

Sumatra Barat dengan pihak instansi atau perusahaan terkait. Hal

ini akan membawa dampak positif bagi Universitas

Muhammadiyah Sumatra Barat dalam meningkatkan citranya.

d. Sebagai tolak ukur bagi Universitas Muhammadiyah Sumatra

Barat dalam menghadapi persaingan dengan universitas lain

sehingga dapat meningkatkan performa Universitas

Muhammadiyah Sumatra Barat di masa yang akan datang.

e. Memberikan kepercayaan bagi instansi atau perusahaan lain untuk

mahasiswa Universitas Muhammadiyah Sumatra Barat

mendapatkan peluang kerja di instansi atau perusahaan lain

tersebut.

3. Bagi Rumah Sakit.

a. Rumah sakit dapat memberdayakan mahasiswa dalam membantu

menyelesaikan tugas-tugas kantor untuk setiap unit kerja.

b. Rumah sakit mendapatkan pengetahuan baru dari pembaharuan

dan pengembangan keilmuan di perguruan tinggi.

c. Menciptakan kerjasama yang saling menguntungkan dan

bermanfaat antara Rumah Sakit Muhammadiyah Bandung dengan

program studi Diploma III Administrasi Rumah Sakit Fakultas


35

Kesehatan dan MIPA Universitas Muhammadiyah Sumatera

Barat
36

BAB II

GAMBARAN UMUM RUMAH SAKIT

A. Sejarah Rumah Sakit Muhammadiyah Bandung

Pada tahun 1965 sebelum Muktamar Muhammadiyah ke-36

diselenggarakan, Gubernur Propinsi Jawa Barat, Bapak Mayjen

Masjhudi meminta kepada Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Jawa

Barat agar segera memprakarsai berdirinya sebuah Rumah Sakit

Islam di Bandung, alasannya karena atas dasar tuntutan masyarakat

Jawa Barat dan sudah ada 5 Yayasan yang akan mendirikan Rumah

Sakit Islam, tetapi tidak terwujud.

Sebagai tindak lanjut dari keinginan tersebut, maka pada

muktamar muhammadiyah ke-36 yang dilaksanakan pada bulan juli

1965 di bandung, dihasilkan suatu keputusan antara lain agar di

setiap propinsi di seluruh indonesia dibangun sebuah rumah sakit

muhammadiyah, sekolah perawat dan sekolah bidan.

Terdorong atas rasa tanggung jawab dan keprihatinan ummat

Islam di Bandung, khususnya Muhammadiyah dengan melihat

kenyataan di Bandung ini hanya ada 5 buah Rumah Sakit. Swasta

milik non muslim. Niat ini kemudian disampaikan dalam sebuah


37

rapat pleno pimpinan Wilayah Muhammadiyah dan’Aisyiyah tahun

1967 dan Rapat Kerja Majelis Pendidikan dan Kesejahteraan Ummat

(PKU), agar di Bandung segera didirikan RS. Muhammadiyah, yang

kemudian disetujui untuk segera didirikan.

Langkah awal segera dilakukan dalam menentukan titik lokasi

didirikannya RS. Islam Muhammadiyah, yaitu dengan meminta

saran kepada Walikota Kotamadya Bandung, Bapak E. Sukarna

Widjaya dan Kepala Dinas, Bapak Dr. Uton Muchtar Rafe’i, MPH,

bahwa RS. Muhammadiyah harus dibangun di Wilayah Karees, yang

setelah dianalisa ternyata sesuai dengan rencana pengembangan kota,

karena di wilayah-wilayah lain pelayanan telah terpenuhi.

Pimpinan Wilayah Muhammadiyah saat itu mengadakan

musyawarah dengan Pimpinan Muhammadiyah Daerah Priangan,

Pimpinan Muhammadiyah Cabang Bandung Lama, Bagian PKU

Cabang, Pimpinan ‘Aisyiyah Cabang Bandung Lama dan dari

musyawarah tersebut dihasilkan suatu keputusan, bahwa lokasi

gedung Panti Asuhan Taman Harapan Muhammadiyah dan Asrama

Putri ‘Aisyiyah setuju ditukar amal usahanya dengan RS. Islam

Muhammadiyah.
38

Sesuai dengan Berita Acara serah terima gedung No. 130-47/13

tertanggal 1 September 1967, maka Panti Asuhan Taman Harapan

Muhammadiyah yang semula terletak di Jl. Banteng No. 53

dipindahkan ke Jl. Nilem No. 9 (Bekas Poliklinik Bersalin

Muhammadiyah Cabang Lengkong), sedangkan Asrama

Putri‘Aisyiyah dipindah ke Asrama Muslihat Jl. Buah batu Bandung.

Alasan didirikannya RS. Islam Muhammadiyah di bekas lokasi

Panti Asuhan tersebut adalah :

a. Biaya tidak banyak, hanya perbaikan lokal, dan kamar-kamar

b. Perijinan dari Departemen Sosial sudah lama

c. Dukungan masyarakat dan keluarga Muhammadiyah yang ada

d. Fasilitas air dan listrik sudah mencukupi

e. Pemerintah Kotamadya Bandung akan mudah memberi ijin

f. Bapak Gubernur dan Walikota sudah diberikan laporannya dan

setuju

g. Usaha dan kerja terbatas untuk pengadaan peralatan dan renovasi

kecil saja
39

Saatnya untuk membuktikan kepada masyarakat dan pemerintah,

bahwa Muhammadiyah mampu mendirikan rumah sakit dan

berusaha membentuk sebuah rumah sakit yang disesuaikan dengan

kemampuan situasi dan kondisi fisik bangunan. Untuk mewujudkan

keinginan mendirikan Rumah Sakit Islam tersebut, maka dibentuklah

Panitia Pelaksana Pembangunan yang terdiri dari :

1. H. Adang Affandi (Ketua dan Usaha Dana)

2. Abu Bakrin (Ketua I, Urusan Pembangunan Fisikdan

Logistik).

3. Dr. Uton Muchtar Rafe’I, MPH (Ketua II, Urusan Medis dan

Perijinan)

4. H. Asikin Sanhadji (Sekretaris/merangkap urusan perijinan

dan usaha dana).

5. H.M. Musa (Bendahara)

6. Dr. Sachron Fadjar (Anggota Urusan Medis)

7. H. Ahmad Wiratmadja (Anggota Urusan Dana)

8. H. Sulaeman Faruq (Publikasi)

Sedangkan rencana renovasinya dipimpin oleh Ketua II yang

diserahkan kepada Sdr. Tengku Z. Abidin dibantu oleh para

mahasiswa ITB dan Himpunan Mahasiswa Islam dan Ikatan


40

Mahasiswa Muhammadiyah yang dilaksanakan pada bulan Juni

1968.

Akhirnya pada hari Sabtu, tanggal 17 Nopember 1968

bertepatan dengan tanggal 27 Sya’ban 1338 H Rumah Sakit Islam

Muhammadiyah dibuka secara resmi oleh Gubernur Jawa Barat

Mayjen Masjhudi dan Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Bapak

HM. Yunus Anis, dan dinyatakan mulai beroperasi pada tanggal

18 Nopember 1968, dibawah langsung Pimpinan Wilayah

Muhammadiyah Jawa Barat.

Rumah sakit sebagai salah satu subsistem pelayanan

kesehatan menyelenggarakan dua jenis pelayanan untuk

masyarakat yaitu pelayanan kesahatan dan pelayanan

administrasi. Pelayanan kesehatan mencakup pelayanan medik,

pelayanan penunjang medik, rehabilitasi medik dan pelayanan

perawatan. Pelayanan tersebut dilaksanakan melalui unit gawat

darurat, unit rawat jalan, dan unit rawat inap. Dalam

perkembangannya pelayanan rumah sakit tidak terlepas dari

pembangunan ekonomi masyarakat. Perkembangan ini tercermin

pada perubahan fungsi klasik RS yang pada awalnya hanya

memberikan pelayanan yang bersifat penyembuhan (kuratif)

terhadap pasien melalui rawat inap.


41

Pelayanan RS kemudian bergeser karena kemajuan ilmu

pengetahuan khususnya ilmu kedokteran, peningkatan pendapatan

dan pendidikan masyarakat. Pelayanan kesehatan di RS saat ini

tidak saja bersifat kuratif (penyembuhan), tetapi juga bersifat

pemulihan (rehabilitatif). Keduanya dilaksanakan secara terpadu

melalui upaya promosi kesehatan (promotif) dan pencegahan

(preventif). Dengan demikian, sasaran pelayanan kesehatan RS

bukan hanya untuk individu pasien, tetapi juga berkembang untuk

keluarga pasien dan masyarakat umum. Fokus perhatiannya

memang pasien yang datang atau yang dirawat sebagai individu

dan bagian dari keluarga. Atas dasar sikap seperti itu pelayanan

kesehatan di RS merupakan pelayanan kesehatan yang paripurna

(komperhensif dan holistik).

B. Visi, Misi, Tujuan dan Nilai-nilai Pelayanan Rumah Sakit

1. Visi

Rumah Sakit Islam Unggulan Tingkat Jawa Barat Tahun 2018

2. Misi

a. Meningkatkan kualitas pelayanan, profesionalisme SDI yang

islami, kualitas sarana dan prasarana, kerjasama dan


42

kemitraan dengan pemangku kepentingan dan pelayanan

berbasis IT

b. Meningkatkan syiar dakwah islam amar ma’ruf nahyi munkar.

3. Tujuan

a. Terselenggaranya pelayanan kesehatan yang islami.

b. Tercapainya kepuasan pelanggan.

c. Terlaksananya paradigma tamu dalam pelayanan pelanggan di

seluruh unit.

d. Terwujudnya kemandirian pelayanan spesialistik.

4. Nilai Nilai Pelayanan

a. Rahmatan lil ‘alamin : artinya Rumah Sakit Muhammadiyah

Bandung adalah salah satu rahmat dari Allah SWT bagi

manusia.

b. Salam, senyum, sapa, sopan : artinya di dalam memberikan

pelayanan kepada pasien Rumah Sakit Muhammadiyah

Bandung mengutamakan pelayanan yang prima.

c. Maslahat untuk semua : artinya mendatangkan kebaikan untuk

semua.

d. Berkembang sesuai perkembangan zaman : dengan

perkembangan zaman sekarang ini Rumah Sakit


43

Muhammadiyah Bandung tidak luput ketinggalan teknologi,

dengan menggunakan teknologi informasi yang berbasis IT

diharapkan memberikan pelayanan yang lebih optimal.

C. Tugas pokok Rumah Sakit Muhammadiyah Bandung

Tugas pokok rumah sakit muhammadiyah bandung yaitu untuk

memberikan pelayanan kesehatan yang paripurna secara profesional

dan berkualitas.

D. Fungsi Rumah Sakit Muhammadiyah Bandung

a. Pelaksana pelayanan kesehatan

b. Pelaksana deteksi dini

c. Pelaksana pelayanan rujukan

d. Pelaksana pendidikan dan pelatihan bidang penanggulangan

penyakit

e. Pelaksana penelitian dan pengembangan di bidang

penanggulangan penyakit
44

E. Struktur Organisasi

STRUKTUR ORGANISASI

RUMAH SAKIT MUHAMMADIYAH BANDUNG

2014 – 2018

BADAN
PELAKSANA
HARIAN

DIREKTUR

WADIR YANDIK & WADIR UMUM,


KEPERAWATAN KEUANGAN & SDI

MANAJER MANAJER MANAJER KEUA-


MANAJER MANAJER MANAJER NGAN & MANAJER
PELAYANAN PENUNJANG
KEPERAWATAN UMUM LOGISTIK AKUNTANSI SDI & BINROH
MEDIK MEDIK

1. Deskripsi Tugas

a) Badan Pelaksana Harian (BPH)

Badan pelaksana harian (BPH) adalah badan yang dibentuk

sebagai kepanjangan tangan majelis dalam melaksanakan tugas-

tugas penyelenggaraan amal usaha kesehatan. BPH merupakan


45

badan pengawas sebagaimana diatur dalam undang-undang no.44

tahun 2009 tentang rumah sakit. Susunan pengurus BPH Rumah

Sakit Muhammadiyah Bandung ditetapkan SK PP

Muhammadiyah. Ketentuan tentang badan pelaksana harian

(BPH) telah diatur dan ditetapkan berdasarkan ketentuan majelis

Pembina kesehatan umum (MPKU) pimpinan pusat

Muhammadiyah No.01/KTN/I.6/H/2012.

b) Direktur

1. Jalur koordinasi

Atasan langsung :Badan Pelaksana Harian (BPH)

Bawahan langsung :Wakil Direktur Pelayanan Medik Dan

Keperawatan

Wakil Direktur Umum, Keuangan Dan

SDI

2. Fungsi Utama Jabatan

Mengelola perencanaan dan operasional seluruh aspek dalam

pelayanan rumah sakit dalam rangka mendukung pencapaian

visi dan misi rumah sakit, menetapkan kebijakan operasional

rumah sakit, membina / mengkoordinasikan / monitoring /

evaluasi pelaksanaan tugas seluruh jajaran organisasi rumah


46

sakit dengan program kerja, kebijakan rumah sakit yang di

tetapkan dan peraturan-peraturan yang berlaku.

3. Tugas

a. Menyusun dan mengusulkan visi dan misi rumah sakit

b. Menyusun dan mengusulkan rencana strategis rumah sakit

5 tahun kedepan

c. Menyusun dan rencana anggaran pendapatan dan belanja

tahunan rumah sakit.

d. Bersama BPH menyusun Hospital by lows (HBL)

e. Bersama direksi menetapkan performance indikator untuk

seluruh unit kerja

f. Membangun budaya organisasi

g. Mengelola harian operasional rumah sakit

h. Merekrut/melakukan seleksi pegawai serta memproses

pemberhentian pegawai rumah sakit dengan persetujuan

BPH

i. Menyusun perencanaan investasi rumah sakit

j. Melakukan monitoring bdan evaluasi terhadap kinerja

jajaran dibawahnya
47

k. Membuat laporan kinerja tahunan kepada BPH

l. Membuat good clinical govermance dan good corporate

governance di lingkungan rumah sakit

m. Mengkoordinasi seluruh wakil direktur dalam rangka

memaksimalkan kinerja

n. Memaksimalkan kinerja SPI dan SIM RS rumah sakit

4. Wewenang

a. Mengusulkan pada BPH tentang kebijakan operasional

manajemen rumah sakit

b. Melakukan pengawasan terhadap operasional rumah sakit

c. Memberikan rekomendasi yang bersifat saran,kritik atau

teguran yang sejalan dengan visi dan misi rumah sakit.

c) Wakil Direktur Pelayanan Medik Dan Keperawatan

1. Jalur Koordinasi

Atasan langsung : Direktur

Bawahan langsung : Manager Pelayanan Medik

Manager Penunjang Medik

Manager Keperawatan
48

2. Fungsi Utama Jabatan

Mengelola perencanaan dan operasional seluruuh pelayanan

medik, keperawatan dan rekam medik dalam rangka

mendukung pencapaian visi dan misi rumah sakit dan mutu

layanan kesehatan rumah sakit sesuai dengan program kerja

serta kebijakan rumah sakit.

3. Tugas

a. Menyusun dan mengusulkan rencana strategis bidang

pelayanan medik, pelayanan keperawatan dan rekam

medik dan peningkatan mutu dan keselamatan pasien.

b. Menyusun dan mengusulkan rencana strategi rumah sakit

4 tahun kedepan

c. Menyusun rencana bisnis anggaran tahunan rumah sakit

d. Menyusun kebijakan manajemen pelayanan medik,

keperawatan, rekam medik dan peningkatan mutu dan

keselamatan pasien rumah sakit.


49

e. Menyusun kebijakan pelayanan medik, keperawatan,

rekam medik dan peningkatan mutu dan keselamatan

pasien rumah sakit.

f. Menyusun dan mengevaluasi kebijakan sistem pelayanan

medik, upaya peningkatan mutu dan keselamatan pasien.

g. Menetapkan performance indikator untuk unit kerja

dibawahnya

h. Bersama dengan direktur umum,keuangan dan SDI

menyusun kebijakan tarif rumah sakit

i. Menyusun standar-standar yang menjamin keselamatan

pasien

j. Mengarahkan penyusunan analisa jabatan di lingkungan

pelayanan medik, keperawatan, rekam medik dan

peningkatan mutu dan keselamatan pasien

k. Menghitung dan mengevaluasi usulan investasi bersama

dengan wakil direktur umum, keuangan dan SDI

l. Melakukan monitoring dan evaluasi terhadap kinerja

jajaran dibawahnya

m. Membuat laporan kinerja pelayanan medik triwulan

kepada Direktur

n. Membuat laporan kinerja pelayanan medik tahunan

kepada Direktur
50

o. Membuat laporan evaluasi realisasi program pelayanan

medic

p. Menjamin akuntabilitas proses penyusunan laporan

pelayanan medic

q. Menyusun indikator mutu, indikator efisiensi pelayanan,

indikator bedah, indikator non bedah dan indikator

produktivitas

4. Wewenang

a. Mengusulkan kepada direktur tentang kebijakan

operasional manajemen pelayanan medik

b. Memberikan rekomendasi yang bersifat saran, masukan

atau teguran yang sejalan dengan visi dan misi rumah

sakit kepada atasan

c. Memfasilitasi bawahan dalam aspek pelayanan medic

d. Melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan operasional

pelayanan medic

d) Wakil Direktur Umum, Keuangan dan SDI

1. Jalur Koordinasi

Atasan langsung :Direktur

Bawahan langsung :Manager umum


51

Manager logistik

Manager keuangan & akuntansi

Manager SDI & Binroh

2. Tugas

a. Membantu atasan dalam membuat program kerja

pemeliharaan fisik bangunan

b. Menyusun dan mengusulkan rencana strategis bidang

umum, keuangan dan SDI baik jangka pendek dan

menengah

c. Menyusun rencana bisnis anggaran tahunan rumah sakit

d. Menyusun kebijakan manajemen keuangan

e. Menyusun kebijakan manajemen SDI

f. Menyusun indikator dibidang SDI, umum, administrasi

dan keuangan

g. Menyusun dan mengevaluasi kebijakan sistem informasi

manajemen Rumah Sakit yang berkaitan dengan umum,

keuangan, SDI dan administrasi.

h. Menetapkan performance indikator unit kerja dibawahnya

i. Menyusun kebijakan tarif rumah sakit

j. Menyusun standar-standar yang menjamin

keberlangsungan kesehatan keuangan Rumah Sakit


52

k. Mengarahkan penyusunan analisa jabatan di lingkungan

umum, keuangan, SDI dan administrasi

l. Menghitung dan dan mengevaluasi terhadap kinerja

jajaran dibawahnya.

m. Membuat laporan kinerja keuangan tahunan kepada

direktur

n. Menyiapkan laporan realisasi anggaran

o. Evaluasi realisasi anggaran tahun berjalan

p. Menjamin akuntabilitas proses penyusunan laporan

keuangan

q. Bekerjasama dengan EDP untuk mengevaluasi program-

program yang terkait dengan manajemen keuangan, SDI

dan administrasi.

3. Wewenang

a. Menentukan skala prioritas dalam melakukan prkerjaan

b. Mengusulkan kepada direktur tentang kebijakan

operasional manajemen keuangan, administrasi dan SDI

c. Memberikan rekomendasi yang bersifat saran, masukan

atau teguran yang sejalan dengan visi dan misi rumah sakit

kepada atasan
53

d. Memfasilitasi bawahan dalam aspek pengelolaan keuangan,

administrasi dan SDI

e. Melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan operasional

manajemen, administrasi dan SDI

e) Manajer Pelayanan Medik

Manajer pelayanan medik mempunyai tugas membantu wakil

direktur pelayanan medik dan keperawatan dalam melaksanakan

fungsi utamanya mengkoordinasikan seluruh kebutuhan pelayanan

medik pada Unit Rawat Jalan, Gawat Darurat, Hemodialisa,

Rehabilitasi Medik, Rawat Inap, Kamar Bedah, ICU dan CSSD.

Manajer pelayanan medik dalam melaksanakan tugasnya

bertanggung jawab kepada Wadir pelayanan medik dan keperawatan.

Dalam melaksanakan tugas-tugas tersebut manajer pelayanan

medik membawahi :

a. Kepala Unit Rawat Jalan

b. Kepala Unit Gawat Darurat

c. Kepala Unit Hemodialisa

d. Kepala Unit Rehabilitasi Medik

e. Kepala Unit Rawat Inap

f. Kepala Unit Kamar Bedah

g. Kepala unit ICU


54

h. Kepala unit CSSD

f) Manajer Penunjang Medik

Manajer penunjang medik mempunyai tugas membantu wakil

direktur pelayanan medik dan keperawatan dalam melaksanakan

fungsi utamanya mengelola, mengendalikan, mengkoordinasikan dan

mengembangkan kegiatan penunjang medik, meliputi unit farmasi,

laboratorium & pelayanan darah, diagnostik, gizi dan rekam medik.

Manajer penunjang medik dalam melaksanakan tugasnya

bertanggung jawab kepada wadir pelayanan medik & keperawatan.

Dalam melaksanakan tugas-tugas tersebut manajer penunjang

medik membawahi :

a. Kepala Unit Farmasi

b. Kepala Unit Laboratorium

c. Kepala Unit Diagnostik

d. Kepala Unit Gizi

e. Kepala Unit Rekam Medik

g) Manajer Keperawatan
55

Manajer keperawatan mempunyai tugas membantu wakil

direktur pelayanan medik dan keperawatan dalam melaksanakan

fungsi utamanya mengelola, mengendalikan dan mengembangkan

pelayanan rawat inap serta menyusun rencana kebutuhan tenaga

keperawatan baik jumlah maupun kualifikasinya, yang mengacu

pada asuhan keperawatan, standar pelayanan rawat inap rumah sakit,

dan sasaran strategis direktur pelayanan medik dan keperawatan.

Dalam melaksanakan tugasnya bertanggung jawab kepada wakil

direktur pelayanan medik dan keperawatan. Dalam melaksanakan

tugas-tugas tersebut manajer keperawatan membawahi :

a. Kepala Seksi Pelayanan Keperawatan

b. Kepala Seksi Monitoring & Evaluasi Sumber Daya Perawat

c. Supervisor

d. Koordinator CI (Clinical Instructure)

h) Manajer Umum

Manajer umum mempunyai tugas membantu wakil direktur

umum, keuangan & SDI dalam melaksanakan fungsi utamanya

mengkoordinasikan kegiatan pelayanan di bidang Administrasi

Umum, Pemeliharaan Sarana Fisik, Mekanikal Elektrikal, Dan

Kesehatan Lingkungan & Linen. Manajer umum dalam


56

melaksanakan tugasnya bertanggung jawab kepada wakil direktur

umum, keuangan & SDI.

Manajer umum dalam melaksanakan tugasnya tersebut

membawahi langsung :

a. Kepala Seksi Administrasi Umum

b. Kepala Seksi Mekanikal Elektrikal

c. Kepala Seksi Kesehatan Lingkungan & Linen

d. Kepala Seksi Pemeliharaan Sarana Fisik

i) Manajer Logistik

Manajer logistik mempunyai tugas membantu wakil direktur

umum, keuangan & SDI dalam melaksanakan fungsi utamanya

mengkoordinasikan kegiatan pelayanan medik di bidang pengelolaan

dan pengembangan fungsi logistik yang meliputi logistik medik dan

logistik non medik, yang mengacu pada standar operasional prosedur

atau pedoman pengadaan barang & jasa rumah sakit serta sasaran

strategis direktur umum, keuangan dan SDI. Manajer logistik dalam

melaksanakan tugasnya bertanggung jawab kepada wakil direktur

umum, keuangan & SDI.

Manajer logistik dalam melaksanakan tugasnya tersebut

membawahi langsung :
57

a. Kepala Seksi Logistik Medik

b. Kepala Seksi Logistik Non Medik

j) Manajer Keuangan Dan Akuntansi

Manajer keuangan dan akuntansi mempunyai tugas membantu

wakil direktur umum, keuangan dan SDI dalam melaksanakan fungsi

utamanya mengkoordinasikan kegiatan pelayanan dibidang

Akuntansi Keuangan, Perbendaharaan, Akuntansi Manajemen,

Anggaran & Perpajakan yang mengacu pada kebijakan akuntansi

dan kode rekening badan pelaksana harian rumah sakit dsn standar

operasional prosedur yang berlaku serta sasaran strategis Wakil

Direktur Umum, Keuangan & SDI. Manajer keuangan dan akuntansi

dalam melaksanakan tugasnya bertanggung jawab kepada wakil

direktur umum, keuangan & SDI.

Manajer keuangan dan akuntansi dalam melaksanakan tugasnya

tersebut membawahi langsung:

a. Kepala Seksi Akuntansi

b. Kepala Seksi Perbendaharaan

c. Kepala Seksi Anggaran & Perpajakan


58

k) Manajer Sumber Daya Insani (SDI)& Pembinaan Rohani

(BINROH)

Manajer Sumber Daya Insani (SDI) & Pembinaan Rohani

(binroh) mempunyai tugas membantu wakil direktur umum,

keuangan & SDI dalam melaksanakan fungsi utamanya

mengkoordinasikan kegiatan pelayanan pegawai, pengembangan

pegawai, pendidikan & pelatihan serta mengkoordinasikan kegiatan

pelayanan pembinaan rohani, dan PHIWM yang mengacu pada

kebijakan SDI/ peraturan yang ditetapkan oleh badan pelaksana

harian rumah sakit, dan peraturan ketenagakerjaan serta sasaran

strategis wakil direktur umum, keuangan & SDI. Manajer Sumber

Daya Insani (SDI) & Pembinaan Rohani (BINROH) dalam

melaksanakan tugasnya bertanggung jawab kepada Wakil Direktur

Umum, Keuangan dan SDI.

Manajer Sumber Daya Insani (SDI) & Pembinaan Rohani

(BINROH) dalam melaksanakan tugasnya tersebut membawahi

langsung:

a. Kepala Seksi Pelayanan Pegawai

b. Kepala Seksi Pengembangan Pegawai & Diklat

c. Kepala Seksi Pembina Rohani

F. Fasilitas Rumah Sakit


59

Luas bangunan 12,707 m² di atas lahan seluas 7,751 m². Jumlah

tempat tidur 178 buah dengan distribusi berdasarkan kelas

perawatan, dimana kelas perawatan ini dihitung perhari mulai dari

pasien masuk sampai pasien keluar.

1. Rawat inap

a. Ruang Multazam 2

b.Ruang Multazam 3

c. Ruang Multazam 4

d.Ruang Multazam 5

e. Ruang Dewi Sartika

f. Ruang Arafah

g.Ruang ICU

h.Ruang Raudhah 2 (kebidanan)

i. Ruang Raudhah 2 (perinatologi)

j. Ruang Raudhah 3

k.Ruang Raudhah 4 (anak)

l. Ruang Raudhah 5

m. Ruang Isolasi

2. Pelayanan penunjang

a.UGD
60

b.Kamar Operasi

c.Instalasi Farmasi

d.Instalasi Laboratorium

e.Instalasi Radiology

f. Instalasi Hemodialisa

g.Instalasi Gizi

h.Instalasi Pengolahan Limbah

3. Sarana dan Prasarana

a. Masjid

b.Ruang Jenazah

c. Toilet

d.Auditorium

e. Koperasi Karyawan

f. Area Parkir

g.Taman Rumput sintetis

4. Rawat Jalan

a.Poliklinik Umum

b.Poliklinik spesialis anak


61

c.Poliklinik Spesialis Syaraf

d.Poliklinik Spesialis Kulit dan Kelamin

e.Poliklinik Spesialis Bedah

f. Poliklinik Spesialis bedah anak

g.Poliklinik Spesialis gigi dan mulut

h.Poliklinik Spesialis ginjal dan hipertensi

i. Poliklinik Spesialis jantung

j. Poliklinik Spesialis jiwa

k.Poliklinik Spesialis kebidanan dan kandungan

l. Poliklinik Spesialis bedah syaraf

m. Poliklinik Spesialis THT

n.Poliklinik spesialis bedah Mulut

o.Poliklinik spesialis bedah orthopedic

p.Poliklinik urologi

q.Poliklinik mata

r. Poliklinik paru

s. Poliklinik penyakit dalam

t. Poli DOT
62

BAB III

PELAKSANAAN MAGANG

A. Bentuk Kegiatan Praktek Magang

Kegiatan praktek magang adalah suatu kegiatan yang dilakukan seseorang di

dunia pendidikan dengan cara terjun langsung kelapangan untuk mempraktekkan

semua teori yang dipelajari di bangku pendidikan. Praktek kerja ini sangat

diperlukan untuk mewujudkan sember daya manusia yang mandiri, beretos kerja

dan berdaya saing tinggi karena bangsa Indonesia dihadapkan pada tantangan

yang semakin berat yaitu kurangnya tenaga kerja yang mempunyai kualifikasi,

sehingga perlu didukung dengan situasi yang kondusif melalui partisipasi semua

pihak dalam praktek kerja ini. Bentuk kegiatan yang dilakukan di Rumah Sakit

Muhammadiyah Bandung antara lain:

1. Observasi

Sugiyono (2013:145) mengemukakan bahwa, observasi merupakan suatu

proses yang kompleks, suatu proses yang tersusun dari berbagai proses

biologis dan psikhologis. Dua di antara yang terpenting adalah proses-proses

pengamatan dan ingatan.

2. Wawancara

Menurut Esterberg dalam Sugiyono (2013:231) wawancara merupakan

pertemuan dua orang untuk bertukar informasi dan ide melalui tanya jawab,

sehingga dapat dikontruksikan makna dalam suatu topik tertentu.


63

B. Bidang Kerja

1. Logistik

Rumah sakit merupakan organisasi yang didalamnya membawa fungsi

sosial, namun bersamaan dengan perkembangan yang pesat, rumah sakit

bukan lagi mengemban fungsi sosial saja melainkan sudah merambah

dunia bisnis yang penuh persaingan dan penuh strartegi-strategi tertentu

untuk tetap bertahan dalam pemberian pelayanan kesehatan kepada

masyarakat (Aditama, 2004). Oleh karena itu dibutuhkan pengelolaan

layanan jasa kesehatan yang baik dari rumah sakit agar pelayanan jasa

kesehatan yang diberikan dapat memuskan kebutuhan pengguna layanan jasa

kesehatan.

Dalam memberikan pelayanan jasa kesehatan yang baik maka diperlukan

kerja sama yang baik dari tenaga kerja yang ada di rumah sakit, peran yang

diberikan sesuai dengan profesi yang dimiliki oleh para tenaga medis

maupun non medis. Salah satu peran yang penting dalam upaya peningkatan

pelayanan kesehatan di rumah sakit adalah peran unit logistik non medis.

Logistik non medis di rumah sakit biasanya merupakan barang

kecil dan disebut dengan barang keperluan rumah tangga dari rumah

sakit (Sabarguna, 2005). Walaupun terdiri dari barang kecil, sering murah

harganya, tetapi logistik non medis dapat mengangkat nama baik rumah

sakit, seperti toilet di rumah sakit bila tidak ada risol maka toilet

tersebut akan menjadi bau yang secara langsung maupun tidak langsung

mengganggu kenyamanan kerja petugas di rumah sakit itu sendiri maupun


64

pengguna jasa kesehatan yang ada di rumah sakit tersebut. Walaupun

terdiri dari barang yang kecil, namun bila dijumlahkan akan bernilai rupiah

besar apalagi dalam jangka waktu yang panjang. Kepentingan tersebut

biasanya baru terasa bila terjadi kasus seperti di atas, dan nantinya akan ada

saling menyalahkan diantara yang terlibat. Untuk menghindari hal ini, ada

baiknya diatur pengelolaan yang sederhana tetapi tepat, tidak menjadi rumit

dan birokratis, mudah untuk diikuti, tepat dan menjamin terjadinya

efisiensi.

a. Struktur Organisasi

STRUKTUR ORGANISASI BAGIAN LOGISTIK RUMAH SAKIT

MUHAMMADIYAH BANDUNG

Wadir Umum, Keuangan dan SDI

Manager Logistik

Ka.Seksi Ka.Seksi
Logistik Non Medik Logistik Medik

Staff I Logistik Non Medik Staff II Logistik Non

(Administrasi Penggadaan Medik (Administrasi

Barang) Gudang)
65

b. Deskripsi Tugas

1. Wadir Umum, Keuangan dan SDI

Mempunyai tugas pokok membantu tugas direktur dalam

pengkajian bahan kebijakan, memimpin, mengatur, membina,

mengendalikan dan mengkoordinasikan fungsi pelayanan non medik

sesuai ketetapan badan pengurus dan peratura perundang-undangan

yang berlaku yang mengacu pada ketentuan, visi misi badan pelaksana

harian rumah sakit dan rencana strategis rumah sakit atau direktur.

2. Manager Logistik

Manager logistik mempunyai tugas memimpin semua kegiatan,

baik fungsi Logistik Medik maupun Logistik Non Medik, bertanggung

jawab dalam penetapan sasaran jangka pendek dan jangka panjang

berdasarkan visi dan misi rumah sakit. Manager logistik dalam

melaksanakan tugasnya bertanggung jawab kepada wadir umum,

keuangan, dan sdi. Dalam meaksanakan tugas-tugas tersebut manajer

logistik membawahi:

a. Kepala Seksi Logistik Medik

b. Kepala Seksi Logistik Non Medik


66

3. Kepala Seksi Logistik Medik

a. Jalur Koordinasi

Atasan Langsung : Manajer Logistik

Bawahan Langsung :-

b. Tugas

1. Mempelajari program kerja rumah sakit, kebijakan

Direksi dan peraturan perundang-undangan yang berlaku

tentang pengadaan barang dan jasa.

2. Membantu Manajer Logistik dalam menyusun program

kerja,membuat usulan rencana kerja, kebutuhan tenaga dan

sarana.

3. Membantu Manajer Logistik dalam melaksanakan fungsi

utamanya mengelola kegiatan pengadaan, penyimpanan

dan distribusi Logistik Medik (sebagian sediaan farmasi,

alat kesehatan, barang reagensia, gas medik, bahan kimia,

bahan radiologi, bahan nutrisi) mengacu kepada Standar

Operasional Prosedur dan Program kerja.

4. Membantu Manajer Logistik dalam mengkoordinir

penyusunan tatakerja mulai dari distribusi tugas, penentuan

target kerja dan bimbingan dalam pencapaian target kerja.


67

5. Mengawasi dan membimbing bawahan dalam pelaksanaan

tugas agar pekerjaan dapat dilaksanakan secara efektif dan

efisien serta memberikan arahan cara menyelesaikan

masalah pada bawahan.

6. Mempersiapkan dan membuat berbagai formulir dan

catatan yang di perlukan dibagian logistik medik.

7. Pembuatan draft Surat Pesanan (SP),Surat Perintah Kerja

dan kontrak pengadaan barang di bawah koordinasi kepala

unit terkait sebagai bahan masukan atasan.

8. Mengkoordinasikan semua kebutuhan sarana yang diajukan

oleh unit terkait untuk bahan tindak lanjut.

9. Menerima ,memelihara dan mengatur persediaan

barang/alat dari keluar maupun sebaliknya.

10. Menjaga dan memelihara hubungan baik dengan pihak luar

(pemasok).

11. Menyimpan mengamankan barang/alat serta aset-aset

RS.Muhammadiyah Bandung sesuai dengan jenis dan

jumlah barang persediaan.

12. Menjaga dan memelihara perlengkapan kerja yang di

bagian Logistik.

13. Bersama dengan staf lain dan unit terkait melakukan stok

opname
68

14. Mengikuti rapat intern logistik dan mengikuti rapat

koordinasi lainnya.

15. Memberikan masukan yang positif ke atasan untuk

meningkatkan kinerja organisasi

16. Melakukan penilaian kinerja bawahan sebagai bahan

masukan ke atasan dalam pengisian DP3

17. Membuat laporan kegiatan Logistik Medik secara periodik

untuk disampaikan ke atasan.

18. Melaksanakan tugas lain dari atasan.

c. Tanggung Jawab

1. Bertanggung jawab terhadap hasil kerja bawahan

2. Bertanggung jawab terhadap kerahasiaan Organisasi

berkaitan dengan pekerjaannya.

3. Bertanggung jawab atas kelalaian dalam melaksanakan tugas

4. Bertanggung jawab atas perlengkapan kerja yang digunakan .

5. Bertangggung jawab untuk membina hubungan yang

harmonis dengan rekan kerja

4. Kepala Logistik Non Medik

a. Jalur Koordinasi

Atasan Langsung : Manajer Logistik

Bawahan Langsung : Staf Pelaksana Pengadaan Barang

Staf Pelaksana Pencatatan dan Gudang


69

b. Tugas

1. Mempelajari program kerja rumah sakit, kebijakan Direksi

dan peraturan perundang-undangan yang berlaku tentang

pengadaan barang dan jasa.

2. Membantu Manajer Logistik dalam menyusun program kerja,

membuat usulan rencana kebutuhan tenaga dan sarana.

3. Membantu Manajer Logistik dalam melaksanakan fungsi

utamanya mengelola kegiatan pengadaan, penyimpanan dan

distribusi logistik non medik (sediaan alat rutin rumah

tangga,alat tulis kantor, suku cadang, material bangunan, listrik

dan inventaris alat rumah tangga) mengacu kepada Standar

Operasional Prosedur dan program kerja.

4. Membantu Manajer Logistik dalam mengkoordinir

penyusunan tatakerja mulai dari distribusi tugas, penentuan

target kerja dan bimbingan dalam pencapaian target kerja.

5. Mengawasi dan membimbing bawahan dalam pelaksanaan

tugas agar pekerjaan dapat dilaksanakan secara efektif dan

efisien serta memberikan arahan cara menyelesaikan masalah

pada bawahan.

6. Mempersiapkan dan membuat berbagai formulir dan catatan

yang di perlukan dibagian Logistik Non Medik.


70

7. Pembuatan draft Surat Pesanan (SP), Surat Perintah Kerja

dan kontrak pengadaan barang di bawah koordinasi kepala

unit terkait sebagai bahan masuk atasan.

8. Mengkoordinasikan semua kebutuhan sarana yang diajukan

oleh unit terkait untuk bahan tindak lanjut.

9. Menerima, memelihara dan mengatur persediaan barang/

alat dari keluar maupun sebaliknya.

10. Menjaga dan memelihara hubungan baik dengan pihak luar

(Pemasok)

11. Menyimpan mengamankan barang/alat Logistik Non Medik

serta aset-aset RS. Muhammadiyah Bandung sesuai dengan

jenis dan jumlah barang persediaan.

12. Menjaga dan memelihara perlengkapan kerja yang di bagian

Logistik Non Medik .

13. Bersama dengan staf lain dan unit terkait melakukan stock

opname

14. Mengikuti rapat intern Logistik dan mengikuti rapat koordinasi

lainnya.

15. Memberikan masukan yang positif ke atasan untuk

meningkatkan kinerja organisasi

16. Melakukan penilaian kinerja bawahan sebagai bahan

masukan ke atasan dalam pengisian DP3


71

17. Membuat laporan kegiatan Logistik Non Medik secara

periodik untuk disampaikan ke atasan .

18. Melaksanakan tugas lain dari atasan

c. Tanggung Jawab

1. Bertanggung jawab terhadap ketersediaan barang Logistik Non

Medik sesuai dengan standar kebutuhan rumah sakit.

2. Bertanggungjawab terhadap penyimpanan dan pendistribusian

barang Logistik Non Medik.

3. Bertanggungjawab terhadap pelanaan kinerja bawahan.

4. Bertanggung jawab terhadap kerahasiaan Organisasi berkaitan

dengan pekerjaannya.

5. Bertanggung jawab atas kelalaian dalam melaksanakan tugas

6. Bertanggung jawab atas perlengkapan kerja yang digunakan.

7. Bertangggung jawab untuk membina hubungan yang harmonis

dengan rekan kerja.

5. Staff I Logistik Non Medik (Administrasi Penggadaan Barang)

a. Jalur Koordinasi

Atasan Langsung : Kasie Logistik Non Medik

Bawahan Langsung :-

b. Tugas

1. Membuat daftar perencanaan kebutuhan barang yang akan

diusulkan pada atasan langsung


72

2. Membuat surat pesanan untuk disampaiakan pada perusahaan

3. Melakukan pengadaan barang melalui pembelian langsung

atau telpon

4. Melakukan penerimaan barang bersama-sama dengan bagian

gudang menerima barang dari perusahaan yang telah

dipesannya sesuai dengan klasifikasinya

5. Mencatat seluruh barang aktiva (inventaris) rumah sakit sesuai

denganklasifikasinya

6. Melakukan penyimpanan dalam rak/lemari sesuai dengan

kualifikasi barang

7. Mendistribusikan/melakukan pengeluaran barang atas

permintaan dari unit kerja yang telah disetujui atasan langsung

8. Mencatat keluar masuk barang

9. Memberi nomor inventaris terhadap barang-barang aktiva

Rumah Sakit

10. Mengawasi, Mengontrol secara berkala terhadap aktiva Rumah

Sakit

11. Membuat laporan berkala (bulanan, triwulan, Semester dan

tahunan)

12. Melakukan stock opname bersama staf lain dan unit terkait

13. Melaksanakan tugas lain dari pimpinan

14. Membantu staf lain


73

c. Tanggung Jawab

1. Bertanggung jawab terhadap hasil kerja

2. Bertanggung jawab terhadap kerahasiaan Organisasi yang

berkaitan dengan pekerjaannya

3. Bertanggung jawab atas kelalaian dalam melaksanakan tugas

4. Bertanggung jawab atas kehilangan barang di gudang

6. Staff II Logistik Non Medik (Administrasi Gudang)

a. Jalur Koordinasi

Atasan Langsung : Kasie Logistik Non Medik

Bawahan langsung :-

b. Tugas

1. Mencatat keluar masuk barang

2. Mencatat data rekanan/perusahaan

3. Mencatat nama barang yang dibeli

4. Mencatat jumlah yang di beli

5. Menandatangani dan memberi cap stempel logistik non medic

pada faktur barang masuk

6. Mencatat barang yang keluar

7. Mencatat unit kerja yang meminta dan menerima barang

8. Mencatat nama dan jumlah barang yang diberikan

9. Menandatangani pada bukti pengeluaran barang

10. Membuat OP, UDP dan BKK


74

11. Membuat laporan berkala (Bulanan, Triwulan, Semester dan

Tahunan)

12. Melakukan Stok opname dengan staf lain

13. Melaksanakan tugas lain dari atasan

c. Tanggung Jawab

1. Bertanggung jawab terhadap hasil kerja

2. Bertanggung jawab terhadap pengelolaan kas kecil untuk

pembelian yang sifatnya harus segera.

b. Prosedur Kerja Praktek Magang

Manajemen logistik adalah suatu ilmu pengetahuan dan atau seni serta

proses mengenai perencanaan dan penentuan kebutuhan pengadaan,

penyimpanan, penyaluran dan pemeliharaan serta penghapusan material/alat-

alat. (Subagya: 1994), sehingga manajemen logistik mampu menjawab tujuan

dan bagaimana cara mencapai tujuan dengan ketersediaan bahan logistik

setiap saat bila dibutuhkan dan dipergunakan secara efisien dan efektif.

Manajemen logistik , tidak terlepas pada kaidah- kaidah manajemen umum :

Perencanaan , pengorganisasian, penggerakan dan pengawasan. Fungsi

logistik dapat disusun dalam bentuk skema siklus kegiatan logistik sebagai

berikut (Mustiksari: 2007):

1. Fungsi Perencanaan.

Perencanan logistik adalah merencanakan kebutuhan logistik yang

pelaksanaannya dilakukan oleh semua calon pemakai (user) kemudian


75

diajukan sesuai dengan alur yang berlaku di masing- masing organisasi

(Mustikasari: 2007). Perencanaan dapat dibagi ke dalam periode-periode

sebagai berikut:

a. Rencana jangka panjang (Long range)

b. Rencana jangka menengah (Mid range)

c. Rencana jangka pendek (Short range)

Adapun prosedur kerja praktek magang yang ada di Rumah Sakit

Muhammadiyah Bandung perencanaan dilihat dari PAPB (Perencanaan

Anggaran Pendapatan dan Belanja), berdasarkan intruksi informasi yang

diajukan oleh unit kepada kasie logistik non medik dan medik (permintaan

barang tidak rutin), berdasarkan kebutuhan ruangan-ruangan (permintaan

barang yang rutin).

2. Fungsi Penganggaran.

Penganggaran (budgetting), adalah semua kegiatan dan usaha untuk

merumuskan perincian penentu kebutuhan dalam suatu skala tertentu/skala

standar yaitu skala mata uang dan jumlah biaya (Subagya & Mustikasari).

Dalam fungsi penganggaran, semua rencana-rencana dari fungsi perencanaan

dan penentu kebutuhan dikaji lebih lanjut untuk disesuaikan dengan besarnya

biaya dari dana-dana yang tersedia. Dengan mengetahui hambatan-hambatan

dan keterbatasan yang dikaji secara seksama maka anggaran tersebut

merupakan anggaran yang reliable. Apabila semua perencanaan dan penentu

kebutuhan telah dicek berulang kali dan diketahui untung ruginya serta telah
76

diolah dalam rencana biaya keseluruhan, maka penyediaan dana tersebut tidak

boleh diganggu lagi, kecuali dalam keadaan terpaksa. Pengaturan keuangan

yang jelas, sederhana dan tidak rumit akan sangat membantu kegiatan. Dalam

menyusun anggaran terdapat beberapa hal yang harus di perhatikan antara lain

adalah

a. Peraturan–peraturan terkait

b. Pertimbangan politik, sosial, ekonomi dan teknologi

c. Hal-hal yang berhubungan dengan anggaran

d. Pengaturan anggaran seperti: sumber biaya pendapatan sampai dengan

pegaturan logistik

Prosedur kerja bagian logistik yang dilakukan Rumah Sakit

Muhammadiyah Bandung dalam melaksanakan fungsi penganggaran adalah

berdasarkan dari investasi atau PAPB (Perencanaan Anggaran Pendapatan

dan Belanja) 2018 dan berdasarkan kebutuhan ruangan pertahun.

3. Fungsi Pengadaan.

Pengadaan adalah semua kegiataan dan usaha untuk menambah dan

memenuhi kebutuhan barang dan jasa berdasarkan peraturan yang berlaku

dengan menciptakan sesuatu yang tadinya belum ada menjadi ada. Kegiatan

ini termasuk dalam usaha untuk tetap mempertahankan sesuatu yang telah ada

dalam batas-batas efisiensi. (Subagya: 1994). Pengadaan tidak selalu harus

dilaksanakan dengan pembelian tetapi didasarkan dengan pilihan berbagai

alternatif yang paling tepat dan efisien untuk kepentingan organisasi. Cara–
77

cara yang dapat dilakukan untuk menjalankan fungsi pengadaan adalah.

Pembelian, Penyewaan, Peminjaman, Pemberian (hibah), Penukaran,

Pembuatan, Perbaikan.

Proses pengadan peralatan dan perlengkapan pada umumnya

dilaksanakan dengan tahapan sebagai berikut:


78

a. Perencanaan dan penentuan kebutuhan

b. Penyusunan dokumen tender

c. Pengiklanan/penyampaian undangan lelang

d. Pemasukan dan pembukuan penawaran

e. Evaluasi penawaran

f. Pengusulan dan penentuan pemenang

g. Penunjukan pemenang

h. Pengaturan kontrak

i. Pelaksanaan kontrak

Prosedur kerja bagian logistik yang dilakukan Rumah Sakit

Muhammadiyah Bandung dalam melaksanakan fungsi pengadaan adalah

a. Persyaratan administrasi Perbekum dan Perbekes

b. Persyaratan khusus untuk bangunan

c. Persyaratan teknis

d. Pelaksanaan Pengadaan/Lelang

e. Penetapan Calon Pemenang

f. Penetapan Pemenang

g. Pelelangan Ulang

h. Pelaksanaan Pengadaan Langsung

i. Pelaksanaan Penunjukan Langsung

j. Pelaksanaan Swakelola

4. Fungsi Penyimpanan
79

Penyimpanan merupakan suatu kegiatan dan usaha untuk melakukan

pngelolaan barang persediaan di tempat penyimpanan. (Mustikasari: 2007)

Penyimpanan berfungsi untuk menjamin penjadwalan yang telah ditetapkan

dalam fungsi-fungsi sebelumya dengan pemenuhan setepat-tepatnya dan biaya

serendah-rendahnya. Fungsi ini mencakup semua kegiatan mengenai

pengurusan, pengelolaan dan penyimpanan barang. Fungsi yang lain adalah:

Kualitas barang dapat dipertahankan, barang terhindar dari kerusakan,

pencarian barang yang lebih mudah dan barang yang aman dari pencuri.

Faktor – faktor yang perlu mendapat perhatian dalam fungsi penyimpanan

adalah:

a. Pemilihan lokasi

Aksesibilitas, utilitas, komunikasi, bebas banjir, mampu menampung

barang yang disimpan, keamanan dan sirkulasi udara yang baik.

b. Barang (Jenis, bentuk barang atau bahan yang disimpan)

Jenis dan bentuk barang dapat digolongkan ke dalam:

1. Barang biasa: Kendaraan, mobil ambulance, alat-alat berat, brankar,

kursi roda dll.

2. Barang khusus: Obat-obatan, alat-alat medis dll.

c. Pengaturan ruang

Bentuk-bentuk tempat penyimpanan, rencana penyimpanan, penggunaan

ruang secara efisien dan pengawasan ruangan.


80

d. Prosedur/sistem penyimpanan

Formulir-formulir transaksi, kartu-kartu catatan, kartu-kartu pemeriksaan,

cara pengambilan barang, pengawetan dll.

1. Penggunaan alat bantu

2. Pengamanan dan keselamatan

Fungsi pemyimpanan yang dilakukan bagian logistik di Rumah Sakit

Muhammadiyah Bandung berdasarkan kategori atau klasifikasi jenis barang.

a. Barang Rutin

Proses mengatur, menata barang dalam gudang agar barang berada pada

posisi yang telah disiapkan sesuai dengan jenis atau kelompok barang.

Barang disimpan berdasarkan sistem First In First Out (FIFO) untuk di

gudang farmasi sistem First Expired First Out (FEFO)

b. Barang Inventaris

Proses mengatur menata barang agar barang pada posisi yang telah di

siapkan oleh user sesuai dengan aturan penggunaan dan undang-undang

yang berlaku.

5. Fungsi Pendistribusian
81

Pendistribusian merupakan kegiatan atau usaha untuk mengelola

pemindahan barang dari satu tempat ke tempat lainnya (Subagya: 1994).

Faktor yang mempengaruhi penyaluran barang antara lain:

1. Proses administrasi

2. Proses penyampaian berita (data-data informasi)

3. Proses pengeluaran fisik barang

4. Proses angkutan

5. Proses pembongkaran dan pemuatan

6. Pelaksanaan rencana-rencana yang telah ditentukan

Pendistribusian barang yang dilakukan di Rumah Sakit Muhammadiyah

Bandung

a. Barang Rutin

Proses menyerahkan barang atau jasa dari gudang logistik kepada

user/pengguna, berdasarkan permintaan yang telah disetujui Ka

Unit/Bagian yang terkait.

b. Barang Inventaris

Proses penyerahan barang secara langsung kepada user/pengguna disertai

berita acara serah terima barang.

6. Fungsi Penghapusan
82

Penghapusan adalah kegiatan atau usaha pembebasan barang dari

pertanggungjawaban sesuai peraturan dan perundang-undangan yang berlaku

(Subagya: 1994). Program penghapusan dapat ditinjau dari dua aspek antara

lain:

1. Aspek yuridis, administrasi dan prosedur

Dalam aspek yuridis mencakup hal-ha: Pembentukan panitia penilai,

identifikasi dan inventarisasi peraturan-peraturan yang mengikat,

persyaratan atau ketentuan terhadap barang yang dihapus, penyelesaian

kewajiban sebelum barang dihapus.

2. Aspek rencana pelaksana teknis.

Evaluasi, rencana pemisahan dan pembuangan serta rencana tindak lanjut.

Cara-cara penghapusan yang lazim dilakukan antaralain:

a. Pemanfaatan langsung: Usaha merehabilitasi/merekondisi komponen-

komponen yang masih dapat digunakan kembali dan dimasukkan

sebagai barang persediaan baru.

b. Pemanfaatan kembali: Usaha meningkatkan nilai ekonomis dari

barang yang dihapus menjadi barang lain

c. Pemindahan:Mutasi kepada instansi yang memerlukan dalam rangka

pemanfaatan langsung

d. Hibah: Pemanfaatan langsung atau peningkatan potensi kepada badan

atau pihak di luar instansi (Pemerintah)

e. Penjualan/Pelelangan: Dijual baik di bawah tangan atau dilelang

f. Pemusnahan: Menyangkut keamanan dan keselamatan lingkungan


83

Fungsi penghapusan yang dilakukan di Rumah Sakit Muhammadiyah

Bandung

a. Pengendalian administrasi, sistem pelaporan ke akuntansi.

b. Efektivitas dan efisiensi kebutuhan barang untuk ruangan.

7. Fungsi Pengendalian.

Pengendalian adalah sistem pengawasan dari hasil laporan, penilaian,

pemantauan dan pemeriksaan terhadap langkah-langkah manajemen logistik

yang sedang atau telah berlangsung (Mustikasari: 2007). Bentuk kegiatan

pengendalian antara lain:

a. Merumuskan tatalaksana dalam bentuk manual, standar, kriteria, norma,

instruksi dan prosedur lain.

b. Melaksanakan pengamatan (Monitoring), evaluasi dan laporan, guna

mendapatkan gambaran dan informasi tentang penyimpangan dan jalannya

pelaksanaan dari rencana.

c. Melakukan kunjungan staf guna mengidentifikasi cara-cara pelaksanaan

dalam rangka pencapaian tujuan.

d. Melakukan supervise.

e. Siklus Logistik.

Pada Rumah Sakit Muhammadiyah Bandung dilakukan dengan cara

mengevaluasi supplier. Hal ini agar meningkatkan kualitas produk ataupun

barang yang dipakai rumah sakit.


84

8. Fungsi Pemeliharaan.

Fungsi pemeliharaan adalah usaha atau proses kegiatan untuk

mempertahankan kondisi teknis, daya guna dan daya hasil barang inventaris.

Pada Rumah Sakit Muhammadiyah Bandung barang habis pakai dan barang

berbahaya beracun (B3) harus diperiksa seefktif mungkin penggunaan nya

agar tidak menimbulkan dampak bagi manusia.

d. Kendala Kerja dan Upaya Pemecahan Masalah

1. Ruangan kerja yang terlalu sempit, sebaiknya memberikan ruangan

kerja yang luas agar karyawan tidak merasa jenuh.

2. Tempat penyimpanan barang medik dan non medik belum terpisah,

sebaiknya ada pemisahan barang antara barang medik dan non medik

3. Terbatasnya tempat penyimpanan barang, sebaiknya adanya

penambahan tempat penyimpanan barang.

2. Unit Gawat Darurat (UGD)

UGD merupakan tempat pelayanan di rumah sakit yang melayani pasien

selama 24 jam setiap hari, untuk melayani pasien yang mengalami keadaan

yang gawat darurat. Karena kecepatan dan ketepatan pelayanan medis, maka

sering kali dikatakan bahwa  UGD merupakan “Jendela Mutu Pelayanan

Medis” rumah sakit.


85

Deskripsi kegiatan pokok UGD Rumah Sakit Muhammadiyah Bandung

antara lain:

1. Menyiapkan dokumen rekam medis pasien lama atau pasien baru

2. Petugas medis di UGD melakukan pemeriksaan tindakan dan terapi

kemudian dicatat dalam dokumen rekam medis

3. Apabila dirawat inap, petugas administrasi UGD mencari ruangan via

telepon dan melengkapi berkas persyaratan rawat inap

a. Struktur Organisasi

STRUKTUR PENGORGANISASIAN UNIT REKAM MEDIK

RUMAH SAKIT MUHAMMADIYAH BANDUNG

DIREKTUR

Wadir Pelayanan
Medis Perawatan

Manager Penunjang
Medik

Ka. Unit Rekam


Medik

Koord. Rawat Koord. BPJS


Koord Rawat Inap
Jalan
86

b. Deskripsi Tugas

1. Direktur

Direktur adalah pimpinan tertinggi rumah sakit muhammadiyah

bandung yang mempunyai tugas pokok menjabarkan visi dan misi rumah

sakit ke dalam rencana strategis rumah sakit, kebijakan dan program kerja

rumah sakit yang meliputi pengelolaan, pengorganisasian, pembinaan,

pengkoordinasian, pegawasan dan evaluasi pelaksanaan tugas rumah sakit

sesuai ketetapan Badan Pelaksana Harian serta peraturan perundang-

undangan yang berlaku serta mengacu pada visi misi dan rencana strategis

Badan Pelaksana Harian. Direktur membawahi langsung unit-unit kerja

yang tidak termasuk dalam lingkup tugas para wakil direktur yang terdiri

dari :

a. Satuan Pemeriksaan Internal

b. Humas & Legal

c. SIM RS

d. Komite Medik

e. Komite Keperawatan

f. Komite Mutu RS

g. Pemasaran
87

2. Wakil Direktur Pelayanan Medis

Mempunyai tugas pokok membantu tugas direktur dalam pengkajian

bahan kebijakan, memimpin, mengatur, membina, mengendalikan dan

mengkoordinasikan fungsi pelayanan medik dan keperawatan, penunjang

medik sesuai ketetapan badan pengurus dan peraturan perundang-

undangan yang berlaku yang mengacu pada ketentuan peraturan, visi misi

badan pelaksana harian rumah sakit dan rencana strategis rumah sakit atau

direktur.

3. Manajer Penunjang Medik

Manajer penunjang medik mempunyai tugas membantu wakil direktur

pelayanan medik dan keperawatan dalam melaksanakan fungsi utamanya

mengelola, mengendalikan, mengkoordinasikan dan mengembangkan

kegiatan penunjang medik, meliputi unit farmasi, laboratorium &

pelayanan darah, diagnostik, gizi dan rekam medik. Manajer penunjang

medik dalam melaksanakan tugasnya bertanggung jawab kepada wadir

pelayanan medik & keperawatan. Dalam melaksanakan tugas-tugas

tersebut manajer penunjang medik membawahi :

a. Kepala Unit Farmasi

b. Kepala Unit Laboratorium & Pelayanan Darah.

c. Kepala Unit Diagnostik

d. Kepala Unit Gizi

e. Kepala Unit Rekam Medik


88

4. Kepala Unit Rekam Medik

Melaksanakan koordinasi kegiatan pelaksanaan yang ada di semua

unit rekam medis.

a. Jalur Koordinasi

Atasan Langsung : Manajer Penunjang Medik

Bawahan Langsung :

1. Koordinator Administrasi Rawat Inap

2. Koordinator Administrasi Rawat Jalan

3. Koordinator BPJS (Badan Penyelenggara Jaminan Sosial)

b. Uraian Tugas

1. Mempelajari program kerja rumah sakit, kebijakan Direksi, rencana

kerja Bidang Penunjang Medik dan peraturan perundang-undangan

yang berlaku di bidang kesehatan.

2. Membantu Atasan dalam menyususn program kerja Penunjang

Medik, membuat usulan anggaran tahunan, kebutuhan tenaga dan

sarana.
89

3. Membantu Manager Penunjang Medik dalam melaksanakan fungsi

utamanya mengelola dan mengembangkan fungsi penunjang

Rekam Medik di rumah sakit, meliputi administrasi pendaftaran

dan penyimpanan data pasien, pengolahan data dan penyusunan

laporannya.

4. Membantu atasan dalam mengkoordinir penyusunan tata kerja

Penunjang Medik mulai dari distribusi tugas, penentuan target kerja

dan bimbingan dalam pencapaian target kerja.

5. Memimpin kegiatan bagian Rekam Medik sesuai dengan rencana

kerja Bidang Penunjang Medik.

6. Mengelola pelayanan Rekam Medik.

7. Memberi petunjuk tentang tatacara menerapkan ketentuan

administrasi Rekam Medik sesuai dengan buku Pedoman

Penyelenggaraan Rekam Medik yang ditetapkan oleh Pimpinan

Rumah Sakit.

8. Meningkatkan mutu pelayanan Rekam Medik.

9. Memfasilitasi permintaan data kunjungan pasien yang dibutuhkan

oleh unit terkait untuk kepentingan analisis pelayanan,

pengembangan pelayanan, asuhan keperawatan dan pemanfaatan

rumah sakit.

10. Menyusun langkah kegiatan bagian Rekam Medik dan pelaporan

sesuai dengan rencana kerja Bidang Penunjang Medik sebagai

pedoman pelaksanaan tugas.


90

11. Mengoreksi hasil kerja bawahan agar tugas dapat dilaksanakan

dengan baik dan benar.

12. Mengawasi dan membimbing bawahan dalam pelaksanaan tugas

agar dapat dilaksanakan secara efektif dan efisien serta

memberikan arahan cara menyelesaikan masalah pada bawahan.

13. Menilai kinerja staf (DP 3) untuk dilaporkan ke bagian SDI,

sebagai pertimbangan karier pegawai.

14. Menyelesaikan usulan dan atau pertimbangan pemecahan masalah

berkaitan dengan kegiatan pelayanan Rekam Medik.

15. Memeriksa laporan berkala dan laporan khusus Rekam Medik

untuk disampaikan ke atasan.

16. Melakukan koordinasi dengan unit kerja terkait untuk menunjang

kelancaran kegiatan.

17. Melaksanakan tugas tambahan lainnya sesuai dengan instruksi

pimpinan rumah sakit.

c. Tanggung Jawab

1. Bertanggung jawab terhadap kelancaran kegiatan Rekam Medik.

2. Bertanggung jawab terhadap kebenaran dan objektifitas hasil data

Rekam Medik.

3. Bertanggung jawab terhadap fasilitas dan perlengkapan kerja yang

digunakan
91

4. Bertanggung jawab terhadap membina hubungan harmonis sesama

rekan kerja dan unit kerja lain.

5. Bertanggung jawab terhadap kerahasiaan rumah sakit yang berkaitan

dengan pekerjaannya.

6. Bertanggung jawab terhadap penerapan kebijakan, peraturan dan

sistem yang ditetapkan rumah sakit.

5. Koordinator Rawat Jalan

Melaksanakan koordinasi semua kebutuhan pelayanan rekam medis

rawat jalan di Rumah Sakit.

a. Jalur Koordinasi

Atasan Langsung : Ka.Unit Rekam Medik

Bawahan Langsung :

1. Pendaftaran Pasien

2. Pengolahan Data dan Pelaporan

b. Tugas

1. Membantu atasan dalam penyusunan program kerja rawat jalan.

2. Membantu atasan dalam penyusunan prosedur, standar pedoman

pelayanan.

3. Mengatur kegiatan pelayanan pendaftaran pasien rawat jalan.

4. Melakukan pelayanan di pendaftaran.


92

5. Mengusulkan sarana fasilitas yang dibutuhkan untuk menunjang

kelancaran pelayanan pendaftaran pasien rawat jalan.

6. Memberikan informasi yang jelas, tepat, serta dimengerti oleh

pelanggan yang membutuhkan baik tarif , ruangan penggunaan

askes, kontraktor.

7. Membantu dalam pencarian berkas rekam medis untuk pasien yang

berobat ulang.

8. Mengatur dan menetapkan penjadwalan dinas petugas administrasi

pendaftaran setelah mendapat persetujuan dari atasan.

9. Melaksanakan kerjasama yang baik dengan unit terkait/petugas poli

rawat jalan.

10. Mengolah data hasil pelayanan dalam computer sampai

dihasilkannya suatu informasi yang siap digunakan untuk

disampaikan ke atasan.

11. Membuat dan melaporkan hasil pelayanan rawat jalan, selambat-

lambatnya setiap tanggal 5 bulan berikutnya.

12. Memberi usulan/masukan yang bertujuan untuk perbaikan

pelayanan di pendaftaran.

c. Tanggung Jawab

1. Bertanggung jawab terhadap semua kegiatan yang ada di

administrasi rawat jalan.


93

2. Bertanggung jawab terhadap hubungan kerja yang harmonis sesama

rekan kerja dan unit kerja lain.

3. Bertanggung jawab dalam pembuatan jadwal dinas.

4. Bertanggung jawab terhadap kerahasiaan pasien dan Rumah Sakit

yang berkaitan dengan pekerjaannya.

5. Bertanggung jawab terhadap keberadaan berkas rekam medis rawat

jalan.

6. Koordinator Rawat Inap

Melaksanakan koordinasi semua kebutuhan pelayanan rekam medis

rawat inap di Rumah Sakit.

a. Jalur Koordinasi

Atasan Langsung : Ka.Unit Rekam Medis

Bawahan Langsung : Pengolahan Data dan Pelaporan

b. Tugas

1. Membantu atasan dalam penyusunan program kerja.

2. Membantu atasan dalam penyusunan prosedur, standar pedoman

pendaftaran pasien rawat inap.


94

3. Memberikan pelayanan kepada pasien yang memerlukan fasilitas

ruangan rawat inap.

4. Mengisi dan melengkapi data administrasi status pasien rawat inap

yang akan masuk ruang perawatan.

5. Menerima sensus harian rawat inap dan mengolahnya menjadi

informasi untuk disampaikan ke atasan.

6. Memberikan informasi yang jelas, tepat, serta dimengerti oleh

pelanggan yang membutuhkan baik tarif , ruangan penggunaan

askes, kontraktor.

7. Membantu dalam pencarian berkas rekam medis untuk pasien yang

berobat ulang.

8. Melaksanakan kerjasama yang baik dengan unit terkait/petugas

ruang rawat inap.

9. Mengolah data hasil pelayanan dalam computer sampai

dihasilkannya suatu informasi yang siap digunakan untuk

disampaikan ke atasan.

10. Membuat dan melaporkan hasil pelayanan rawat jalan, selambat-

lambatnya setiap tanggal 5 bulan berikutnya.

11. Memberi usulan/masukan yang bertujuan untuk perbaikan

pelayanan di pendaftaran.

12. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh atasan.

c. Tanggung Jawab
95

1. Bertanggung jawab terhadap semua kegiatan yang ada di

administrasi rawat inap.

2. Bertanggung jawab terhadap informasi yang diberikan tentang

prosedur dan ketentuan pasien rawat inap.

3. Bertanggung jawab terhadap keberadaan berkas rekam medis rawat

inap.

4. Bertanggung jawab terhadap hubungan kerja yang harmonis.

5. Bertanggung jawab terhadap kerahasiaan pasien dan rahasia Rumah

Sakit yang berkaitan dengan pekerjaannya.

7. Koordinator BPJS

Melaksanakan koordinasi semua kebutuhan pelayanan BPJS di Rumah

Sakit.

a. Jalur Koordinasi

Atasan Langsung : Ka. Unit Rekam Medik

Bawahan Langsung : Pendaftaran BPJS

b. Tugas

1. Membantu atasan dalam penyusunan program kerja.


96

2. Membantu atasan dalam penyusunan prosedur, standar pedoman

BPJS.

3. Mengatur kegiatan pelayanan pendaftaran pasien rawat inap dan

rawat jalan yang menggunakan fasilitas pelayanan BPJS.

4. Memberikan informasi kepada pasien BPJS rawat jalan maupun

BPJS rawat inap.

5. Menerima berkas medis rawat inap pasien BPJS dari ruang

perawatan, dicatat pada buku ekspedisi.

6. Assembling buku rekam medis rawat inap pasien BPJS.

7. Meng-coding diagnosa pasien BPJS rawat inap dan rawat jalan.

8. Meng-coding tindakan pasien BPJS rawat inap dan rawat jalan.

9. Memberikan informasi yang jelas, tepat serta dimengerti oleh pasien

peserta BPJS.

10. Membantu dalam pencarian berkas rekam medic untuk

kepentingan BPJS.

11. Melaksanakan kerjasama yang baik dengan unit terkait.

12. Melaporkan hasil rawat inap dan rawat jalan untuk diverifikasi

oleh petugas BPJS.

13. Membuat dan melaporkan hasil pelayanan rawat inap dan rawat

jalan BPJS, selambat-lambatnya setiap tanggal 5 bulan berikutnya.

14. Memberi usulan / masukan yang bertujuan untuk perbaikan

pelayanan bagian BPJS.

15. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh atasan.


97

c. Tanggung Jawab

1. Bertanggung jawab terhadap semua kegiatan yang ada di bagian

BPJS.

2. Bertanggung jawab terhadap hubungan kerja yang harmonis sesama

rekan kerja dan unit kerja lain.

3. Bertanggung jawab terhadap laporan BPJS rawat inap dan rawat

jalan kepada petugas verifikasi.

c. Prosedur Kerja Praktek Magang

1. UGD

Unit gawat darurat (UGD) adalah salah satu bagian di rumah sakit

yang menyediakan penanganan awal bagi pasien yang menderita sakit dan

cedera, yang dapat mengancam kelangsungan hidupnya. Unit gawat

darurat merupakan salah satu unit di rumah sakit yang memberikan

pelayanan kepada penderita gawat darurat dan merupakan bagian dari

rangkaian yang perlu diorganisir tidak semua rumah sakit harus

mempunyai bagian gawat darurat yang lengkap dengan tenaga memadai

dan peralatan canggih, karena dengan demikian akan terjadi

penghamburan dana dan sarana.

Pengembangan unit gawat darurat harus memperhatikan dua aspek

yaitu: sistem rujukan penderita gawat darurat dan beban kerja dalam

menanggulangi penderita gawat darurat.pelayanan unit gawat darurat


98

harus mampu mencegah kematian, cacat, rujukan dan menanggulangi

korban bencana.

2. Berkas Rekam Medis

Dalam Peraturan Menteri Kesehatan Nomor

749a/Menkes/Per/XII/1989 tentang Rekam Medis dijelaskan bahwa

rekam medis adalah berkas yang berisikan catatan dan dokumen tentang

identitas pasien, pemeriksaan, pengobatan, tindakan dan pelayanan lain

kepada pasien pada sarana pelayanan kesehatan, yang diperbaharui

dengan Permenkes Nomor 269/MenKes/Per/III/2008, tentang Rekam

Medis menyatakan rekam Medis adalah berkas berisi catatan dan

dokumen tentang pasien yang berisi identitas, pemeriksaan, pengobatan,

tindakan medis lain pada sarana pelayanan kesehatan untuk rawat jalan,

rawat inap baik dikelola pemerintah maupun swasta.

Kedua pengertian rekam medis diatas menunjukkan perbedaan yaitu

Permenkes hanya menekankan pada sarana pelayanan kesehatan,

sedangkan dalam UU Praktik Kedokteran tidak. Ini menunjukan

pengaturan rekam medis pada UU Praktik Kedokteran lebih luas, berlaku

baik untuk sarana kesehatan maupun di luar sarana kesehatan.

Sedangkan menurut Huffman EK, 1992 rekam medis adalah rekaman

atau catatan mengenai siapa, apa, mengapa, bilamana pelayanan yang

diberikan kepada pasien selama masa perawatan yang memuat

pengetahuan mengenai pasien dan pelayanan yang diperolehnya serta


99

memuat informasi yang cukup untuk menemukenali (mengidentifikasi)

pasien, membenarkan diagnosis dan pengobatan serta merekam hasilnya.

3. Pendistribusian Rekam Medis Rawat Jalan UGD

Ada berbagai cara untuk mendistribusikan rekam medis. Pada

sebagian rumah sakit, masih menggunakan tangan (manual) dari satu

tempat ke tempat lainnya. Oleh karna itu, bagian rekam medis harus

membuat satu jadwal pengiriman dan pengambilan untuk

poliklinik/spesialis yang ada di rumah sakit. Frekuensi pengiriman dan

pengambilan ditentukan oleh pemakaian rekam medis.

Pendistribusian berkas rekam medis UGD di Rumah Sakit

Muhammadiyah Bandung petugas pendaftaran di UGD mengambil

sendiri berkas rekam medis pasien ke ruang penyimpanan arsip (pasien

lama), sedangkan untuk pasien baru keluarga pasien atau kerabat pasien

harus mengisi formulir pendaftaran pasien baru, kemudian mengisi surat

persetujuan rawat jalan (general consent), pasien akan dibuatkan kartu

berobat oleh petugas.

Petugas pendaftaran UGD menyerahkan langsung berkas rekam

medis kepada perawat yang ada di UGD apabila pasien dalam keadaan

darurat, sedangkan untuk pasien yang tidak dalam kondisi darurat maka

berkas tersebut cukup diletakkan di Triage.

Alur Pendistribusian Berkas Rekam Medis Rawat Jalan UGD di Rumah

Sakit Muhammadiyah Bandung


100

Petugas Pendaftaran UGD

Pasien Baru Pasien Lama

Petugas Pendaftaran UGD


Membuat Penomoran Mengambil Berkas Rekam Medis
Rekam Medis Di Ruang Arsip

Petugas Distribusi Meletakkan Berkas


RM Di Triage/ Langsung Berikan Ke
Petugas Medis

d. Kendala Kerja dan Upaya Pemecahan Masalah

1. Lokasi pelayanan dan ruang penyimpanan rekam medis yang jauh dan

berbeda lantai. Ruang penyimpanan yang tidak berdekatan dengan

pendaftaran UGD membuat petugas pendaftaran UGD harus

mengambil satu-persatu berkas rekam medis pasien. Apabila ada pasien


101

yang berobat petugas pendaftar UGD akan mengambil sendiri berkas

pasien yang akan berobat.

2. Kurangnya petugas rekam medis, khususnya bagian pendistribusian.

Tidak ada petugas khusus bagian pendistribusian rekam medis. Untuk

mengantar berkas rekam medis ke pendaftaran UGD, dilakukan oleh

petugas bagian pendaftaran. Hal ini tentunya kurang efektif, karena

masing-masing petugas sudah mempunyai tanggung jawabnya sendiri.

Petugas pendaftaran terkadang merasa terganggu karena selain

mengerjakan tugasnya dibagian pendaftaran, tetapi juga harus

mendistribusikan berkas rekam medis. Karena itu diperlukan petugas

khusus dibagian pendistribusian agar petugas pendaftaran dapat

menyelesaikan pekerjaannya dengan baik dan pelayanan rekam medis

dapat berjalan dengan baik juga.

3. Informasi

Bagian informasi merupakan salah satu bagian dari seksi pemasaran di

Rumah Sakit Muhammadiyah Bandung. Yang pada pelaksanaannya

mempunyai tugas memberikan informasi tentang pelayanan yang ada di


102

Rumah Sakit Muhammadiyah Bandung, menginformasikan kepada pasien jika

dokter berhalangan hadir, mengarahkan pasien sesuai layanan,

menyebarluaskan informasi yang di perlukan dan memeriksa kelengkapan

administrasi pasien sebelum di input di bagian pendaftaran.

Proses kegiatan penyelenggaraan rekam medis dimulai pada saat

diterimanya pasien di bagian informasi, pada Rumah Sakit Muhammadiyah

Bandung akan di daftarkan baik pasien lama maupun pasien baru. Jika pasien

yang menggunakan asuransi, BPJS maka di cek keaktifan peserta BPJS

terlebih dahulu. Setelah diketahui aktif maka diminta surat rujukan dari ppk 1

atau puskesmas.

Di bagian informasi rumah sakit juga wajib mengetahui jadwal dokter di

poliklinik, jadwal kunjungan pasien, mengetahui pasien pulang atau pasien

yang di rawat dan juga mendaftarkan pasien lama atau pasien baru baik

menggunakan asuransi bpjs, umum, maupun kontaktor. Dan jika terdapat

pasien kontrol maka harus di verifikasi kelengkapan dan dilihat tanggal

kontrol dan masa berlaku surat kontrol tersebut.

a. Struktur Organisasi

STRUKTUR ORGANISASI UNIT PEMASARAN RUMAH SAKIT

MUHAMMADIYAH BANDUNG
103

Direktur

Unit Pemasaran

Koordinator Operator Penanggung Jawab


Telepon Customer Service

Petugas Operator Petugas Customer


Telepon Service

b. Deskripsi Tugas

1. Direktur

Direktur adalah pimpinan tertinggi Rumah Sakit Muhammadiyah

Bandung yang mempunyai tugas pokok menjabarkan visi dan misi rumah

sakit ke dalam rencana strategis rumah sakit, kebijakan dan program kerja

rumah sakit yang meliputi pengelolaan, pengorganisasian, pembinaan,

pengkoordinasian, pegawasan dan evaluasi pelaksanaan tugas rumah sakit

sesuai ketetapan Badan Pelaksana Harian serta peraturan perundang-

undangan yang berlaku serta mengacu pada visi misi dan rencana strategis

Badan Pelaksana Harian. Direktur membawahi langsung unit-unit kerja

yang tidak termasuk dalam lingkup tugas para wakil direktur yang terdiri

dari :
104

a. Satuan Pemeriksaan Internal

b. Humas & Legal

c. SIM RS

d. Komite Medik

e. Komite Keperawatan

f. Komite Mutu RS

g. Pemasaran

2. Kepala Pemasaran

a. Jalur Koordinasi

Nama Jabatan : Ka Sie Pemasaran

Bertanggung Jawab :Direktur

b. Tugas Pokok

Bertanggungjawab dalam penetapan sasaran jangka pendek dan

jangka panjang berdasarkan visi dan misi rumah sakit.

c. Uraian Tugas :

1. Mempelajari program kerja rumah sakit, Kebijakan Direksi,

Rencana Kerja Pemasaran, peraturan dan perundang-undangan

tentang Rumah Sakit.


105

2. Membuat Program Kerja Pemasaran, membuat usulan anggaran

tahunan, kebutuhan tenaga dan sarana untuk di usulkan

keatasan.

3. Membantu direktur dalam mengelola kegiatan Pemasaran

Rumah Sakit yang meliputi pelayanan Front Office dan

informasi bagi pasien di Rumah Sakit.

4. Mengkoordinir penyusunan tata kerja pemasaran mulai dari

distribusi tugas, pengarahan pelaksanaan tugas, penentuan target

kerja dan bimbingan dalam pencapaian target.

5. Menyusun langkah kegiatan Pemasaran sebagai pedoman

pelaksanaan tugas.

6. Memberi tugas kepada setiap staf yang ada dibawahnya agar

pekerjaan dapat dilaksanakan secara efektif dan efisien sesuai

dengan rencana kerja yang telah ditetapkan.

7. Melakukan pengawasan dan pembinaan sesuai dengan standar

prosedur tetap Pemasaran.

8. Melaksanakan kegiatan publikasi dan penerbitan serta

memberikan masukan untuk perbaikan citra Rumah Sakit.

9. Melaksanakan rapat rutin dengan staff yang ada dibawahnya.

10. Melaksanakan tugas tambahan lain sesuai dengan intruksi

pimpinan Rumah Sakit.

11. Mengikuti rapat-rapat atas undangan Direksi dan atau unit kerja

lainnya.
106

12. Menyusun kegiatan sesuai dengan prioritas kegiatan tahunan.

13. Menyusun laporan kegiatan yang telah dilaksanakan secara

berkala untuk disampaikan kepada atasan.

14. Melakukan koordinasi dengan unit kerja lain dilingkungan

Rumah Sakit untuk menunjang kelancaran palaksanaan tugas

pemasaran

15. Memelihara hubungan baik dengan karyawan, pasien, keluarga

pasien, serta masyarakat pada umumnya.

16. Menciptakan suasana kerja yang kondusif yang dapat

menunjang hubungan baik interpersonal.

17. Mengajarkan ilmu pengetahuan serta keterampilan kepada staf

untuk meningkatkan kinerja dan keterampilan staf.

18. Menyusun/merancang Standar Prosedur Operasional Pemasaran

untuk ditetapkan oleh direktur.

19. Memberikan penilaian DP3 bawahan sebagai bahan

pertimbangan karier pegawai.

20. Menyampaikan usulan dan atau pertimbangan pemecahan

masalah yang berkaitan dengan kegiatan Pemasaran.

21. Melaksanakan tugas tambahan lainnya sesuai dengan intruksi

atasan.

3. Koordinator Operator Telepon

a. Jalur Koordinator
107

Nama Jabatan : Koordinator Operator Telepon

Bertanggung Jawab : Kepala Pemasaran

b. Tugas pokok

1. Membantu atasan dalam penyusunan program kerja pemasaran.

2. Membantu tasan dalam penyusunan Standar Operasional

Prosedur, pedoman operator telepon.

3. Mengatur penjadwalan operator telepon sebagai pedoman

pelaksanaan tugas setelah mendapat persetujuan atasan.

4. Menjawab telepon masuk dan memberikan informasi yang

dibutuhkan kepada penelepon sesuai dengan prosedur yang telah

ditetapkan.

5. Menjawab telepon yang masuk baik dari internal maupun

eksternal mentransfer langsung ke setiap extension yang dituju

sesuai dengan permintaan.

6. Melaksanakan operan jaga dengan shift berikutnya, tetap berada

ditempat sebelum ada pengganti shift.

7. Membuat laporan kejadian yang terjadi lingkungan kerja saat

bertugas.

8. Menjaga hubungan baik dengan sesama mitra kerja dan sesama

rekan kerja lainnya.

9. Menjaga kebersihan, ketertiban, dan keamanan dilingkungan

kerja.
108

10. Selalu tanggap dalam memperbaiki keluhan-keluhan atas

layanan telepon.

11. Melaksanakan tugas lain sesuai arahan dan perintah atasan.

4. Penanggung Jawab Customer Service

a. Jalur Koordinasi

Nama Jabatan : Customer Service

Bertanggungjawab : Kepala Pemasaran

b. Tugas Pokok

1. Membantu atasan dalam penyusunan program kerja pemasaran

dan customer service.

2. Membantu atasan dalam penyusunan standar operasional

prosedur pedoman kerja bagian pemasaran dan customer

service.

3. Menyusun agenda kerja harian sebagai pedoman pelaksanaan

tugas.

4. Melayani dan memberikan informasi yang dibutuhkan

konsumen sesuai dengan prosedur yang ditetapkan.

5. Menjawab pertanyaan-pertanyaan/ memberikan informasi serta

penanganan keluhan yang berhubungan dengan pelayanan

Rumah Sakit.
109

6. Menyampaikan informasi tentang fasilitas pelayanan kesehatan

Rumah Sakit Muhammadiyah Bandung.

7. Melengkapi sarana dan prasarana yang dibutuhkan untuk

menunjang kegiatan komunikasi dan informasi yang diberikan.

8. Membina hubungan baik dengan seluruh konsumen.

9. Menciptakan suasana kerja yang kondusif.

10. Melaksanakan kegiatan administrative terkait kegiatan

operasional customer service.

11. Membuat laporan capaian kerja untuk disampaikan kepada

atasan.

12. Memberikan masukan kepada atasan untuk peningkatan kinerja

bagian pemasaran.

c. Prosedur Kerja Praktek Magang

Prosedur kerja praktek magang yang dilakukan mahasiswa di Rumah

Sakit Muhammadiyah Bandung ialah di bagian informasi.

1. Prosedur Penerimaan Pasien Baru

Pendaftaran pasien baru BPJS dan umum adalah proses pelaksanaan

kegiatan pendaftaran bagi pasien yang belum pernah berobat ke Rumah

Sakit Muhammadiyah Bandung, disini pasien BPJS dan umum mengisi

formulir pendaftaran pasien baru. Bagi pasien BPJS harus membawa

persyaratan surat rujukan asli dari puskesmas/klinik, fotocopy KTP dan

fotocopy kartu BPJS. Pasien BPJS dan umum diarahkan ke petugas


110

pendaftaran rawat jalan, setelah itu pasien BPJS dan umum diarahkan ke

kassa dan ke poliklinik tujuan.

Alur penerimaan pasien baru BPJS dan umum rawat jalan Rumah Sakit

Muhammadiyah Bandung

Pasien datang

Mengisi formulir

pendaftaran pasien baru

Jika Menggunakan asuransi Jika pasien umum/ tunai

(fotocopy KTP, Kartu Asuransi) hanya menunjukkan

jika PBI harus ada fotocopy KK KTP

Langsung ambil nomer antrian

untuk pendaftaran rawat jalan

Pendaftaran rawat jalan


111

Kassa

Poliklinik Farmasi

2. Prosedur Penerimaan Pasien Lama


Pulang
Pendaftaran pasien lama BPJS dan umum adalah proses pelaksanaan

kegiatan pendaftaran bagi pasien yang sudah pernah berobat ke Rumah

Sakit sebelumnya. Disini pasien BPJS akan dimintakan kartu berobat,

setelah itu di input nomor rekam medis di komputer, kemudian

mengambil berkas rekam medis lama dibagian arsip. Apabila pasien tidak

membawa kartu berobatnya atau hilang, maka petugas akan mencari data

pasien itu di komputer. Sedangkan untuk pasien lama umum pasien akan

dimintakan kartu berobat, setelah itu pasien akan diambilakan no antrian

di Anjungan Pendaftaran Mandiri (APM).

Anjungan pendaftaran mandiri (APM) adalah sistem anjungan

pendaftaran mandiri rawat jalan untuk pasien poli spesialis. Keberadaan

anjungan ini juga di dukung sistem layanan poli spesialis yang

terintegrasi. Yang bisa menggunakan Anjungan Pendaftaran Mandiri ialah

bagi pasien umum atau kontraktor yang sudah pernah berobat yang murni

tidak pernah menggunakan BPJS. Pasien yang telah mendaftar di bagian


112

Anjungan Pendaftaran Mandiri diminta langsung ke bagian kassa dan

tidak perlu mendaftar lagi di bagian pendaftaran rawat jalan.

Alur Penerimaan Pasien Lama BPJS dan umum rawat jalan Rumah Sakit

Muhammadiyah Bandung

Pasien datang

Menunjukkan kartu berobat

Jika Menggunakan asuransi Jika pasien umum/ tunai

(fotocopy KTP, Kartu Asuransi) hanya menunjukkan

jika PBI harus ada fotocopy KK KTP

Ambil antrian

kassa
113

Poliklinik

Farmasi

Pulang

d. Kendala Kerja dan Upaya Pemecahan Masalah

Kurangnya tenaga dibagian informasi membuat pasien yang datang

menumpuk dibagian informasi saat menanyakan tentang bagaimana cara

mendaftar di rumah sakit tersebut dan menanyakan jadwal praktek dokter,

upaya yang harus dilakukan adalah menambah tenaga bagian informasi dan

menyediakan sebuah papan informasi tentang dokter yang praktek dan tidak

praktek.

4. Sumber Daya Insani (SDI)

Manajemen sumber daya insani adalah suatu ilmu atau cara bagaimana

mengatur hubungan dan peranan sumber daya (tenaga kerja) yang dimiliki

oleh individu secara efesien dan efektif serta dapat digunakan secara maksimal

sehingga tercapai tujuan bersama antara perusahaan, karyawan, dan

masyarakat hingga menjadi maksimal.


114

Fungsi manajemen sumber daya insani di Rumah Sakit Muhammadiyah

Bandung adalah

1. Perencanaan sumber daya manusia, adalah serangkaian kegiatan

mengestimasi secara sistematik permintaan dan penawaran tenaga kerja

rumah sakit di waktu yang akan datang.

2. Rekrutmen adalah proses menempatkan, mengenali, dan menarik pelamar

yang berkemampuan.

3. Seleksi adalah proses memilih dan menentukan kualitas pelamar yang

terbaik dan cocok dengan pekerjaan yang tersedia.

4. Orientasi adalah sebuah kegiatan memperkenalkan atau memberikan

informasi dasar kepada karyawan baru mengenai lingkungan kerjanya.

5. Pelatihan dan pengembangan karyawan, pelatianhan adalah proses

memberikan ketrampilan yang dibutuhkan oleh karyawan untuk

melaksanakan pekerjaannya. Pengembangan adalah proses mengajarkan

ketrampilan yang diperlukan untuk pekerjaan saat ini maupun di masa

mendatang.

6. Penilaian kinerja adalah proses menentukan efektifitas dan efesiensi

karyawan dalam melaksanakan pekerjaannya dan menentukan apakah

hasil kerja karyawan tersebut telah sesuai dengan deskripsi pekerjaannya.

7. Kompensasi adalah segala bentuk pembayaran perusahaan kepada

karyawannya, yang dapat berupa gaji, upah, komisi, dan lainnya.


115

8. Pengembangan karir, dapat membantu memetakan bidang apa yang paling

menjadi minat seorang karyawan dan membantu orang melihat

kesempatan apa yang tersedia dalam perusahaan.

a. Struktur Organisasi

STRUKTUR ORGANISASI UNTI SUMBER DAYA INSANI (SDI)

DAN PEMBINA ROHANI (BINROH) RUMAH SAKIT

MUHAMMADIYAH BANDUNG

Direktur

Wakil Direktur Umum,


Keuangan & SDI

Manajer SDI & Binroh


116

Ka. Sie Pengembangan Ka. Sie Pelayanan Ka. Sie Pembina

Pegawai & Diklat Pegawai Rohani

b. Prosedur Kerja Praktek Magang

Adapun prosedur kerja praktek magang yang dilakukan mahasiswa di

Rumah Sakit Muhammadiyah Bandung ialah di Sumber Daya Insani

1. Pengadaan SDI & Binroh

Penyusunan pola ketenagaan rumah sakit muhammadiyah

bandung diawali dengan pemahaman tentang regulasi atau ketentuan

terbaru yang diterbitkan oleh pemerintah tentang kesehatan dan

ketenagakerjaan secara umum dan perumahsakitan khususnya. Berikut

adalah ketentuan terbaru yang dijadikan acuan dalam penyusunan pola

ketenagaan Rumah Sakit Muhammadiyah Bandung :


117

a. Undang-undang Republik Indonesia no.44 tahun 2009 tentang

Rumah Sakit

b. Undang-undang Republik Indonesia no.13 tahun 2003 tentang

Ketenagakerjaan

c. PMK No.56/2014 tentang klasifikasi dan perijinan Rumah Sakit

d. KMK no.81/menkes/2004 tentang pedoman penyusunan

perencanaan SDM kesehatan di provinsi, kota, dan Rumah Sakit

e. Undang-undang republik indonesia nomor 36 tahun 2014 tentang

tenaga kesehatan

Dalam memenuhi pengadaan tenaga dengan memperhatikan hal-

hal sebagai berikut :

1) Kebijakan Pengadaan Tenaga

a) Rekrutmen tenaga berdasarkan perhitungan tenaga

(memperhitungkan beban kerja dan pegawai yang

keluar/pensiun) dan kualifikasi yang dibutuhkan. Pelaksanaan

dilaksanakan oleh bagian sumber daya insani dan pembina

rohani dengan melibatkan masing-masing unit kerja.

b) Adanya prosedur pembuatan jadwal dinas. Jadwal dinas dibuat

dengan tujuan untuk tersedianya tenaga dalam memberikan

pelayanan dengan baik. Pembuatan jadwal dinas sangat

menentukan apakah tenaga yang ada dapat dioptimalkan atau

tidak untuk memberikan pelayanan sesuai bidang tugasnya.


118

c) Adanya sistem mutasi. Mutasi dalam hal ini dilakukan untuk

melengkapi kekurangan tenaga di unit, bisa jumlah ataupun

kemampuan. Bisa juga karena untuk kebutuhan pengembangan

dan pembinaan karir.

2) Standar Tenaga Sesuai Kebutuhan

Perencanaan kebutuhan tenaga dibuat oleh masing-masig unit

kerja sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan rumah sakit dengan

mengacu kepada perhitungan dan persyaratan jabatan.

3) Pola Tenaga

a) Adanya kebutuhan tenaga sesuai dengan kebutuhan pelayanan

b) Adanya jumlah tenaga pada masing-masing unit kerja

c) Ada data pegawai pensiun dan mengundurkan diri

2. Pemeliharaan SDI & Binroh

Dalam hal untuk meningkatkan kapasitas SDI & Binroh menjadi

handal, loyal dan berdedikasi tinggi terhadap profesi dan organisasi

Rumah Sakit Muhammadiyah Bandung memiliki ketentuan dalam

sistem penggajian. Dimana setiap pegawai setelah melaksanakan

tugas-tugas pekerjaan berhak atas pembayaran gaji. Gaji yang

diberikan oleh RSMB kepada pegawai berpedoman kepada:


119

a. Prinsip daya saing

b. Prinsip keadilan

c. Perubahan upah minimum kota (UMK)

Penetapan gaji oleh RSMB didasarkan atas kepangkatan/golongan

pegawai. Golongan gaji pegawai dibagi menjadi tiga golongan A, B

dan C. Penetapan golongan gaji disesuaikan dengan ijazah formal

yang ditentukan oleh Rumah Sakit Muhammadiyah Bandung.

Gaji pegawai dibayar setiap tanggal 27 kepada pegawai yang

bersangkutan dengan perhitungan dari tanggal 1 sampai dengan akhir

bulan pada bulan berjalan. Apabila tanggal 27 jatuh pada hari besar

atau libur maka gaji pegawai dibayar pada tanggal sebelumnya.

Adapun komponen gaji pegawai tetap terdiri dari:

(a) Gaji pokok adalah imbalan yang besarnya ditetapkan menurut

golongan ruang gaji yang didasarkan atas ijazah dan masa kerja

yang diakui.

(b) Tunjangan adalah tambahan benefit yang diberikan kepada

pegawai. Jenis tunjangan di Rumah sakit Muhammadiyah

Bandung:

1) Tunjangan istri/suami

Tunjangan yang diberikan oleh RSMB kepada pegawai yang

sudah menikah, dengan mendapat tunjangan sebesar 15% dari

gaji pokok.
120

2) Tunjangan anak

Tunjangan yang diberikan oleh RSMB kepada pegawai yang

mempunyai anak yang sah (maksimal 3 anak) dari hasil

penikahannya, yang besarnya masing-masing 5%.

3) Tunjangan pangan

Tunjangan pangan adalah tunjangan yang diberikan oleh

RSMB kepada pegawai yang mempunyai tanggungan

keluarga.

4) Tunjangan papan

Tunjangan yang diberikan oleh RSMB kepada pegawai untuk

meringankan beban biaya pemeliharaan tempat tinggal. Besar

biayanya perbulan sebesar Rp.115.000 per pegawai.

5) Tunjangan jabatan

Tunjangan yang diberikan oleh Rumah Sakit yang mengepalai

unit kerja. Besarnya tunjangan jabatan ditetapkan oleh

keputusan direksi.

6) Tunjangan fungsional

Tunjangan yang diberikan oleh Rumah Sakit kepada pegawai

yang pekerjaannya sesuai dengan keahlian dan pendidikannya.

7) Tunjangan radiasi
121

Tunjangan yang diberikan oleh Rumah Sakit kepada pegawai

yang pekerjaannya terkena radiasi baik langsung maupun tidak

langsung.

3. Pengembangan SDI

Dalam memenuhi tuntutan terhadap pelayanan yang modern dan

Sumber Daya Insani yang handal dan profesional, maka rumah sakit

sebagai penyedia pelayanan kesehatan harus selalu berupaya untuk

meningkatkan mutu layanannnya. Disadari atau tidak mutu sangat erat

kaitannya dengan kondisi dan nilai-nilai yang dianut baik oleh rumah

sakit sebagai penyedia layanan maupun pasien sebagai penerima

layanan. Untuk dapat mempertahankan dan meningkatkan nilai-nilai

yang baik dan konsisten, rumah sakit membentuk organisasi yang

dinamakan unit Diklat.

Unit diklat di rumah sakit merupakan bagian integral dari

organisasi rumah sakit dan secara langsung bertanggung jawab

terhadap seluruh program rumah sakit yang berkaitan dengan

pendidikan dan pelatihan. Tujuan dari program unit diklat adalah

sebagai suatu rencana tertulis untuk mengembangkan Sumber Daya

Insani melalui pendidikan formal maupun non formal dengan tujuan

untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan.

a. Kegiatan pokok (Diklat)

Secara umum bagian Diklat mengelola 2 (dua) bidang kegiatan :


122

1) Mengelola pendidikan dan pelatihan pegawai

Dilaksanakan untuk mengembangkan pengatahuan,

keterampilan dan sikap pegawai agar dapat melaksanakan tugas-

tugas profesi dengan sebaik-baiknya.

(a) Pendidikan dan pelatihan pegawai dilaksanakan

berdasarkan:

(1) Diklat Fungsional

Dilaksanakan untuk mencapai persyaratan kompetensi

yang sesuai dengan jenis tugas dan fungsinya di ruang

masing-maisng, mislanya perawat ICU, UGD, HD, OK,

NICU/PICU.

(2) Diklat Teknis

Dilaksanakan untuk mencapai persyaratan kompetensi

teknis yang diperlukan untuk pelaksanaan tugas

pegawai.

Pelaksanaan pendidikan dan pelatihan pegawai dapat ditempuh

dengan jalan sebagai berikut :

a) Jangka Pendek

Merupakan bentuk pelaksanaan pendidikan yang lebih

bersifat teknis dan cepat khususnya untuk kemanfaatan

Rumah Sakit Muhammadiyah Bandung, misalnya : Seminar,

Simposium, Workshop.

b) Jangka Menengah
123

Merupakan bentuk pelaksanaan pelatihan untuk menambah

keahlian dan professional yang diselenggarakan oleh instansi-

instansi tertentu, misalnya : pelatihan PPGD. HD, ICU,

Instrumen kamar bedah, CSSD.

c) Jangka Panjang

Merupakan bentuk pelaksanan pendidikan formal agar

sumber daya insani yang ada di rumah sakit muhammadiyah

bandung memperoleh pendidikan yang lebih tinggi untuk

meningkatkan jenjang karirnya sesuai dengan standar yang

telah ditetapkan, misalnya D3 keperawatan ke S1

keperawatan dan S1 keperawatan ke Ners

b. Mengelola Orientasi

Pelayanan yang diberikan oleh rumah sakit muhammadiyah

bandung untuk memberikan pelaksanaan orientasi rumah sakit.

Orientasi diberikan kepada :

1) Calon pegawai baru

2) Pegawai outsourcing

c. Tempat Kegiatan Pendidikan dan Pelatihan

1) In House Training
124

Adalah kegiatan pelatihan yang diikuti oleh pegawai dimana

pelaksanaan kegiatan pelatihan dilaksanakan di dalam

lingkungan rumah sakit.

2) Eks House Training

Adalah kegiatan pelatihan yang diikuti oleh pegawai dimana

pelaksanaan kegiatan pelatihan dilaksanakan di luar rumah

sakit, biasanya pelatihan ini dilaksanakan oleh pihak luar.

d. Mutasi, Promosi, dan Demosi

Mutasi adalah kegiatan memindahkan tenaga kerja dari satu

tempat tenaga kerja ke tempat kerja lain. Mutasi atau transfer

menurut Wahyudi (1995) adalah perpindahan pekerjaan seseorang

dalam suatu organisasi yang memiliki tingkat level yang sama dari

posisi pekerjaan sebelum mengalami pindah kerja.

Ketentuan tentang Mutasi, Promosi, dan Demosi di atur dalam

buku PKB Rumah Sakit Muhammadiyah Bandung.

1) Promosi

Direksi menetapkan promosi jabatan dan memberikan amanah

kepada pegawai yang memenuhi persyaratan kompetensi untuk

menduduki jabatan tertentu.

2) Mutasi
125

a) Mutasi atau memindahkan pegawai dalam lingkungan RSMB

dengan tujuan untuk optimalisasi/pendayagunaan tenaga

kerja.

b) Mutasi merupakan wewenang direksi

3)Rotasi

a) Rotasi adalah pemindahan pegawai dalam satu unit

kerja/bagian

b) Rotasi merupakan wewenang manajer/kepala bagian atas

persetujuan direksi.

c) Pelaksanaan rotasi terlebih dahulu dijelaskan kepada pegawai

oleh atasannya.

4)Demosi

Direksi dapat mengambil tindakan berupa penurunan jabatan

atau pangkat/golongan pegawai yang terbukti melakukan

kesalahan dalam bekerja.

e. Separasi

Menurut Sadili Samsudin (2005:22) separasi kerja adalah

keluarnya karyawan dari lingkungan organisasi, baik secara

sukarela maupun paksa. Untuk yang bersifat adalah pengajuan

untuk mundur dari pensiun. Sedangkan secara paksa adalah

pemutusan hubungan kerja atau pemecatan.


126

Sedangkan pada Rumah Sakit Muhammadiyah Bandung

sedapat mungkin mencegah terjadinya pemutusan hubungan kerja

(PHK) sesuai peraturan perundangan yang berlaku, PHK dapat

terjadi apabila pegawai :

1) Meninggal dunia

2) Sakit dalam jangka waktu yang lama

3) Berhenti atas permintaan sendiri

4) Mencapai batas usia pension

5) Pensiun dini

6) Melakukan pelanggaran disiplin

c. Kendala Kerja dan Upaya Pemecahan Masalah

1. Ruangan kerja yang terlalu sempit dan kurang nyaman, sebaiknya

memperluas ruangan kerja karyawan dan membuat ruangan kerja

terasa lebih nyaman.

2. Masih ada pegawai yang kurang disiplin, memberikan sanksi kepada

pegawai yang tidak disiplin atau datang terlambat, dan memberikan

penghargaan kepada pegawai yang disiplin.

3. Kurangnya sarana dan prasarana seperti AC, computer dan kursi

tamu, melengkapi sarana dan prasarana yang ada diruangan.


127

BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan

Setelah melakukan praktek magang di Rumah Sakit Muhammadiyah

Bandung. Saya mendapatkan banyak manfaat, baik itu pengalaman,

pengetahuan, dan semua yang terkait dalam dunia kerja. Sehingga saya dapat

menambah wawasan yang didapatkan selama ini, karena hanya dengan praktek

penulis bisa mengetahui seberapa jauh kemampuan yang sudah didapat di

kampus. Sehingga saat nanti memasuki dunia kerja tidak ragu melakukannya,

karena sebelumnya sudah mempunyai pengalaman yang baik.

B. Saran

Dari hasil selama saya melakukan kegiatan praktek magang, saya

memberikan saran agar praktek magang dapat dilaksanakan dengan lancar dan

baik kedepannya dan saya berharap kepada para peserta magang agar

mempersiapkan diri dengan menguasai pelajaran yang akan diterapkan dalam

rumah sakit, agar memudahkan dalam melakukan praktek kerja lapangan di

rumah sakit.
128

Saya juga ingin memberikan saran pada pihak Rumah Sakit Muhammadiyah

Bandung agar tidak sungkan terhadap anak PKL, usahakan berikan tugas dengan

bimbingan terlebih dahulu sebelum tugas dilaksanakan, agar hasilnya menjadi

efektif dan efesien.

Anda mungkin juga menyukai