Anda di halaman 1dari 16

Masalah lima (Masailul

khomsah)
Kelompok 6
1. Rizka Esty S, S.ST., M. Kes
2. Fifit Eka Furi, S. KM., M. Kes
3. Lidia Aditama P, S.ST., M. Kes
4. Ifadah Hapsari, S.H., M. H
5. Ami
Background
• Masalah lima dirumuskan pada muktamar khusus tarjih di
Yogyakarta tahun 1955
• Masalah Lima adalah salah satu pembahasan yang tercantum
dalam buku Himpunan Putusan Tarjih Muhammadiyah. Isinya
adalah definisi dari beberapa kata kunci dalam agama Islam.
• Masalah lima menjawab pertanyaan
1) apa itu agama?
2) Apa itu urusan dunia?
3) Apa itu Ibadah?
4) Apa itu Sabilullah?
5) Dan apa itu qiyas?
• Karena ada lima buah kata kunci yang dibahas maka disebut
dengan masalah lima.
“Tiga Rumusan Muhammadiyah”

1.Masailul Khamsah (Masalah Lima)

2. Matan Keyakinan dan Cita-cita Hidup


Muhammadiyah (MKCH)

3. Pedoman Hidup Islami Warga Muhammadiyah


Kerangka metodologi
Pidato KH. Mas Mansur pada tahun 1942, pada masa-masa akhir
kepemimpinannya di PP Muhammadiyah membahas tentang lima masalah,
kemudian dirumuskan sebagai Putusan Majelis Tarjih yang kemudian dikenal
dengan sebutan Kitab Masalah Lima (al-Masa‘il al-Khams).

Masalah Lima ini disempurnakan dan diputuskan pada Sidang Khususi Tarjih
pada tanggal 29 Desember 1954 sampai dengan 3 Januari 1955 di Madrasah
Mu’allimaat Muhammadiyah 6.
1. Agama

Dalam Munas Tarjih XXIV di Malang, awal tahun 2000,


disepakati istilah al-Sunnah al-Sahihah diganti dengan
al-Sunnah al-Maqbulah (dapat diterima sebagai hujah,
baik sahih, hasan maupun dhaif).
1. Agama
1. Agama
a. Agama yakni agama Islam yang
dibawa oleh Nabi Muhammad SAW
ialah apa yang diturunkan di dalam
Al Qur’an dan yang tersebut dalam
Sunnah yang shahih, berupa
perintah-perintah, dan larangan-
larangan serta petunjuk untuk
kebaikan manusia di dunia dan
akhirat.
b. Agama adalah apa yang disyari’atkan
Allah dengan perantaraan Nabi-nabi-
Nya, berupa perintah-perintah, dan
larangan-larangan serta petunjuk
untuk kebaikan manusia di dunia
dan akhirat
‫‪2. Dunia‬‬
‫م‪    ‬‬‫مرِ الدُّنْي َا فِى قَوْل ِ ِه صلعم ‪ :‬اَنْت ُ ْم اَعْل َ ُ‬ ‫بِا َ ْ‬ ‫م َراد ُ‬‫ال ْ ُ‬
‫جلِهَا ااْل َنْبِيَاءُ‬
‫ث اِل َ ْ‬ ‫موْ ُر َّالتِى ل َ ْ‬
‫م يُبْعَ ْ‬ ‫م هُوَااْل ُ ُ‬
‫نْيَاك ُ ْ‬ ‫مرِد ُ‬ ‫‪ ‬بِا َ ْ‬
2. Dunia
Yang dimaksud urusan dunia dalam sabda Rasulullah
SAW  : “Kamu lebih mengerti urusan duniamu” ialah segala
perkara yang tidak menjadi tugas diutusnya para Nabi (yaitu
perkara-perkara yang diserahkan sepenuhnya kepada
kebijaksanaan manusia.
Pada konsep ad-dunya, ada kekhawatiran akan terjadi pemisahan secara
diametral antara urusan ad-din dan urusan ad-dunya, sehingga akan
melahirkan paham sekular. Kekhawatiran ini juga melanda sebagian
pemimpin dan pemikir Muhammadiyah. Syafii Maarif misalnya, pernah
mengungkapkan kekhawatiran tersebut. Menurutnya definisi tersebut
bertentangan dengan Q.S. al-An’am [6]: 162.
Namun kekhawatiran itu dijawab oleh Azhar Basyir dan Abdul Munir
Mulkhan. Baik Azhar maupun Mulkhan sepakat bahwa yang dimaksud
dengan al-dunya atau al-umûr al-dunyawiyyah tidak sama dengan konsep “al-
hayah aldunya”. Karena itu pemahamannya harus dikembalikan kepada hadis
Nabi yang menjadi rujukan konsep tersebut. Al-umûr al-dunyawiyyah adalah
soal-soal teknis dan teknologis kehidupan dunia, bukan nilai-nilai kehidupan
dunia.
Bahkan Munir Mulkhan menolak pandangan Syafii Maarif yang menyatakan
bahwa rumusan Masalah Lima disusun sebagai gagasan besar yang kering
nuansa, karena rumusan itu disusun berdasarkan konteks jaman, sehingga
pemahaman masa kini harus melihat konteks disusunnya, namun isinya
memiliki pokok-pokok pikiran yang bersifat fundamental, padat, dan
universal. Meski demikian, Munir Mulkhan memandang perlu untuk
penyempurnaan redaksional
3. Ibadah
3. Ibadah
Ibadah ialah bertaqarrub (mendekatkan
diri) kepada Allah dengan jalan mentaati
segala Perintah perintah-Nya, menjauhi
larangan larangan-Nya danmengamalkan
segala yang diizinkan Allah.
Ibadah itu ada yang umum dan ada yang
khusus: 
a. Yang umum ialah segala amalan yang
diizinkan Allah. 
b. Yang khusus ialah apa yang telah
ditetapkan Allah akan perincian-
perinciannya, tingkah dan cara-caranya
yang tertentu. 
4. Sabilillah

Sabilillah ialah jalan yang menyampaikan kepada keridhaan


Allah, berupa segala amalan yang diizinkan oleh Allah
untuk memuliakan kalimat (agama) Nya dan melaksanakan
hukum hukum-Nya
5. Qiyas
Qiyas menurut ulama’ Ushul fiqih ialah
menerangkan hukum, sesuatu yang tidak ada
nashnya dalam Al-Qur’an dan Al Hadist.
5. Qiyas
Qiyas menurut ulama’ Ushul fiqih ialah
menerangkan hukum, sesuatu yang tidak
ada nashnya dalam Al-Qur’an dan Al Hadist.
Qiyas dibicarakan dalam waktu tiga kali
sidang, dengan mengadakan tiga kali
pemandangan umum dan satu kali Tanya
jawab antara kedua belak pihak.
Menginsyafi bahwa tiap-tiap keputusan yang
diambil olehnya itu hanya sekadar
mentarjihkan di antara pendapat-pendapat
yang ada, tidak berati menyalahkan
pendapat yang lain.

Anda mungkin juga menyukai