Anda di halaman 1dari 10

Nama : TRIA RAHMAWATI

Nim : 2020202113

Mata Kuliah : Pemikiran Teologi Islam Modern

Tugas : Ujian Tengah Semester

Dosen Pengampu: Dr. Faisal Abdullah, M.pd.i

BAB IV

PEMBAHARUAN DALAM ISLAM

A. Sejarah perkembangan peradaban islam

Secara bahasa kata tajdid berarti pembaruan. Pembaruan Islam adalah


proses pemurnian di mana konsep pertama atau konsep asalnya dipahami dan
ditafsirkan sehingga menjadi lebih jelas bagi masyarakat pada masanya dan lebih
penting lagi penjelasan itu tidak bertentangan dengan aslinya. Di sini bukan
perubahan yang terjadi tetapi pemberagaman makna dan penafsiran.

B. Ke-bid'ah-an Semarak

Tidak dipungkiri lagi Islam terjaga namun terkadang pengamalan Islam itu
melemah dan terjadi pengurangan dan pertambahan yang dimasukkan ke dalam
ajaran yang mulia. Karena itu, nampak bermunculan ke bid'ahan dan perkara
yang menyelisihi syariat serta hilangnya beberapa sunnah dengan sebab itu.

C. Tajdid satu istilah Syar'i


Kata Al-Jadid banyak digunakan dalam Alquran dan as-sunnah atau dalam
penggunaan para ulama bila dilihat dari pengertian etimologi kata at tajwid
turunannya ternyata kembali kepada pengertian menghidupkan, membangkitkan
dan mengembalikan. Sehingga ada tiga unsur makna yang terkandung dalam kata
tersebut yaitu keberadaan sesuatu kemudian hancur atau hilang, kemudian
dihidupkan dan dikembalikan. Karena istilah ini bersumber dari sabda Rasulullah
SAW. Maka hanya sunnah Rasulullah SAW sajalah yang dapat menentukan
pengertian yang benar terhadap istilah at-tajdid dan ketentuan-ketentuannya.

Berikut ini pernyataan mereka tentang pengertian istilah At-tajdid secara global :

1. Pengajaran agama dan menghidupkan sunah-sunah serta menolak kedustaan


atas nama nabi Muhammad SAW.
2. Memurnikan agama, membela aqidah yang benar dan menjelaskan sunnah
nabi Muhammad SAW. Serta membela ahlinya dan menghancurkan ke
bid'ah-an.
3. Menghidupkan semua yang telah melemah dan menghilang dari Ma'alim
( syiar ) agama, juga menghidupkan semua perkara sunnah yang telah hilang
dan semua ilmu aqidah dan ibadah yang telah samar.
4. Menghidupkan ilmu ( Ihyaa Al-Ilmi)
5. Membangkitkan kembali upaya mengamalkan Alquran dan as-sunnah nabi
Muhammad SAW dalam seluruh sisi kehidupan manusia dan mengembalikan
peristiwa dan hal yang baru kepada isi kandungannya.
6. Ta'shil Al-Ilmi ( Membuat kak Ida kak Ida dasar ilmu yang benar ) dan
mengajak orang untuk mengambil agamanya dari sumbernya yang asli
melalui para ulama disertai dengan pendidikan manusia di atas pemahaman
agama yang benar.

D. Pemikiran tokoh-tokoh dalam pembaruan Islam

a. Pemikiran Ibnu Tamiyah


Ibnu Taimiyah terlahir dengan nama Ahmad Taqiyuddin abu Al-Abbas
ibn Al-Sheikh Syihab al-Din Abi al-Mahasin Abd al-Halim ibn Al-Sheikh
Majd al-Din Abi al-Barakat Abd al-Salam bin Abi Muhammad Abdullah bin
Abi al-Qasim al-khidir bin Ali bin Abdullah, tepatnya di haran 10 rabiul awal
661 H/22 Januari 1263 M.

Metodologi yang ditempuh Ibnu Taimiyah

1) Ibnu Taimiyah tidaklah menggunakan nalar sebagai sumber yang


mutlak dalam menentukan hukum.
2) Ibnu Taimiyah tidaklah berpihak hanya pada satu pendapat saja bagi
Ibnu Taimiyah tidak seorangpun memiliki kedudukan kecuali baginya
bersumber dari Alquran dan hadis dan atsar para ulama salaf yang
mengikuti nabi SAW.
3) Ibnu Taimiyah berpandangan bahwa Syariah itu bersumber dari
Alquran, nabi Muhammad lah yang menjelaskan dan
mempraktekkannya pada umat terlebih kepada para sahabat pada masa
nabi SAW. Sehingga bagi orang yang mengikuti nabi SAW lewat
tafsir, penjelasan, dan penyampaian para sahabat berarti merekalah
yang sejatinya orang-orang yang mengikuti syariat Allah dari nabi
Muhammad SAW, merekalah (para sahabat) yang menjaga ajaran nabi
SAW, karena mereka yang langsung mendengar dan memahami
syariat Allah langsung dari nabi SAW.
4) Ibnu Taimiyah tidaklah orang yang fanatik terhadap pemikirannya
saja, Ibnu Taimiyah selalu melepas dirinya dari segala apa yang
mengikatnya, kecuali yang sesuai dengan Alquran as Sunnah dan
Atsar salaf.

b. Pemikiran Ibnu Abdul Wahab


Muhammad bin Abd al- Wahhab (1115-1206 H/1701 - 1793 M) adalah
seorang ahli teologi agama Islam dan seorang tokoh pemimpin gerakan
keagamaan yang pernah menjabat sebagai Mufti daulah Su'udiyyah yang
kemudian berubah menjadi kerajaan Arab Saudi.

Sejak dari itu, Syekh Muhammad tidak lagi terikat. Dia bebas
mengemukakan akidah-akidahnya sekehendak hatinya, menolak dan
mengesampingkan amalan-amalan agama yang dilakukan umat Islam saat itu
dengan sikap toleransi dan saling menghargai perbedaan pendapat.
Muhammad bin Abdul Wahab memulai pergerakan di kampungnya sendiri,
Uyainah.

Ketika pemerintahan Al-Ahsa mendapat berita bahwa Muhammad bin


Abdul Al Wahab mendakwahkan pendapat, dan pemerintah Uyainah pulang
menyokongnya, maka kemudian memberikan peringatan dan ancaman kepada
pemerintah Uyainah. Hal ini merupakan berhasil mengubag pikiran amir
Uyainah. Iya kemudian memanggil Syekh Muhammad untuk membicarakan
tentang cara tekanan yang diberikan oleh Amir Al-Ahsa. Amir uyainah berada
dalam posisi serba salah saat itu, di satu sisi dak ingin mendukung perjuangan
Syekh tapi di sisi lain ia tak berdaya menghadapi tekanan Amir Al-ihsa.
Akhirnya, setelah terjadi perbedaan antara Syekh dengan Amir uyainah,
dicapailah suatu keputusan bahwa Syekh Muhammad harus meninggalkan
daerah uyainah dan mengungsi ke daerah lain.

c. Pemikiran Jamaluddin Al afghani

Jamaluddin Al-Afghani As-Sayid Muhammad bin Shaftar Al-Husain


lahir Asadabad, konot, distrik kabul, Afghanistan tahun 1838 M. Iya adalah
tokoh terkemuka yang menjadi sentra figure umat Islam pada abad XIX.
Keluarganya adalah keturunan dari Husein bin Ali bin Abi Thalib yang
selanjutnya silsilahnya ketemu dengan keturunan ahli sunnah yang termasyhur
Ali at-Tarmizi.

Al-afghani berpendapat bahwa agama adalah suatu yang final adanya


dalam suatu bangsa dan agama merupakan sumber yang nyata yang membawa
kebahagiaan bagi manusia peradaban yang sesungguhnya adalah peradaban
yang berdasarkan pendidikan moral dan agama bukan peradaban yang
berdasarkan karena kemajuan materi dan pembangunan kota-kota besar atau
penciptaan mesin-mesin modern yang justru digunakan untuk menghancurkan
peradaban dan pembinaan umat manusia dengan bentuk penjajahan.

Dasar pendapat yang dikeluarkan oleh Al afghani terbentuk oleh


berbagai stigma yang terkumpul dari lawatan panjang Al afghani ke beberapa
negara Eropa sebelumnya. Menurut Al afghani keunggulan sistem republik
adalah kebebasan dalam mengedepankan pendapat dan kesamaan status dalam
hukum pemerintahan ditambah lagi Republik sangat menjaga hubungan
kepada negara dengan undang-undang negara lebih jelasnya sistem Republik
sangat memperhatikan kepatuhan antara kepala pemerintah dengan undang-
undang yang dibuat oleh sebuah negara. Pendapat yang diusulkan oleh Al
afghani ini tentu merupakan hal baru dalam perkembangan agama Islam.

E. Perbedaan pemikiran MHD, Abdul dengan Rasyid Ridho

Muhammad bin Abduh bin Hasan khairullah atau Muhammad Abduh.


Lahir di desa Mahallat Nashr kota albuhairah Mesir pada tahun 1849 M dan
wafat pada tahun 1905 M. Beliau merupakan putra dari seorang petani
kebangsaan Turki yaitu Abdullah bin Hasan khairullah, sedangkan ibunya
masih mempunyai silsilah keturunan dengan tokoh besar Islam Umar bin
Khattab.
Islam adalah agama yang terdiri dari beberapa aspek yang paling
berhubungan satu dengan yang lainnya. Yaitu aqidah syariah dan akhlak
bahkan untuk bertata negara sekalipun hal ini kita kenal dengan shiyasah atau
politik.

Setelah banyak berguru kepada Muhammad Abduh Rasyid Ridha


berpendapat bahwa mazhab dalam pengertian Muhammad Abduh adalah lebih
ditekankan pada cara pengambilan hukum dan nash yang di tempuh oleh
seorang mujtahid tertentu. Jadi bukan dalam artian mengikuti dan tunduk pada
hasil mujtahid tertentu tapi bermazhab adalah dengan mengikuti cara-cara
atau metode yang mereka tempuh dalam beristinbath hukum. Mereka ini
dalam istilah Ushul fiqih adalah mujtahid bil-mazhab. Maka fanatisme
mazhab yang biasanya terjadi di kalangan awam dapat dihindari dan sikap
taklid bisa diatasi.
Nama : TRIA RAHMAWATI

Nim : 2020202113

Mata Kuliah : Pemikiran Teologi Islam Modern

Tugas : Ujian Akhir Semester

Dosen Pengampu: Dr. Faisal Abdullah, M.pd.i

BAB V

RUANG LINGKUP PEMIKIRAN ISLAM

Pemikiran Islam merupakan penyebutan sebuah pemikiran dengan


sebuah sebutan yang sempurna tanpa ada penambahan ataupun
pengurangan. Semua pemikiran yang bersumber dari Islam disebut dengan
pemikiran Islam.

Unsur-unsur pemikiran Islam itu ada tiga, yakni fakta ( al-waaqi'),


hukum (al-hukmu), dan hubungan antara fakta dengan hukum. Pengertian
Pemikiran Islam

Pemikiran Islam merupakan gagasan atau buah pikiran pemikir-


pemikir Islam atau ulama yang bersumber dari al-Quran dan al-Sunnah
untuk menjawab persoalan-persoalan manusia dan masyarakat yang
timbul.

A. Ruang lingkup pemikiran Islam


Ada tiga mazhab pemikiran yang berkembang di dunia Islam secara
internasional

1. Mazhab pemikiran pertama

Mazhab pemikiran ini menyatukan sistem-sistem etisme bunyawiyah


serta populisme. Didirikan oleh imam Hasan al-banna pada tahun 40 sejak
bermunculan beberapa mazhab.

2. Mazhab pemikiran kedua

Mazhab ini bercirikan ishthifaiyyatu al-munha ( selektifitas misi ) dan


nukhbawiyyatu at,-tasykil ( kaderisasi golongan elit ) yamg dilandasi dengan
pemikiran radikal (al-fikr al-mistaly).

3. Mazhab pemikiran ketiga

Bercirikan ulamiyyah jamahariyyah ( dimotori oleh kaum cendikia dan


rakyat ) dan tebentuk oleh pemikiran serta pengaruh revolusi islam dan iran
khususnya pemikiran-pemikiran pemimpin revolusi tersebut yaitu Imam
Khomaini.

B. Jenis-Jenis Pemikiran Islam

1. Pertumbuhan kajian terhadap teologi ( ilmu kalam ), tasawuf dan


kebahasaan
2. Kajian terhadap filsafat, sains, dan sejarah
3. Kurun waktu kebekuan, kemunduran, dan kebangkitan.

Imam-imam besar ini adalah adalah Imam Abu Hanifah ( w.


767/768M),Imam Malik (w. 795 M.), Imam Syafi'i (w. 820M) dan Imam
Hambali ( w. 855 M ). Semuanya adalah ahli-ahli yang berbobot dalam
bidang teologi Islam.
Perkembangan pemikiran Islam atau ilmu pengetahuan Islam
terbagi menjadi empat tahap yaitu antara lain:

Tahap 1 : kajian kebahasaan ( Masa khalifahRasyidin 40 H dan


masa khalifah Bani Umayyah 134 H ) kemajuan pemikiran ilmu
pengetahuan Islam pada masa pertama ini mendapatkan keberhasilan-
keberhasilan sebagai berikut :
a. Al-quran adalah prioritas dalam kajian pemikiran Islam yang
meliputi bacaan, makna,hafalan, serta pengklarifikasian ayat-ayat
Muhkamad dan mustasyabihat.
b. Ilmu hadits diformulasikan dan dikembangkan secara ilmiah,
metode untuk menetapkan kesahihan dan ketidaksahihan hadis
ditetapkan secara meyakinkan.
c. Ilmu fiqih termasuk ilmu Ushul fiqih dirumuskan secara baik.
d. Ilmu tasawuf mulai dikembangkan yaitu ilmu tentang penyucian
batin dan kedisiplinan pribadi atau ilmu untuk menyadari adanya
Allah melalui kesadaran terhadap diri pribadi dan latihan untuk
berserah diri secara mutlak kepadanya berdasarkan Syariah.
e. Cabang-cabang ilmu pengetahuan lainnya seperti kedokteran
astronomi dan semua keterampilan yang diperlukan untuk
kepentingan jihad tidak diabaikan sudah mulai berkembang.

Tahap 2 : kajian-kajian terhadap filsafat, sains dan sejarah dan


dampaknya terhadap kurikulum ( masa khalifa Abbasiyah tahun 132 H).
Pada masa ini budaya dan pendidikan Islam sudah mulai dikembangkan.
Masa ini merupakan masa kejayaan bagi bangsa-bangsa muslim di timur
karena masa penaklukan telah lewat dan peradaban mulai dibangun.
Penerjemahan buku-buku filsafat dan warisan pemikiran Yunani mulai
digiatkan oleh para khalifah.
Tahap 3 : kurun waktu kebekuan dan kemunduran hal tersebut
menjadi pasca jatuhnya Baghdad dan penghancurannya oleh bangsa tartha
walaupun di lain tempat yaitu Spanyol Islam bangkit akan tetapi itu pun
tidak berlangsung lama dengan tumbuhnya pusat peradaban dan pendidikan
umat Islam maka para ulama sejak itu merasa khawatir jika Islam sendiri
dan telah ditafsirkan bermacam-macam karena itu mereka mengambil
keputusan bahwa pintu ijtihad harus ditutup dan umat muslim diberitahu
bahwa pintu taklid mengikuti mazhab yang sudah ada dan dicetuskan oleh
tokoh-tokoh pemikiran di masa lampau ada satu-satunya jalan yang dapat
mereka lalui.

Tahap 4 : kebangkitan kembali dan tantangannya jatuhnya Baghdad


ke tangan hulagu dari tarta mengakibatkan umat Islam mengalami
kemunduran. Gerakan perekat berkembang mungkin sebagai kompetensi
dan pelipulara pada saat keadaan demikian muncullah gerakan purifikasi
atau pemurnian yang mengajak umat Islam kembali kepada Alquran dan as-
sunnah. Filsafat dan tasawuf ditentang karena dirasakan telah mengantarkan
umat Islam menjauhi ajaran islam yang benar.

Anda mungkin juga menyukai